Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

Hal ini ditunjukkan berdasarkan Tabel 4.10, hubungan pendidikan ibu dengan status gizi balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Benar Meriah diperoleh bahwa sebesar 2,7 dengan pendidikan SD dengan status gizi balita buruk. Sedangkan diantara pendidikan SMA sebesar 3,8 mengakibatkan status gizi buruk. Uji statistik chi square menunjukkan variabel pendidikan ibu tidak berhubungan dengan status gizi balita. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tidak akan meningkatkan status gizi tidak normal pada balita. Dalam hal ini bukan berarti pendidikan ibu tidak diperlukan dalam status gizi balita, namun ada faktor lain yang lebih dominan kinerja kader, pengetahuan dan partisipasi ibu berpengaruh terhadap status gizi balita. Hasil diatas tidak sesuai teori yang menyatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan-perubahan hidup sehat Poerdji, 2002. Dari hasil ini, analisis peneliti adalah bahwa tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai hubungan secara bermakna dengan keaktifan kunjungan balita ke posyandu dan status gizi balita.

5.5. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

Berdasarkan Tabel 4.10. hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Benar Meriah, ditemukan bahwa hasil analisis Universitas Sumatera Utara hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita BBU diperoleh bahwa sebesar 1,5 dengan pengetahuan ibu kategori baik dengan status gizi balita buruk. Sedangkan diantara pengetahuan ibu sedang sebesar 6,7 anak yang status gizi buruk. Uji statistik chi square menunjukkan variabel pengetahuan ibu berhubungan dengan status gizi balita. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik pengetahuan ibu maka akan meningkatkan status gizi normal pada balita. Pengetahuan ibu dalam posyandu penting diperhatikan karena seorang balita penting mendapatkan posyandu yang akan berpengaruh terhadap status gizi balita. Ibu balita yang memiliki pengetahuan lebih tentang kesehatan, maka keluarga tersebut akan segera melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak lebih buruk yang terjadi pada anggota keluarganya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ulfa tahun 2008 tentang hubungan pengetahuan ibu dengan keteraturan menimbang balitanya ke posyandu yang menunjukan hasil signifikan bersifat positif. Pengetahuan ibu tentang gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pangan. Ibu yang cukup pengetahuan gizinya akan dapat memperhitungkan kebutuhan gizi anak balitanya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu pengetahuan yang dimiliki ibu akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh anaknya. Hal ini sesuai dengan penelitian Ulfa 2008, bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu dalam kegiatan posyandu dengan status gizi balita. Tingkat Universitas Sumatera Utara pengetahuan ibu secara umum masih terdapat sebesar 40,9 yang kurang dalam pelaksanaan posyandu. Tingkat pengetahuan ibu digambarkan melalui pengetahuan ibu tentang tujuan melaksanakan posyandu, tujuan kegiatan posyandu, keuntungan pemberian ASI, makanan pendamping ASI, menu makanan yang tepat untuk anak balita dan manfaat dari makan makanan beraneka ragam pada anak balita. Hal ini sesuai dengan pendapat Blum yang dikutip oleh Notatmodjo 2010 yang menyatakan bahwa tindakan seseorang individu termasuk kemandirian dan tanggung jawabnya dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh domain kognitif atau pengetahuan. Menurut penelitian Ulfa 2008 yang menyatakan bahwa ada ibu yang memiliki pengetahuan lebih tentang kesehatan, maka keluarga tersebut akan segera melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak lebih buruk yang terjadi pada anggota keluarganya. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Arif 2006, tentang hubungan pengetahuan ibu dengan keteraturan menimbang balitanya ke posyandu yang menunjukan hasil signifikan bersifat positif. Pengetahuan ibu tentang gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi pangan. Ibu yang cukup pengetahuan gizinya akan dapat memperhitungkan kebutuhan gizi anak balitanya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu pengetahuan yang dimiliki ibu akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh anaknya. Universitas Sumatera Utara Salah satu sebab gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemauan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seorang ibu mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga khususnya anak balita yang mengkonsumsi menu tersebut, yang nantinya berdampak positif terhadap keadaan status gizinya.

5.6. Hubungan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

Dokumen yang terkait

Hubungan Status Gizi Balita Dan Pola Asuh Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2006

0 41 93

Tingkat Partisipasi Ibu di Posyandu dan Implementasi Program Gizi dalam Meningkatkan Status Gizi Balita

0 7 6

Hubungan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Ibu Balita serta Status Gizi Balita di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 16 183

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT KEHADIRAN ANAK BALITA DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu

0 3 17

SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Yang Memiliki Jamkesmas Di Desa Tegal Giri Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali.

0 3 16

Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dengan Status Gizi Balita di Posyandu Desa Duet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.

0 0 13

B. Data Balita - Hubungan Kinerja Kader Posyandu, Karakteristik dan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Kader Posyandu 2.1.1. Kader Posyandu - Hubungan Kinerja Kader Posyandu, Karakteristik dan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

0 2 30

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Kinerja Kader Posyandu, Karakteristik dan Partisipasi Ibu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

0 0 12

HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU, KARAKTERISTIK DAN PARTISIPASI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH

0 0 18