memfokus pada masa yang akan dengan prinsip datang, ini berlawanan langsung dengan audit keuangan yang memepunyai fokus historis.
d. Penerima yang tepat dari laporan audit operasional adalah manajemen atau individu yang meminta diadakannya audit. Kecuali jika diminta oleh
pihak ketiga, pembagian laporan tetap dalam entitas. Dalam kebanyakan hal, dewan komisaris atau panitia audit menerima copy laporan audit
operasional. e. Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak
berakhir dengan laporan atas temuan. Audit operasional memperluas dengan memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Dalam kenyataannya,
mengembangkan rekomendasi merupakan salah satu aspek yang peling menantang dalam audit operasional.
2. Jenis- jenis Audit Operasional
Menurut Arens, Elder, Beasley 2004 pada dasarnya audit operasional teebagi menjadi tiga jenis yaitu: fungsional, organisasi, dan penugasan
khusus. Ketiga jenis audit operasional itu dapat diuraikan sebagai berikut: a. Fungsional
Audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi. Ini dapat berhubungan misalnya dengan fungsi
penggajian suatu divisi atau untuk perusahaan secara keseluruhan. Keunggulan audit fungsional adalah memungkinkan adanya spesialiasasi
oleh auditor, kekurangan audit operasional adalah tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.
14
b. Organisasi Audit operasional tata suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit
organisasi, seperti departemen cabang atau anak perusahaan. Penekanan dana suatu organisasi adalah seberapa efisien fungsi-fungsi saling
berinteraksi. Cara
organisasi dan
metode-metode untuk
mengkoordinasikan yang ada sangat penting dalam audit jenis organisasi. c. Penugasan khusus
Penugasan audit khusus timbul atas permintaan manajemen. Adanya variasi dalam audit seperti itu, contohnya mencakup penentuan penyebab
tidak efektifnya sistem pengelolaan data elektronik PDE, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi, dan membuat rekomendasi
untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.
3. Tahapan Audit Operasional
Tahapan dasar dalam melaksanakan audit operasional menurut Bayangkara 2008, yaitu:
a. Audit Pendahuluan Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap objek yang diaudit. Disamping itu, pada tahapan ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan
kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindikasikan hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
15
Dalam audit ini auditor dapat menentukan beberapa tujuan audit sementara tentative audit objective.
b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektifitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian
tujuan perusahaan. Hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang
sesungguhnya definitive audit objective, atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup bukti untuk
mendukung tujuan audit tersebut. c. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada
tahap ini dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temua yang lain dalam menguji permasalahan
yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit KKA
untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
d. Pelaporan Tahapan ini bertujuan mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. 16
Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
e. Tindak Lanjut Sebagai tahap akhir dari audit operasional, tindak lanjut bertujuan
untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Menurut Setiyawan 2007, dimensi atau sub variabel dalam audit operasional adalah sebagai berikut:
a. Operasi Manajemen Operasi manajemen merupakan pendekatan untuk memantau risiko
bisnis yang dihadapi perusahaan dan penekanan pada pencapaian anggaran dan laba perusahaan. Manajemen Operasi bertanggung jawab
untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan
sistem transformasi yang digunakan. Manajemen operasi merupakan kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
b. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah adanya rangkaian yang menyeluruh untuk
perencanaan,koordinasi, dan pengendalian operasi. Dalam hal ini auditor hendaknya mamahami struktur organisasi perusahaan berkaitan tata suatu
organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi, seperti departemen cabang atau anak perusahaan,prosedur serta tugas dan tanggungjawab
17
organisasi. Penekanan dana suatu organisasi adalah seberapa efisien fungsi-fungsi saling berinteraksi
c. Tanggung Jawab Tanggung jawab merupakan keberhasilan pengendalian dalam
perusahaan tercapai jika pertanggunjawaban secara jelas ditetapkan dan dikomunikasikan pada seluruh bagian organisasi. Pada masing-masing
bagian suatu organisasi mempunyai tanggung jawab masing-masing berkaitan dengan bidang yang dilakukan baik dalam tanggung jawab
pelaporan maupun pengawasan aktivitas operasional. d. Kinerja
Performance atau kinerja merupakan suatu pola tindakan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diukur dengan mendasarkan pada suatu perbandingan dengan berbagai standar. Kinerja adalah
pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu
untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan standar. Penilaian kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui efektivitas
operasional perusahaan. e. Evaluasi
Evaluasi adalah
pemeriksaan setiap
akhir kerja
untuk mengintrospeksi struktur perusahaan. Evaluasi dilakukan dengan cara
memeriksa laporan keuangan secara berkala, serta mengevaluasi kinerja perusahaan yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam perbaikan kinerja.
18
4. Tujuan Audit Operasional