BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk melihat gambaran jenis dan kadar zat pewarna buatan pada sirup.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Aksara. Alasan pemilihan lokasi adalah karena di Pasar Tradisional Aksara banyak terdapat jenis-jenis sirup yang
bermerek lokal dan nasional, pasar tradisional Aksara ini merupakan pasar tradisional yang besar dan ramai dikunjungi masyarakat selain itu pada pasar tradisional Aksara
pemeriksaan dan pengawasan dari BPOM dan Dinas Kesehatan tidak terlalu ketat. Kemudian sampel dibawa ke Balai Laboratorium Kesehatan Medan untuk dilakukan
pemeriksaan jenis dan kadar zat pewarna buatan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Januari-Maret 2010.
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sirup-sirup yang dijual di Pasar Tradisional Aksara Kota Medan baik yang produk lokal maupun yang produk nasional. Selain itu, harga
sirup-sirup tersebut terjangkau oleh masyarakat yaitu antara Rp. 2.500 sampai dengan Rp.12.500. Sampel diambil secara purposive sampling yaitu sirup merah dan kuning,
karena sirup tersebut banyak diminati masyarakat. Sirup-sirup tersebut akan ditentukan jenis dan kadar zat pewarna buatan. Adapun merek sampel yang akan
Universitas Sumatera Utara
diteliti adalah sebanyak 10 sampel, 6 sampel sirup produk lokal dan 4 sampel sirup produk nasional.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pemeriksaan sampel sirup di Balai Laboratorium Kesehatan Medan, yaitu jenis zat pewarna dan kadar zat
pewarna tersebut.
3.4.2. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan merupakan literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis.
3.5. Defenisi Operasional
1. Sirup merupakan larutan yang terdiri dari air, gula dan formulasi bahan-bahan
tambahan pangan.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan yang dilakukan di Balai
Laboratorium Kesehatan Medan untuk mengetahui jenis dan kadar zat pewarna
buatan pada sirup yang dijual di pasar Tradisional Aksara.
3. Uji kualitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jenis
zat pewarna buatan yang terdapat dalam sampel melalui metode kromatografi.
4. Uji kuantitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar
zat pewarna buatan yang terdapat dalam sampel melalui metode gravimetri.
5. Memenuhi SyaratTidak Memenuhi Syarat Permenkes RI
No.722MenkesPerIX1988 adalah suatu kondisi dimana jenis dan kadar zat
Universitas Sumatera Utara
pewarna yang dipergunakan sesuai dengantidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku yaitu Permenkes No. 722MenkesPerIX1988. 3.6. Penetapan Jenis Zat Pewarna
3.6.1. Peralatan
Daftar Alat dan Bahan pada Penetapan Zat Warna 1.
Alat a.
Gelas Ukur b.
Botol aquadest c.
Gelas ukur 50 ml d.
Neraca analitik e.
Water bath pemanas air 2.
Bahan a.
Sirup b.
Bulu Domba c.
Aquadest d.
Kertas Kromotografi e.
Asam asetat 10 f.
Amonia 10
3.6.2. Pemeriksaan Secara Kualitatif
Prinsip pemeriksaan ini dilakukan dengan metode kromatografi kertas. Pemeriksaan ini untuk melihat jenis zat pewarna yang terdapat di dalam sampel.
Untuk pemeriksaan jenis zat pewarna yang dilakukan melalui metode kromatografi kertas dapat dilihat dengan cara mengukur nilai Rf dari masing-masing bercak dengan
Universitas Sumatera Utara
cara membagi jarak titik pusat bercak dari titik penotolan oleh jarak rambat eluen dari titik penotolan.
A. Metode Kromatografi kertas
1. Ambil dan ukur 50 gr sampel, kemudian masukkan ke dalam gelas kimia 100
ml. 2.
Tambahkan 10 ml asam asetat 10 kemudian masukkan bulu domba, didihkan selama 30 menit sambil diaduk.
3. Bulu domba dipisahkan dari larutan dan dicuci dengan air dingin berulang-
ulang hingga bersih. 4.
Pewarna dilarutkan dari bulu domba dengan penambahan ammonia 10 di atas penangas air hingga sempurna.
5. Larutan berwarna yang didapat ditotolkan pada kertas kromatografi.
6. Masukkan kertas kromatograpi ke dalam chamber.
7. Jarak rambatan elusi 10 cm dari tepi bawah kertas. Elusi dengan eluen G
Encerkan 5 ml amonia pekat dengan air suling hingga 100 ml tambahkan 2 gr trinatrium sitrat dan larutkan. Setelah cairan naik setinggi batas jarak rambat,
angkat dari chamber. Keringkan kertas kromatografi di udara pada suhu kamar. Amati bercak-bercak yang timbul.
8. Perhitungan penentuan zat warna dapat dilakukan dengan cara mengukur nilai
Rf dari masing-masing bercak tersebut, dengan cara membagi jarak titik pusat bercak dari titik penotolan oleh jarak rambat eluen dari titik penotolan.
Rf
=
Universitas Sumatera Utara
3.7. Penetapan Kadar Zat Pewarna 3.7.1. Peralatan
Daftar Alat dan Bahan pada Penetapan Kadar Warna : 1.
Alat a.
Oven b.
Desikator c.
Gelas ukur 50 ml d.
Beaker glass 250 ml e.
Timbangan listrik f.
Botol aquadest 2.
Bahan a.
Benang wool b.
n-Hexana c.
sirup d.
KHSO
4
10 e.
Aquadest
3.7.2. Pemeriksaan Secara Kuantitatif
Prinsip pemeriksaan ini adalah melihat kadar zat pewarna yang terdapat pada sampel. Kadar zat pewarna yang digunakan dapat diketahui melalui metode
gravimetri dengan melakukan penimbangan terhadap benang wool sebelum dan sesudah perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur Kerja Metode Gravimetri a.
Benang woll ± 20 cm dicuci dengan n-Hexana, lalu dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator dan timbang berat a
b. 50 ml sampel sirup dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambah 10 ml
larutan KHSO
4
10. c.
Dimasukkan benang wool yang sudah ditimbang ke dalam larutan sampel lalu dididihkan selama 30 menit.
d. Benang wool diangkat dan dicuci dengan air yang mengalir.
e. Benang wool dikeringkan dan ditimbang kembali berat b dan dihitung
selisih berat benang wool sebelum dan sesudah perlakuan, itulah sebagai kadar zat warna.
Perhitungan kadar zat pewarna sebagai berikut : Kadar zat pewarna =
Ket : a = berat benang wool sebelum perlakuan b = berat benang wool sesudah perlakuan.
3.8. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif yaitu jenis dan kadar zat pewarna buatan hasil pemeriksaan dilaboratorium dibuat dalam bentuk tabel dan dinarasikan,
pembahasan serta diambil kesimpulan. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut dibandingkan dengan Permenkes RI. No. 722MenkesPerIX1988 tentang Bahan
Tambahan Makanan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Uji Kualitatif Zat Pewarna Pada Sirup
Pemeriksaan zat pewarna buatan dilakukan pada 10 sampel, yaitu 6 sampel sirup produk lokal dan 4 sampel sirup produk nasional. Sampel tersebut diambil dari
Pasar Tradisional Aksara dan sampel tersebut dibawa ke Balai Laboratorium Kesehatan Medan untuk penentuan jenis zat pewarna dengan menggunakan metode
kromatografi kertas. Hasil pemeriksaan zat pewarna buatan secara kualitatif dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Zat Pewarna Pada Sirup yang Dijual di Pasar Tradisional Aksara Kota Medan Tahun 2010
No Kode Sampel
Jenis Zat Pewarna Keterangan
1 SA
Sunset Yellow, Tartazine Diizinkan
2 SB
Karmoisin Diizinkan
3 SC
Sunset Yellow, Tartazine Diizinkan
4 SD
Karmoisin Diizinkan
5 SE
Karmoisin Diizinkan
6 SF
Sunset Yellow, Tartazine Diizinkan
7 SG
Ponceau 3R Tidak diizinkan
8 SH
Ponceau 3R Tidak diizinkan
9 SI
Sunset Yellow, Tartazine Diizinkan
10 SJ
Sunset Yellow, Tartazine Diizinkan
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 10 sepuluh sampel yang diidentifikasi, 8 delapan sampel menggunakan zat pewarna yang diizinkan, 2
dua sampel menggunakan zat pewarna yang tidak diizinkan yaitu sirup SG dan sirup SH.
Universitas Sumatera Utara