Akad-akad KPR Syariah Kredit Pemilikan Rumah KPR Syariah 1. Pengertian KPR Syariah

Gambar: 2.2 Skema Murabahah 1.Negosiasi dan Persyaratan 2. Akad Jual Beli BANK NASABAH 6. Bayar 3. Beli Barang SUPLIER 4. Kirim 5. Terima Barang PENJUALAN dan Dokumen Sumber : Skema Murabahah, Muhammad Safi’i Antonio. Perbankan Syariah di Indonesia pada umumnya banyak yang menggunakan akad Murabahah dalam produk KPR Syariah karena memberi banyak manfaat kepada bank syariah yaitu dengan adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. b. Akad Musyarakah Mutanaqisah Musyarakah mutanaqishah adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau asset. Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak sementara pihak yang lain bertambah hak kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini melalui mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak lain. Gambar: 2.3 Skema Musyarakah Mutanaqisah 1 BANK NASABAH SYARIAH 2 ` 3 DEVELOPER 3 4 4 5 Sumber : Skema Murabahah, Muhammad Safi’i Antonio. 1 Negosiasi Angsuran dan Sewa . 2 Akadkontrak Kerjasama. 3 Beli barang Banknasabah. 4 Mendapat Berkas dan Dokumen. 5 Nasabah Membayar Angsuran dan Sewa. 6 Bank Syariah Menyerahkan Hak Kepemilikannya. Pembiayaan jenis ini berdasarkan atas kerja sama bagi hasil, berkenaan dengan pembelian rumah secara bersamaan antara bank dan nasabah. Barang tersebut dimiliki secara bersamaan, dengan porsi sesuai dengan modal yang dikeluarkan di awal. Kepemilikan bank atas rumah tersebut berkurang seiring dengan jumlah angsuran yang akan dibayarkan oleh nasabah kepada bank syariah dengan porsi yang telah ditentukan di awal. Selain dengan jumlah angsuran bulanan yang tetap, nasabahpun membayar sewa kepada bank dengan jumlah yang di tentukan. Pembayaran sewa kepada bank ini di anggap sebagai keuntungan bagi bank atas fasilitas dan layanan yang diberikan c. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik IMBT Al – Ba’i wal Ijarah Muntahia Bittamlik merupakan rangkaian dua akad, yakni akad al – Ba’i dan akad Ijarah Mutahia Bitamlik IMBT. Al – Ba’i meruapakan akad jual berli, sedangkan IMBT merupakan kombinasi dari sewa menyewa ijarah dan jual beli atau hibah diakhir masa sewa. 31 Transaksi yang disebut ijarah mutahiya bitamlik IMBT adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. 31 Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007. h.149. Dalam ijarah Mutahia Bittamlik, pemindahan hak milik barang tarjadi dengan salah satu dari dua cara berikut: 1 Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa. 2 Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang tersebut pada akhir masa sewa. Pilihan untuk menjual barang di akhir masa sewa alternatif 1 biasanya diambil bila kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa relatif kecil. Pilihan untuk menghibahkan barang di akhir masa sewa alternatif 2 biasanya diambil bila kemampuan finansial penyewa untuk menbayar sewa relatif besar. Gambar : 2.4 Skema Ijarah Muntahiya Bit Tamlik PENJUAL SUPLIER OBJEK SEWA B.Sewa NASABAH 3. Sewa Modal A. Milik 1. Pesan Objek Sewa 2. Beli Objek Sewa BANK SYARIAH Sumber : skema Ijarah Mutahia Bit-tamlik, Muhammad Syafi’i Antonio. Dari beberapa paparan akad KPR syariah diatas, maka KPR syariah dapat dilakukan dengan berbagai macam akad yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, tetapi banyak akad KPR syariah yang di tawarkan oleh bank syariah adalah akad murabahah yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. 37

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BANK BNI SYARIAH

A. Sejarah Singkat Bank BNI Syariah

Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam terpaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia Persero merintis Divisi Usaha Syariah. Dengan berlandaskan pada Undang- undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI Syariah memiliki lebih dari 27 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-kantor cabang pembantu syariah KCPS. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia MUI pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah Terbaik 1 . 1 “Gambaran Perusahaan”, artikel diakses pada 23 Maret 2014 darihttps:id- id.facebook.comBNISyariahinfo Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah BUS. Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment Point 2 . Salah satunya yaitu Kantor Cabang di daerah Fatmawati yang menjadi kantor kepala cabang daerah Jakarta Selatan. BNI Fatmawati juga bertanggung jawab terhadap Kantor Cabang Pembantu yang tersebar di beberapa daerah khususnya Jakarta Selatan, salah satunya yaitu kantor cabang pembantu BNI Syariah di Cilandak yang baru didirikan pada tanggal 12 februari 2012 yang beralamat di Jl. Cilandak KKO No. 5C. 3 2 “Sejarah BNI Syariah”, artikel diakses pada 23 Maret 2014 dari http:www.bnisyariah .co.idsejarah-bni-syariah 3 Wawancara pribadi dengan ibu Muthia F Nudjang Pemimpin BNI Syariah KCP Cialndak, Jakarta, 12 Februari 2014 B .Visi dan Misi Bank BNI Syariah Visi BNI Syariah: Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja. 4 Misi BNI Syariah: 1. Memberikan konstribusi positif kepada masyarakat dan peduli kepada kelestarian lingkungan. 2. Memberika konstribusi kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. 3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. 4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. 5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa visi dan misi BNI Syariah adalah bank lebih berkonstrentasi pada kepentingan berkonstribusi kepada masyarakat dengan layanan dan kinerja yang baik dan bersifat amanah sesuai dengan syariah. 4 “Visidan Misi BNI Syariah”artikel diakses pada 23 Maret 2014 dari http:www.bnisyariah.co.idvisi-dan-misi