Dampak penggunaan insektisida Intensifikasi Pertanian

Imam Widhiono 54 | Strategi Konservasi Serangga Pollinator Penggunaan diazinon untuk mengontrol kutu daun dalam lahan alflfa menghasilkan penurunan besar-besaran penyerbuk lebah alkali, yang membutuhkan beberapa tahun untuk pemulihan. Teracuninya lebah madu dapat menghasilkan kematian langsung dan berpindahnya lebah ratu. Berbagai serangga penyerbuk liar lebih rentan terhadap pestisida dibandingkan dengan lebah madu domestik, dan penyerbuk liar mungkin dapat punah dari lingkungan lahan pertanian dan sekelilingnya atau membutuhkan beberapa waktu untuk mencapai masa recoveri sehingga kembali pada bentuk sebelum penggunaan pestisida dilahan tersebut. Sementara para petani mungkin sadar bahwa pestisida tidak seharusnya digunakan pada tanaman pertanian yang membutuhkan penyerbuk pada saat pembungaan, pestisida digunakan pada periode lain pada tumbuhan akan berpengaruh pada bunga gulma, dan penyerbuk, dimana kunjungannya pada bunga, mungkin juga akan terpengaruh akibat penggunaan pestisida. Penyerbuk yang hidup lahan alami yang berdekkatan dengan lahan pertanian dapat terpengaruh penggunaan pestisida baik secara sengaja maupun tidak sengaja, dan efeknya dapat berupa efek berbahaya langsung maupun efek sampingan berbahaya. Dampak dari penggunaan pestisida, sangat bervariasi tergantung dari jenis pestisida yang digunakan, kerentanan spesies penyerbuk, tipe vegetasi dan lama penggunaan pestisida dilahan tersebut. Penggunaan insectisida untuk mengontrol hama non- pertanian pada ekosistem non-pertanian dapat juga berefek pada kelimpahan serangga penyerbuk dan aktivitas disekitar lahan pertanian. herbisida juga dapat secara dahsyat mempengaruhi populasi penyerbuk dengan menghancurkan sumber makanan periode larva dan tempat yang aman untuk bersarang, Kevanet al. . Imam Widhiono Strategi Konservasi Serangga Pollinator | 55

5.4. Dampak Pemanasan Global Terhadap Serangga Penyerbuk

Pada saat ini isu utama berkaitan dengan kegiatan pertanian adalah terjadinya pemanasan global yang perlu diantisipasi dengan model adaptasi. Pemanasan global juga berpengaruh terhadap hubungan antara serangga penyerbuk dengan tumbuhan, yang secara garis besar terjadi melalui proses yaitu : perubahan fenologi pembungaan, terjadinya perubahan hubungan serangga penyerbuk dan terjadinya ketidak sesuaian antara serangga penyerbuk dengan bunga. 5.4.1. Perubahan Phenology Banyak organisme merespon perubahan temperatur dengan merubah aktivitas dan metabolismenya, atau melakukan perbuahan phenology . ingga saat ini kekuatan dan arah tanggapan fenologi tehadap kenaikan temperatur dan apakah perubahan fenologis sebagai respon terhadap perubahan iklim terjadi pada semua komunitas di alam masih belum diketahui, namun demikian dalam sepuluh tahun terakhir telah menjadi perhatian utama tentang respon fenologis terhadap pemansan global Post dan nouye ; Rosenzweig et al., dan banyak pemahaaman tentang pemanasan global berasal dari kajian fenologi. Perubahan phenology pada tumbuhan yang berkaiatan dengan penyerbukan meliputi empat hal yaitu : 1 Awal pembungaan Secara umum munculnya bunga tampaknya berhubungan dengan suhu rata-rata dalam sebulan atau bulan sebelum waktu pembungaan. Respon awal pembungaan terhadap kenaikan suhu bersifat linier, yang akan menjadi hal yang penting bagai hubungan antara tumbuhan dengan serangga penyerbuk. Sparks dan Menzel menemukan hubungan yang linier antara variasi suhu dengan jenis tumbuhan di nggris diantaranya melakukan pembungaan lebih awal ketika terjadi kenaikan suhu udara. Untuk memahami pengaruh pemanasan global, penjelasan respon spesies tanaman dengan pembungaan lebih awal, secara general merupakan hal yang penting. Selain itu perlu diperhatikan juga faktor-faktor lain Imam Widhiono 56 | Strategi Konservasi Serangga Pollinator yang ikut berpengaruh seperti fotoperiodsitas, penguapan dan kelembaban tanah dan juga kombinasinya. Jika perubahan iklim merusak hubungan antar faktor lingkungan yang digunakan oleh tumbuhan sebagai perangsang awal pembungaan, kombinasi yang terjadi sebelumnya mungkin akan muncul kembali pada musim berikutnya, yang akan menyebabkan waktu pembungaan yang aneh. Selanjutnya respon fenologis tumbuhan terhadap kenaikan temperatur sebelumnya tidak menunjukan apakah respon lebih lanjut dari tumbuhan terhadap temperatur akan terus linier, datar, atau akan mengikuti hubungan yang lain. Beberapa respon lanjutan tidak saja bergantung pada respon langsung suatu tanaman terhadap suhu atau faktor lingkungan yang lain, tetapi juga bergantung pada modifikasi ekologis maupun evolusi oleh hubungan tumbuhan dengan penyerbuknya. 2 Lama waktu pembungaan Lama waktu pembungaan merupakan aspek fenologis lain yang sangat penting baik bagi reproduksi tumbuhan maupun sebagai penyedia pakan serangga penyerbuk. Sangat jelas bukti terjadinya perpanjangan musim pertumbuhan pada berbagai tumbuhan di Eropa selama sepuluh tahun terakhir, tetapi lama waktu musim bunga tampaknya tidak terpengaruh terutama untuk spesies yang bunganya muncul lebih lambat yang menunjukan lebih banyak variasi respon terhadap pemansan global 3 Pemunculan serangga penyerbuk Sebagian besar penyerbuk adalah serangga yang bertubuh kecil dan bersifat poikilothermic suhu tubuh dipengaruhi suhu lingkungan sehingga sangat rentan terhadap perubahan suhu yang akan mempengaruhi siklus hidup dan pola aktivitasnya. Seperti tumbuhan, pada serangga juga terjadi hubungan linier antara suhu dengan pehenology serangga penyerbuk dan pengaruhnya sangat kuat pada awal musim.