• Kasino • Hotel •
5
Suwanti 060406028
1.7 Sistematika Laporan
Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah:
BAB 1: PENDAHULUAN
Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, asumsi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.
BAB 2: TINJAUAN UMUM
Berisikan kajian tentang tinjauan umum hotel, tinjauan umum kasino, tinjauan umum kasino hotel, dan studi banding kasino hotel.
BAB 3: TINJAUAN KHUSUS
Berisikan pembahasan tentang data umum proyek, judul proyek, deskripsi proyek, dan studi kelayakan proyek.
BAB 4: ELABORASI TEMA
Menjelaskan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul, dan studi pengaplikasian.
BAB 5: ANALISA
Membahas dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan tapak dan lingkungan, analisis fasilitas dan kebutuhan ruang, organisasi ruang, dan
menghasilkan program ruang
BAB 6: KONSEP PERANCANGAN
Membahas konsep dasar fisik tapak, konsep dasar fisik ruang, konsep dasar fisik bangunan dan teknologi struktur dan konstruksi bangunan yang akan dipakai.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
perencanaan dan perancangan kasus proyek.
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
6
Suwanti 060406028
Gambar 2.1 Prajurit yang Sedang Berjudi
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Perjudian 2.1.1 Sejarah
Perjudian
2
Berdasarkan catatan sejarah dan fakta arkeologi, judi telah ada sepanjang era dan kebudayaan peradaban masa lalu. Arkeolog setuju dengan data yang didapat pada
abad ke-20 bahwa perjudian pernah menempati masyarakat dalam skala besar. Contoh, telah ditemukannya artefak judi peninggalan Cina 2.300 SM, India, Yunani
dan Roma yang dimainkan berdasarkan keahlian dan hiburan. Satu set dadu juga pernah ditemukan tahun 1.500 SM di Piramid, Giza.
Perjudian mempunyai peranan dalam sejarah suatu bangsa. Sekitar tahun 1000 T.M., Raja Norwegia dan raja Swedia sepakat untuk sama-sama memustuskan
kepemilikan atas distrik di Hising. Karena perselisihan tidak dapat diselesaikan secara diplomatis, kedua raja setuju untuk memutar sepasang dadu. Pada putaran
pertama, kedua raja mendapat angka 6 pada kedua mata dadunya; pada putaran kedua, raja Swedia kembali mendapatkan dua mata dadu berangka 6, dan raja
Norwegia kalah dengan jumlah kedua mata dadu adalah 7. Pihak Norwegia menerima kekalahan dan berakhir dengan hubungan yang baik.
Ditemukan bahwa perjudian sangat terkenal pada pertengahan abad, Raja Henry VIII dan beberapa negara
lainnya melarang prajuritnya untuk berjudi. Tetapi perjudian tetap dilakukan secara diam-diam.
Permainan kartu dimulai dari China, sejak Negara R.R.C. membuat kertas dan uang yang terbuat dari kertas.
Sebenarnya, China berkata bahwa mereka ingin belajar mengocok uang pada tahun 900 T.M., tetapi berkembang
2
http:www.gamblingorigins.com
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
7
Suwanti 060406028
menjadi mengocok kartu. Permainan kartu kemudian menyebar ke Kerajaan Mameluke. Karena Mameluke menganut ajaran agama Islam, mereka tidak
mendekorasi permainan kartu mereka dengan bentuk-bentuk yang bervariasi, Kemudian kartu berkembang sampai ke Laut Tengah, warga Prancis mendesain
seorang Raja dan Ratu dalam kartu yang mereka desain. Satu set kartu ini menjadi bentuk asli dari kartu yang kita gunakan sampai hari ini.
2.1.2 Globalisasi Perjudian
Industri perjudian yang semakin mengglobal di seluruh dunia terlihat pada kesuksesan di industri pariwisata dan industri hiburan yang berkembang dengan
sangat pesat, terutama pada negara-negara di Australia, Prancis, Macau, Inggris, dan Amerika Serikat.
Perjudian di Asia Pasifik mengalami perkembangan yang signifikan sejak tahun 1999. Perluasan sasaran komunitas judi di Asia terlihat pada perkembangan kasino
di Malaysia dan Macau, serta adanya gabungan kasino resor di Marina Bay dan Sentosa Island, Singapura yang mulai dibuka pada tahun 2010. Sehingga negara-
negara di Asia mulai merencanakan gabungan kasino resor seperti perencanaan kasino di Pulau Jeju, Korea Utara; Manila Ba, Filipina; Ho Tram, Danang, Phu Duoc
di Vietnam; Pulau Koh Rong dan Angkor Wat di Cambodia; dengan prediksi keuntungan yang berbeda-beda oleh masing-masing negara.
Benua Asia memiliki ciri-ciri dalam mengembangan dunia perjudian yaitu kasino
3
, potensi tersebut terlihat dari:
Macau telah dinobatkan sebagai lokasi perjudian yang memiliki pasar kasino yang terbesar di dunia, yaitu pendapatan sebesar US2.000.000.000 pada tahun
1999 meningkat menjadi US14.000.000.000 pada akhir tahun 2008. Perjudian di Malaysia, Resorts World Bhd, memiliki pendapatan dari
A1.000.000.000 menjadi A2.000.000.000 pada tahun 2007. Philippine Amusement and Gaming Corporation PAGCOR, Filipina memiliki
peningkatan pendapatan dari A400.000.000 menjadi A1.000.000.000 pada
tahun 2007.
Peningkatan pendapatan kasino di Korea Selatan yaitu dari US256.000.000
pada tahun 1994 menjadi US115.000.000.000 pada tahun 2007.
3
Berdasarkan statement
dari Australasian Casino Association
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
8
Suwanti 060406028
Sumber : Australasian Casino Association Komunitas perjudian dari beberapa negara di Asia terhadap lokalisasi perjudian di
Macao, sebagai berikut:
Komunitas Judi dari Malaysia
Komunitas Judi dari Thailand
Komunitas Judi dari India
Komunitas Judi dari Indonesia
Tahun 2005-2007
Peningkatan pengunjung sebesar
300 yang mengunjungi
Macao
4
Peningkatan sebesar 143
yang mengunjungi
Macao
5
Peningkatan sebesar 118
yang mengunjungi Macao
6
Peningkatan sebesar 200
yang berkunjung ke Macao
7
2.2 Kasino
4
Resorts World public filings
5
Macao Statistics and Census Service
6
Macao Statistics and Census Service
7
Macao Statistics and Census Service
Gambar 2.2 Penyebaran Lokalisasi Kasino di Asia
Tabel 2.1 Komunitas Judi di Macao
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
9
Suwanti 060406028
2.2.1 Etimologi Kasino
Istilah “casino” berasal dari bahasa Italia, kata dasarnya yaitu “Casa” rumah yang berarti sebuah villa kecil, rumah di musim panas atau paviliun. Pengertian kata
tersebut berubah menjadi sebuah bangunan yang dibangun untuk kesenangan, biasanya bangunan lebih besar dari villa orang Itali. Bangunan tersebut digunakan
untuk kegiatan berkumpul dan berorganisasi di dalam kota, termasuk menari, mendengarkan musik dan berjudi. Sejalan dengan perkembangan kosa kata,
casino kemudian memiliki pengertian sebuah tempat yang mengakomodasi dan
menampung seluruh aktivitas judi di dalamnya. Pada tahun 1851, kata dari bahasa Itali ini diadopsi menjadi bahasa Inggris,
pengertian casino
pun berubah dari “tempat berkumpul dan bersosialisasi” menjadi “tempat perjudian
8
.
2.2.2 Sejarah Kasino
Berikut sejarah mengenai kasino di beberapa negara di dunia dari tahun 1638 adalah:
o 1638 – Italia
Kota Venesia yang memperkenalkan kasino untuk pertama kali kepada dunia. Kasino tersebut bernama Casinò di Venezia, 1638. Orang-orang dari kalangan
atas kemudian melakukan pertemuan di tempat yang berasal dari kata “ casa
” tersebut untuk berbisnis, berpolitik, berjudi, berpesta dan melakukan segala hal
yang menyenangkan. o
1650 – Eropa Kasino pun menyebar dan berkembang di Eropa khususnya
spa resort , dimana
yang paling terkenal adalah Spa Resort di Belgia yang aktivitas kasino telah diketahui secara umum di abad ke 17. Kasino menjadi resmi dan terorganisasi
dan merupakan aktivitas yang legal serta dilindungi oleh kaum aristokrat Eropa dan kaum borjuis,
o Setelah
Venesia
8
http:www.scribd.comdoc26305197Hotel
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
10
Suwanti 060406028
Setelah Venesia dijatuhkan, spa dijejalkan dengan kasino-kasino baru dengan
permainan yang baru. Pada waktu itu, kasino pun berkembang sampai Prancis, Jerman dan Inggris.
o 1806 – Napoleon
Pada abad ke 18, Napoleon melegalkan adanya kasino. Kasino memperkenalkan fasilitas kalangan atas, servis yang berkualitas, keamanan, kenyamanan dan
kemewahan. Legenda kasino lahir dengan cerita kesuksesan, kebangkrutan, bunuh diri, keberuntungan, dan adanya dunia malam. Judi menjadi tempat
pertemuan bagi orang-orang kaya dan terkenal. o
1837 – Jerman Pada tahun 1837, seluruh kasino di Prancis dinyatakan ilegal oleh kelompok
oposisi di Jerman. o
1854-1861 – Monako Pada tahun 1854, perjudian dilegalkan oleh raja Florestan I. Kasino pertama
dibuka di villa yang dekat dengan pelabuhan 1856. Dan pada saat itu, Monako sedang berada dalam masa perekonomian yang sulit, kemudian seorang
bernama Francois Blanc mengajukan rencana untuk membuka kasino dengan tujuan mengatasi kemiskinan 1863. Beberapa tahun kemudian, kasino tersebut
dioperasikan oleh Société des Bains de Mer
1898. Kasino ini menjadi Monte
Carlo Casino yang memiliki fasilitas yang kompleks yaitu opera dan ruang ballet,
teater Grand Théâtre de Monte Carlo
dan pengurus Ballets de Monte Carlo
. o
1899 –
VIP Rooms Ruangan-ruangan baru dibuka di kasino, kapasitas yang lebih luas untuk
menciptakan keberuntungan masing-masing. VIP Rooms
Salon Prives dibuka
dengan jumlah taruhan yang tidak terbatas. o
1931 – Las Vegas Di Amerika, usaha untuk melegalkan judi akhirnya membawa Amerika
mengembangkan kasino-kasino menjadi lebih luas. Dan pada tahun 1931, Benjamin Siegel alias Busgy menjadi pendiri Las Vegas, yang kita kenal
sekarang sebagai pusat hiburan dunia.
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
11
Suwanti 060406028
o 1962 – Asia
Di Asia, perjudian mulai beroperasi di China, Saigon Vietnam dan Macao dimana kasino mulai dibuka pada awal tahun 1850. Ketika
Sociade de Turismo e Diversoes de Macao
memenangkan monopoli dari lisensi kasino, maka kasino di Macao pada waktu itu menjadi kerajaan judi di Asia 1962.
2.2.3 Lokasi PerjudianKasino di Indonesia
Munculnya tempat-tempat judi ilegal di berbagai pelosok Indonesia hanya akan menguntungkan oknum-oknum tertentu. Oleh karena itu, kebijaksanaan negara
Malaysia diharapkan dapat menjadi referensi sehingga pemerintah Negara Indonesia dapat melokalisasikan perjudian secara terpusat yang bertujuan untuk memperkecil
ruang gerak judi ilegal. Selain itu, pajak dari lokalisasi perjudian tersebut akan dimasukkan ke devisa negara.
Beberapa contoh berikut membuktikan bahwa terdapat banyaknya lokasi perjudian ilegal di Indonesia
9
antara lain:
Nama Lokasi Judi Lokasi
Pemilik -
Jalan Kunir, Jakarta Arief Cocong
- Jalan Gajahmada no.8285,
Jakarta Arief Cocong
- Pulau Ayer, Kepulauan
Seribu Arief Cocong, Jan Darmadi
dan Henry Pribadi
Rainbow Jalan Hayam Wuruk, Jakarta
Arief Cocong
Raja Kota Jalan Hayam Wuruk, Jakarta
Arief Cocong
Rajamas Glodok Rudy
Susanto
- Jalan Gajahmada no. 80,
Jakarta Robby dan Atung
FIGJT Gunung Sahari
Robby dan Atung
Pancoran Glodok
Apo
- Muara Karang Raya no.90,
Jakarta Apo
- Kelapa Gading, Jakarta
Apo
- Mangga Dua, Jakarta
Engsiu, Yasmin, dan David
9
http:www.politikindonesia.comprintartikel.php?tipe=Nid=128jenis=plt
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
12
Suwanti 060406028
Nama Lokasi Judi Lokasi
Pemilik -
Jalan Asemka, Jakarta David
- LokasariKabuki
Alex dan Mulyono
- Plaza Pasifik, Jakarta
Afon
- Jalan Labu
Jajang
Orient Mangga Besar, Jakarta
Awi
- Taman Harapan Indah,
Jakarta Rudy Susanto
Toko Rezeki Hayam Wuruk
Rudy Susanto
- Ruko Green Garden Blok A
Apo
Komplek Robinson Bandengan
Li Yun Fang dan Apo
- Teluk Gong
Randy dan Jimmy
- Citra Garden
Matono
- Jalan Batu tulis
Yudi dan Hendra Sumampauw
- Jalan Mangga Besar no.31 A
Aliong
Komplek Hibrida - Kelapa Gading, Jakarta
Jimmy
- Hayam Wuruk no. 103
Yongky
- Jalan Kejayaan, Jakarta
Barat Apo
Hotel Travel lantai 5 -
Ajin dan Gunawan
Panti Pijat Super Jalan Labu
Robert
Bioskop Fajar Teluk Gong
Liem Hong dan Aba
Restoran Thio Chu Jalan Labu
Apo dan Juhua Stasiun Sawah
Besar
- Aphin
Taman Ratu Kebun Jeruk, Jakarta
Akim dan Yongky
Poris Indah -
Alung
_ Duta Merlin Blok I
Ferry
Hotel Accacia Kramat Raya
Hendro Sumampauw Sumber: Politik Indonesia, Jaringan Informasi Politisi
2.2.4 Desain dan
Layout Kasino Menurut Friedman Casino Design Principles®
Tabel 2.2 Daftar Lokasi Perjudian dan Pengelola di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
13
Suwanti 060406028
Friedman Casino Design Principles® berasal dari analisa pengaturan dalam interior secara sistematis terhadap para pemain, baik yang terdapat pada permainan kasino
yang cepat maupun pada kasino yang dalam permainannya bermain secara pelan. Penemuan memperlihatkan secara spesifik efek elemen dalam mendesain kasino
terhadap para pemain. Penelitian terhadap proyek selama 20 tahun menyimpulkan bahwa desain interior dan
layout didalamnya mempunyai peranan yang lebih besar
terhadap pemain daripada dari segi pemasarannya. Ketika kasino-kasino bersaing dalam pasar yang sama, kasino yang sesuai dengan
Friedman Casino Design Principles® selalu mempunyai jumlah pemain yang lebih banyak, dan keuntungan yang lebih besar. Peraturan ini disahkan oleh persaingan
pasar pada setiap permainan kasino di seluruh dunia. Banyak kasino yang menggunakan tema yang lebih mencolok pada
eksterior danatau promosi pemasaran secara luas dan teknik pengoperasian dalam hal
periklanan untuk menarik perhatian pemain terhadap fasilitasnya, tetapi beberapa kasino meng-
eksposed perlengkapan dari permainan judinya.
Friedman International Standards of Casino Design® menegaskan perilaku dari perjudian, dan hal-hal yang menarik agar para pengunjung tetap bermain judi. Dalam
bukunya yang berjudul Designing Casinos to Dominate the Competition membahas sebagai berikut:
1. Desain kasino secara arsitektural eksterior, interior dan pintu masuk Menempatkan lokasi dan orientasi bangunan berdasar pada sirkulasi
kendaraan dan pejalan kaki yang akan memudahkan pandangan terhadap bangunan tersebut.
Gambar 2.3 Bangunan di Genting yang Berorientasi Menurut Sirkulasi Kendaraan
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
14
Suwanti 060406028
Gambar 2.4 Bangunan di Genting yang Berorientasi Menurut Sirkulasi Kendaraan
Gambar 2.5 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
15
Suwanti 060406028
Elemen-elemen didesain secara efisien, seperti pintu masuk, akses kendaraan, parkiran, area pejalan kaki, dan pintu masuk kasino.
Keterangan:
Sirkulasi kendaraan
Sirkulasi Pejalan Kaki
Gambar 2.6 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort Terhadap Akses Kendaraan, Sirkulasi Pejalan Kaki dan Parkir
Gambar 2.7 Pintu Masuk Hotel Genting
Gambar 2.8 Pintu Masuk Hotel Highlands
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
16
Suwanti 060406028
Area masuk yang mengundang dan menarik. Gambar 2.9 Pintu Masuk Hotel Highlands dan Hotel Genting Terhadap Denah
Gambar 2.10 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort
Gambar 2.11 Mobil yang Menjadi Objek yang Mengundang Pengunjung
Gambar 2.12 Area Masuk yang Menarik, Dirancang dengan Suasana Karnaval
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
17
Suwanti 060406028
Merencanakan seluruh area permainan kasino dan fasilitas-fasilitas seperti makanan, minuman dan atau hiburanpertunjukkan, sesuai dengan jalur
pejalan kaki di dalam bangunan. Fasilitas-fasilitas harus berada posisi yang tepat untuk membuat para pemain tetap menggunakan, menempati dan tetap
sibuk dengan permainan judinya.
Bagi area kasino menjadi banyak dunia-dunia permainan yang kecil, tetapi tetap berada pada suatu kesatuan permainan kasino yang besar.
Gambar 2.13 Pintu Masuk Kasino Dinotasikan dengan Tanda Panah
Gambar 2.14 Fasilitas Pendukung Berada Pada Setiap Zona Zona Dibedakan Berdasarkan Warna
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
18
Suwanti 060406028
Dianjurkan membuat ketinggian langit-langit yang berbeda. Gambar 2.15 Casino de Genting, Malaysia Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia
Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar
Gambar 2.16 Hollywood Casino Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar
Gambar 2.17 Langit-Langit Casino de Genting Berbeda-beda Pada Tiap Zona
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
19
Suwanti 060406028
2. Desain kasino yang memperlihatkan aktivitas perjudian kepada para pengunjung, yaitu dalam sirkulasi dan penempatan permainannya
Mendesain sirkulasi untuk memfasilitasi pergerakan para pengunjung agar lebih mudah, khususnya antara pintu masuk kasino dan pintu masuk fasilitas-
fasilitas seperti makanan, minuman dan pertunjukkan, dan meng- eksposed
kepada para pengunjung bahwa terdapat banyak area perjudian.
Memfokuskan perhatian para pengunjung pada permainan judi dan tuntun para pengunjung pada lorong-lorong area perjudian.
Menciptakan banyak area permainan yang kecil, yang menarik dan bersahabat.
Menghilangkan garis pandang mata yang jauh dibawah kemampuan mata.
3. Desain kasino pada pengaturan latar perjudian yaitu focal points
, kanopi, signage
, dan langit-langit
Menempatkan bentuk dan ukuran focal points
, kanopi, dan signage
secara tepat dan strategis.
Merencanakan layout
kasino yang tepat agar setiap lokasi interior kasino tersebut jelas terhadap para pengunjung.
Hindari langit-langit yang terlalu rendah. Memilih dan memposisikan fungsi dan dekorasi pencahayaan dengan tepat.
Gambar 2.18 Focal Points
Bangunan di Hotel Genting dan Venetian Hotel, Macao
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
20
Suwanti 060406028
4. Evaluasi keberadaan kasino dari segi desain eksterior
bangunan dan perkembangan
image kasino
Penelitian menunjukkan bahwa elemen eksterior dapat mempengaruhi image
dari perusahaan tersebut. Friedman Management group FMG mengatakan bahwa perasaan dan pengalaman para pengunjung terhadap elemen visual
berdampak terhadap potensi kasino tersebut. Friedman Casino Design Principles® merekomendasikan untuk memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Pada pemasaran periklanan, terdapat papan iklan dan
signage pada jalan
bebas hambatan dan jalan besar, termasuk marguees
, papan pengumuman, dan lain-lain untuk menarik perhatian para penjudi.
Memiliki beberapa alternatif pencapaian bangunan seperti jalan, jalan bebas hambatan, kereta api bawah tanah, kereta gantung, bus, area pejalan kaki,
dan lain-lain. Orientasi bangunan, lokasi bangunan serta fasad bangunan.
Visualisasi terhadap elemen-elemen bangunan.
Focal points
2.2.5 Permainan Kasino
Permainan di dalam kasino dikenal dengan nama permainan kasino casino games
. Di dalam permainan kasino, pemain berjudi dengan menggunakan
chips koin
khusus. Terdapat dua kategori umum dalam permainan kasino yaitu: permainan meja dan permainan mesin elektronik.
A. Permainan Meja
Permainan meja di dalam kasino memiliki perbandingan tertentu sehingga dalam 1 zona ruang kasino terdapat ±120 meja sehingga rata-rata luas per meja adalah
23,2 meter². Dalam 1 zona ruang kasino terdapat 1 meja Wheel of Fortune.
Terdapat pula perbandingan permainan meja Roulette, meja Craps, dan meja Blackjack yang berturut-turut adalah 1:1:5. Dan apabila di dalam 1 zona kasino
terdapat 50 meja permainan, maka akan terdapat penambahan meja Baccarat High Stakes dan meja High Stakes Blackjack dengan perbandingan masing-
masing adalah 1:1.
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
21
Suwanti 060406028
Permainan Ukuran
Meja meter
Ukuran Meja +
Pemain meter
Luas Gang
Sirkulasi meter²
Jumlah Pemain
yang Baik
Jumlah Maksimal
Pemain
Gambar
Blackjack 0,9 x 1,5
2,1 x 2,1 6,2
7 orang 7 orang
Craps 1,2 x 3
2,4 x 4,2 15,5
12 orang 16 orang
Roulette single
table
1,2 x 2,4 2,1 x 3
10,8 8 orang
14 orang
Roulette double
table
1,2 x 4,8 2,1 x 6
20,4 16 orang
28 orang
Triple Shot Bonus
Blackjack
0,9 x 1,5 2,1 x 2,1
6,2 6 orang
6 orang
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
22
Suwanti 060406028
Permainan Ukuran
Meja meter
Ukuran Meja +
Pemain meter
Luas Gang
Sirkulasi meter²
Jumlah Pemain
yang Baik
Jumlah Maksimal
Pemain Gambar
Mini Baccarat
0,9 x 1,5 2,1 x 2,1
6,2 7 orang
7 orang
Big Baccarat
1,2 x 3 3 x 4,8
7 14 orang
14 orang
Multi Action
Blackjack
0,9 x 1,5 2,1 x 2,1
6,2 7 orang
7 orang
B. Permainan Mesin JackpotSlot Machine
Permainan mesin slot machine
dimana terdapat perbandingan jumlah permainan mesin dengan jumlah kasir adalah 50:1, memiliki ukuran mesin-mesin permainan
sebagai berikut:
Permainan Gambar Ukuran
Jumlah Pemain
yang Baik Flat-top slot
machine
Tinggi = 1,2 meter
Lebar = 0.6 meter
Dalam = 0.5 meter
1 orang Tabel 2.3 Permainan Meja
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
23
Suwanti 060406028
Permainan Gambar Ukuran
Jumlah Pemain
yang Baik High-top
slot machine
Tinggi = 1,3 meter
Lebar = 0.6 meter
Dalam = 0.5 meter
1 orang
Round-top slot
machine
Tinggi = 1,3 meter
Lebar = 0.6 meter
Dalam = 0.5 meter
1 orang
2.3 Hotel 2.3.1 Etimologi
Hotel
Kata “hotel” berasal dari kata hospitium
bahasa latin, yang artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu yang lama, kata
hospitium mengalami proses perubahan arti.
Untuk membedakan antara guest house
dan mansion house
, maka mansion house
pada waktu itu dikenal dengan istilah “ hostel
” .
Hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk berisitrahat dalam jangka waktu yang pendek, yang selama
menginap para tamu akan dikoordinir oleh seorang host
, dan semua tamu harus tunduk dan hormat atas peraturan yang dibuat dan ditentukan oleh
host hostel .
Sesuai dengan perkembangan zaman, kepuasan akan kenyamanan semakin bertambah, para pengunjung merasa tidak nyaman dengan peraturan yang terlalu
mengikat tersebut, dan kata hostel
lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” dalam
hostel dihilangkan, dan menjadi hotel.
Tabel 2.4 Permainan Mesin
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
24
Suwanti 060406028
2.3.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika
Sejak permulaan abad masehi, hotel dimulai dengan usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel merupakan jenis akomodasi lain
yang berasal dari kata “inn” dapat diartikan sebagai usaha penyewaan sebagian dari bangunannya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap
yang pada umumnya dihuni oleh beberapa orang secara bersama-sama. Inn
sering juga disebut dengan lodge
yang hanya menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan, karena sudah larut malam
terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalannya. Kemudian peradaban semakin maju maka terdapat berbagai peningkatan dengan menambah fasilitas
penyediaan bak air untuk mandi, disusul dengan penyediaan makanan dan minuman walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke
enam masehi, mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah, maka jenis usaha penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada
masa Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790. Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi dunia secara
drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang mengubah sistem produksi rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang
melatarbelakangi dunia usaha untuk berlomba-lomba menjual hasil produksinya. Dampak dari situasi ini sehingga lebih banyak lagi orang melakukan perjalanan
dari satu tempat ketempat lainnya. Walaupun pada jaman itu ketertiban dan kemanan belum sebaik dan setertib saat ini, hal tersebut ditandai dengan
banyaknya perampokan dan penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga mereka memilih untuk beristirahat di penginapan yang dianggap dapat
memberikan rasa aman kepada mereka yang bermalam, untuk keesokan harinya melanjutkan perjalanannya. Pada tahun 1129, telah tercatat adanya
Inn di kota
Canterburry, Inggris, sedangkan di Amerika Serikat Inn tertua dibangun pada tahun 1607. Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang
diberi nama City Hotel
yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya
City Hotel tersebut namun
akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
25
Suwanti 060406028
kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston, Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 1829 dibangun hotel dengan nama The
Tremont House yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal
bakalnya perhotelan modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar
single dan
double , yang pada setiap kamar
dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh bellboy
serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel pun menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai.
Yang terpenting mulai disadari bahwa industri hotel bergerak di bidang industri penjualan jasa.
The Tremont House adalah hotel pertama yang memberikan pendidikan dan menyeleksi karyawannya untuk lebih meningkatkan mutu dalam upaya
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamunya. Pada saat itu, hotel belum menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk
setiap kamarnya. Saat sekarang ini hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20 tahun beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak
disangsikan lagi bahwa keberasilan The Tremont House telah mendorong
lahirnya hotel-hotel baru yang kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu baik pelayanannya maupun fasilitas fasilitasnya.
Perubahan yang cukup berarti terjadi pada permulaan abad ke 20 pada industri perhotelan yaitu mulai diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah dan kelas
atas bagi para pengusaha atau wisatawan yang membutuhkannya, dengan ciri- Gambar 2.19 The Tremont House
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
26
Suwanti 060406028
ciri yang lebih mengutamakan kepraktisan, kemudian hotel berkembang dengan pesatnya.
Ellswort M. Statler yang berjasa dalam menemukan ide-ide baru seperti penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan lain-lain. Dalam kurun waktu 40
tahun, hotel-hotel milik Statler menjadi contoh dalam pembangunan kontruksi hotel-hotel baik di Amerika Serikat maupun diseluruh dunia.
Pada masa kejayaan industri perhotelan, secara alamiah hotel-hotel diklasifikasikan menurut pengguna jasanya dan lokasi dimana hotel itu berada.
Terdapat dua kelompok besar jenis hotel yakni City Hotel yang terletak di tengah kota besar yang digunakan oleh kebanyakan usahawan dan Resort Hotel yang
diperuntukkan bagi para wisatawan dan yang berlokasi di daerah tujuan wisata seperti pantai, pegunungan, pulau, danau dan lain-lain. Diawal tahun 1950-an,
khususnya di daratan Eropa dan Amerika, dengan adanya persaingan yang semakin ketat yang dibarengi dengan semakin mahalnya upah buruh dan
ongkos-ongkos operasionalnya, para pengelola hotel mulai menyadari bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan manajemen dan melipatgandakan
upaya penjualan agar mereka dapat bersaing dalam industri hotel. Perusahaan- perusahaan besar mulai mengadakan pendidikan khusus di bidang perhotelan
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dan berusaha mencari bentuk atau cara usaha yang paling menguntungkan dalam pengelolaan
hotelnya. Asosiasi atau organisasi profesi mulai dibentuk, dan mereka menciptakan standarisasi dan pola bekerja yang terbaik untuk industri hotel.
Di Indonesia
Pada masa penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan pada tahun 1945, hotel besar berskala internasional, terutama kota-kota besar seperti
Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan lain- lainnya. Adanya Hotel Des Indes di Jakarta dan Hotel Savoy Homann di
Bandung, Hotel Bali Beach di Bali sering digunakan untuk menerima tamu-tamu negara.
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
27
Suwanti 060406028
Perkembangan hotel-hotel bersejarah di Indonesia setelah tahun 1945, Ir Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia mulai membangun beberapa
hotel atas kepemilikan pemerintah yang belakangan menjadi hotel di bawah Badan Usaha Milik Negara BUMN, diantaranya: Hotel Indonesia di Jakarta, Bali
Beach di Bali, dan Samudera Beach Hotel, di Yogyakarta.
Pada saat ini telah banyak bermunculan berbagai tipe hotel dari hotel berbintang lima, diamond, apartemen, sampai hotel melati atau losmen sesuai dengan
kebutuhan masyarakatnya.
2.3.3 Klasifikasi Hotel
Tipe-tipe hotel dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut: Gambar 2.20 Hotel Des Indes
Gambar 2.21 Bali Beach Hotel Sanur Bali
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
28
Suwanti 060406028
No Dasar Klasifikasi
Penjelasan 1
Berdasarkan Kelas Hotel
Melati Hotel bintang satu
Hotel bintang dua Hotel bintang tiga
Hotel bintang empat Hotel bintang lima
2 Berdasarkan Plan
Full America
Plan Modified American Plan
Continental Plan
European Plan
3
Berdasarkan Ukuran Hotel KecilSmall Hotel
Hotel SedangMedium Hotel Hotel
BesarLarge Hotel
4
Berdasarkan Lokasi City
Hotel Resort
Hotel
5
Berdasarkan Area Suburb
Hotel Urban
Hotel Airport
Hotel
6 Berdasarkan Maksud
Kunjungan Tamu Business
Hotel Tourism
Hotel Casino
Hotel Pilgrim
Hotel Cure
Hotel Cure
Hotel
7
Lama Tamu Menginap Transit
Hotel Semi Residential Hotel
Residential Hotel
8
Kriteria Jenis Tamu Family
Hotel
9
Aspek Bentuk Bangunan Pondok
Wisata Cottage
Motel
10 Wujud Fisik
Produk Nyata Tangible
Produk Tidak Nyata Intangible
Tabel 2.5 Tipe Hotel Berdasarkan Berbagai Klasifikasi
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
29
Suwanti 060406028
2.3.3.1 Hotel Berdasarkan Kelas
Tanda bintang pada suatu hotel menyatakan persyaratan fasilitas dan pelayanan.
Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan kelas adalah:
Klasifikasi Hotel Bintang Persyaratan
Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 20m
2
Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar Kamar
suite minimum 1 kamar
Kamar mandi di dalam Luas kamar standar, minimum 22m²
Luas kamar suite, minimum 44m²
Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar Kamar
suite minimum 2 kamar
Kamar mandi di dalam Luas kamar standar, minimum 24m²
Luas
kamar suite
, minimum 48m² Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
Kamar suite
minimum 3 kamar Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 24m² Luas
kamar suite
, minimum 48m² Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar
Kamar suite
minimum 4 kamar Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 26m² Luas
kamar suite
, minimum 52 m²
2.3.3.2 Hotel Berdasarkan Plan
Berikut macam hotel berdasarkan plan
, antara lain: a. American
Plan Tabel 2.6 Klasifikasi Hotel Berdasarkan kelas
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
30
Suwanti 060406028
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga bayar terhadap kamar sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan
meals .
American Plan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: Full American Plan FAP
Harga kamar termasuk sarapan, makan siang dan makan malam Modified American Plan MAP
Harga kamar termasuk makan dimana: Harga kamar termasuk sarapan dan makan siang
Harga kamar termasuk sarapan dan makan malam b. Continental
PlanBermuda Plan
Continental Plan merupakan perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut sudah termasuk dengan
continental breakfast .
c. European Plan
European Plan merupakan perencanaan dimaan tamu yang menginap hanya membayar harga kamar saja. Keistimewaannya adalah:
Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel Memudahkan
system billing pembayaran pada saat
check-out
2.3.3.3 Hotel Berdasarkan Ukuran
Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan berdasarkan jumlah kamar
yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Small Hotel yaitu hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar b. Medium Hotel yaitu hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini
dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu: Average hotel : jumlah kamar antara 150 sd. 299 kamar.
Above average hotel : jumlah kamar antara 300 sd. 600 kamar.
c. Large Hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah
kamar diatas 600 enam ratus kamar 2.3.3.4 Hotel Berdasarkan Lokasi
Hotel berdasarkan faktor lokasi dapat dibedakan menjadi: a. City Hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar
tamunya menginap untuk melakukan kegiatan bisnis.
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
31
Suwanti 060406028
b. Resort Hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya melakukan kegiatan rekreasi. Macam-macam resort berdasarkan
lokasi antara lain: Mountain hotel yaitu hotel yang berada di pegunungan.
Beach Hotel yaitu hotel yang berada di daerah pantai. Lake Hotel yaitu hotel yang berada di pinggiran danau.
Hill Hotel yaitu hotel yang berada di puncak bukit. Forest Hotel yaitu hotel yang berada di kawasan hutan lindung.
2.3.3.5 Hotel Berdasarkan Area
Hotel berdasarkan area dibagi menjadi beberapa tipe hotel sebagai berikut: a. Suburb Hotel, hotel yang berlokasi di pinggiran kota yang merupakan kota
satelit yaitu pertemuan antara dua kota madya. b. Airport Hotel merupakan hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan
atau area pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara. c. Urban Hotel merupakan hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota
besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan yang baru, yang tadinya masih berupa desa.
2.3.3.6 Hotel Berdasarkan Kunjungan
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungan selama menginap,adalah sebagai berikut :
a. Business hotel adalah hotel yang tamunya sebagain besar berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-ruang meeting dan convensi.
b. ResortTourism Hotel adalah hotel yang kebanyakan tamunya adalah para wisatawan, baik domestik maupun manca negara.
c. Casino hotel adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berjudi.
d. Pilgrim hotel adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai fasilitas beribadah seperti hotel-hotel di Arab dan Lourdes di Perancis.
e. Cure Hotel adalah hotel yang tamu-tamunya sedang dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit.
2.3.3.7 Hotel Berdasarkan Lamanya Tamu Menginap
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
32
Suwanti 060406028
Berikut hotel berdasarkan faktor lamanya tamu menginap baik tamu domestik maupun mancanegara adalah:
a. Transit hotel; tamu yang menginap dihotel ini biasanya dalam waktu yang singkat, rata-rata satu malam
b. Semi residential hotel; tamu yang menginap di hotel ini biasanya lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap tetap singkat, berkisar antara 1 minggu sd.
1 bulan. c. Residential hotel; tamu yang menginap dihotel ini cukup lama, paling sedikit satu
bulan.
2.3.3.8 Hotel Berdasarkan Kriteria Jenis Tamu
Hotel berdasarkan kriteria jenis tamu yaitu Family Hotel. Family Hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya.
2.3.3.9 Hotel Berdasarkan Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan dapat menentukan jenis akomodasi dari hotel tersebut diantaranya:
a. Pondok Wisata merupakan suatu usaha perseorangan yang mempergunakan sebagian dari rumah tinggalnya untuk tempat inap bagi tamu dengan
memperhitungkan pembayaran harian. b.
Cottage merupakan suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha
pelayanan akomodasi dan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya. Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa peminjaman sepeda secara gratis, atau fasilitas
dayung apabila cottage
terletak di tepi danau. a. Motel merupakan suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha
perhotelan dengan sarana tambahan adanya garasi di setiap kamarnya. Motel biasanya berlantai dua, bagian atas berfungsi sebagai kamar, dan bagian bawah
berupa garasi mobil.
2.3.3.10 Hotel Berdasarkan Wujud Fisik
Hotel Berdasarkan wujud fisiknya dibedakan menjadi dua yaitu: a. Produk nyata
tangible yaitu berupa lokasi hotel dan fasilitas hotel
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
33
Suwanti 060406028
b. Produk tidak nyata intangible
yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan dan pembentukan citra suatu produk dan hotel.
2.3.4. Tinjauan Area Hotel
Hotel secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
A. Front-of-the-House
Front of the house terdiri dari ruang-ruang yang dapat diakses oleh tamu, seluruh
bentuk pelayanan dan fasilitas berada di bagian ini. Area front-of-the-house
meliputi tipikal lantai bangunan dan area publik.
1. Tipikal Lantai Bangunan 65 - 85 dari total area hotel
Perencanaan orientasi bangunan diantaranya:
Orientasi dan rencana bentuk bangunan tidak hanya memperhatikan view
, tetapi untuk mengurangi penggunaan energi terhadap panas bangunan dan pengkondisian udara bangunan, dengan menganalisa
dampak panas terhadap fasad bangunan, umumnya fasad bangunan berorientasi pada arah utara dan arah selatan daripada timur dan barat.
Menganalisa wind-loading
dengan meminimalkan dampak terhadap banyaknya angin lateral yang berpengaruh terhadap struktur.
Memperhatikan potensi
view pada tiap-tiap kamar hotel.
Menempatkan posisi bangunan sehingga terlihat dari jalan. Tipikal kamar di tiap lantai memiliki beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan
diantaranya: Persentase kamar tamu paling sedikit 70 terhadap luasan per lantai
kotor bangunan. Dengan kata lain, meminimalkan area servis seperti tempat penyimpanan sprei,
lobby untuk lift servis,
vending ,
chutes , ruang
mekanikal elektrikal dan memaksimalkan area yang dapat dijual. Lift dan tangga dilokasikan sebagai
interior bangunan daripada sebagai
fasad pada eksterior. Lift servis, tempat penyimpanan sprei, dan chutes
berada pada satu zoning.
Adanya koridor memfasilitasi sirkulasi tamu di tiap lantai. Area
vending berada dekat dengan lift publik.
Perencanaan lebar koridor adalah 1,5 meter dianjurkan 1,6 meter.
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
34
Suwanti 060406028
Jarak terjauh kamar tamu mencapai tangga darurat adalah 45,72 meter jika terdapat
sprinkler , dan panjang kamar diantara tangga darurat tidak
melebihi 61 meter. Kamar tamu didesain saling bertetangga satu sama lain sepasang,
untuk memudahkan sistem plumbing
. Melokasikan kamar tamu khusus
difable pada lantai tower yang lebih
rendah dan dekat dengan lift, demikian halnya dengan area publik dan fasilitas pendukung
Grand Ballroom , ruang rapat, dan ruang perjamuan
yang bebas kolom berada pada lantai yang rendah. Efisiensi terhadap tipikal kamar pada tiap lantai yaitu menggunakan
sistem double-loaded.
Dikarenakan sistem single-loaded
mengakibatkan tambahan sirkulasi mencapai 4-6 dari luas lantai pada jumlah kamar
yang sama. Kecuali keadaaan site
tidak memungkinkan, atau bangunan yang sangat memerlukan
view sehingga mengharuskan sistem
single- loaded
. Bangunan akan lebih ekonomis jika area publik dan area servis pada
core dikombinasikan, sehingga area servis pada tempat tertentu tidak akan
menggantikan posisi kamar tamu. Pada umumnya, core
akan diminimalkan sedemikan rupa sehingga luasan
core hanya menggantikan
beberapa unit kamar tamu saja.
Core dirancang terhubung antara lift publik dan lobby, demikian juga
dengan lift servis dan housekeeping
, back of the house
. Layout core
yang baik merupakan gabungan dari lift publik, lift servis, tempat penyimpanan
sprei, chutes
, dan vending
. Pada bangunan bertingkat banyak, diberi salah satu alternatif yaitu
membuat lantai bangunan bertingkat-tingkat menyerupai piramida, ruang lobby
yang luas sehingga sebagian dari kamar mempunyai view
ke interior hotel.
Berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan lantai bangunan adalah:
Organisasi dan
layout lantai bangunan berusaha untuk mengurangi jarak
pejalan kaki baik tamu maupun pekerja housekeeping
. Mengakomodasi perluasan bangunan yang mungkin terjadi di masa
depan, arsitek harus mempertimbangkan bagaimana jumlah kamar tamu agar dapat diperbanyak, apakah dengan mempertimbangkan struktur jika
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
35
Suwanti 060406028
terjadi perluasan dengan memperbanyak lantai bangunan, ataupun apakah terjadi penambahan permintaan jumlah kamar yang lebih besar
dengan menambah tower
. Posisi
lift lobby
yang mudah terlihat. Struktur atrium pada umumnya menggunakan dasar bentukan persegi
panjang.
2. Area Publik
Secara garis besar, area publik khususnya fasilitas pendukung pada hotel harus berada di sekitar
lobby utama mengelilingi area
lobby dengan tujuan
untuk mengurangi kesulitan para pengunjung dalam mencari fasilitas. Berikut penggolongan area publik untuk bangunan dengan fungsi kasino
hotel yaitu:
Tipe Lobby
Area Makanan dan minuman
Recreation Parkir
Kasino Hotel
Large Large
Large kasino
Moderate
Keterangan:
Moderate
menunjukkan area parkir untuk 1-1.3 carsroom
Large
menunjukkan luasan area lobby
0.9 meter²; area makanan dan minuman 1.5
seatsroom ;
function spaces 4
seatsroom = extensive
facilities.
2.1. Eksterior dan Pintu Masuk
Aspek-aspek pendekatan bangunan secara arsitektural melalui:
Front desk Lobby
Garasi Retail shops
Administrasi Function rooms
Kamar tamu Lounge
Restoran
Recreation Diagram 2.1 Skematik Area Publik
Tabel 2.7 Penggolongan Area Kasino Hotel
Universitas Sumatera Utara
• Kasino • Hotel •
36
Suwanti 060406028
Perancang harus mempertimbangkan kebutuhan dari beberapa area masuk entrance seperti:
Area masuk utama hotel Area masuk kasino
Setiap area masuk memerlukan penjelasan area tersebut, yaitu perbedaan pada kanopi,
signage , cahaya khusus, ataupun nilai arsitektural lainnya.
2.2. Lobby 0.6-0.9 meter² dari kamar tamu, tidak termasuk sirkulasi