pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan serikat pekerja akan memperoleh keuntungan dalam tawar- pengungkapan yang lengkap hanya akan menyesatkan para sumber informasi mungkin tersedia untuk memberikan informasi tidak adanya pengetahuan tentang

menyesatkan pengguna laporan juga akan berakibat pada kegagalan pasar. Oleh sebab itu hanya sebagian perusahaan yang mau mengungkapkan sukarela. Hendriksen 2002: 436, menyatakan bahwa perusahaan enggan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi keuangan dengan alasan :

1. pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan

pemegang saham,

2. serikat pekerja akan memperoleh keuntungan dalam tawar-

menawar upah,

3. pengungkapan yang lengkap hanya akan menyesatkan para

pengguna laporan tahunan,

4. sumber informasi mungkin tersedia untuk memberikan informasi

dengan biaya yang lebih rendah,

5. tidak adanya pengetahuan tentang kebutuhan para investor.

Menurut Belkaoui 2000:219 tujuan pengungkapan antara lain: 1. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan item-item yang belum diakui serta menyediakan ukuran yang relevan bagi item- item tersebut, 2. untuk menyediakan informasi dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui bagi investor dan kreditor dalam menentukan risiko, dan returnnya, 3. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang Pengungkapan laporan keuangan memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun pihak luar yang terkait dengan investasi. Perusahaan akan mampu mengurangi biaya modalnya, pengungkapan laporan keuangan membuat investor akan lebih yakin untuk menanamkan modalnya ke perusahaan yang menurut mereka telah memberikan pengungkapan yang jujur dan lengkap dengan membeli sekuritas atau surat-surat berharga seperi obligasi dan saham dengan harga tinggi. Sedangkan bagi investor, Universitas Sumatera Utara pengungkapan laporan keuangan akan memberikan informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan yang pada akhirnya akan membantu mereka menentukan keputusan investasi yang tepat dan memberikan pengembalian yang diharapkan. Dengan kondisi demikian, investor akan lebih percaya kepada perusahaan dengan pengungkapan laporan yang lebih lengkap.

3. Kelengkapan Pengungkapan Laporan keuangan

Kelengkapan comprehensiveness adalah suatu bentuk kualitas. Menurut Imhoff dalam Na’im dan Rakhman 2000:72, “kualitas tampak sebagai atribut-atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi”. Meskipun kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda ambiguous, banyak penelitian yang menggunakan index of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari isi suatu laporan keuangan. Dengan kata lain Imhoff menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat bergantung kepada standar yang diberlakukan di suatu negara. Negara maju dengan regulasi yang lebih ketat relatif lebih tinggi pengungkapan laporan keuangannya jika dibandingkan dengan perusahaan di negara berkembang. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di negara bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah suatu bentuk kualitas untuk menilai manfaat dari laporan keuangan tersebut. Di Indonesia, pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan oleh emiten ditetapkan oleh Bapepam dalam Surat Edaran No.SE-02PM2002 tanggal 27 Desember 2002. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh full disclosure sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna. Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dapat diukur dengan menggunakan index of disclosure methodology, seperti indeks Wallace.

4. Struktur Modal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 49 102

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Perumahan Setiabudi Indah Medan

1 45 10

Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan

0 25 149

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Ruas Jalan Setiabudi Medan

1 24 164

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK DAN KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 15

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 22

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 10

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013) - re

0 0 18