informasi dan komunikasi, dan pemantauan, selain itu variabel penerapan prinsip-prinsip
good corporate
governance , yang
meliputi pertanggungjawaban,
akuntabilitas, kewajaran,
transparansi, dan
kemandirian, tersebut mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang mencakup kinerja kuangan dan kinerja non
keuangan.
b. Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel audit operasional dan audit atas persediaan secara bersama-sama atau simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja non keuangan.
Tabel 4.9 Uji Statistik F
ANOVA
b
Model Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 1137.572
2 568.786
13.368 .000
a
Residual 2850.771
67 42.549
Total 3988.343
69
68
a. Predictors: Constant, persediaan, audit b.Dependent Variable: kinerja
Sumber: Data Primer Diolah
Ta Tabel 4.9 dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung sebesar
13.368 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena tingkat signifikansi tersebut lebih kecil daripada 0.05, maka variabel audit operasional dan
audit atas persediaan secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja non
keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Pratolo 2007 bahwa variabel audit
manajemen, pengendalian intern, dan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance
secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Begitu pula dalam teori Arens, Elder,
Beasley 2006 yang menyatakan bahwa tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari organisasi yang diaudit
untuk memperbaiki effectiveness, efficiency, dan economy dari suatu operasi. Apabila operasional perusahaan sudah dapat dikatakan efektif,
efesien, dan ekonomis, maka dapat dikatakan kinerja perusahaan sudah berjalan dengan baik dan semestinya sesuai dengan tujuan organisasi atau
perusahaan.
c. Uji Statistik t
69
Tabel 4.10 menyajikan hasil uji t dalam penelitian ini:
Tabel 4.10 Uji Statistik t
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta t
Sig. 1
Constant 25.079
5.512 4.550
.000 Audit operasional
.234 .164
.196 1.425
.159 Audit atas persediaan
.465 .166
.384 2.794
.007 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer Diolah
Gambar 4.8 Hubungan Struktural X
1
, X
2
, dan Y
0.534 Audit atas Persediaan
0.384
Audit Operasional 0.196
Kinerja Non Keuangan
1 Pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan. Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.10 diatas, uji statistik t
variabel independen audit operasional, memperlihatkan bahwa
70
variabel audit operasional memiliki nilai signifikansi sebesar 0.159 lebih besar dari nilai alpha 0.05 0.159 0.05. Untuk itu dapat
dikatakan bahwa Ha
1
ditolak dan Ho
1
diterima. Untuk dapat disimpulkan bahwa variabel audit operasional tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja non keuangan, dengan besar pengaruh p1 sebesar 0.196.
Menurut penelitian Pratolo 2007 yang berjudul Good Corporate Governance
dan kinerja BUMN di Indonesia: Aspek Audit Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai Variabel Eksogen serta
Tinjauannya pada Jenis Perusahaan. Menyatakan bahwa audit manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan.
Dan teori dalam buku Arens, Elder, Beasley 2006 tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari organisasi yang
diaudit untuk memperbaiki effectiveness, efficiency, dan economy dari suatu operasi. apabila telah dilakukan audit operasional maka kinerja
persuahaan dapat berjalan lebih baik untuk masa mendatang. Begitu pula menurut logika teori penulis, bahwa audit operasional seharusnya
berpengaruh terhadap kinerja non keuangan. Karena audit operasional itu sendiri dilakukan untuk mengaudit suatu kinerja yakni mengenai
efektifitas, efisiensi dan keekonomisan suatu kinerja atau operasional suatu perusahaan.
71
Tetapi dalam penelitian ini audit operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja non keuangan. Pertama, dikarenakan
cakupan audit operasional itu sendiri masih terlalu luas. Kedua, hal ini disebabkan kurang luasnya cakupan penelitian yakni responden,
responden dalam penelitian ini hanya meliputi staf akuntansi dan manager terkait pada perusahaan manufaktur, seharusnya responden
juga mencakup pelaku audit operasional itu sendiri yakni auditor internal perusahaan ataupun auditor eksternal. Ketiga, kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan perspektif pengukuran kinerja balance scorecard yakni persepektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, sedangkan dalam penelitian ini hanya
menggunakan dua perspektif, yakni perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
2 Pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan melalui audit atas persediaan.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.10 diatas, uji statistik t variabel intervening audit atas persediaan, memperlihatkan bahwa
variabel audit atas persediaan memiliki nilai signifikasi sebesar 0.007 lebih kecil dari nilai alpha 0.05 0.007 0.05. Untuk itu dapat
dikatakan bahwa Ha
1
diterima dan Ho
1
ditolak. Untuk dapat disimpulkan bahwa variabel audit operasional memiliki pengaruh
72
signifikan terhadap kinerja non keuangan melalui audit atas persediaan, dengan besar pengaruh secara tidak langsung p2 x p3 =
0.534 x 0.384 sebesar 0.205. Menurut teori dalam Arens, Elder, Beasley 2006, Persediaan
merupakan suatu unsur umum yang memegang peranan penting dalam operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh atau diproduksi
dan dijual. Kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila telah melalui prosedur-prosedur yang ditentukan, termasuk dalam hal ini
prosedur audit atas persediaan, prosedur dalam audit atas persediaan meliputi: prosedur inisial, prosedur analitis, detil transaksi,
perhitungan fisik, dan keakuratan persediaan. Menurut logika teori penulis bahwa audit operasional melalui audit atas persediaan
berpengaruh terhadap kinerja non keuangan. Ini berarti dalam audit atas persediaan memainkan peranan penting dalam kinerja non
keuangan. Dalam hal ini penulis belum menemukan penelitian terdahulu
mengenai pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan melalui audit atas persediaan, tetapi hal ini sejalan dengan penelitian
serupa yakni oleh Agus Setiyawan 2007 dengan judul “ Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, pengelolaan persediaan tehadap Audit
Operasional”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal tidak berpengaruh signifikan terhadap audit
73
operasional, sedangkan
pengelolaan persediaan
berpengaruh signifikan terhadap audit operasional, dan dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian intern dan audit atas persediaan mampu menjelaskan atau mempengaruhi audit
operasional sebesar 65, sedangkan sisanya dijelaskan variabel
lainnya.
74
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris akan adanya pengaruh Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan dengan Audit
atas Persediaan Sebagai Variabel Intervening. Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengaruh Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan dengan Audit atas Persediaan sebagai Variabel Intervening.
1. Berdasarkan hasil uji regresi berganda melalui uji t variabel Audit Operasional secara parsial atau langsung tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Non Keuangan. 2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda melalui uji t variabel Audit
Operasional melalui Audit Atas Persediaan berpengaruh terhadap Kinerja Non Keuangan
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda melalui uji F variabel Audit Operasional dan Audit Atas Persediaan secara simultan berpengaruh
terhadap Kinerja Non Keuangan. 4. Untuk menentukan besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen diperoleh hasil bahwa Adjusted R Square sebesar 0.264 atau 26. Hal diatas menjelaskan bahwa variabel Audit Operasional dan variabel
Audit atas Persediaan mampu menjelaskan variable kinerja non kauangan 75