lingkungannya. Memberikan perhatian pada lanjut usia dan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung pada orang lain, mampu membantu diri sendiri, itu
semua adalah kewajiban keluarga dan lingkungan Supartondo, 2003. Berdasarkan data dari Kantor Kepala Desa Sukajadi Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat terdapat 213 jiwa lanjut usia di Desa Sukajadi Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat dan jumlah keluarga yang memiliki lanjut usia
sebanyak 173 keluarga. Dari data yang didapat, tidak semua kemunduran yang dialami lanjut usia sama, tetapi tergantung dari cara perawatan keluarga terhadap
lanjut usia itu sendiri. Berdasarkan kondisi di atas, peneliti menjadi tertarik untuk meneliti
bagaimana perawatan keluarga terhadap lansia di Desa Sukajadi Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat dalam mencegah atau menanggulangi kemunduran yang
dialami oleh lanjut usia.
2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, adapun pertanyaan dari penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran perawatan keluarga terhadap lansia
di Desa Sukajadi Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perawatan keluarga terhadap lansia di Desa Sukajadi Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditujukan pada Praktek Keperawatan, Pendidikan Keperawatan, Penelitian Keperawatan dan Keluarga Lansia.
Praktek Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam
memberikan intervensi keperawatan dengan mempertimbangkan berbagai aspek sebagai upaya meningkatkan kebutuhan perawatan keluarga terahadap lansia.
Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadi evidence base yang diintegrasikan
dalam wahana pembelajaran keperawatan keluarga, khususnya perawatan gerontik tentang materi pembelajaran gambaran perawatan keluarga tehadap lansia,
sehingga informasi ini dapat dikembangkan dalam praktek belajar lapangan. Penelitian Keperawatan
Hasil penelian ini dapat digunakan sebagai informasi lanjutan pada penelitian selanjutnya yang meneliti tentang perawatan keluarga terhadap lansia,
baik lansia yang sehat maupun lansia dengan berbagai gangguan kesehatan. Keluarga Lansia
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi keluarga dalam merawat lansia untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dan agar lansia
dapat menjalani hari tua dengan rasa aman, nyaman dan menyenangkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Lanjut Usia Pengertian Lanjut Usia
Menurut Undang- Undang No.4 tahun 1965, lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari Nugroho, 2000. Menurut Undang- Undang No.13 tahun 1998, lanjut usia adalah mereka
yang mencapai usia 60 tahun ke atas Nugroho, 2000. Sedangkan menurut Hurlock 1980, lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang
yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat.
Karakteristik Proses Penuaan
Proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang kompleks yaitu; adanya perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh jam biologis, terjadinya aksi
dari zat metabolik akibat mutasi spontan, radikal bebas dan adanya kesalahan di molekul DNA, perubahan yang terjadi di dalam sel dapat primer akibat gangguan
sistem pengaturan pertumbuhan atau secara sekunder akibat pengaruh dari luar sel Hahn, 1975; Strehler, 1962 dalam Hardiwinoto, 2005. Beberapa karakteristik
tentang proses penuaan yang terjadi yaitu; peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia, terjadinya perubahan kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh dan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak serta perubahan serat kolagen, terjadinya perubahan progresif dan merusak, menurunnya kemampuan
untuk beradaptasi dengan perubahan di lingkungannya, meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu Cristofalo, 1990 dalam Hardiwinoto, 2005.
Teori- teori Penuaan
Teori- teori penuaan ada dua aspek yaitu teori dari aspek biologis dan teori dari aspek psikologis.
Teori Biologis Penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur sel, akibat
interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif Christ, 1993 dalam Hardiwinoto, 2005.
Teori biologis tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia
timbul akibat penyebab di dalam sel sendiri, sedangka n teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh
lingkungan. Teori biologis meliputi teori seluler, sintesis protein, keracunan oksigen dan sistem imun Watson, 2003.
Teori Seluler. Teori seluler menyebutkan bahwa kemampuan sel
hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel- sel tubuh ”diprogram” untuk membelah sekitar 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas
Universitas Sumatera Utara
dari tubuh dan dibiakan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit Spence Mason, 1992 dalam Watson, 2003. Hal
ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menujukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan sesuai dengan ukuran umur Watson, 2003. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan
jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko
mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali utuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan
ini, sel pada sistem di tubuh kita cenderung mengalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat
diganti Watson, 2003.
Teori Sintesis Protein. Teori sintesis protein menyatakan bahwa
jaringan seperti kulit dan kartilago pada lansia akan kehilangan elastisitasnya. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia
pada komponen protein dan jaringan tersebut. Pada lansia, beberapa protein kolagen pada kartilago, dan elastin pada kulit dibuat oleh tubuh dengan bentuk
dan struktur yang berbeda dari protein tubuh orang yang lebih muda. Banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya
serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia Tortora Anagnostakos, 1990 dalam Watson, 2003. Hal ini dapat lebih mudah
dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya
Universitas Sumatera Utara
dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal Watson, 2003.
Teori Keracunan Oksigen. Teori keracunan oksigen menyatakan
bahwa adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang
tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. Ketidakmampuan untuk mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel
mengalami perubahan Tortora Anagnostakas, 1990 dalam Watson, 2003. Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dan proses ekskresi zat toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein
pada membran sel sangat penting bagi kelangsungan proses di atas, dipengaruhi oleh regiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah
adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang.halini dapat menyebabkan
peningkatan kerusakan sistem tubuh Watson, 2003.
Teori Sistem Imun. Teori sisitem imun menyatakan bahwa
kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya
sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkonstribusi dalam proses penuaan. Hal ini dapat dimanifestasikan dengan meningkatnya infeksi penyakit autoimun
sistem imun benar- benar menyerang tubuh dan kanker Watson, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Teori Psikologis Teori psikologis terdiri dariteori aktivitas, teori kepribadian berlanjut
dan teori pembebasan.
Teori Aktivitas. Penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana
seorang lanjut usia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Adapun kualitas aktivitas
tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas aktivitas yang dilakukan. Dari satu segi aktivitas lanjut usia dapat menurun, akan tetapi di lain segi dapat
dikembangkan, misalnya sebagai relawan, kakek dan nenek, ketua rukun warga, dan duda atau janda Palmore, 1965; Lemon; 1972 dalam Hardiwinoto, 2005.
Teori Kepribadian Berlanjut. Teori ini menyatakan bahwa dasar
kepribadian atau tingkah laku pada lansia tidak mengalami perubahan. Artinya bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimilikinya Nugroho, 2000.
Teori Pembebasan. Teori pembebasan menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara berangsur- angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas Nugroho, 2000.
Perubahan pada Lanjut Usia
Menua adalah suatu proses alami yang akan dialami semua makhluk di alam semesta ini, yang sampai saat ini belum diketahui penangkalnya. Menua
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu proses irreversible yang terjadi dan terus berkembang sejak seorang mature dan akan menghasilkan sejumlah perubahan dan penyimpangan
dari kondisi yang ideal, atau penurunan kemampuan untuk kembali ke kondisi ideal atau keduanya Rudman,1990.
Terdapat penurunan fungsi tubuh pada lanjut usia dibandingkan dengan usia muda. Sistem saraf pusat mengalami penurunan daya ingat,
sedangkan saraf perifer mengalami penurunan fungsi persepsi, sensori dan motorik. Jantung mengalami penurunan curah jantung, sklerosis katup, penurunan
frekuensi jantung, dan mudah menjadi aritmia. Fungsi hormon tiroid dan testosteron bebas menurun, tetapi hormon insulin dan paratiroid meningkat.
Kemampuan respirasi, kapasitas pernafasan dan ambialn oksigen menurun, serta sistem gastrointestinal , absorbsi dan sekreasi menurun. Fungsi ginjal menurun
sesuai dengan meningkatnya usia yang sisertai dengan berkurangnya kemampuan ekskresi H
+
DNA pengaturan keseimbangan cairan. Berbagai sistem dan jaringan tubuh menurun, seperti otot mengalami atrofi sarkopenia, tulang menipis
osteopenia, kulit mengeriput dan sistem imun menurun. Proses penurunan tersebut berbeda- beda, usia kronogis hanya merupakan salah satu kontribusi yang
memegang peran, selain itu ada faktor bawaan, faktor didapat dan faktor lingkungan Rudman, 1990.
Menurut Nugroho 2000, perubahan- perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia yaitu;
Sel ; sel akan mengalami penurunan ukuran dan jumlahnya, berkurang
jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi
Universitas Sumatera Utara
protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel dan otak menjadi atrofi, beratnya
berkurang 5-10.
Sistem persarafan ; berat otak menurun 10-20, lambat dalam
respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres, mengecilnya saraf panca indra yang menyebabkan berkurangnya penglihatan, hilangmya
pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitif
terhadap sentuhan.
Sistem pendengaran ; presbiakusis gangguan pada pendengaran,
hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada- nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata- kata,
50 terjadi pada usia di atas 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi menyebabkan olosklerosis, terjadinya pengumpulan serumen dan dapat mengeras
karena meningkatnya keratin, pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa stres.
Sistem penglihatan ; spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya
respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis bola, lensalebih suram kekeruhan pada lensa menjadi katarak, susah melihat dalam cahaya gelap,
hilangnya daya akomodasi dan menurunnya lapangan pandang.
Sitem kardiovaskular ; elastisitas dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 setiap tahun setelah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, sehingga kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur ke dududk duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg mengakibatkan pusing mendadak,
tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
Sistem pengaturan temperatur tubuh ; temperatur tubuh menurun
secara fisiologik sekitar 35 C ini akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan
refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
Sistem respirasi ; otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, paru- paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun
dan kedalaman bernafas menurun, alvioli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, O
2
pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO
2
pada arteri tidak terganti, kemampuan untuk batuk berkurang, kekuatan otot pernafasan
menurun seiring dengan penambahan usia.
Sistem gastrointestinal ; kehilangan gigi akibat periodental deases
yang biasanya terjadi setelah umur 30 tahun, bisa juga disebabkan oleh kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indra pengecap menurun karena adanya
iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecapan, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam, dan
pahit, esofagus melebar, sensiifitas lapar menurun, peristaltik lemah dan biasanya
Universitas Sumatera Utara
timbul konstipasi, fungsi absorbsi melemah, hati mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
Sistem reproduksi ; menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara,
pada laki- laki testis masih dapat memproduksi spematozoa meskipun mengalami penurunan berangsur- angsur, dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70
tahun, selaput vagina menurun permukaan menjadi halus, dan sekresi menjadi berkurang.
Sistem genitourinaria ; ginjal mengecil dan nefron menjadi arofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50, fungsi tubulus berkurang sehingga krangnya kemampuan konsentrasi urin, berat jenis urin menurun, otot- otot
menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria
lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin, pembesaran prostat sekitar 75 dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.
Sistem endokrin ; produksi dari hampir semua hormon menurun,
fungsi paratiroid dan sekresinya tak berubah, menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR dan menurunnya daya pertukran zat, menurunnya fungsi
aldosteron dan menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya progesteron, estrogen dan testosteron.
Sistem integumen ; kulit mengerut atau keriput akiba kehilangan
jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran serta bentuk- bentuk sel epideris, menurunnya
respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan
Universitas Sumatera Utara
rambut menipis berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi,
pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang
jumlahnya dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang becahaya.
Sistem muskuloskeletal ; tulang kehilangan density cairan dan
makin rapuh, kifosis, pinggang, lutut dan jari- jari pergerakan terbatas, discus invertebralis menipis dan menjadi pendek tingginya berkurang, persendian
membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, serabut- serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot- otot
menjadi kram dan tremor.
Masalah Fisik pada Lanjut Usia
Jika kita mengamati lanjut usia, kita akan menemukan beberapa perubahan yang menarik yang pasti berbeda dari kebanyakan orang dewasa
lainnya Nugroho, 2000. Memang tidak dapat dibantah, bila seseorang bertambah tua,
kemampuan fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan-lahan tetapi pasti menurun. Akibatnya aktivitasnya akan ikut terpengaruh, yang pada akhinya akan
mengurangi kesigapan seseorang Nugroho, 2000. Adapun masalah fisik yang sering ditemukan pada lansia menurut
Nugroho 2000 yaitu;
Universitas Sumatera Utara
Mudah jatuh ; jatuh seringkali dialami oleh lanjut usia dan
penyebabnya bisa multifaktor. Banyak faktor yang berperan di dalamnya, faktor intrinsik dari dalam lanjut usia, misalnya gangguan gaya berjalan, kelemahan
otot ekstremitas bawah, dan kekakuan sendi. Faktor lainnya yaitu faktor ekstrinsik, misalnya lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh benda-
benda, penlihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan sebagainya.
Mudah lelah ; biasanya disebabkan oleh faktor psikologis perasaan
bosan, keletihan atau perasaan depresi. Faktor lain gangguan organis, misalnya kekurangan vitamin, anemia, perubahan pada tulang osteomalasia, gangguan
pencernaan, kelainan metabolisme, gangguan ginjal, dan gangguan peredaran darah. Dan juga disebabkan oleh karena pengaruh obat- obat, seperti obat
penenang, obat jantung dan obat yang melelahkan daya kerja otot.
Kekacauan mental akut ; biasanya disebabkan oleh keracunan,
penyakit infeksi dengan demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme, dehidrasi, gangguan fungsi otak, gangguan fungsi hati, dan radang selaput otak meningitis.
Nyeri dada ; biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang
dapat menyebabkan iskemia jantung berkurangnya aliran darah ke jantung, radang selaput jantung, dan gangguan pada sistem alat pernafasan dan gangguan
alat pencernaan bagian atas.
Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik ; biasanya
disebabkan oleh kelemahan jantung, gangguan sistem saluran nafas, berat badan berlebihan, dan anenia.
Universitas Sumatera Utara
Berdebar-debar palpitasi ; biasanya disebabkan oleh gangguan
irama jantung, keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis, dan faktor- faktor psikologis.
Pembengkakkan kaki bagian bawah ; biasanya disebabkan oleh kaki
yang lama digantung edema gravitasi, gagal jantung, bendungan pada vena bagian bawah, gangguan penyakit hati, dan penyakit ginjal.
Nyeri pinggang atau punggung ; biasanya disebabkan oleh sendi-
sendi atau susunan sendi pada tulang belakang, kelainan ginjal, dan gangguan pada otot- otot badan.
Nyeri pada sendi pinggul ; biasanya disebabkan oleh gangguan sendi
pinggul, kelainan tulang- tulang sendi, dan akibat kelainan pada saraf dari punggung bagian bawah yang terjepit.
Berat badan menurun ; biasanya disebabkan oleh nafsu makan
menurun akibat kurang adanya gairah hidup atau kelesuan, adanya penyakit kronis, gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan
terganggu, dan adanya faktor- faktor sosioekonomi pensiun.
Susah menahan buang air kecil sering ngompol ; biasanya
disebabkan oleh obat-oabat yang mengakibatkan sering berkemih, radang kandung kemih, radang saluran kemih, kelainan kontrol pada kandung kemih,
kelainan persarafan pada kandung kemih, dan faktor psikologis.
Sukar menahan buang air besar ; biasanya disebabkan oleh obat
pencahar perut, keadaan diare, kelainan pada usus besar, dan kelainan pada ujung saluran pencernaan pada rektum usus.
Universitas Sumatera Utara
Gangguan pendengaran ; biasanya disebabka oleh kelainan
degeneratif dan ketulian pada lanjut usia seringkali dapat menyebabkan kekacauan mental.
Gangguan tidur ; biasanya disebabkan oleh faktor ekstrinsik yaitu
lingkungan yang kurang tenang, dan faktor intrinsik yang bisa bersifat organik misalnya nyeri, gatal-gatal, dan penyakit tertentu yang membuat gelisah, dan yang
bersifat psikologis misalnya depresi kecemasan dan iritabilitas.
Keluhan Pusing-pusing ; biasanya disebabkan oleh gangguan lokal
misalnya vaskuler, migren, mata, glaukoma, sinusitis dan sakit gigi, penyakit sistemik yang menimbulkan hipodlikemia, dan faktor psikologis misalnya
perasaan cemas, depresi, kuramg tidur dan kekacauan pikiran.
Keluhan perasaan dingin dan kesemuatan pada anggota tubuh ;
biasanya disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah lokal, gangguan persarafan umum gangguan pada kontrol dan gtangguan pada persarafan lokal pada bagian
anggota tubuh.
Mudah gatal-gatal ; biasanya disebabkan oleh kelainan kulit misalnya
kulit kering, degenatif eksema kulit, dan penyakit sistemik misalnya DM, gagal ginjal, penyakit hati hepatitis kronis dan keadaan alergi.
2. Perawatan Lanjut Usia di Rumah oleh Keluarga Keluarga