Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per05M.Pan032008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah APIP sebagaimana yang tercantum dalam diktum kedua menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan. Menurut peraturan Menpan tersebut kualitas auditor dipengaruhi oleh : 1. Keahlian, menyatakan bahwa auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawabnya dengan kriterianya auditor harus mempunyai tingkat pendidikann formal minimal Strata Satu S-1 atau yang setara, memiliki kompetensi teknis dibidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor JFA dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan continuing professional education. 2. Independensi, menyatakan bahwa auditor APIP harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya dengan kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan 3. dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya, jika independensi atau objektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP. 4. Kecermatan profesional, menyatakan bahwa auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama due professional care dan seecara hati-hati prudent dalam setiap penugasan, dengan kriterianya menentukan formulasi tujuan audit KKP, penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi resiko audit, pemilihan pengujian dan hasilnya, pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit, dan lain-lain. 5. Kepatuhan pada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintahauditor dengan rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya, dan auditor dengan masyarakat. DeAngelo 1981 mendefinisikan kualitas auditor sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien dalam Deis dan Giroux, 1992. Deis dan Giroux 1992 menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Penelitian mereka bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas auditor, yaitu dari faktor kemampuan teknis atau keahlian expertise dan faktor independensi auditor. 12 13 Kualitas auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per05M.Pan032008 tanggal 31 Maret 2008 adalah auditor yang melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut audit, serta konsistensi laporan audit. Hogan 1997 menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran perdana initial public stock offering, IPO. Hal ini disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah. Dopuch dan Simunic 1980 dan DeAngelo 1981 dalam Komalasari 2003 berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor. Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran. 14 Sarundajang 2004 mengatakan kondisi Sumber Daya Manusia SDM pengawasan saat ini masih memprihatinkan. Khususnya pada Bawasda kabupaten dan kota. Pada masa lalu Itwil PropKabKota merupakan tempat pembinaan aparat- aparat yang bermasalah. Berdasarkan hasil survey ADB tahun 2003 bahwa tenaga auditor yang berlatar belakang pendidikan akuntansi di Bawasda sedikit sekali kurang dari 1 . Sementara Bawasda juga melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan di daerah dan hasilnya belum memenuhi prinsip akuntansi. Untuk mengatasi hal ini tentu ada program peningkatan sumber daya manusia dibidang akuntansi dan diperlukan rekrutmen tenaga baru untuk dijadikan auditor. Independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Menurut Harahap 1991, auditor harus bebas dari kepentingan terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. Sejalan dengan peraturan Menpan tersebut, berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum pemeriksaan yaitu : 1. Persyaratan kemampuankeahlian 2. Independensi 3. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Sedangkan 15 auditor adalah Pegawai Negeri Sipil PNS yang mempunyai jabatan fungsional auditor danatau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama Aparat Pengawasan Internal Pemerintah. Menurut Elim 2006 peran auditor internal adalah : 1. Terlibat dalam pengelolaan risiko membantu manajemen 2. Berperan sebagai pihak yang melaksanakan control self assessment atas pengendalian manajemen. 3. Melakukan audit berbasis resiko. Penelitian mengenai pengalamankeahlian telah dilakukan Abdomohammadi 1991 yang menyatakan pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur. Penelitian yang dilakukan oleh Alia 2001 menyatakan ternyata pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas auditor. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendro dan Aida 2006 yang menyatakan profesionalisme yang tinggi akan membuat kebebasan auditor semakin terjamin. Choo dan Trotman 1991 menyatakan auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum atypical dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Sejalan dengan paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era otonomi daerah, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan terutama di era UU No. 22 tahun 1999 telah menimbulkan kondisi yang stagnan dalam pelaksanaan fungsi 16 pengawasan secara berjenjang dengan adanya pemahanan otonomi pada KabupatenKota yang beragam sehingga berdampak pada lahirnya pemahaman bahwa pengawasan juga berotonomi. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya dilingkungan internal pemerintah, sehingga kebijakan nasional yang ditetapkan kurang mendapat masukan dari aspek pengawasan. Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 80010602004 tanggal 31 Maret 2004, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara telah mengangkat para auditor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perannya dibawah pembinaan BPKP melalui beberapa pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan secara terus-menerus, berdasarkan kecakapan dan kompetensinya untuk melaksanakan tugas rutin pemeriksaan secara komprehensif pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang ada pada Provinsi, Kabupaten dan Kota. Independensi dalam fakta yang diperoleh independence in fact adalah independensi nyata yang diperoleh dan dipertahankan oleh auditor dalam seluruh rangkaian kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap pelaporan. Independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya. 17 Independensi dalam penampilan independence in appearance atau independensi profesi adalah independensi yang ditinjau menurut citra image auditor dari pandangan publik atau masyarakat umum terhadap auditor yang bertugas. Independensi ini adalah hasil interpretasi dari pihak lain mengenai independensi. Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Fogarty 1996, Pany dan Reckers 1980, Supriyono 1988. Banyaknya penelitian mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. Penelitian tersebut dilakukan terutama untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap independensi auditor. Berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupatenkota. Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan program pengawasan b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan. 18 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman yang merupakan indikator dari variabel kecakapan profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992. Peneliti lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel ”intervening” efek pengetahuan mengenai pekerjaan job knowledge Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al., 1986, terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik bonner, 1990. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah dalam ketentuan umum pasal 1 point 2 menyebutkan kode etik pejabat pengawas pemerintah adalah seperangkat prinsip moral atau nilai yang dipergunakan oleh pejabat pengawas pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan. Auditor dalam melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab dengan cara wajib bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik. Kode etik sebagaimana yang dimaksud meliputi : a. Pejabat pengawas pemerintah dengan organisasi intern b. Pejabat pengawas pemerintah dengan pejabat pengawas 19 c. Pejabat pengawas pemerintah dengan pemeriksaauditor d. Pejabat pengawas pemerintah dengan penyidik e. Pejabat pengawas pemerintah dengan yang diawasi dan f. Pejabat pengawas pemerintah dengan masyarakat Pemahaman kode etik akan mengarah adanya perubahan positif terhadap pola pikir, sikap, perilaku para pejabat pengawas agar martabat pengawas di masyarakat mendapat tempat yang terhormat dan mampu memberikan outcomehasil pengawasan yang diharapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per05M.Pan032008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah APIP dan fenomena yang terjadi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dimana auditor yang memiliki kompetensi teknis sangat sedikit, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Keahlian, Independensi, Perencanaan Audit dan Supervisi Audit terhadap Kualitas Audit pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

7 137 117

Pengaruh Akuntabilitas, Integritas Dan Skeptisisme Profesional Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

5 36 110

Pengaruh kompetensi, independensi, dan keahlian profesional terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi (studi kasus pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta Selatan)

4 32 171

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN MOTIVASI TERHADAP KUALITAS AUDITOR (STUDI KASUS BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA).

0 1 23

Pengaruh Akuntabilitas, Integritas Dan Skeptisisme Profesional Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Akuntabilitas, Integritas Dan Skeptisisme Profesional Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

0 2 14

Pengaruh Akuntabilitas, Integritas Dan Skeptisisme Profesional Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

0 1 2

Pengaruh Akuntabilitas, Integritas Dan Skeptisisme Profesional Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Akuntabilitas, Integritas Dan Skeptisisme Profesional Terhadap Kualitas Hasil Audit Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

0 0 21

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, KECERMATAN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh)

0 4 9