Kesimpulan Saran Komposisi Kimia Komposisi Kimia Lindi Hitam Humala Simanjuntak, Komposisi Kimia White Liquor Thomas, M, 1989 13 Komponen dalam Lindi Hitam Passinen, 1968 Logam berat Timbal Pb, Besi Fe, Cadmium Cd dan Menunjukkan hasil analisis limbah pad

15

3.2.4. Pencampuran

57

3.2.5. Pencetakan

57

3.2.6. Sintering

57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58

4.1. Pengujian Susut Bakar

58

4.1.1. Pengukuran Dimensi Sampel

60

4.2. Pengujian Porositas dan Densitas

62

4.3. Pengujian Kuat Tekan

65

4.4. Pengujian Impak

67 4.5.Analisis Mikrostruktur dengan Difraksi Sinar X XRD 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

90

5.1. Kesimpulan

90

5.2. Saran

90 DAFTAR PUSTAKA 92 Universitas Sumatera Utara 16 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman

2.1 Komposisi Kimia

antara kayu Keras dan Kayu Lunak Humala Simanjuntak, 2007 7

2.2 Komposisi Kimia Lindi Hitam Humala Simanjuntak,

2007 13

2.3 Komposisi Kimia White Liquor Thomas, M, 1989 13

2.4 Komponen dalam Lindi Hitam Passinen, 1968

16 2.5 Kandungan Anorganik dalam Lindi Hitam Grace T, 1977 17

2.6 Logam berat Timbal Pb, Besi Fe, Cadmium Cd dan

Zinkum Zn dalam lindi hitam PT.TPL Porsea 19

2.7 Menunjukkan hasil analisis limbah padat industri Pulp

dan kertas dari berbagai sumber 25

2.8 Komposisi Bentonit yang digunakan

28 3.1 Hasil Analisa Kimia Logam dari Serbuk Grit 52

3.2 Hasil Analisa Kimia Logam dari Serbuk Dreg

53 3.3 Hasil Analisa Kimia Logam dari Serbuk BioSludge 53

3.4 Komposisi Campuran pada Eksperimen

57 4.1 Hasil Pengukuran Susut Massa 58

4.2 Hasil Pengukuran Susut Bakar

60 4.3 Hasil Pengukuran Porositas 62 Universitas Sumatera Utara 17

4.4 Densitas Sample

64 4.5 Kuat Tekan Sample 65

4.6 Hasil Pengukuran Kuat Pukul

67 4.7 Aluminium Silicate Al 2 SiO 5 75 4.8 Magnesium Silicate MgSiO 3 76 4.9 Silicon Oxide β - Si 02 77 4.10 Calsium Carbonate Ca CO 3 78 4.11 Calsium Oxide CaO 79 Universitas Sumatera Utara 18 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman

2.1 Ester dan Ether Linkage antara Lignin dengan

Hemiselulosa pada kayu keras dan kayu lunak 6

2.2 Struktur selulosa dan konformasi yang berbeda-beda

yang dapat dibentuk oleh rantai selulosa β 1 – 4 dan α 1 - 4 pada pati dan rantai glikogen. a Rantai selulosa, unit D-glukosa dalam ikatan β 1 – 4. b Skema yang memperlihatkan bagaimana rantai selulosa yang bersifat pararel dipersatukan bersama-sama oleh persilangan ikatan hydrogen. c Skema potongan dari dua rantai selulosa yang parallel, yang memperlihatkan konformasi yang sebenarnya dari residu D-glukosa dan persilangan ikatan hydrogen. d Skema sepotong amilosa ikatan α 1 - 4 pada amilosa, amilopektin, dan glikogen menyebabkan rantai memperoleh suatu struktur sulur yang erat berpilin, dengan gugus hidroksil yang mengarah keluar. Dr. Ir. Maggy Thenawidjaja 1988Gambar 2.4. Tahap perubahan Partikel pada saat sintering a partikel awal, b tahap awal sintering, c tahap pertengahan sintering, d tahap akhir sintering 7

2.3 Hasil Hidrolisis