Densitas Porositas Pengujian Sifat Fisis 1. Susut Bakar

66

2.8.2. Densitas

Salah satu sifat yang paling penting dari suatu bahan adalah densitasnya density, yang didefenisikan sebagai massa per satuan volume. Bahan yang homogen seperti es atau besi, memiliki densitas yang sama di setiap bagiannya. Jika suatu benda yang materialnya homogen bermassa m memiliki volume v, densitasnya ρ adalah F.H. Norton, 1997 : Densitas, ρ = b k v m 2-2 Dimana : m k = massa kering benda uji gr v b = volume cm 3 Densitas suatu bahan tidak sama pada semua bagiannya, contohnya atmosfer bumi yang semakin meninggi akan semakin kecil densitasnya. Secara umum densitas bahan bergantung pada faktor lingkungan seperti suhu dan lingkungannya. Satuan SI untuk densitas adalah kgm 3 , dalam satuan cgs adalah grcm 3 , faktor konversi 1 kgm 3 = 1000 grcm 3 . Mengukur densitas merupakan teknik analisa penting. Dalam pelaksanaannya sampel yang diukur mempunyai ukuran dan bentuk tidak teratur sehingga penentuan volume menjadi sulit, akibatnya nilai kerapatan massa menjadi meragukan. Jika ditemukan penentuan volume yang sulit, maka pengukuran densitas yang dilakukan adalah dengan bulk density berdasarkan metode Archimedes. Melalui percobaan Archimedes nilai densitas dapat dihitung dengan rnenggunakan rumus : Densitas = air Mkw Mg Mk Mk ρ × − − 2-3 Dimana : M k = massa sampel kering M g = massa sampel digantung di air M kw = massa kawat penggantung.

2.8.3. Porositas

Porositas sangat menentukan struktur mikro suatu material. Pada keramik, pori terbentuk karena terperangkapnya molekul air atau udara diantara badan Universitas Sumatera Utara 67 keramik yang mulai mengeras pada proses pengeringan dan pemanasan, dimana air akan menguap sehingga akan menimbulkan rongga kosong yang disebut pori. Dikenal ada dua jenis pori, yaitu : a. Pori terbuka open pore yang kontak dengan udara luar b. Pori tertutup close pore yang terperangkap dalam bahan Gambar 2.9. Pori Terbuka dan Pori Tertutup Pori terbuka ini terbagi atas : a. Pori terbuka tembus b. Pori terbuka tak tembus c. Pori terbuka campuran Perbedaan ketiga pori tersebut ditunjukkan pada gambar 2.10 . Gambar 2.10. Pori Terbuka yang terdiri dari a pori terbuka tembus, b pori terbuka tak tembus, dan c pori terbuka campuran Pengukuran porositas dari sampel keramik yang telah disentering menggunakan persamaan F.H. Norton, 1997 : Porositas = 100 × − k k b M M M 2-4 Dimana : M k = massa sampel kering gr M b = massa sampel basah gr Universitas Sumatera Utara 68 2.9. Pengujian Sifat Mekanik 2.9.1. Tekan