34
membangun komunikasi dengan mata pelajaran lain melalui teknologi yang tersedia. Ini juga mengasumsikan perolehan dan pengembangan
norma-norma perilaku dengan sikap sosial inheren positif terhadap orang lain yang bisa mengambil bentuk kerja kolaboratif, rasa hormat dan empati
dalam jaringan sosial pilihan. 5. Kompetensi aksiologis
Mengacu pada kesadaran bahwa teknologi informasi tidak aseptik atau netral dari sudut pandang sosial, tetapi memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap lingkungan budaya dan politik dalam masyarakat kita; akuisisi nilai-nilai etika dan demokratis ditimbulkan oleh penggunaan
informasi yang benar dan teknologi akan membantu untuk menghindari difusi komunikasi sosial negatif.
6. Kompetensi emosi Ini berkaitan dengan kasih sayang, perasaan dan sentimen emosional
terangsang oleh pengalaman bertindak dalam lingkungan digital. Ini dapat terjadi selama tindakan yang berlangsung dalam pengaturan virtual, seperti
video game, atau selama komunikasi interpersonal dalam jaringan sosial. Literasi dalam dimensi ini berkaitan dengan belajar bagaimana mengontrol
emosi negatif, dengan perkembangan empati dan pembangunan identitas digital yang ditandai dengan keseimbangan afektif-personal dalam
penggunaan ICT.
2.8 Kriteria Penilaian Tingkat Literasi Media
Dua dimensi dari literasi media dikelompokkan menjadi kompetensi individual dan faktor lingkungan. Hal ini didasarkan pada gejala melek media
diwujudkan dalam kemampuan individu dan faktor lingkungan yang mendorong atau menghancurkan mereka. Celot 2010, 9
Kompetensi individual merupakan
kapasitas perseorangan
yang berhubungan dengan melatih keterampilan tertentu akses, analisis, komunikasi.
Kompetensi ini ditemukan dalam satu set yang lebih luas dari kapasitas yang meningkatkan tingkat kesadaran, analisis kritis dan kapasitas kreatif untuk
Universitas Sumatera Utara
35
memecahkan masalah. Sedangkan, faktor lingkungan merupakan serangkaian faktor kontekstual yang mempengaruhi individu dan berhubungan dengan
pendidikan media dan warga negara yang tepat. Hal ini digambarkan dalam sebuah piramid yang menyajikan keberagaman
kriteria dari literasi media dan cara yang berhubungan satu sama lain, ini juga untuk negara yang jelas bahwa tahap yang lebih tinggi tidak akan ada tanpa
adanya tahap yang lebih rendah.
Gambar 2.3 Struktur dari kriteria penilaian literasi media Sumber: Celot 2010
Grafik menunjukkan bidang di mana indikator telah dipilih. Dasar piramida menggambarkan diperlukan pra-kondisi untuk media pengembangan
literasi dan faktor-faktor yang memfasilitasi atau menghambat itu. Tingkat kedua menggambarkan kompetensi pribadi untuk memfasilitasi keterampilan teknis dan
Universitas Sumatera Utara
36
proses kognitif, yang pada gilirannya memfasilitasi kemampuan komunikatif di puncak piramida, yang memungkinkan keterlibatan penuh dengan masyarakat
media. Celot 2010, 10 juga menjelaskan Kompetensi individu diilustrasikan oleh
tingkat kedua piramida, yang dimulai dengan penggunaan, prasyarat sekunder pengembangan melek media. Kegunaan adalah persimpangan antara ketersediaan
dan keterampilan operasional. Mereka adalah keterampilan praktis dengan tingkat kesadaran yang rendah sadar diri. Di bawahnya ada pemahaman kritis, yang
merupakan pengetahuan, sikap dan pemahaman tentang konteks media dan konten, dan bagaimana memanifestasikan dirinya dalam perilaku. Ini mencakup
semua proses kognitif yang mempengaruhi praktik pengguna efektivitas tindakan, derajat kebebasan atau pembatasan, peraturan dan norma-norma, dll.
Gunakan membutuhkan pengetahuan. Faktor ini membutuhkan meta pengetahuan pengetahuan tentang pengetahuan. Hal ini memungkinkan pengguna untuk
mengevaluasi aspek media, dengan cara membandingkan jenis dan sumber informasi yang berbeda, tiba ke kesimpulan tentang kebenaran dan kesesuaian,
dan membuat pilihan informasi. Puncak piramida mewakili kemampuan komunikatif, yang merupakan
manifestasi dari tingkat melek media, dan kualitas yang bertumpu pada keberhasilan atau kegagalan dari tingkat yang lebih rendah. Ini adalah
keterampilan yang menampakkan diri dalam komunikasi dan partisipasi dengan kelompok-kelompok sosial melalui media, dan pembuatan konten. Ini adalah
tingkat tertinggi dari literasi media. Untuk lebih jelasnya masing-masing kompetensi dan faktor lainnya yang
terlihat dari piramida di atas akan dijelaskan sebagai berikut.
2.9.1 Individual Competencies Kompetensi individual
Keterampilan individu atau operasi dikembangkan bersama tiga kriteria: melakukan kemampuan operasi dan penggunaan praktis; mengetahui kritis
critical understanding; dan hubungannya dengan tujuan bahwa keterampilan
Universitas Sumatera Utara
37
atau operasi harus bertemu. Dalam hal ini mereka harus mampu menciptakan, komunikasi, hubungan sosial dan partisipasi dalam ruang publik.
Dalam kompetensi individu, ada kriteria berikut: 1. Kegunaan keterampilan teknis: kapasitas yang berhubungan dengan
media akses dan penggunaan. 2. Pemahaman kritis kompetensi cognitive: Aspek yang berhubungan
dengan pemahaman dan evaluasi isi dan media. 3. Kemampuan komunikatif sosial, partisipasi, kemampuan kreatif: Aspek
yang berhubungan dengan pembuatan konten, hubungan sosial dan partisipasi warga negara. Celot 2010, 34
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1
Kompetensi Individu dan Sosial Kompetensi
Perilaku Dimensi kemampuan
individu Objektif
pelaksanaan kerjasama
Kemampuan personal
Kegunaan Kemampuan Teknis
Kemampuan mengoperasikan media
merupakan syarat untuk menggunakan alat media
dengan efektif
Penggunaan Media
Penggunaan instrumental
Pemahaman Kritis
Kemampuan kognitif
Kapasitas yang behubungan dengan pengoperasian
pengetahuan dan semiotik: encoding, menafsirkan,
mengevaluasi teks media
Evaluasi dan mengambil hal-hal dari media dan
konten media
Pemahaman dan kewaspadaan
Kompetensi sosial
Komunikasi Kemampuan
komunikatif dan partisipatif
Kapasitas untuk berinteraksi dengan yang lain dan
mempertahankan jaringan
Membangun hubungan sosial
Jaringan media
Berpartisipasi dalam ruang publik masyarakat
Masyarakat aktif
Menciptakan dan memproduksi konten
Penciptaan konten
Sumber: Celot 2010, 34
2.9.2
Environmental Factor Faktor Lingkungan
Media tidak ada dalam gelembung, dan melek media sangat jarang berkembang dalam isolasi terhadap lingkungannya. Bahkan ketersediaan dasar
Universitas Sumatera Utara
38
media dan perangkat teknis dipengaruhi oleh sikap pemerintah, keberadaan badan-badan non-pemerintah dan kegiatan mereka, dan inisiatif dari media itu
sendiri dalam memberikan kontribusi terhadap penciptaan khalayak melek media. Studi ini tidak akan mengetahui efektivitas kegiatan itu sendiri, melainkan akan
mengamati elemen korelatif antara keberadaan pemerintah yang terlibat, masyarakat sipil dan industri media, dan tingkat literasi media yang lebih tinggi
terpadat Celot 2010, 45. Dibawah ini akan ditunjukkan faktor lingkungan kontekstualisasi
memfasilitasi pengembangan literasi media, dan karena itu termasuk faktor-faktor yang menimbulkan atau membahayakan keterampilan individu Celot 2010, 47.
a. Media availability Ketersediaan media