yang sudah mapan. Dengan demikian, imperialisme akan menghambat laju kapitalisme.
c. Mazhab “Iblis” Lain halnya dengan Mazhab “Iblis” yang bekerja pada tingkat
intelektual yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan dua mazhab rekanannya
32
. Teori ini muncul dari penyelidikan Komite Nye atas nama senat Amerika Serikat Serikat tentang campur tangan pihak Amerika
Serikat Serikat dalam masalah industri dan ekonomi negara lain. Penyelidikan ini memunculkan fakta bahwa terdapat golongan-golongan
tertentu yang memperoleh keuntungan besar dari fenomena dan intervensi Amerika Serikat terhadap dunia internasional
33
. Sebut saja dalam kasus peperangan, dalam perang pasti terdapat pihak pabrikan
yang menyediakan pesawat dan senjata bagi Amerika Serikat. Tentu pengadaan ini mendatangkan keuntungan besar bagi pabrikan termasuk
juga banker internasional wallstreet dan sebagainya. Oleh karena mereka memperoleh keuntungan dari peperangan tersebut, mereka
cenderungan menghasut supaya peperangan itu terjadi terus agar bisa memperkaya diri.
3. Dorongan Untuk Imperialisme
a. Perang yang pasti berakhir dengan kemenangan
32
Ibid., h. 85.
33
Ibid., h. 85.
Potensi dorongan seperti ini biasanya terjadi antara dua negara yang terlibat perang. Dimana satu negara memiliki potensi dan keyakinan
yang kuat untuk memenangkan peperangan. Negara tersebut memilih jalur politik ini untuk mengubah pola hubungan yang sudah ada dengan
membuat perjanjian-perjanjian yang pada akhirnya mempertahankan cengkeraman imperialistiknya
34
. Potensi seperti ini biasanya dibarengi dengan perasaan bahwa
mereka adalah bangsa istimewa di dunia ini racial superiority. Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah
menjadi kecongkakan dan kemudian menimbulkan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau
mengatur bahkan memimpin bangsa-bangsa lainnya b. Kalah Perang
Selain keyakinan akan menang dalam peperangan, imperialisme dalam arti perjuangan untuk mengubah status quo juga berpotensi
muncul pada pihak yang kalah perang
35
. Dengan kata lain politik imperialisme yang diciptakan oleh pemenang mungkin menimbulkan
politik imperialisme dari pihak yang kalah Imperialisme dalam tipe ini bisa dicontohkan pada imperialisme
Jerman dari Tahun 1935 sampai akhir perang dunia II. Status quo yang berkuasa di Eropa saat itu adalah aliansi negara-negara besar seperti
Perancis, Inggris, Jerman, Inggris dan Rusia. Namun seiring kemenangan sekutu dan perjanjian-perjanjian perdamaian sesudah itu, lahirlah
34
Ibid., h. 92.
35
Ibid., h. 93.
Perancis sebagai status quo baru yang menguasai aliansi dan sebagian besar Eropa Timur dan Eropa Tengah yang baru saja dibentuk.
Jerman Tahun 1919 sampai 1939 berupaya menggulingkan status quo ini. Usaha inilah yang kemudian memperbaiki posisi internasional
Jerman. Dan sejak berkuasanya kaum nasionalis sosialis di Jerman, maka seluruh usaha Jerman dalam mengubah status quo ini berhasil
menciptakan imperialisme baru.
c. Sebab Ekonomi Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Menjadi bangsa yang terbesar di
seluruh dunia ambition, eerzucht. Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, bangsa itu mudah menjadi bangsa
imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa memiliki benih imperialisme
36
. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teristimewa imperialisme
modern. Labih rinci, motif ekonomi ini bisa berupa 1 keinginan untuk
mendapatkan kekayaan dari suatu negara, 2 ingin ikut dalam perdagangan dunia, 3 ingin menguasai perdagangan dan 4 keinginan
untuk menjamin suburnya industri.
d. Menyebarkan Ideologi dan Agama
36
http:id.wikipedia.orgwikiImperialisme.
Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme itu sendiri,
tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai “efek samping” saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh
pemerintah atau negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
e. Kelemahan suatu Negara Imperialisme juga bisa didorong oleh adanya negara-negara yang
lemah yang menjadi daya tarik bagi negara-negara kuat
37
. Pola hubungan yang tercipta antara negara yang kuat dan negara yang lemah akan
memperlihatkan hubungan yang tidak seimbang, dalam arti kata bahwa pihak yang lemah diekploitasi dan diintervensi dalam segala bidang.
4. Tujuan Imperalisme