Hubungan Kinerja Kader Posyandu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

umumnya pengukuran status gizi penduduk dalam survey skala besar hanya dilakukan dengan menilai ukuran antropometri yang merupakan salah satu pilihan cara yang termudah. Penilaian status gizi balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Benar Meriah yang didapatkan pada penelitian ini dengan melaksanakan pengukuran berat badan balita dibandingkan dengan umur balita saat penelitian. Status gizi yang diukur dengan rasio BBU mencerminkan status masa sekarang. Karena, berat badan mencerminkan kondisi outcome tentang status gizi pada masa sekarang.

5.2. Hubungan Kinerja Kader Posyandu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

Berdasarkan Tabel 4.8. Hubungan kinerja kader posyandu dengan status gizi balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah ditemukan bahwa hasil analisis BBU diperoleh bahwa sebesar 3,1 dengan kinerja kader posyandu baik dengan status gizi balita buruk. Sedangkan variabel kinerja yang cukup ditemukan sebesar 6,5 mengakibatkan status gizi buruk. Uji statistik chi square menunjukkan variabel kinerja kader posyandu berhubungan dengan status gizi balita. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik kinerja kader posyandu maka akan meningkatkan status gizi normal pada balita. Hal ini berarti sangat penting memperhatikan kinerja posyandu, karena sangat berhubungan pada status gizi balita. Kinerja kader posyandu penting diperhatikan karena seorang balita akan memerlukan pelaksanaan posyandu yang rutin dalam Universitas Sumatera Utara menunjang status gizi balita. Kegiatan posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar Jahari, A.B, 2012. Salah satu aspek untuk menilai masalah kesehatan balita dapat digunakan status gizi balita sebagai tolok ukur cerminan keadaan gizi balita. Selain kinerja pelayanan kesehatan, kinerja posyandu merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatkan kualitas kesehatan balita. Kader posyandu dalam hal ini harus mengetahui balita yang kurang gizi setelah melaksanakan kegiatan posyandu pada balita, sehingga balita mendapatkan perbaikan gizi yang akan diberikan oleh orang tua balita. Kinerja kader posyandu disebabkan oleh kompetensi kader dalam melaksanakan tugasnya sangat kurang. Dari hasil tabulasi silang sangat jelas menunjukkan bahwa kader yang memiliki kinerja baik, lebih banyak dengan status gizi baik pada balita jika dibandingkan dengan kinerja posyandu kurang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa jumlah kader yang ada setiap posyandu masih terdapat sebanyak 1-2 orang dalam kegiatan posyandu, menurut observasi dilapangan kader yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu disebabkan kader bergantian-gantian datang setiap bulannya ke posyandu dan lebih banyak memilih ke kebon untuk memetik kopi dan kurang bertanggung jawab tentang tugas dan tanggung jawab sebagai kader posyandu. Selain itu menurut observasi kinerja Universitas Sumatera Utara kader yang kurang, karena tidak ada rewet atau gaji, mereka yang mendapat rewet atau gaji karena mereka yang menjadi kader karena suami mereka adalah aparat desa sehingga harus menjadi kader, kader tersebut berganti jika aparat desa di ganti. Sebagai gambaran kader posyandu, sebelum pelaksanaan posyandu kader tidak semua mempersiapkan peralatan seperti timbangan dan lain-lain serta bahan atau materi penyuluhan, kader masih kadang-kadang mengadakan pendekatan tokoh masyarakat yang bisa membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke posyandu, masih terdapat kader tidak mengadakan pembagian tugas diantara kader baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan, tidak rutin melakukan melaksanakan penyuluhan atau nasehat kepada ibu bayi sebagai tindak lanjut dari hasil pemantauan status gizi bayi, dan tidak rutin memberikan penyuluhan khusus kepada ibu dan tidak meyampaikan kepada ibu untuk memberikan makan yang bergizi kepada anaknya. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan kader yang masih kurang dalam mengambil tindakan dalam mempersiapkan posyandu. Selain itu masih kurang dalam mengambil tindakan jika dijumpai anak dengan status gizi kurang, masih ada kader yang belum memahami langkah apa yang harus mereka ambil untuk menangani kasus gizi kurang di posyandu, dimana kader tidak rutin memberikan penyuluhan khusus kepada ibu dan tidak menyampaikan kepada ibu untuk memberikan makan yang bergizi kepada anaknya. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian Kasmita 2000, bahwa kinerja posyandu mempunyai hubungan yang nyata p 0,05 dengan persentase balita berstatus gizi buruk dengan parameter BBU pelaksanaan penyuluhan ada.

5.3. Hubungan Umur Ibu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

Dokumen yang terkait

Hubungan Status Gizi Balita Dan Pola Asuh Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2006

0 41 93

Tingkat Partisipasi Ibu di Posyandu dan Implementasi Program Gizi dalam Meningkatkan Status Gizi Balita

0 7 6

Hubungan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Ibu Balita serta Status Gizi Balita di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 16 183

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT KEHADIRAN ANAK BALITA DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu

0 3 17

SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Yang Memiliki Jamkesmas Di Desa Tegal Giri Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali.

0 3 16

Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dengan Status Gizi Balita di Posyandu Desa Duet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.

0 0 13

B. Data Balita - Hubungan Kinerja Kader Posyandu, Karakteristik dan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Kader Posyandu 2.1.1. Kader Posyandu - Hubungan Kinerja Kader Posyandu, Karakteristik dan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

0 2 30

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Kinerja Kader Posyandu, Karakteristik dan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

0 0 12

HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU, KARAKTERISTIK DAN PARTISIPASI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH

0 0 18