Sifat Keramik Konstruksi Struktur Mikro Keramik

57 2. Kelas Saniter 3. Kelas gerabah halus stone ware 4. Kelas gerabah halus tidak padat earth ware.

3. Kuarsa

Kuarsa mineral silika adalah salah satu komponen utama dalam pembentukan keramik dan banyak terdapat dipermukaan bumi sekitar 60. Bentuk umum fasa kristal kuarsa adalah tridimit, quartz dan kristobalit, tergantung pada temperaturnya. Jenis kristal silika yang ada di alam adalah kuarsa, sedangkan tridimit dan kristobalit jarang dijumpai. Kuarsa memiliki keplastisan rendah dan titik leburnya tinggi sekitar 1728°C, tetapi hasil pembakarannya kuat dan keras. Bahan baku kuarsa dapat diperoleh dari batuan atau pasir kuarsa dengan kandungan silica tinggi Erifin Yundra Febriantoni, 1977.

4. Feldspar

Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbul dan dapat memberikan sampai 25 flux pelebur path bahan keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh melebur dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat glasir suhu tinggi, tetapi agar lebih memuaskan harus dicampur dengan kaolin. Bahan ini banyak digunakan dalam pembentukan keramik halus, gelas dan email.

2.6.2. Sifat Keramik Konstruksi

Secara umum keramik konstruksi mempunyai sifat-sifat yang khas fungsional dalam fisik, mekanik, termal dan elektrik. Sifat yang paling menonjol dan sangat berpengaruh adalah sifat fisik keramik, yang meliputi densitas, porositas dan penyerapan air. Densitas merupakan suatu ukuran massa perunit Universitas Sumatera Utara 58 volume dan dinyatakan dalam gram per centimeter kubik grcm 3 . Bentuk-bentuk densitas biasanya digunakan dalam berbagai variasi, seperti Erifin yundra febriantoni, Ir. Yusuf ; 1977 dan 1988 : 1. Densitas Kristallografi, yakni densitas ideal akan dihitung dan kisi kristal yang bebas cacat pada suatu komposisi. 2. Berat Jenis, yakni sama dengan densitas kristallografi. 3. Densitas Teori, yakni sama dengan densitas Kristallografi, tetapi perhitungannya ditunjukkan untuk larutan padat dan multi fasa. 4. Densitas Ruah bulk density, yakni ukuran densitas untuk badan keramik, dimana melibatkan semua cacat-cacat kisi, fasa dan pembentukan porositas. Pada keramik konstruksi yang telah diteliti sebelumnya dengan menggunakan bahan yang unsur-unsurnya adalah, Si, Al, Mn dan Fe dengan fasenya SiO 2 dan NaAlSi 3 O 8 ditambah unsur Fe dengan fasenya NiAS 2 serta unsur ketiga Fe dan Si yang berfase MgSiO 3 dengan variasi campuran tertentu diperoleh berturut-turut susut bakar antara 7,5619 - 7,8290, densitas antara 2,6 grcm 3 - 3,2 grcm 3 , porositas 13,12 - 18,87, kuat tekan 96,28 kgf7cm 2 - 171,5 1 kgfcm 2 , kekerasan = 106,8 HV, dan kuat impaknya = 1,42 Jcm 2 Anwar Darma, 2010.

2.6.3. Struktur Mikro Keramik

Keramik memiliki struktur anorganik dan struktur amorf seperti gelas tapi kebanyakan keramik memiliki struktur kristal. Struktur mikro keramik polikristallin selalu kompleks dan dibedakan oleh adanya batas butir Grain Boundaries, renik pores, ketidak sempurnaan, dan kondisi multifasa yang membuatnya lebih bervariasi. Pada daerah batas butir, energi bertambah sehingga ketidak murnian cenderung berkumpul disana. Ketidak murnian adalah merupakan fase kedua dan ketiga antara partikel konstituen kedalam batas butir. Dengan adanya penambahan ketidak murnian dan zat adiktif lainnya, struktur mikro dapat berubah, jika diamati pada batas butirannya maupun pada porositasnya. Universitas Sumatera Utara 59 Umumnya keramik dihasilkan dari pembentukan bahan baku dalam bentuk powder dan melakukan sintering. Keramik yang diperoleh dengan cara ini bersifat polikristalin, gabungan butiran polikristallin yang ha1us serta terjadinya batas butir. Kesemua ini tidak terlepas dari pengaruh yang besar terhadap sifat-sifat fisis dan kimianya Krista. S. 2010.

2.7. Proses Pembuatan Keramik