Sistematika Laporan Eksterior dan Pintu Masuk

• Kasino • Hotel • 5 Suwanti 060406028

1.7 Sistematika Laporan

Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah:  BAB 1: PENDAHULUAN Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, asumsi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.  BAB 2: TINJAUAN UMUM Berisikan kajian tentang tinjauan umum hotel, tinjauan umum kasino, tinjauan umum kasino hotel, dan studi banding kasino hotel.  BAB 3: TINJAUAN KHUSUS Berisikan pembahasan tentang data umum proyek, judul proyek, deskripsi proyek, dan studi kelayakan proyek.  BAB 4: ELABORASI TEMA Menjelaskan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul, dan studi pengaplikasian.  BAB 5: ANALISA Membahas dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan tapak dan lingkungan, analisis fasilitas dan kebutuhan ruang, organisasi ruang, dan menghasilkan program ruang  BAB 6: KONSEP PERANCANGAN Membahas konsep dasar fisik tapak, konsep dasar fisik ruang, konsep dasar fisik bangunan dan teknologi struktur dan konstruksi bangunan yang akan dipakai.  DAFTAR PUSTAKA Berisikan daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek. Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 6 Suwanti 060406028 Gambar 2.1 Prajurit yang Sedang Berjudi BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Perjudian 2.1.1 Sejarah Perjudian 2 Berdasarkan catatan sejarah dan fakta arkeologi, judi telah ada sepanjang era dan kebudayaan peradaban masa lalu. Arkeolog setuju dengan data yang didapat pada abad ke-20 bahwa perjudian pernah menempati masyarakat dalam skala besar. Contoh, telah ditemukannya artefak judi peninggalan Cina 2.300 SM, India, Yunani dan Roma yang dimainkan berdasarkan keahlian dan hiburan. Satu set dadu juga pernah ditemukan tahun 1.500 SM di Piramid, Giza. Perjudian mempunyai peranan dalam sejarah suatu bangsa. Sekitar tahun 1000 T.M., Raja Norwegia dan raja Swedia sepakat untuk sama-sama memustuskan kepemilikan atas distrik di Hising. Karena perselisihan tidak dapat diselesaikan secara diplomatis, kedua raja setuju untuk memutar sepasang dadu. Pada putaran pertama, kedua raja mendapat angka 6 pada kedua mata dadunya; pada putaran kedua, raja Swedia kembali mendapatkan dua mata dadu berangka 6, dan raja Norwegia kalah dengan jumlah kedua mata dadu adalah 7. Pihak Norwegia menerima kekalahan dan berakhir dengan hubungan yang baik. Ditemukan bahwa perjudian sangat terkenal pada pertengahan abad, Raja Henry VIII dan beberapa negara lainnya melarang prajuritnya untuk berjudi. Tetapi perjudian tetap dilakukan secara diam-diam. Permainan kartu dimulai dari China, sejak Negara R.R.C. membuat kertas dan uang yang terbuat dari kertas. Sebenarnya, China berkata bahwa mereka ingin belajar mengocok uang pada tahun 900 T.M., tetapi berkembang 2 http:www.gamblingorigins.com Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 7 Suwanti 060406028 menjadi mengocok kartu. Permainan kartu kemudian menyebar ke Kerajaan Mameluke. Karena Mameluke menganut ajaran agama Islam, mereka tidak mendekorasi permainan kartu mereka dengan bentuk-bentuk yang bervariasi, Kemudian kartu berkembang sampai ke Laut Tengah, warga Prancis mendesain seorang Raja dan Ratu dalam kartu yang mereka desain. Satu set kartu ini menjadi bentuk asli dari kartu yang kita gunakan sampai hari ini.

2.1.2 Globalisasi Perjudian

Industri perjudian yang semakin mengglobal di seluruh dunia terlihat pada kesuksesan di industri pariwisata dan industri hiburan yang berkembang dengan sangat pesat, terutama pada negara-negara di Australia, Prancis, Macau, Inggris, dan Amerika Serikat. Perjudian di Asia Pasifik mengalami perkembangan yang signifikan sejak tahun 1999. Perluasan sasaran komunitas judi di Asia terlihat pada perkembangan kasino di Malaysia dan Macau, serta adanya gabungan kasino resor di Marina Bay dan Sentosa Island, Singapura yang mulai dibuka pada tahun 2010. Sehingga negara- negara di Asia mulai merencanakan gabungan kasino resor seperti perencanaan kasino di Pulau Jeju, Korea Utara; Manila Ba, Filipina; Ho Tram, Danang, Phu Duoc di Vietnam; Pulau Koh Rong dan Angkor Wat di Cambodia; dengan prediksi keuntungan yang berbeda-beda oleh masing-masing negara. Benua Asia memiliki ciri-ciri dalam mengembangan dunia perjudian yaitu kasino 3 , potensi tersebut terlihat dari:  Macau telah dinobatkan sebagai lokasi perjudian yang memiliki pasar kasino yang terbesar di dunia, yaitu pendapatan sebesar US2.000.000.000 pada tahun 1999 meningkat menjadi US14.000.000.000 pada akhir tahun 2008.  Perjudian di Malaysia, Resorts World Bhd, memiliki pendapatan dari A1.000.000.000 menjadi A2.000.000.000 pada tahun 2007.  Philippine Amusement and Gaming Corporation PAGCOR, Filipina memiliki peningkatan pendapatan dari A400.000.000 menjadi A1.000.000.000 pada tahun 2007.  Peningkatan pendapatan kasino di Korea Selatan yaitu dari US256.000.000 pada tahun 1994 menjadi US115.000.000.000 pada tahun 2007. 3 Berdasarkan statement dari Australasian Casino Association Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 8 Suwanti 060406028 Sumber : Australasian Casino Association Komunitas perjudian dari beberapa negara di Asia terhadap lokalisasi perjudian di Macao, sebagai berikut: Komunitas Judi dari Malaysia Komunitas Judi dari Thailand Komunitas Judi dari India Komunitas Judi dari Indonesia Tahun 2005-2007 Peningkatan pengunjung sebesar 300 yang mengunjungi Macao 4 Peningkatan sebesar 143 yang mengunjungi Macao 5 Peningkatan sebesar 118 yang mengunjungi Macao 6 Peningkatan sebesar 200 yang berkunjung ke Macao 7

2.2 Kasino

4 Resorts World public filings 5 Macao Statistics and Census Service 6 Macao Statistics and Census Service 7 Macao Statistics and Census Service Gambar 2.2 Penyebaran Lokalisasi Kasino di Asia Tabel 2.1 Komunitas Judi di Macao Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 9 Suwanti 060406028

2.2.1 Etimologi Kasino

Istilah “casino” berasal dari bahasa Italia, kata dasarnya yaitu “Casa” rumah yang berarti sebuah villa kecil, rumah di musim panas atau paviliun. Pengertian kata tersebut berubah menjadi sebuah bangunan yang dibangun untuk kesenangan, biasanya bangunan lebih besar dari villa orang Itali. Bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan berkumpul dan berorganisasi di dalam kota, termasuk menari, mendengarkan musik dan berjudi. Sejalan dengan perkembangan kosa kata, casino kemudian memiliki pengertian sebuah tempat yang mengakomodasi dan menampung seluruh aktivitas judi di dalamnya. Pada tahun 1851, kata dari bahasa Itali ini diadopsi menjadi bahasa Inggris, pengertian casino pun berubah dari “tempat berkumpul dan bersosialisasi” menjadi “tempat perjudian 8 .

2.2.2 Sejarah Kasino

Berikut sejarah mengenai kasino di beberapa negara di dunia dari tahun 1638 adalah: o 1638 – Italia Kota Venesia yang memperkenalkan kasino untuk pertama kali kepada dunia. Kasino tersebut bernama Casinò di Venezia, 1638. Orang-orang dari kalangan atas kemudian melakukan pertemuan di tempat yang berasal dari kata “ casa ” tersebut untuk berbisnis, berpolitik, berjudi, berpesta dan melakukan segala hal yang menyenangkan. o 1650 – Eropa Kasino pun menyebar dan berkembang di Eropa khususnya spa resort , dimana yang paling terkenal adalah Spa Resort di Belgia yang aktivitas kasino telah diketahui secara umum di abad ke 17. Kasino menjadi resmi dan terorganisasi dan merupakan aktivitas yang legal serta dilindungi oleh kaum aristokrat Eropa dan kaum borjuis, o Setelah Venesia 8 http:www.scribd.comdoc26305197Hotel Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 10 Suwanti 060406028 Setelah Venesia dijatuhkan, spa dijejalkan dengan kasino-kasino baru dengan permainan yang baru. Pada waktu itu, kasino pun berkembang sampai Prancis, Jerman dan Inggris. o 1806 – Napoleon Pada abad ke 18, Napoleon melegalkan adanya kasino. Kasino memperkenalkan fasilitas kalangan atas, servis yang berkualitas, keamanan, kenyamanan dan kemewahan. Legenda kasino lahir dengan cerita kesuksesan, kebangkrutan, bunuh diri, keberuntungan, dan adanya dunia malam. Judi menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang kaya dan terkenal. o 1837 – Jerman Pada tahun 1837, seluruh kasino di Prancis dinyatakan ilegal oleh kelompok oposisi di Jerman. o 1854-1861 – Monako Pada tahun 1854, perjudian dilegalkan oleh raja Florestan I. Kasino pertama dibuka di villa yang dekat dengan pelabuhan 1856. Dan pada saat itu, Monako sedang berada dalam masa perekonomian yang sulit, kemudian seorang bernama Francois Blanc mengajukan rencana untuk membuka kasino dengan tujuan mengatasi kemiskinan 1863. Beberapa tahun kemudian, kasino tersebut dioperasikan oleh Société des Bains de Mer 1898. Kasino ini menjadi Monte Carlo Casino yang memiliki fasilitas yang kompleks yaitu opera dan ruang ballet, teater Grand Théâtre de Monte Carlo dan pengurus Ballets de Monte Carlo . o 1899 – VIP Rooms Ruangan-ruangan baru dibuka di kasino, kapasitas yang lebih luas untuk menciptakan keberuntungan masing-masing. VIP Rooms Salon Prives dibuka dengan jumlah taruhan yang tidak terbatas. o 1931 – Las Vegas Di Amerika, usaha untuk melegalkan judi akhirnya membawa Amerika mengembangkan kasino-kasino menjadi lebih luas. Dan pada tahun 1931, Benjamin Siegel alias Busgy menjadi pendiri Las Vegas, yang kita kenal sekarang sebagai pusat hiburan dunia. Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 11 Suwanti 060406028 o 1962 – Asia Di Asia, perjudian mulai beroperasi di China, Saigon Vietnam dan Macao dimana kasino mulai dibuka pada awal tahun 1850. Ketika Sociade de Turismo e Diversoes de Macao memenangkan monopoli dari lisensi kasino, maka kasino di Macao pada waktu itu menjadi kerajaan judi di Asia 1962.

2.2.3 Lokasi PerjudianKasino di Indonesia

Munculnya tempat-tempat judi ilegal di berbagai pelosok Indonesia hanya akan menguntungkan oknum-oknum tertentu. Oleh karena itu, kebijaksanaan negara Malaysia diharapkan dapat menjadi referensi sehingga pemerintah Negara Indonesia dapat melokalisasikan perjudian secara terpusat yang bertujuan untuk memperkecil ruang gerak judi ilegal. Selain itu, pajak dari lokalisasi perjudian tersebut akan dimasukkan ke devisa negara. Beberapa contoh berikut membuktikan bahwa terdapat banyaknya lokasi perjudian ilegal di Indonesia 9 antara lain: Nama Lokasi Judi Lokasi Pemilik - Jalan Kunir, Jakarta Arief Cocong - Jalan Gajahmada no.8285, Jakarta Arief Cocong - Pulau Ayer, Kepulauan Seribu Arief Cocong, Jan Darmadi dan Henry Pribadi Rainbow Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Arief Cocong Raja Kota Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Arief Cocong Rajamas Glodok Rudy Susanto - Jalan Gajahmada no. 80, Jakarta Robby dan Atung FIGJT Gunung Sahari Robby dan Atung Pancoran Glodok Apo - Muara Karang Raya no.90, Jakarta Apo - Kelapa Gading, Jakarta Apo - Mangga Dua, Jakarta Engsiu, Yasmin, dan David 9 http:www.politikindonesia.comprintartikel.php?tipe=Nid=128jenis=plt Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 12 Suwanti 060406028 Nama Lokasi Judi Lokasi Pemilik - Jalan Asemka, Jakarta David - LokasariKabuki Alex dan Mulyono - Plaza Pasifik, Jakarta Afon - Jalan Labu Jajang Orient Mangga Besar, Jakarta Awi - Taman Harapan Indah, Jakarta Rudy Susanto Toko Rezeki Hayam Wuruk Rudy Susanto - Ruko Green Garden Blok A Apo Komplek Robinson Bandengan Li Yun Fang dan Apo - Teluk Gong Randy dan Jimmy - Citra Garden Matono - Jalan Batu tulis Yudi dan Hendra Sumampauw - Jalan Mangga Besar no.31 A Aliong Komplek Hibrida - Kelapa Gading, Jakarta Jimmy - Hayam Wuruk no. 103 Yongky - Jalan Kejayaan, Jakarta Barat Apo Hotel Travel lantai 5 - Ajin dan Gunawan Panti Pijat Super Jalan Labu Robert Bioskop Fajar Teluk Gong Liem Hong dan Aba Restoran Thio Chu Jalan Labu Apo dan Juhua Stasiun Sawah Besar - Aphin Taman Ratu Kebun Jeruk, Jakarta Akim dan Yongky Poris Indah - Alung _ Duta Merlin Blok I Ferry Hotel Accacia Kramat Raya Hendro Sumampauw Sumber: Politik Indonesia, Jaringan Informasi Politisi

2.2.4 Desain dan

Layout Kasino Menurut Friedman Casino Design Principles® Tabel 2.2 Daftar Lokasi Perjudian dan Pengelola di Indonesia Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 13 Suwanti 060406028 Friedman Casino Design Principles® berasal dari analisa pengaturan dalam interior secara sistematis terhadap para pemain, baik yang terdapat pada permainan kasino yang cepat maupun pada kasino yang dalam permainannya bermain secara pelan. Penemuan memperlihatkan secara spesifik efek elemen dalam mendesain kasino terhadap para pemain. Penelitian terhadap proyek selama 20 tahun menyimpulkan bahwa desain interior dan layout didalamnya mempunyai peranan yang lebih besar terhadap pemain daripada dari segi pemasarannya. Ketika kasino-kasino bersaing dalam pasar yang sama, kasino yang sesuai dengan Friedman Casino Design Principles® selalu mempunyai jumlah pemain yang lebih banyak, dan keuntungan yang lebih besar. Peraturan ini disahkan oleh persaingan pasar pada setiap permainan kasino di seluruh dunia. Banyak kasino yang menggunakan tema yang lebih mencolok pada eksterior danatau promosi pemasaran secara luas dan teknik pengoperasian dalam hal periklanan untuk menarik perhatian pemain terhadap fasilitasnya, tetapi beberapa kasino meng- eksposed perlengkapan dari permainan judinya. Friedman International Standards of Casino Design® menegaskan perilaku dari perjudian, dan hal-hal yang menarik agar para pengunjung tetap bermain judi. Dalam bukunya yang berjudul Designing Casinos to Dominate the Competition membahas sebagai berikut: 1. Desain kasino secara arsitektural eksterior, interior dan pintu masuk  Menempatkan lokasi dan orientasi bangunan berdasar pada sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki yang akan memudahkan pandangan terhadap bangunan tersebut. Gambar 2.3 Bangunan di Genting yang Berorientasi Menurut Sirkulasi Kendaraan Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 14 Suwanti 060406028 Gambar 2.4 Bangunan di Genting yang Berorientasi Menurut Sirkulasi Kendaraan Gambar 2.5 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 15 Suwanti 060406028  Elemen-elemen didesain secara efisien, seperti pintu masuk, akses kendaraan, parkiran, area pejalan kaki, dan pintu masuk kasino. Keterangan: Sirkulasi kendaraan Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 2.6 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort Terhadap Akses Kendaraan, Sirkulasi Pejalan Kaki dan Parkir Gambar 2.7 Pintu Masuk Hotel Genting Gambar 2.8 Pintu Masuk Hotel Highlands Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 16 Suwanti 060406028  Area masuk yang mengundang dan menarik. Gambar 2.9 Pintu Masuk Hotel Highlands dan Hotel Genting Terhadap Denah Gambar 2.10 Posisi Hotel Genting, Hotel Highlands dan Hotel Resort Gambar 2.11 Mobil yang Menjadi Objek yang Mengundang Pengunjung Gambar 2.12 Area Masuk yang Menarik, Dirancang dengan Suasana Karnaval Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 17 Suwanti 060406028  Merencanakan seluruh area permainan kasino dan fasilitas-fasilitas seperti makanan, minuman dan atau hiburanpertunjukkan, sesuai dengan jalur pejalan kaki di dalam bangunan. Fasilitas-fasilitas harus berada posisi yang tepat untuk membuat para pemain tetap menggunakan, menempati dan tetap sibuk dengan permainan judinya.  Bagi area kasino menjadi banyak dunia-dunia permainan yang kecil, tetapi tetap berada pada suatu kesatuan permainan kasino yang besar. Gambar 2.13 Pintu Masuk Kasino Dinotasikan dengan Tanda Panah Gambar 2.14 Fasilitas Pendukung Berada Pada Setiap Zona Zona Dibedakan Berdasarkan Warna Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 18 Suwanti 060406028  Dianjurkan membuat ketinggian langit-langit yang berbeda. Gambar 2.15 Casino de Genting, Malaysia Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar Gambar 2.16 Hollywood Casino Membagi Kasino Menjadi Beberapa Dunia Permainan yang Kecil, Tetapi Berada Dalam Suatu Kesatuan Permainan Kasino yang Besar Gambar 2.17 Langit-Langit Casino de Genting Berbeda-beda Pada Tiap Zona Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 19 Suwanti 060406028 2. Desain kasino yang memperlihatkan aktivitas perjudian kepada para pengunjung, yaitu dalam sirkulasi dan penempatan permainannya  Mendesain sirkulasi untuk memfasilitasi pergerakan para pengunjung agar lebih mudah, khususnya antara pintu masuk kasino dan pintu masuk fasilitas- fasilitas seperti makanan, minuman dan pertunjukkan, dan meng- eksposed kepada para pengunjung bahwa terdapat banyak area perjudian.  Memfokuskan perhatian para pengunjung pada permainan judi dan tuntun para pengunjung pada lorong-lorong area perjudian.  Menciptakan banyak area permainan yang kecil, yang menarik dan bersahabat.  Menghilangkan garis pandang mata yang jauh dibawah kemampuan mata. 3. Desain kasino pada pengaturan latar perjudian yaitu focal points , kanopi, signage , dan langit-langit  Menempatkan bentuk dan ukuran focal points , kanopi, dan signage secara tepat dan strategis.  Merencanakan layout kasino yang tepat agar setiap lokasi interior kasino tersebut jelas terhadap para pengunjung.  Hindari langit-langit yang terlalu rendah.  Memilih dan memposisikan fungsi dan dekorasi pencahayaan dengan tepat. Gambar 2.18 Focal Points Bangunan di Hotel Genting dan Venetian Hotel, Macao Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 20 Suwanti 060406028 4. Evaluasi keberadaan kasino dari segi desain eksterior bangunan dan perkembangan image kasino Penelitian menunjukkan bahwa elemen eksterior dapat mempengaruhi image dari perusahaan tersebut. Friedman Management group FMG mengatakan bahwa perasaan dan pengalaman para pengunjung terhadap elemen visual berdampak terhadap potensi kasino tersebut. Friedman Casino Design Principles® merekomendasikan untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:  Pada pemasaran periklanan, terdapat papan iklan dan signage pada jalan bebas hambatan dan jalan besar, termasuk marguees , papan pengumuman, dan lain-lain untuk menarik perhatian para penjudi.  Memiliki beberapa alternatif pencapaian bangunan seperti jalan, jalan bebas hambatan, kereta api bawah tanah, kereta gantung, bus, area pejalan kaki, dan lain-lain.  Orientasi bangunan, lokasi bangunan serta fasad bangunan.  Visualisasi terhadap elemen-elemen bangunan.  Focal points

2.2.5 Permainan Kasino

Permainan di dalam kasino dikenal dengan nama permainan kasino casino games . Di dalam permainan kasino, pemain berjudi dengan menggunakan chips koin khusus. Terdapat dua kategori umum dalam permainan kasino yaitu: permainan meja dan permainan mesin elektronik.

A. Permainan Meja

Permainan meja di dalam kasino memiliki perbandingan tertentu sehingga dalam 1 zona ruang kasino terdapat ±120 meja sehingga rata-rata luas per meja adalah 23,2 meter². Dalam 1 zona ruang kasino terdapat 1 meja Wheel of Fortune. Terdapat pula perbandingan permainan meja Roulette, meja Craps, dan meja Blackjack yang berturut-turut adalah 1:1:5. Dan apabila di dalam 1 zona kasino terdapat 50 meja permainan, maka akan terdapat penambahan meja Baccarat High Stakes dan meja High Stakes Blackjack dengan perbandingan masing- masing adalah 1:1. Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 21 Suwanti 060406028 Permainan Ukuran Meja meter Ukuran Meja + Pemain meter Luas Gang Sirkulasi meter² Jumlah Pemain yang Baik Jumlah Maksimal Pemain Gambar Blackjack 0,9 x 1,5 2,1 x 2,1 6,2 7 orang 7 orang Craps 1,2 x 3 2,4 x 4,2 15,5 12 orang 16 orang Roulette single table 1,2 x 2,4 2,1 x 3 10,8 8 orang 14 orang Roulette double table 1,2 x 4,8 2,1 x 6 20,4 16 orang 28 orang Triple Shot Bonus Blackjack 0,9 x 1,5 2,1 x 2,1 6,2 6 orang 6 orang Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 22 Suwanti 060406028 Permainan Ukuran Meja meter Ukuran Meja + Pemain meter Luas Gang Sirkulasi meter² Jumlah Pemain yang Baik Jumlah Maksimal Pemain Gambar Mini Baccarat 0,9 x 1,5 2,1 x 2,1 6,2 7 orang 7 orang Big Baccarat 1,2 x 3 3 x 4,8 7 14 orang 14 orang Multi Action Blackjack 0,9 x 1,5 2,1 x 2,1 6,2 7 orang 7 orang

B. Permainan Mesin JackpotSlot Machine

Permainan mesin slot machine dimana terdapat perbandingan jumlah permainan mesin dengan jumlah kasir adalah 50:1, memiliki ukuran mesin-mesin permainan sebagai berikut: Permainan Gambar Ukuran Jumlah Pemain yang Baik Flat-top slot machine Tinggi = 1,2 meter Lebar = 0.6 meter Dalam = 0.5 meter 1 orang Tabel 2.3 Permainan Meja Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 23 Suwanti 060406028 Permainan Gambar Ukuran Jumlah Pemain yang Baik High-top slot machine Tinggi = 1,3 meter Lebar = 0.6 meter Dalam = 0.5 meter 1 orang Round-top slot machine Tinggi = 1,3 meter Lebar = 0.6 meter Dalam = 0.5 meter 1 orang 2.3 Hotel 2.3.1 Etimologi Hotel Kata “hotel” berasal dari kata hospitium bahasa latin, yang artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu yang lama, kata hospitium mengalami proses perubahan arti. Untuk membedakan antara guest house dan mansion house , maka mansion house pada waktu itu dikenal dengan istilah “ hostel ” . Hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk berisitrahat dalam jangka waktu yang pendek, yang selama menginap para tamu akan dikoordinir oleh seorang host , dan semua tamu harus tunduk dan hormat atas peraturan yang dibuat dan ditentukan oleh host hostel . Sesuai dengan perkembangan zaman, kepuasan akan kenyamanan semakin bertambah, para pengunjung merasa tidak nyaman dengan peraturan yang terlalu mengikat tersebut, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” dalam hostel dihilangkan, dan menjadi hotel. Tabel 2.4 Permainan Mesin Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 24 Suwanti 060406028

2.3.2 Sejarah Perkembangan Hotel  Di Eropa dan Amerika

Sejak permulaan abad masehi, hotel dimulai dengan usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel merupakan jenis akomodasi lain yang berasal dari kata “inn” dapat diartikan sebagai usaha penyewaan sebagian dari bangunannya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap yang pada umumnya dihuni oleh beberapa orang secara bersama-sama. Inn sering juga disebut dengan lodge yang hanya menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan, karena sudah larut malam terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalannya. Kemudian peradaban semakin maju maka terdapat berbagai peningkatan dengan menambah fasilitas penyediaan bak air untuk mandi, disusul dengan penyediaan makanan dan minuman walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke enam masehi, mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah, maka jenis usaha penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada masa Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790. Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi dunia secara drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang mengubah sistem produksi rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang melatarbelakangi dunia usaha untuk berlomba-lomba menjual hasil produksinya. Dampak dari situasi ini sehingga lebih banyak lagi orang melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya. Walaupun pada jaman itu ketertiban dan kemanan belum sebaik dan setertib saat ini, hal tersebut ditandai dengan banyaknya perampokan dan penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga mereka memilih untuk beristirahat di penginapan yang dianggap dapat memberikan rasa aman kepada mereka yang bermalam, untuk keesokan harinya melanjutkan perjalanannya. Pada tahun 1129, telah tercatat adanya Inn di kota Canterburry, Inggris, sedangkan di Amerika Serikat Inn tertua dibangun pada tahun 1607. Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya City Hotel tersebut namun akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 25 Suwanti 060406028 kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston, Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 1829 dibangun hotel dengan nama The Tremont House yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya perhotelan modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar single dan double , yang pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel pun menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa industri hotel bergerak di bidang industri penjualan jasa. The Tremont House adalah hotel pertama yang memberikan pendidikan dan menyeleksi karyawannya untuk lebih meningkatkan mutu dalam upaya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamunya. Pada saat itu, hotel belum menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk setiap kamarnya. Saat sekarang ini hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20 tahun beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak disangsikan lagi bahwa keberasilan The Tremont House telah mendorong lahirnya hotel-hotel baru yang kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu baik pelayanannya maupun fasilitas fasilitasnya. Perubahan yang cukup berarti terjadi pada permulaan abad ke 20 pada industri perhotelan yaitu mulai diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah dan kelas atas bagi para pengusaha atau wisatawan yang membutuhkannya, dengan ciri- Gambar 2.19 The Tremont House Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 26 Suwanti 060406028 ciri yang lebih mengutamakan kepraktisan, kemudian hotel berkembang dengan pesatnya. Ellswort M. Statler yang berjasa dalam menemukan ide-ide baru seperti penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan lain-lain. Dalam kurun waktu 40 tahun, hotel-hotel milik Statler menjadi contoh dalam pembangunan kontruksi hotel-hotel baik di Amerika Serikat maupun diseluruh dunia. Pada masa kejayaan industri perhotelan, secara alamiah hotel-hotel diklasifikasikan menurut pengguna jasanya dan lokasi dimana hotel itu berada. Terdapat dua kelompok besar jenis hotel yakni City Hotel yang terletak di tengah kota besar yang digunakan oleh kebanyakan usahawan dan Resort Hotel yang diperuntukkan bagi para wisatawan dan yang berlokasi di daerah tujuan wisata seperti pantai, pegunungan, pulau, danau dan lain-lain. Diawal tahun 1950-an, khususnya di daratan Eropa dan Amerika, dengan adanya persaingan yang semakin ketat yang dibarengi dengan semakin mahalnya upah buruh dan ongkos-ongkos operasionalnya, para pengelola hotel mulai menyadari bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan manajemen dan melipatgandakan upaya penjualan agar mereka dapat bersaing dalam industri hotel. Perusahaan- perusahaan besar mulai mengadakan pendidikan khusus di bidang perhotelan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dan berusaha mencari bentuk atau cara usaha yang paling menguntungkan dalam pengelolaan hotelnya. Asosiasi atau organisasi profesi mulai dibentuk, dan mereka menciptakan standarisasi dan pola bekerja yang terbaik untuk industri hotel.  Di Indonesia Pada masa penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan pada tahun 1945, hotel besar berskala internasional, terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan lain- lainnya. Adanya Hotel Des Indes di Jakarta dan Hotel Savoy Homann di Bandung, Hotel Bali Beach di Bali sering digunakan untuk menerima tamu-tamu negara. Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 27 Suwanti 060406028 Perkembangan hotel-hotel bersejarah di Indonesia setelah tahun 1945, Ir Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia mulai membangun beberapa hotel atas kepemilikan pemerintah yang belakangan menjadi hotel di bawah Badan Usaha Milik Negara BUMN, diantaranya: Hotel Indonesia di Jakarta, Bali Beach di Bali, dan Samudera Beach Hotel, di Yogyakarta. Pada saat ini telah banyak bermunculan berbagai tipe hotel dari hotel berbintang lima, diamond, apartemen, sampai hotel melati atau losmen sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.

2.3.3 Klasifikasi Hotel

Tipe-tipe hotel dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut: Gambar 2.20 Hotel Des Indes Gambar 2.21 Bali Beach Hotel Sanur Bali Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 28 Suwanti 060406028 No Dasar Klasifikasi Penjelasan 1 Berdasarkan Kelas  Hotel Melati  Hotel bintang satu  Hotel bintang dua  Hotel bintang tiga  Hotel bintang empat  Hotel bintang lima 2 Berdasarkan Plan  Full America Plan  Modified American Plan  Continental Plan  European Plan 3 Berdasarkan Ukuran  Hotel KecilSmall Hotel  Hotel SedangMedium Hotel  Hotel BesarLarge Hotel 4 Berdasarkan Lokasi  City Hotel  Resort Hotel 5 Berdasarkan Area  Suburb Hotel  Urban Hotel  Airport Hotel 6 Berdasarkan Maksud Kunjungan Tamu  Business Hotel  Tourism Hotel  Casino Hotel  Pilgrim Hotel  Cure Hotel  Cure Hotel 7 Lama Tamu Menginap  Transit Hotel  Semi Residential Hotel  Residential Hotel 8 Kriteria Jenis Tamu  Family Hotel 9 Aspek Bentuk Bangunan  Pondok Wisata  Cottage  Motel 10 Wujud Fisik Produk Nyata Tangible Produk Tidak Nyata Intangible Tabel 2.5 Tipe Hotel Berdasarkan Berbagai Klasifikasi Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 29 Suwanti 060406028

2.3.3.1 Hotel Berdasarkan Kelas

Tanda bintang pada suatu hotel menyatakan persyaratan fasilitas dan pelayanan. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan kelas adalah: Klasifikasi Hotel Bintang Persyaratan  Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar  Kamar mandi di dalam  Luas kamar standar, minimum 20m 2  Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar  Kamar suite minimum 1 kamar  Kamar mandi di dalam  Luas kamar standar, minimum 22m²  Luas kamar suite, minimum 44m²  Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar  Kamar suite minimum 2 kamar  Kamar mandi di dalam  Luas kamar standar, minimum 24m²  Luas kamar suite , minimum 48m²  Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar  Kamar suite minimum 3 kamar  Kamar mandi di dalam  Luas kamar standar, minimum 24m²  Luas kamar suite , minimum 48m²  Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar  Kamar suite minimum 4 kamar  Kamar mandi di dalam  Luas kamar standar, minimum 26m²  Luas kamar suite , minimum 52 m²

2.3.3.2 Hotel Berdasarkan Plan

Berikut macam hotel berdasarkan plan , antara lain: a. American Plan Tabel 2.6 Klasifikasi Hotel Berdasarkan kelas Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 30 Suwanti 060406028 Sistem perencanaan harga kamar dimana harga bayar terhadap kamar sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan meals . American Plan dibedakan menjadi dua bagian yaitu:  Full American Plan FAP Harga kamar termasuk sarapan, makan siang dan makan malam  Modified American Plan MAP Harga kamar termasuk makan dimana: Harga kamar termasuk sarapan dan makan siang Harga kamar termasuk sarapan dan makan malam b. Continental PlanBermuda Plan Continental Plan merupakan perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut sudah termasuk dengan continental breakfast . c. European Plan European Plan merupakan perencanaan dimaan tamu yang menginap hanya membayar harga kamar saja. Keistimewaannya adalah:  Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel  Memudahkan system billing pembayaran pada saat check-out

2.3.3.3 Hotel Berdasarkan Ukuran

Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan berdasarkan jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: a. Small Hotel yaitu hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar b. Medium Hotel yaitu hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:  Average hotel : jumlah kamar antara 150 sd. 299 kamar.  Above average hotel : jumlah kamar antara 300 sd. 600 kamar. c. Large Hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar diatas 600 enam ratus kamar 2.3.3.4 Hotel Berdasarkan Lokasi Hotel berdasarkan faktor lokasi dapat dibedakan menjadi: a. City Hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamunya menginap untuk melakukan kegiatan bisnis. Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 31 Suwanti 060406028 b. Resort Hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya melakukan kegiatan rekreasi. Macam-macam resort berdasarkan lokasi antara lain:  Mountain hotel yaitu hotel yang berada di pegunungan.  Beach Hotel yaitu hotel yang berada di daerah pantai.  Lake Hotel yaitu hotel yang berada di pinggiran danau.  Hill Hotel yaitu hotel yang berada di puncak bukit.  Forest Hotel yaitu hotel yang berada di kawasan hutan lindung.

2.3.3.5 Hotel Berdasarkan Area

Hotel berdasarkan area dibagi menjadi beberapa tipe hotel sebagai berikut: a. Suburb Hotel, hotel yang berlokasi di pinggiran kota yang merupakan kota satelit yaitu pertemuan antara dua kota madya. b. Airport Hotel merupakan hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara. c. Urban Hotel merupakan hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan yang baru, yang tadinya masih berupa desa.

2.3.3.6 Hotel Berdasarkan Kunjungan

Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungan selama menginap,adalah sebagai berikut : a. Business hotel adalah hotel yang tamunya sebagain besar berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-ruang meeting dan convensi. b. ResortTourism Hotel adalah hotel yang kebanyakan tamunya adalah para wisatawan, baik domestik maupun manca negara. c. Casino hotel adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berjudi. d. Pilgrim hotel adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai fasilitas beribadah seperti hotel-hotel di Arab dan Lourdes di Perancis. e. Cure Hotel adalah hotel yang tamu-tamunya sedang dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit.

2.3.3.7 Hotel Berdasarkan Lamanya Tamu Menginap

Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 32 Suwanti 060406028 Berikut hotel berdasarkan faktor lamanya tamu menginap baik tamu domestik maupun mancanegara adalah: a. Transit hotel; tamu yang menginap dihotel ini biasanya dalam waktu yang singkat, rata-rata satu malam b. Semi residential hotel; tamu yang menginap di hotel ini biasanya lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap tetap singkat, berkisar antara 1 minggu sd. 1 bulan. c. Residential hotel; tamu yang menginap dihotel ini cukup lama, paling sedikit satu bulan.

2.3.3.8 Hotel Berdasarkan Kriteria Jenis Tamu

Hotel berdasarkan kriteria jenis tamu yaitu Family Hotel. Family Hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya.

2.3.3.9 Hotel Berdasarkan Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan dapat menentukan jenis akomodasi dari hotel tersebut diantaranya: a. Pondok Wisata merupakan suatu usaha perseorangan yang mempergunakan sebagian dari rumah tinggalnya untuk tempat inap bagi tamu dengan memperhitungkan pembayaran harian. b. Cottage merupakan suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan akomodasi dan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya. Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa peminjaman sepeda secara gratis, atau fasilitas dayung apabila cottage terletak di tepi danau. a. Motel merupakan suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha perhotelan dengan sarana tambahan adanya garasi di setiap kamarnya. Motel biasanya berlantai dua, bagian atas berfungsi sebagai kamar, dan bagian bawah berupa garasi mobil.

2.3.3.10 Hotel Berdasarkan Wujud Fisik

Hotel Berdasarkan wujud fisiknya dibedakan menjadi dua yaitu: a. Produk nyata tangible yaitu berupa lokasi hotel dan fasilitas hotel Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 33 Suwanti 060406028 b. Produk tidak nyata intangible yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan dan pembentukan citra suatu produk dan hotel.

2.3.4. Tinjauan Area Hotel

Hotel secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

A. Front-of-the-House

Front of the house terdiri dari ruang-ruang yang dapat diakses oleh tamu, seluruh bentuk pelayanan dan fasilitas berada di bagian ini. Area front-of-the-house meliputi tipikal lantai bangunan dan area publik.

1. Tipikal Lantai Bangunan 65 - 85 dari total area hotel

Perencanaan orientasi bangunan diantaranya:  Orientasi dan rencana bentuk bangunan tidak hanya memperhatikan view , tetapi untuk mengurangi penggunaan energi terhadap panas bangunan dan pengkondisian udara bangunan, dengan menganalisa dampak panas terhadap fasad bangunan, umumnya fasad bangunan berorientasi pada arah utara dan arah selatan daripada timur dan barat.  Menganalisa wind-loading dengan meminimalkan dampak terhadap banyaknya angin lateral yang berpengaruh terhadap struktur.  Memperhatikan potensi view pada tiap-tiap kamar hotel.  Menempatkan posisi bangunan sehingga terlihat dari jalan. Tipikal kamar di tiap lantai memiliki beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya:  Persentase kamar tamu paling sedikit 70 terhadap luasan per lantai kotor bangunan. Dengan kata lain, meminimalkan area servis seperti tempat penyimpanan sprei, lobby untuk lift servis, vending , chutes , ruang mekanikal elektrikal dan memaksimalkan area yang dapat dijual.  Lift dan tangga dilokasikan sebagai interior bangunan daripada sebagai fasad pada eksterior. Lift servis, tempat penyimpanan sprei, dan chutes berada pada satu zoning.  Adanya koridor memfasilitasi sirkulasi tamu di tiap lantai.  Area vending berada dekat dengan lift publik.  Perencanaan lebar koridor adalah 1,5 meter dianjurkan 1,6 meter. Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 34 Suwanti 060406028  Jarak terjauh kamar tamu mencapai tangga darurat adalah 45,72 meter jika terdapat sprinkler , dan panjang kamar diantara tangga darurat tidak melebihi 61 meter.  Kamar tamu didesain saling bertetangga satu sama lain sepasang, untuk memudahkan sistem plumbing .  Melokasikan kamar tamu khusus difable pada lantai tower yang lebih rendah dan dekat dengan lift, demikian halnya dengan area publik dan fasilitas pendukung Grand Ballroom , ruang rapat, dan ruang perjamuan yang bebas kolom berada pada lantai yang rendah.  Efisiensi terhadap tipikal kamar pada tiap lantai yaitu menggunakan sistem double-loaded. Dikarenakan sistem single-loaded mengakibatkan tambahan sirkulasi mencapai 4-6 dari luas lantai pada jumlah kamar yang sama. Kecuali keadaaan site tidak memungkinkan, atau bangunan yang sangat memerlukan view sehingga mengharuskan sistem single- loaded .  Bangunan akan lebih ekonomis jika area publik dan area servis pada core dikombinasikan, sehingga area servis pada tempat tertentu tidak akan menggantikan posisi kamar tamu. Pada umumnya, core akan diminimalkan sedemikan rupa sehingga luasan core hanya menggantikan beberapa unit kamar tamu saja.  Core dirancang terhubung antara lift publik dan lobby, demikian juga dengan lift servis dan housekeeping , back of the house . Layout core yang baik merupakan gabungan dari lift publik, lift servis, tempat penyimpanan sprei, chutes , dan vending .  Pada bangunan bertingkat banyak, diberi salah satu alternatif yaitu membuat lantai bangunan bertingkat-tingkat menyerupai piramida, ruang lobby yang luas sehingga sebagian dari kamar mempunyai view ke interior hotel. Berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan lantai bangunan adalah:  Organisasi dan layout lantai bangunan berusaha untuk mengurangi jarak pejalan kaki baik tamu maupun pekerja housekeeping .  Mengakomodasi perluasan bangunan yang mungkin terjadi di masa depan, arsitek harus mempertimbangkan bagaimana jumlah kamar tamu agar dapat diperbanyak, apakah dengan mempertimbangkan struktur jika Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 35 Suwanti 060406028 terjadi perluasan dengan memperbanyak lantai bangunan, ataupun apakah terjadi penambahan permintaan jumlah kamar yang lebih besar dengan menambah tower .  Posisi lift lobby yang mudah terlihat.  Struktur atrium pada umumnya menggunakan dasar bentukan persegi panjang.

2. Area Publik

Secara garis besar, area publik khususnya fasilitas pendukung pada hotel harus berada di sekitar lobby utama mengelilingi area lobby dengan tujuan untuk mengurangi kesulitan para pengunjung dalam mencari fasilitas. Berikut penggolongan area publik untuk bangunan dengan fungsi kasino hotel yaitu: Tipe Lobby Area Makanan dan minuman Recreation Parkir Kasino Hotel Large Large Large kasino Moderate Keterangan:  Moderate menunjukkan area parkir untuk 1-1.3 carsroom  Large menunjukkan luasan area lobby 0.9 meter²; area makanan dan minuman 1.5 seatsroom ; function spaces 4 seatsroom = extensive facilities.

2.1. Eksterior dan Pintu Masuk

Aspek-aspek pendekatan bangunan secara arsitektural melalui: Front desk Lobby Garasi Retail shops Administrasi Function rooms Kamar tamu Lounge Restoran Recreation Diagram 2.1 Skematik Area Publik Tabel 2.7 Penggolongan Area Kasino Hotel Universitas Sumatera Utara • Kasino • Hotel • 36 Suwanti 060406028 Perancang harus mempertimbangkan kebutuhan dari beberapa area masuk entrance seperti:  Area masuk utama hotel  Area masuk kasino Setiap area masuk memerlukan penjelasan area tersebut, yaitu perbedaan pada kanopi, signage , cahaya khusus, ataupun nilai arsitektural lainnya.

2.2. Lobby 0.6-0.9 meter² dari kamar tamu, tidak termasuk sirkulasi