7
hak-hak mereka, serta korban dari mutualisme antara eksploitasi masyarakat industri dengan kearifan lokal. Pengabaian hak-hak mereka yang tidak mereka
sadari dengan jelas merupakan kekerasan simbolis yang dialami oleh pekerja anak di Desa Bogak tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Penelitian ini berfokus pada fenomena sosial, dimana anak-anak yang seharusnya mengisi waktu mereka dengan bermain dan berkreatifitas bersama
teman-teman sebaya. Ada sebuah kearifan lokal yang mengikat mereka secara implisit untuk menjadi “anak itik” sebagai fase pertumbuhan untuk menjadi orang
yang sukses nantinya. Sedangkan pada dasarnya, anak-anak dilarang dipekerjakan karena melanggar hak asasi. Maka peneliti menyimpulkan perumusan masalah
sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah sosialiasi “anak itik” yang dilakukan oleh keluarga dan toke mereka?
2. Bagaimanakah kekerasan simbolik yang terjadi pada “anak itik” di Desa
Bogak?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana sosialisasi “anak itik” yang dilakukan oleh keluarga dan toke mereka.
Universitas Sumatera Utara
8
2. Untuk mengetahui bagaimana kekerasan simbolik yang terjadi pada “anak
itik” di Desa Bogak.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis: penelitian ini diharapkan dapat menawarkan wacana baru dalam studi anak dan pengembangan ilmu pengetahuan secara umum, khususnya
dalam bidang ilmu sosiologi keluarga. Manfaat praktis: penelitian ini diharapkan akan memberikan solusi pada
fenomena sosial yang terkait hak-hak anak agar terwujud masyarakat yang lebih peka terhadap hak-hak asasi manusia, terutama anak-anak. Fenomena yang
dimaksud adalah adanya paradoks antara hukum positif dengan kearifan lokal yang ada pada masyarakat. Kemudian penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan bagi lembaga pemerintahan kedepannya dalam menetapkan hukum dan mengambil kebijakan.
1.5. Definisi Konsep
Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:
1. “Anak itik”
“Anak itik” merupakan anak-anak yang berusia dibawah 18 tahun UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 1 yang mendapat upah dari
toke atau nelayan yang mempekerjakan mereka untuk berbagai keperluan di areal pelabuhan, seperti membersihkan kapal, mengangkat ikan, ikut melaut, dan
Universitas Sumatera Utara
9
membersihkan jaring. Dalam penelitian ini, anak-anak adalah orang laki-laki atau perempuan yang berusia 6-18 tahun.
2. Eksploitasi
Eksploitasi merupakan perlakuan yang memanfaatkan daya guna dari individu kelompok penguasa terhadap individu kelopok yang dikuasai dengan
maksud mencari keuntungan. 3.
Kearifan Lokal Kearifan lokal adalah gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan
setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
4. Nelayan
Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Nelayan dibedakan menjadi
dua, yaitu nelayan “tekong” dan nelayan perorangan.
5. Toke “tekong” juragan
Toke merupakan pemilik dari sampan atau kapal, baik bekerja sendiri maupun memiliki pekerja dengan tujuan untuk mencari keuntungan dan sebagai
pengumpul hasil laut dari nelayan yang bekerja kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
10
BAB II TINJAUA PUSTAKA