Strategi Pengembangan Bisnis Jasa Angkutan (Studi Pada CV. Batang Pane Baru, Jalan Sisingamangaraja Medan)

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS JASA ANGKUTAN (Studi Pada CV. Batang Pane Baru, Jalan Sisingamangaraja Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

100907011 SALMAN HASIBUAN

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Salman Hasibuan

NIM : 100907011

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Strategi Pengembangan Bisnis Jasa Angkutan (Studi Pada CV. Batang Pane Baru, Jalan Sisingamangaraja Medan)

Medan, Agustus 2014 Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA NIP. 197910052005011002 NIP. 195908161986111001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

Strategi Pengembangan Bisnis Jasa Angkutan

(Studi Pada CV. Batang Pane Baru, Jalan Sisingamangaraja Medan) Nama : Salman Hasibuan

NIM : 100907011

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

ABSTRAK

CV. Batang Pane Baru adalah salah satu usaha bisnis yang bergerak di bidang jasa transportasi bus di kota Medan. Dimana saat ini, banyak penduduk kota Medan yang membutuhkan penggunaan akan jasa transportasi bus tersebut. Dalam pengembangan usaha ini, dibutuhkan suatu startegi yang tepat agar pencapaian yang diinginkan oleh usaha tersebut dapat terkendali dengan baik dan benar sehingga kegiatan operasionalnya berjalan dengan lancar dalam memperluas pangsa pasar.

Selain itu memudahkan usaha dalam mengawasi aktivitas yang dijalankan untuk dievaluasi terhadap strategi yang diterapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor internal maupun eksternal usaha meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan anncaman dalam merumuskan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melakukan wawancara dengan pemilik, karyawan dan supir serta melakukan observasi ke terminal bus. Adapun penentuan strategi, menggunakan faktor internal dan eksternal usaha dalam bentuk analisis SWOT.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka diperoleh nilai IFAS dan EFAS usaha yang akan digunakan ke dalam matriks internal eksternal (IE). Hasil penelitian, pilihan strategi yang dapat digunakan oleh usaha adalah melakukan pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan teknologi.


(4)

Business Development Strategy of Transport Services

(Study on CV. Batang Pane Baru in Sisingamangaraja Street, Medan) Name : Salman Hasibuan

NIM : 100907011

Department : Business Administration

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

ABSTRACT

CV. Batang Pane Baru is the one of business which is moves in bus transportation in Medan. Where at now, many people in Medan needs for using the bus transportation. In the development of this business, we need a right strategy for the achievement of desired by the trade can be properly controlled so that operations run smoothly to widen it’s market share.

In addition the trade makes it easy to monitor the activities undertaken to evaluate the strategy adopted. This study was conducted to search for internal and external factors, namely the trade's strengths, weaknesses, opportunities and threats in formulating strategies that will be used in the development of its business.

The method used in this research is descriptive qualitative approach. Data collection techniques do interviews to the ownership, workers and drivers, and then doing observation in the terminal. The determination of the strategy, using internal and external factors in the form of a SWOT analysis.

After the SWOT analysis of the obtained values IFAS and EFAS company that will be used in the internal matrix external (IE). The results of the study, selection strategies that can be used by the trade is to conduct market penetration, market development, product and technology development.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Bisnis Jasa Angkutan (Studi Pada CV. Batang Pane Baru, Jalan Sisingamangaraja Medan).” Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk menyelesaikan program S-1 dan memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayah (Ashari Hasibuan, B.A) dan Ibu (Rosnita Nainggolan) yang telah banyak memberikan dukungan, baik secara moril dan materil dalam membesarkan, mendidik, memotivasi dan selalu mendoakan penulis. Selain itu juga, tak lupa penulis ucapkan kepada abang kandung penulis, yakni Bang (Iskandar Hasibuan) yang senantiasa selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis. Penulis mengungkapkan betapa besar rasa terima kasih yang penulis sampaikan kepada kalian semuanya.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,


(6)

Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah membimbing dan mengarahkan penulis selama masa perkuliahan dan juga sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

4. Seluruh Pegawai administrasi di lingkungan FISIP USU khususnya pegawai Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, Kak Siswati Saragih, S.Sos, MSP dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam segala urusan administrasi.

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU yang telah membimbing dan mencurahkan ilmunya selama masa perkuliahan.

6. Bapak H. Hariro Harahap selaku Pemilik Usaha CV. Batang Pane Baru di Jalan Sisingamangaraja, Medan yang telah membantu memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, observasi dan wawancara kepada Beliau dan para karyawan serta supir yang ada.

Selanjutnya secara khusus, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(7)

1. Kepada yang terkasih Putri Ayu Ramadhani yang telah banyak mendoakan serta selalu memberikan dukungan besar kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

2. Untuk seluruh kawan, rekan Administrasi Bisnis 2010 FISIP-USU, dan terkhusus kepada Yosua Sitorus, Dian Wahyudi, Rice Iskandar yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi. Terima kasih buat kebersamaannya selama perkuliahan, terima kasih buat kalian semuanya.

3. Untuk seluruh kawan kos Hendri Maringan, Berry Arjuna, Juli Ardiansyah yang telah memberikan semangat, motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2014 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN………... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KERANGKA TEORI... 7

2.1. Strategi... 7

2.1.1. Pengertian Strategi... 7

2.1.2. Tingkatan Strategi... 8

2.2. Strategi Pengembangan Bisnis……… 9

2.3. Jasa Angkutan... 10


(9)

2.4.2. Bentuk Usaha CV... 10

2.5. Analisis SWOT... 11

2.5.1. Pengertian Analisis SWOT... 11

2.5.2. Cara Membuat Analisis SWOT... 11

2.5.3. Tahap Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT... 13

2.6. Analisis Lingkungan... 15

2.6.1. Lingkungan Eksternal... 16

2.6.2. Lingkungan Internal... 22

2.7. Definisi Konsep... 24

2.8. Penelitian Terdahulu... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 28

3.1. Bentuk Penelitian... 28

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian... 28

3.3. Informan Penelitian... 28

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 29

3.5. Teknik Analisis Data... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 38


(10)

4.2. Visi Dan Misi………. 39

4.3. Struktur Organisasi……… 40

4.3.1. Uraian Pekerjaan……….. 41

4.4. Analisis Eksternal………. 43

4.5. Analisis Lingkungan Umum………. 43

4.5.1. Politik Dan Kebijakan Pemerintah……… 43

4.5.2. Ekonomi……… 45

4.5.3. Sosiokultural, Demografi dan Lingkungan……….. 48

4.5.4. Teknologi……….. 49

4.6. Analisis Lingkungan Industri……… 51

4.6.1. Ancaman Pendatang Baru……… 51

4.6.2. Ancaman Produk Substitusi………. 52

4.6.3. Daya Tawar Pemasok……… 52

4.6.4. Daya Tawar Pembeli………. 53

4.6.5. Persaingan Antar Pengusaha Industri………... 54

4.7. Analisis Lingkungan Internal………. 54


(11)

4.7.3. Manajemen Sumber Daya Manusia……….. 58

4.7.4. Keuangan………. 58

4.8. Penyajian Data……….. 59

4.8.1. Analisis Matriks EFAS……… 59

4.8.2. Analisis Matriks IFAS………. 62

4.8.3. Analisis SWOT (IFAS+EFAS)……… 63

4.8.4. Analisis SWOT……… 65

4.9. Pembahasan………... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 77

5.1. Kesimpulan………... 77

5.2. Saran………. 78 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Analisis SWOT... 12

Gambar 2.2. Model Lima Kekuatan Persaingan... 18

Gambar 4.1. Struktur Organisasi CV. Batang Pane Baru…………. 40

Gambar 4.2. Diagram Analisis SWOT Usaha Jasa Transportasi


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu... 26

Tabel 3.1. Matriks Internal Analysis Summary (IFAS)... 32

Tabel 3.2. Matriks Eksternal Analysis Summary (EFAS)... 34

Tabel 3.3. Analisis SWOT (IFAS + EFAS)... 35

Tabel 3.4. Matriks SWOT... 36

Tabel 4.1. Tingkat Kecelakaan Transportasi Darat Pada Tahun 2009-2013………... 45

Tabel 4.2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Sumatera Utara Tahun 2009-2013 (Dalam Persen)………... 46

Tabel 4.3. Jumlah Penjualan Tiket Periode 2009-2013………... 55

Tabel 4.4. Harga Tiket Bus CV. Batang Pane Baru……….... 56

Tabel 4.5. Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) Usaha Jasa Transportasi CV. Batang Pane Baru………. 60

Tabel 4.6. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Usaha Jasa Transportasi CV. Batang Pane Baru………. 62


(14)

Tabel 4.7. Analisis SWOT (IFAS+EFAS) Pada Usaha Jasa

Transportasi CV. Batang Pane Baru……… 63

Tabel 4.8. Matriks SWOT Jasa Transportasi CV. Batang Pane


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaaan Wawancara Penelitian Kualitatif Dengan Pemilik Usaha

Lampiran 2 Daftar Pertanyaaan Wawancara Penelitian Kualitatif Dengan Karyawan


(16)

Strategi Pengembangan Bisnis Jasa Angkutan

(Studi Pada CV. Batang Pane Baru, Jalan Sisingamangaraja Medan) Nama : Salman Hasibuan

NIM : 100907011

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

ABSTRAK

CV. Batang Pane Baru adalah salah satu usaha bisnis yang bergerak di bidang jasa transportasi bus di kota Medan. Dimana saat ini, banyak penduduk kota Medan yang membutuhkan penggunaan akan jasa transportasi bus tersebut. Dalam pengembangan usaha ini, dibutuhkan suatu startegi yang tepat agar pencapaian yang diinginkan oleh usaha tersebut dapat terkendali dengan baik dan benar sehingga kegiatan operasionalnya berjalan dengan lancar dalam memperluas pangsa pasar.

Selain itu memudahkan usaha dalam mengawasi aktivitas yang dijalankan untuk dievaluasi terhadap strategi yang diterapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor internal maupun eksternal usaha meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan anncaman dalam merumuskan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melakukan wawancara dengan pemilik, karyawan dan supir serta melakukan observasi ke terminal bus. Adapun penentuan strategi, menggunakan faktor internal dan eksternal usaha dalam bentuk analisis SWOT.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka diperoleh nilai IFAS dan EFAS usaha yang akan digunakan ke dalam matriks internal eksternal (IE). Hasil penelitian, pilihan strategi yang dapat digunakan oleh usaha adalah melakukan pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan teknologi.


(17)

Business Development Strategy of Transport Services

(Study on CV. Batang Pane Baru in Sisingamangaraja Street, Medan) Name : Salman Hasibuan

NIM : 100907011

Department : Business Administration

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

ABSTRACT

CV. Batang Pane Baru is the one of business which is moves in bus transportation in Medan. Where at now, many people in Medan needs for using the bus transportation. In the development of this business, we need a right strategy for the achievement of desired by the trade can be properly controlled so that operations run smoothly to widen it’s market share.

In addition the trade makes it easy to monitor the activities undertaken to evaluate the strategy adopted. This study was conducted to search for internal and external factors, namely the trade's strengths, weaknesses, opportunities and threats in formulating strategies that will be used in the development of its business.

The method used in this research is descriptive qualitative approach. Data collection techniques do interviews to the ownership, workers and drivers, and then doing observation in the terminal. The determination of the strategy, using internal and external factors in the form of a SWOT analysis.

After the SWOT analysis of the obtained values IFAS and EFAS company that will be used in the internal matrix external (IE). The results of the study, selection strategies that can be used by the trade is to conduct market penetration, market development, product and technology development.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini, transportasi telah mengalami perubahan dan perkembangan yang cepat dan pesat dari masa ke masa. Adanya keadaan yang demikian, menyebabkan banyak orang membutuhkan penggunaan akan transportasi. Transportasi telah menjadi sesuatu yang penting bagi manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan adanya transportasi, memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas dan pekerjaannya sehari-hari. Transportasi juga membantu manusia dalam mempersingkat waktu untuk menempuh perjalanan ke suatu tempat, baik dalam lingkup wilayah desa, kota atau bahkan lintas-negara.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tentu membutuhkan sarana-prasarana transportasi yang memadai beserta dengan perkembangannya. Transportasi akan berpengaruh penting dalam hal migrasi penduduk, transmigrasi penduduk, hubungan diplomatik negara, dll. Transportasi tersebut pada dasarnya terbagi dalam 3 jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Transportasi di darat, contoh : sepeda motor, mobil, dll. 2. Transportasi di laut, contoh : perahu, kapal, dll.


(19)

Dengan melihat kenyataan bahwa transportasi telah banyak mengalami perkembangan dan berperan penting bagi aktivitas manusia, ini memunculkan banyak usaha bisnis yang bergerak di bidang jasa transportasi. Salah satu jenis transportasi itu adalah transportasi di darat. Bila dibandingkan dengan transportasi yang ada di laut dan udara, transportasi di darat lebih banyak digunakan dan dibutuhkan oleh manusia. Adapun transportasi di darat tersebut ialah bergerak di jasa angkutan darat, salah satunya berbentuk Bus.

Bus masuk di negara Indonesia sekitar abad 19, dengan melihat dari sejarah, maka kendaraan jenis bus ada di negara ini pada saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Pada masa kolonialisme tersebut berbagai sarana kenderaan bermotor menjadi budaya transportasi baru yang dibawa oleh penjajah seiring denga perkembangan revolusi industri di Eropa yang ternyata berpengaruh di seluruh wilayah dunia. Sebagai sarana transportasi darat yang mampu untuk mengangkut banyak orang, bus dianggap sebagai kenderaan yang efisien serta fleksibel dalam penggunaannya sepeti mobil dan motor pada masa itu terkait denga keberadaan sarana fasilitas jalan raya di wilayah Indonesia. Bus dengan bodi lama yang didatangkan langsung dari negeri asalnya, masa itu awal keberadaan berbagai bus di Indonesia, seiring perkembangan zaman bangsa Indonesia saat ini mampu membuat bodi bus sendiri yang diproduksi oleh perusahaan karoseri, mulai dari perancangan awal sampai siap digunakan, dan merupakan suatu kebanggaan juga ternyata bangsa kita saat ini juga mampu bersaing di bidang industri karoseri kenderaan bermotor. Untuk saat ini di Indonesia bus dibagi kedalam ukuran, kelas, jenis dan jarak. Ada tiga jenis bus berdasarkan ukuran : Bus besar, bus sedang, dan bus kecil. Sedang berdasarkan


(20)

kelas ada kelas ekonomi, bisnis tanpa AC, bisnis AC, Executive, dan Super-Executive.

Pembagian kelas-kelas Bus berdasarkan oleh fasilitas yang disediakan perusahaan Bus tersebut. Selain itu klasifikasi juga didasarkan pada jarak tempuh yang dibedakan menjadi lima. Pertama, berjarak tempuh terjauh adalah bus lintas batas Negara, belum lama ini Indonesia baru meluncurkan bus lintas batas negara yang menghubungkan Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam. Rute bus tersebut adalah Pontianak (Indonesia), Kuching (Malaysia), dan Miri (Brunei Darussalam). Ada pula bus antar kota-antar Provinsi (AKAP). Bus AKAP adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar kota dan kabupaten melalui antar daerah provinsi yang lain melalui bus umum yang terikat dalam Trayek. Lain lagi dengan bus antar kota dalam provinsi (AKAP) yang mengangkut dari satu kota ke kota yang lain melewati antar kabupaten tetapi masih dalam satu daerah Provinsi. Selain itu masih ada juga bus kota yang beroperasi hanya di wilyah kota tersebut, dan yang terakhir adalah bus pariwisata yang melewati rute sesuai pesanan tanpa terikat jarak trayek yang di tempuh. Dengan tersedianya berbagai macam jenis bus yang ada di Indonesia diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas terhadap moda transportasi darat yang dapat digunakan secara massal untuk berbagai kepentingan dan sebagai kenderaan umum yang lebih fungsional, dengan berbagai manfaat yang didapatkan oleh keberadaan sebuah bus, berbagai bus dengan berbagai bentuk bodi terbaru yang terinspirasi dari desain bus di mancanegara, bodi keseluruhan bus dibuat oleh perusahaan karoseri Indonesia. Dengan berbagai teknologi yang di terapkan maka diharapkan perkembangan


(21)

industri bus di Indonesia mampu bersaing dengan yang ada di negara lain, yang pada dasarnya bertujuan untuk kepentingan para penumpangnya.

Bus-bus yang ada saat ini difungsikan layaknya seperti rumah, dengan desain interior yang menawan serta fasilitas istimewa, membuat penumpang merasakan kenyamanan hotel dalam sebuah bus yang mampu berjalan kemana pun tujuannya karena bus jenis ini memang ditujukan untuk disewakan secara pribadi dengan tarif khusus yang ditentukan.

Kota Medan sebagai salah satu kota dengan wilayah yang luas dan penduduknya yang banyak, tentu banyak yang membutuhkan penggunaan transportasi, khususnya jasa angkutan daratnya. Usaha bisnis jasa angkutan darat telah banyak tersebar di kota Medan. Salah satu bentuk angkutan darat yang banyak digunakan dan dibutuhkan oleh orang-orang adalah bus, baik bus dengan ukuran mini, sedang maupun besar. Biasanya, konsumen menggunakan jasa angkutan darat ini untuk menuju ke suatu tempat, baik dari kota ke wilayah-wilayah desa maupun antar-kota. Kepentingan mereka bermacam, ada yang ingin pulang kampung, tugas kerja, berwisata, acara keluarga, dll.

Salah satu usaha bisnis jasa angkutan darat yang ada di kota Medan adalah CV. Batang Pane Baru yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Medan. CV. Batang Pane Baru ini berdiri sejak tahun 2005. Usaha jasa transportasi ini didirikan oleh H. Hariro Harahap, SE, M.Si. Awalnya bisnis transportasi ini hanya coba-coba dengan armada 1 (satu) bus saja.Namun, dengan pesatnya permintaan konsumen/penumpang akhirnya pemilik CV. Batang Pane Baru menambah armadanya. Pada tahun 2011, jumlah armadanya mencapai 32 unit bus, dan pada


(22)

awal 2014 CV. Batang Pane Baru menambah 2 unit bus. Sehingga total armada bus CV. Batang Pane Baru saat ini adalah 34 unit bus. Muatan penumpang di tiap bus adalah sebanyak 30 orang. Untuk harga tiket bus, misalnya tujuan dari Medan ke Padangsidempuan berkisar Rp. 110.000,-. Selain rute tersebut, ada juga rute Medan – Kisaran, Medan – Rantau Parapat, dll untuk wilayah-wilayah di Sumatera Utara.

Dalam menjalankan usahanya, sistem pencatatan keuangan atau pembukuan di CV. Batang Pane Baru Sisingamangaraja Medan ini belum jelas, sistem manajemen yang sederhana dan tidak memiliki promosi. Untuk tingkat penjualannya, kebanyakkan hanya ramai pada saat Hari-Hari Besar Keagamaan dan Libur Nasional, sedangkan pada hari biasa tingkat penjualannya tidak seramai itu. Oleh karena itu, strategi pengembangan usaha sangat penting bagi usaha bisnis jasa angkutan seperti CV. Batang Pane Baru Sisingamangaraja Medan, karena dengan strategi pengembangan usaha tersebut, usaha bisnis jasa angkutan CV. Batang Pane Baru Sisingamangaraja Medan dapat tumbuh dan berkembang, sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan pendapatan usaha. Oleh karenanya, salah satu cara merumuskan strategi pengembangan usaha adalah melalui analisis SWOT. Dengan analisis SWOT, akan dapat dilihat kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Selanjutnya hasil analisis SWOT tersebut diolah menjadi strategi pengembangan usaha, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Strategi Pengembangan Bisnis Jasa Angkutan Pada


(23)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“ Strategi Pengembangan Bisnis Apakah Yang Sebaiknya Dilakukan Pada Jasa Angkutan CV. Batang Pane Baru di Jalan Sisingamangaraja Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengerti serta memahami strategi pengembangan bisnis apa yang akan digunakan Jasa Angkutan CV. Batang Pane Baru di Jalan Sisingamangaraja Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan ilmiah mengenai strategi pengembangan bisnis pada usaha bisnis terutama bisnis di bidang jasa angkutan/transportasi.

2. Bagi CV. Batang Pane Baru, yaitu sebagai bahan masukkan dan pertimbangan yang berguna untuk dapat mengembangkan usahanya dengan strategi yang tepat.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, yaitu untuk bahan referensi, menambah wawasan dan ilmu untuk Mahasisiwa/i di Jurusan Administrasi Bisnis FISIP-USU.


(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Strategi

2.1.1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.

Menurut Andrews dan Chaffe (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Hamel dan Prahalad (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkatkan) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan di mulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetisi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetisi inti didalam bisnis yang dilakukan.


(25)

2.1.2. Tingkatan Strategi

Dalam perusahaan bisnis, manajer strategis umumnya berfikir dengan tiga tingkatan strategi. Tingkatan strategi tersebut adalah strategi tingkat perusahaan, strategi ditingkat bisnis, strategi ditingkat fungsional (Daft, 2007 : 365).

1. Strategi di Tingkat Perusahaan

Strategi ini berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan kombinasi antar unit bisnis dan rangkain produk yang membentuk kesatuan organisasi. Tindakan strategis di tingkat ini biasanya terkait dengan akuisisi usaha baru, penambahan atau divestasi unit bisnis, pabrik, atau rangkain produk dan usaha bersama dengan perusahaan baru diarea baru.

2. Strategi di Tingkat Bisnis

Strategi ini berpengaruh ke tiap unit bisnis dan rangkaian produk. Strategi ini berfokus pada bagaimana unit bisnis berkompetisi di industrinya bagi konsumen. Keputusan strategis di tingkat bisnis berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan besaran penelitian dan pengembangan, perubahan produk, pengembangan produk, peralatan dan fasilitas, dan ekspensi atau pengurangan produk.

3. Strategi di Tingkat Fungsional

Strategi ini berkaitan dengan seluruh fungsi utama termasuk keuangan, penelitian dan perkembangan, penjualan dan produksi.


(26)

2.2. Strategi Pengembangan Bisnis

Strategi pengembangan bisnis merupakan strategi yang berfokus pada pengembangan bisnis produk/jasa tunggal atau sejumlah kecil produk/jasa yang sangat berkaitan.Strategi ini berkonsentrasi untuk meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah ada di dalm pasar yang ada. Terdapat tiga pendekatan dasar untuk menerapkan strategi pengembangan bisnis (Freddy Rangkuti, 1997:19), yaitu sebagai berikut :

1. Pengembangan Pasar (Market Development).

Strategi ini memperluas pasar dari bisnis produk/jasa semula atau produk yang sudah ada.Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan memperluas bagian pasar dari pasar semula, memperluas wilayah pasar, atau memasuki segmen pasar baru. 2. Pengembangan Produk (Product Development).

Strategi ini adalah memilih produk/jasa dasar menambahkan produk/jasa yang sangat berkaitan yang dapat dijual pada pasar semula. Atau dengan kata lain, mengembangkan produk-produk baru untuk melayani pasar yang sudah ada. 3. Integrasi Horizontal (Horizontal Integration).

Strategi ini terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenis dioperasikan pada pasar produk yang sama.


(27)

2.3. Jasa Angkutan

Jasa angkutan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dalam lalu-lintas angkutan dengan barang berwujud beserta jasa pendukungnya untuk meningkatkan daya tarik konsumen.

2.4. CV (Commanditer Venootschaap)

2.4.1. Pengertian CV

Persekutuan komanditer/CV adalah bentuk persekutuan yang didirikan oleh seseorang atau lebih sekutu pengurus yang bertanggung jawab penuh dengan seseorang atau lebih sekutu yang pemberi modal dan bertanggung jawab terbatas sebesar modal penyertaannya (Buchari Alma, 2001 : 62).

2.4.2. Bentuk Usaha CV

Bentuk usaha CV mempunyai 2 jenis anggota, yaitu :

1. Anggota Pengurus, yang bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta bendanya.

2. Anggota Komanditer, yang bertanggung jawab terbatas sebesar modal yang disetornya.

Peserta komanditer tidak boleh menjalankan pekerjaan kepengurusan. Jika ia turut dalam kepengurusan, maka dia akan bertanggung jawab dengan seluruh hartanya. CV didirikan dengan akte notaris dan didaftarkan pada Pengadilan Negeri setempat (Buchari Alma, 2001 : 63).


(28)

2.5. Analisis SWOT

2.5.1. Pengertian analisis SWOT

Menurut Rangkuti (1997:18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilann keputusan

strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

2.5.2. Cara Membuat Analisis SWOT

Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT . SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weaknesess serta lingkungan eksternal Opportunities dan

Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesess).


(29)

Gambar 2.1. Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi

Turn-around agresif

4.Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

defensif diversifikasi

Sumber : (Freddy Rangkuti, 1997:19)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strate).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL


(30)

memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik, Misalnya, Aplle meninjau kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri

microcomputer.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut mengalami berbagai ancaman dan kelemahan internal.

2.5.3. Tahap Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT

Menurut Freddy Rangkuti (1997:21), Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu :

1. Tahap Pengambilan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis.


(31)

Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti : a. Analisis pasar

b. Analisis kompetitor c. Analisis komuitas d. Analisis pemasok e. Analisis pemeritah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu

Data internal dapat diperoleh dari dalam lingkungan perusahaan itu sendiri, yaitu :

a. Laporan keuangan (neraca, laba-rugi, cast flow, struktur pendanaan)

b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over)

c. Laporan kegiatan operasional d. Laporan kegiatan pemasaran

Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari, yaitu : a. Matrik faktor strategi eksternal


(32)

2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model yang dirumuskan. Dalam hal ini penggabungan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.

2.6. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan adalah proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya (Dirgantoro,2001:38). Tujuan dilakukannya analisis lingkungan adalah agar organisasi dapat mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi.


(33)

Menurut Situmorang (2008:230), secara umum lingkungan organisasi dapat dikatagorikan kedalam 2 bagian yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

2.6.1. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama, yaitu : 1. Lingkungan Umum adalah sekumpulan elemem-elemen dalam masyarakat

yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya. Walaupun tingkat pengaruhnya bervariasi, segmen-segmen lingkungan ini mempengaruhi setiap industri dan perusahaan yang ada di dalamnya.Segmen-segmen itu terdiri dari segmen demografis, segmen ekonomi, segmen politik dan hukum, segmen sosiokultural, segmen teknologi, segmen global.

a. Segmen Demografis

Segmen demografis berkaitan dengan ukuran populasi, struktur usia, distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, perusahaan menganalisis segmen-segmen demografis dengan basis global bukan hanya dengan basis domestik.

b.Segmen Ekonomi

Segmen ekonomi merunjuk ke hakikat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan bersaing atau akan bersaing. Karena saling berkaitan antar bangsa yang disebabkan oleh perekonomian global, perusahaan harus memindai,


(34)

memonitor, meramalkan, dan menilai kesehatan perekonomian di luar bangsanya sendiri.

c. Segmen Politik dan Hukum

Segmen politik dan hukum adalah suatu arena di mana organisasi dan kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber daya yang diinginkan, dan terdapat pengawasan terhadap badan-badan hukum dan undang-undang yang mengatur interaksi diantara bangsa-bangsa.

d.Segmen Sosiokultural

Segmen sosiokultural berkaitan dengan sikap-sikap dan nilai kultur suatu masyarakat, karena sikap dan nilai-nilai membentuk pondasi suatu masyarakat, mereka sering kali turut mendorong kondisi-kondisi dan perubahan-perubahan demografis, ekonomi, politik/hukum, dan teknologi.

e.Segmen Teknologi

Memiliki ruang lingkup yang beragam dan pervasif, perubahan teknologi mempengaruhi banyak unsur dalam masyarakat. Pengarauh-pengaruh mereka timbul terutama melalui produk-produk, proses-proses, dan materi baru. Segmen teknologi meliputi institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkkan pengetahuan itu ke output, produk,proses, dan materi-materi baru.

2. Lingkungan Industri, sebuah industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk-produk yang dapat saling menggantikan. Dalam


(35)

Biasanya, industri-industri mencakup kekayaan bauran dari strategi-strategi kompetitif yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan daya saing dari strategis dan laba diatas rata-rata.Intensitas persaingan industri dan potensi laba industri (diukur dengan laba jangka panjang dari modal yangdiinvestasikan) merupakan fungsi dari kelima kekuatan kompetitif : ancaman yang datang dari peserta bisnis baru, suplier, pembeli, produk subsitusi, dan intensitas persaingan diantara para pesaing.

Gambar 2.2. Model Lima Kekuatan Persaingan

kekuk suplir

Sumber : (Michael A.Hitt, dkk, 2001:70) Ancaman dari produk

pengganti

Persaingan di antara perusahaan yang

bersaing Kekuatan

tawar-menawar suplier

Ancaman dari peserta bisnis baru

Kekuatan tawar-menawar pembeli


(36)

1. Ancaman dari Peserta Bisnis Baru

Peluang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada karena pendatang baru sering sekali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta sering kali pula memilki sumber daya yang benar. 2. Ancaman dari Produk Pengganti

Produk pengganti/barang subsitusi merupakan salah satu persaingan dari perusahaan-perusahaan. Ancaman dari produk subsitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk subsitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tingggi dari produk-produk suatu industri.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memaksimalkan laba dari modal yang diinvestasikannya. Para pembeli ingin membeli produk-produk dengan harga serendah mungkin, di mana industri menghasilkan tingkat laba terendah yang dapat diterima dari modal yang diinvestasikannya. Untuk mengurangi biayanya, pembeli menawar untuk kualitas yang lebih tinggi, jasa yang lebih berkualitas, dan biaya yang lebih rendah. Hasil-hasil ini didapatkan dengan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk berperang diantara perusahaan-perusahaan industri. Para pelanggan (atau kelompok pembeli) berpengaruh ketika :

a. Mereka membeli porsi yang besar dari total output industri


(37)

c. Mereka dapat beralih ke produk lain dengan biaya yang sedikit, jika ada.

d. Produk-produk industri tersebut tidak distandarisasi, dan para pembeli menghadapi ancaman berat jika mereka mengintegrasikan kebelakang ke dalam industri penjual.

4. Kekuatan Tawar Menawar Suplier

Peningkatan harga dan pengurangan kualitas produk yang di jual adalah cara-cara potensial yang dapat dilakukan suplier untuk menunjukkan penharuhnya terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Jika suatu perusahaan tidak mampu memulihkan kenaikan biayanya melalui struktur harganya, profitabilitasnya dikurangi dengan tindakan-tindakan supliernya. Sekelompok suplier berpengaruh ketika :

a. Kelompok tersebut di dominasi oleh sedikit perusahaan-perusahaan besar dan lebih terkonsentrasi daripada industri yang dilayaninya. b. Produk pengganti yang memuaskan tidak tersedia bagi

perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

c. Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut bukan merupakan pelanggan yang signifikan bagi kelompok suplier tersebut.

d. Barang-barang suplier itu kritikal bagi keberhasilan pasar pembeli. e. Efektifitas produk suplier telah menciptakan biaya switching cost

yang tinggi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

f. Suplier-suplier menjadi ancaman yang dapat dipercaya untuk mengintegrasikan ke depan kedalam industri pembelinya (misalnya,


(38)

perusahaan manufaktur pakaian dapat memilih unntuk beroperasi di gerai-gerai ritel yang dimilikinya sendiri). Kredibilitas meningkat ketika para suplier tersebut memilki sumber daya substansial dan menyediakan produk-produk yang sangat terdeferensiasi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri itu.

5. Intensitas Persaingan di Antara Para Pesaing

Karena perusahaan-perusahaan dalam suatu industri satu sama lain saling bergantung, tindakan-tindakan yang diambil sebuah perusahaan biasanya mengundang tindakan balasan kompetitif. Jadi, dalam banyak industri, perusahaan bersaing dengan aktif dan giat ketika mereka mengejar daya saing strategis dan laba di atas rata-rata. Persaingan kompetitif meningkat ketika suatau perusahaan ditantang oleh tindakan-tindakan pesaingnya atau ketika dilihat adanya peluang untuk meningkatkan posisi pasar. Dimensi-dimensi yang kelihatan dari persaingan didasarkan oleh, antar lain, harga, kualitas, dan inovasi.

3. Lingkungan pesaing adalah bagian terakhir dari lingkungan eksternal yang perlu dipelajari. Analisis pesaing memusatkan perhatiannya pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Penting bagi semua industri, analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang. Jadi, ketika terlibat dalam analisis pesaing, perusahaan itu berusaha untuk memahami :


(39)

a. Apa yang menggerakkan pesaing, seperti yang ditunjukan oleh tujuan-tujuan masa depanya.

b. Apa yang sedang dilakukan dan dapat dilakukan oleh pesaing, seperti yang diungkapkan oleh strategi saat ini.

c. Apa yang diyakini .oleh pesaung tentang dirinya sendriri dan tentang industri, seperti yang ditunjukan oleh asumsi-asumsinya

d. Apa kemampuan perusahaan, separti yang ditunjukan kapabilitasnya. 2.6.2. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan, Menurut Hunger & Wheelen (2003:82), bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah :

1. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan, harapan dan nilai yang di pelajari dan dibagikan oleh anggota-anggota organisasi dan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya.

2. Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mempengaruhi tingkat, waktu, dan karakter permintaan dalam suatu cara yang akan membantu perusahaan dalam


(40)

mencapai tujuannya. Manajer pemasaran menghubungkan perusahaan dengan konsumennya dan dengan pesaingnya, karena itu manajer harus peduli terutama pada posisi pasar perusahaan dan bauran pemasarannya : a. Posisi dan Segmentasi Pasar

Posisi pasar menunjukkan bidang-bidang khusus bagi konsentrsi pemasaran dan dapat diekspresikan dalam bentuk pasar produk dan lokasi geografis.

b. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menunjukkan kombinasi tertentu variabel-variabel kunci dibawah pengawasan perusahaan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi permintaan dan memperoleh keunggulan kompetitif Variabel tersebut adalah produk, harga, promosi, distribusi.

c. Daur Hidup Produk

Berkaitan dengan manajemen strategis, salah sattu konsep yang paling berguna dalam pemasaran adalah daur hidup produk. Meskipun orang-orang pemasaran menyetujui bahwa produk yang berbeda memilki bentuk daur hidup yang berbeda pula, pertimbangan dalam daur hidup merupakan faktor penting dalam pemasaran strategi.

3. Keuangan


(41)

yang dugunakan oleh perusahaan. Aliran dana operasi organisasi harus domonitor.

4. Penelitian dan Pengembangan

Teknologi pasar menentukan posisi pasar dan jenis persaingan yang dihadapi. Dalam hal ini manajer bertanggung jawab mengusulkan dan melaksanakan strategi teknologi perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan dan kebijakan perusahaan.

5. Operasi

Dalam operasi, yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah sistem yang akan menghasilkan jumlah produk dan jasa yang dibutuhkan dengan kualitas tertentu pada harga yang sudah ditentukan pula dan dalam waktu yang sudah dibagikan.

6. Sumber Daya Manusia

Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, yang dilakukan adalah meningkatkan antar individu dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Kualitas kesesuaian ini berpengaruh terhadap kinerja, keputusan karyawan, dan perputaran tenaga kerja.

7. Sistem Informasi

Mengenai sistem informasi, yang dilakukan adalah merancang dan mengelola aliran informasi dalam organisasi dengan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas dan pengambilan keputusan. Informasi harus


(42)

dikumpulkan, disimpan, dan digabungkan dalam suatu metode tertentu sehingga nantinya dapat menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan operasional dan strategis.

2.7. Definisi Konsep

Banyak pengertian dari konsep diantaranya menurut H. Judistira K. Garna (1996:138) yang mendefinisikan konsep adalah sebagai berikut : Konsep adalah kata, atau istilah ilmiah yang menyatakan suatu idea tau pikiran umum tentang sifat-sifat suatu benda, peristiwa, gejala: atau istilah yang mengemukakan tentang hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya.

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini peneliti mengemukakan definisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu :

1. Strategi Pengembangan Bisnis.

Strategi pengembangan bisnis merupakan strategi yang berfokus pada pengembangan bisnis produk/jasa tunggal atau sejumlah kecil produk/jasa yang sangat berkaitan.

2. Jasa Angkutan.

Jasa angkutan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dalam lalu-lintas angkutan dengan barang berwujud beserta jasa pendukungnya untuk meningkatkan daya tarik konsumen.


(43)

3. CV (Commanditer Venootschaap).

CV adalah bentuk persekutuan yang didirikan oleh seseorang atau lebih sekutu pengurus yang bertanggung jawab penuh dengan seseorang atau lebih sekutu yang pemberi modal dan bertanggung jawab terbatas sebesar modal penyertaannya.

2.8. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Skripsi

Hasil Penelitian

1 Afrina Margaretha

Gurning (2014)

Strategi Pengembangan Usaha Pupuk (Studi

Pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung

Pasir Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan bisnis UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

2 Arnol

Sitompul (2014)

Strategi Pengembangan Agroindustri Salak

(Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan bisnis Agroindustri Salak di Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Selatan adalah


(44)

Selatan) strategi agresif yaitu dengan melakukan kegiatan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi olahan salak dan melakukan pemasaran produk hingga ke pasar luar negeri dan memanfaatkan

dukungan Pemkab, sarana dan prasarana untuk mempromosikan berbagai produk yang telah bersertifikat 3 Dwie Vikha

Soraya (2011) Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan bisnis pada usaha pengembangan

tanaman obat keluarga

(TOGA) yaitu memfokuskan pada keunggulan produk tanaman obat keluarga

(TOGA) dan menggalakan

sosialisasi pemanfaatan budidaya tanaman obat keluarga (TOGA)


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan data yang ada selama penelitian dilakukan. Bertujuan untuk menemukan informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kegiatan-kegiatan variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesis, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya (Sugiyono, 2010 : 56).

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakakukan pada usaha bisnis jasa angkutan CV. Batang Pane Baru yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Penelitian ini akan dilakukan selama batas waktu yang dibutuhkan peneliti dalam mencari data dan informasi yang diinginkan, dengan harapan peneliti mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.

3.3. Informan penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki banyak informasi (data) mengenai objek yang sedang diteliti. Diantara sekian banyak


(46)

informan, ada yang disebut informan atau narasumber kunci (key informan), yaitu seseorang atau beberapa orang yang paling banyak menguasai informasi (paling mengetahui) mengenai objek yang sedang diteliti, dan ada yang disebut informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci yaitu Bapak H. Hariro Harahap, SE, M.Si, selaku pemilik CV. Batang Pane Baru Sisingamangaraja Medan dan informan utama yang berjumlah 3 orang yang terdiri dari supir (1 orang), bagian pemuat barang (1 orang) dan di bagian tiket (1 orang).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah apa dan bagaimana cara peneliti dalam mengumpulkan data (Azuar Juliandi, 2013 : 127). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukanadalah sebagai berikut :

a. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur/terbuka karena wawancara ini sifatnya bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis


(47)

dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan adalah garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. b. Observasi

Teknik pengumpulan data obsevasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila respon yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi secara langsung untuk mendapatkan data-data dokumentasi sebagai alat bukti hasil penelitian yang telah dilakukan.

c. Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data yang diperlukan peneliti dari buku, jurnal, artikel, dll di internet yang relevan dengan penelitian ini.

3.5. Teknik analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan pendekatan SWOT. Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternatif yang akan membantu dalam mengembangkan usaha.

Data analisis SWOT dengan penentuan Internal Factor Analysis Summary

(IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). a. Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal,


(48)

yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) :

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang akan menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

3. Hitung rating (dalam kolom) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilanya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.


(49)

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.

Tabel 3.1. Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor-faktor strategi internal

(1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x rating (4)

Komentar (5)

KEKUATAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

KELEMAHAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

TOTAL

b. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan total dari masing-masing faktor eksternal. Yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan


(50)

matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Untuk mengembangkan matriks EFAS, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor dalam kolom yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 mulai dari 1,00 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategi. 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengann

memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya sedikit, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamanya sangat besar, ratinngnya adalah 1, tetapi jika ancamannya sedikit, ratingnya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolomm 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan skor 1 (poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya


(51)

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi.

Tabel 3.2. Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Faktor-faktor Strategi

Eksternal

(1)

Bobot

(2)

Rating

(3)

Bobot rating x

(4)

Komentar

(5)

PELUANG

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

ANCAMAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

TOTAL

Sumber : Freddy Rangkuti (2009:24)

Tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi.


(52)

Tabel 3.3. Analisis SWOT (IFAS+EFAS)

Variabel Strength (kekuatan)

Bobot Weakness (kelemahan)

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (A)

0,00 Sub Total (B)

0,00

Variabel Opportunity (Peluang)

Bobot Threat (Acaman)

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (C)

0,00 Sub Total (D)

0,00

Total S+O Atau (A)+(C)

0,00 Total W+T Atau

0,00

Sumber : (Freddy Rangkuti, 2009:25) Hasil yang diperoleh adalah :

1. Bila S(A) + O(C) > W(B) + T(D) maka faktor strategi kekuatan dan peluang mendukung terciptanya jalan keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.


(53)

ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strategi lainnya.

Pada tahap selanjutnya akan digunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.

Tabel 3.4. Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

OPPORTUNITY (O) Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREAT (T) Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang memaksimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman


(54)

Keterangan :

1. Strategi SO dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST dibuat dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi seluruh kemungkinan ancaman.

3. Strategi WO dibuat dengan memanfaatkan peluang untuk meminimalkan ancaman.

4. Strategi WT dibuat didasarakan pada usaha untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman yang timbul sehingga cenderung bersifat defensif.


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Transportasi adalah salah satu bentuk alat bantu masyarakat dalam melakukan perjalanan atau bepergian dalam jarak tertentu sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa transportasi tersebut. Ada banyak berbagai jenis jasa transportasi, salah satunya CV. Batang Pane Baru. Dimana jenis transportasi ini banyak melayani dan membantu masyarakat dalam melakukan perjalanan khususnya di daerah pulau sumatera.

Usaha ini berdiri pada Mei tahun 2005 di Jalan SisingaMangaraja KM 6,5. Dimana pemilik usaha ini yakni Bapak H. Hariro Harahap, SE, M.Si membuka usaha ini pertama kali dengan bergabung bersama Batang Pane Express. Beliau melihat banyaknya tingkat permintaan dan kebutuhan dari konsumen terhadap jasa transportasi angkutan darat untuk melakukan perjalanan dalam jarak yang jauh, namun di sisi lain, hal tersebut sulit untuk didapatkan. Melihat peluang itu, Pemilik menyadari bahwa pasar yang ada di Kota Medan begitu besar akan kebutuhan jasa transportasi angkutan darat, khususnya bus untuk digunakan sebagai sarana transportasi menuju keluar kota dan berbagai daerah di Sumatera Utara dengan berbagai urusan serta kepentingan dari masing-masing konsumen. Dengan begitu, seiring berjalannya waktu, pemilik langsung mengambil langkah untuk membuka usaha jasa transportasi darat sendiri dengan tidak bergabung lagi dengan CV. Batang Pane Express, dan mendirikan jasa transportasi sendiri dengan nama CV. Batang Pane Baru dengan tujuan mampu memenuhitingkat permintaan dan kebutuhan dari konsumen terhadap jasa transportasi angkutan darat, dengan


(56)

moda transportasi bus dan memperlancar usaha di bidang transportasi itu sendiri. Dari banyaknya permintaan pasar yang semakin terbuka lebar mengakibatkan banyaknya permintaan konsumen akan jasa transportasi angkutan darat dengan menggunakan bus yang ada di dalam Kota Medan. Pemilik semakin bersemangat untuk menambah cabang CV. Batang Pane Baru, seperti di Pasir Pangarayaan, Kota Padangsidimpuan, Gunung Tua, Sosa dan Pasar Matanggor agar mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin banyak. Pemilik akhirnya menambah beberapa armada bus untuk menambah tingkat operasional yang besar, yang awalnya pada tahun 2005 hanya mempunyai 1 unit bus saja yang kemudian pada awal tahun 2014, bertambah menjadi 34 unit bus.

Usaha Jasa Transportasi Angkutan Darat Bapak Hariro sudah berjalan selama 9 tahun terhitung dari awal berdirinya hingga saat ini. Pemilik selalu berharap agar usaha ini tetap berjalan dan mampu beroperasi dengan baik, sehinggga mampu memenuhi permintaan pasar yang banyak. Bapak Hariro juga selalu mengutamakan pelanggan dan berusaha untuk menjaga pelanggan agar tetap memakai hasil dari jasa transportasi yang dimilikinya. Selain itu pemilik terus melakukan inovasi baru dengan merubah penampilan bus agar lebih baik dan nyaman untuk digunakan oleh konsumen agar sesuai dengan kebutuhan para konsumen di era modern.

4.2. Visi dan Misi

Visi : Melayani masyarakat melalui alat transportasi darat yang nyaman, aman, dan tepat waktu sampai tujaun.


(57)

Misi : a. Menjadi perusahaan alat transportasi darat yang terdepan dalam inovasi dan pelayanan terhadap penumpang / konsumen.

b. Menjadikan alat transportasi darat idaman penumpang / konsumen.

4.3. Struktur Organisasi

Sebuah perusahaan memerlukan struktur organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi yang bersangkutan, begitu juga dengan usaha CV. Batang Pane Baru. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap anggota yang terdapat dalam struktur organisasi mengetahui dan mampu untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Struktur organisasi yang digunakan oleh CV. Batang Pane Baru adalah struktur organisasi yang sederhana. Adapun struktur organisasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.1. Struktur Organisasi CV. Batang Pane Baru

Sumber : Struktur Organisasi usaha CV. Batang Pane Baru. Karyawan di

bagian

Tiketing

Karyawan di bagian expedisi

Karyawan di bagian supir

bus

Karyawan di bagian pencatatan Direktur


(58)

4.3.1. Uraian Pekerjaan

1. Pemilik Usaha.

a. Merupakan pendiri sekaligus pemilik usaha.

b. Mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi di pasar.

c. Pemberi keputusan dalam setiap perubahan baik dalam bidang internal maupun eksternal.

d. Penyedia modal serta penyalur modal dalam setiap pembelian maupun perawatan bus.

2. Direktur.

a. Merupakan pimpinan usaha sekaligus kaki tangan dari pemilik usaha. b. Melakukan pengawasan operasional kerja dan memberikan motivasi kerja. c. Ikut membantu mempromosikan hasil operasional usaha.

d. Membantu membuat laporan keuangan dan melakukan pencatatan langsung.

e. Mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi di pasar.

f. Memberikan informasi dan data secara berkala kepada pemilik usaha. 3. Karyawan di bagian Tiketing.

a. Melakukan pencatatan serta terhadap konsumen yang memesan tiket. b. Melayani para konsumen dalam pembelian tiket perjalanan.

c. Memberikan informasi dan penjelasannya kepada konsumen yang ingin menggunakan jasa transfortasi CV.Batang Pane Baru.


(59)

4. Karyawan di bagian Expedisi.

a. Melakukan pencatatan terhadap barang konsumen yang dikirimkan ataupun yang diterima.

b. Memastikan bahwa barang yang terkirim dalam keadaan yang baik dan sampai ke tempat yang dituju.

c. Menjaga barang-barang yang akan dikirim maupn barang yang baru datang didalam gudang penyimpanan.

d. Membantu melakukan pemasaran atau promosi hasil operasional pengiriman dan penerimaan barang.

5. Karyawan di bagian supir bus.

a. Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada konsumen dalam perjalanan.

b. Memastikan bahwa bus yang akan digunakan dalam kondisi bagus. c. Membawa para konsumen ketempat tujuan yang diingkan.

d. Membantu melakukan pemasaran atau promosi hasil operasional pengiriman dan penerimaan barang.

6. Karyawan di bagian pencatatan.

a. Melakukan pencatatan terhadap operasional CV. Batang Pane Baru.

b. Memastikan bahwa pencatatan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (tidak adanya manipulasi di dalamnya).

c. Memeriksa ulang dan mengecek kembali secara keseluruhan hasil dari pencatatan yang ada.


(60)

4.4. Analisis Eksternal

Analisis eksternal dilakukan dengan menggunakan data faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Pada penelitian ini, analisis eksternal dibedakan menjadi dua yaitu analisis lingkungan makro/umum untuk mengetahui pengaruh tidak langsung lingkungan dan analisis industri untuk mengetahui pengaruh langsung lingkungan terhadap perusahaan.

4.5 Analisis Lingkungan Umum

Lingkungan umum yang mencakup aspek politik dan kebijakan pemerintah, ekonomi, sosialkultural, demografi dan lingkungan, serta teknologi. Adapun uraian mengenai analisis lingkungan makro/umum adalah sebagai berikut :

4.5.1 Politik dan kebijakan pemerintah

Politik dan kebijakan pemerintah yang berlaku sangat berperan dalam menciptakan kestabilan politik khususnya untuk mendukung situasi dalam berbisnis. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pada pasal 158 disebutkan bahwa “pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kenderaan bermotor umum di kawasan perkotaan”.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka pemerintah pusat dan daerah wajib menyediakan layanan angkutan umum bagi masyarakat. Pada hari ini kementerian


(61)

unit bus besar AC BRT model 2 (dua) pintu kepada Perum PPD dalam rangka revitalisasi Perum PPD dalam memberikan pelayanan angkutan umum massal di wilayah perkotaan aglomerasi JABODETABEK, 15 unit bus sedang AC BRT kepada Pemerintah Kota Medan. Sedangkan untuk mendukung angkutan perintis, Kemenhub memberikan 60 unit bus kepada Perum DAMRI.

Dalam sambutan tertulisnya, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengharap agar kepala daerah serta seluruh perangkat pemerintah daerah yang terkait, untuk secara lebih serius mengembangkan dan meningkatkan pembangunan transportasi perkotaan diwilayah masing-masing dengan menyiapkan sistem angkutan umum massal.

Sementara itu, dalam bidang angkutan darat kementerian perhubungan harus menyelenggarakan angkutan darat secara terus-menerus untuk melalukan pemeliharaan terhadap fasilitas dan sistem pelayanan yang ada, agar masyarakat yang akan menggunakan jasa angkutan ini dapat terlayani secara optimal. Menjadi tugas pemerintah, khususnya Direktorat Lalu Lintas dan para Pengusaha penyedia transportasi darat harus mampu bekerja sama untuk mewujudkan layanan angkutan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Untuk itu perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi terhadap operator angkutan darat sehingga diharapkan dapat memotivasi mereka untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Dengan begitu diharapkan dapat memotivasi para pengusaha agar lebih meningkatkan pelayanan serta mampu menjamin keamanan dan kenyamanan dalam bertransportasi, karena dapat dilihat ketertiban transportasi di Indonesia


(62)

masih sangat rendah. Tingkat kecelakaan, kematian akibat kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas yang tinggi, bahkan menduduki peringkat atas di dunia menunjukkan kurang sadarnya sebagian besar lapisan masyarakat terhadap ketertiban lalulintas. Data statistik kecelakaan transportasi sepanjang tahun 2009-2013 yang dikeluarkan Departemen Perhubungan menyebutkan, tingkat kecelakaan di jalan raya sangat fatal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 4.1 Tingkat Kecelakaan Transportasi Darat Pada tahun 2009-2013

Tahun Jumlah Kematian Jumlah Luka-Luka

2009 30.594 31.037

2010 30.606 35.764

2011 30.629 35.787

2012 27.441 39.704

2013 23.385 27.054

Sumber : Dirlantas, (2009-2013)

Pada tabel diatas dapat dilihat begitu tingginya tingkat kecelakaan transportasi darat di Indonesia. Sebenarnya, prosedur keselamatan transportasi dan peraturan-peraturan tentang keselamatan transportasi sudah ada di Negara kita, hanya penerapannya yang belum dapat dilaksanakan secara konsekuen.

4.5.2 Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi tiap provinsi di wilayah Sumatera dalam kurun waktu 2009-2013 memiliki rata-rata angka pertumbuhan yang positif, kecuali Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang negatif. Pada tahun 2013, di wilayah Sumatera pertumbuhan ekonomi tertinggi diberikan oleh Provinsi


(63)

Riau. Secara umum, pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera cenderung meningkat, tetapi wilayah seperti Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep.Riau menurun pada tahun 2013. Krisis global menyebabkan permintaan negara maju terhadap beberapa komoditas ekspor dari wilayah ini berkurang.

Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Sumatera Tahun 2009-2013 (Dalam Persen)

PROVINSI 2009 2010 2011 2012 2013

NAD -9,6 -10,1 1,6 -2,2 -8,3

Sumatera Utara 5,7 5,5 6,2 6,9 6,4

Sumatera Barat 5,5 5,7 6,1 6,3 6,4

Riau 2,9 5,4 5,2 3,4 5,5

Jambi 5,4 5,6 5,9 6,8 7,2

Sumatera Selatan 4,6 4,8 5,2 5,8 5,1

Bengkulu 5,4 5,8 6,0 6,0 4,9

Lampung 5,1 4,0 5,0 5,9 5,3

Kep.Riau 6,5 6,6 6,8 7,0 6,6

Sumber : BPS,2013

Tiga penyumbang terbesar perekonomian di wilayah Sumatera adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan. Sektor pertanian, industri pengolahaan, perdagangan, hotel, dan restoran juga merupakan penyerapan tenaga kerja utama di hampir semua provinsi di wilayah Sumatera. Di samping itu, sektor tersebut juga cukup besar dalam memberikan kontribusi bagi pertumbuhan wilayah Sumatera karena wilayah Sumatera memiliki kekayaan sumber daya alam perkebunan, perikanan, serta pertambangan yang kemudian mendorong berkembangnya berbagai industri pengolahaan di sektor tersebut. Namun, masih belum tercukupinya srana dan prasarana dalam menunjang


(64)

kegiatan ekonomi, yaitu sarana dan prasarana transportasi serta sarana dan prasarana industri di wilayah Sumatera yang cukup luas, tetapi menjadi kendala dalam mengoptimalkan sektor unggulan di wilayah Sumatera.

Transportasi adalah alat penunjang yang paling utama dalam semua industri yang disebutkan diatas. Transportasi yang mengangkut pergerakan orang atau barang pada hakikatnya telah dikenal secara alamiah sejak manusia ada di bumi ini, meskipun pergerakannya masih secara sederhana. Dari tahun ke tahun kebutuhan akan transportasi semakin banyak sehingga pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana agar pergerakan itu dapat berlangsung dengan aman, nyaman, lancar, serta ekonomis. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan sarana transportasi darat dalam melakukan perjalanan seperti mobil pribadi dan angkutan umum yang dapat terbilang sangat ekonomis dan prasaranan yang menunjanga seperti jalan tol sudah mulai banyak dibangun sehingga sangat mudah melakukan perjalanan darat.

Sehubungan dengan pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah, tentu perlu penambahan armada bus seebagai alat transportasi missal. Hal tersebut akan menjadi peluang yang sangat bagus bagi para pengusaha penyedia angkutan darat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak untuk melakukan perjalanan darat menggunakan angkutan umum ke tempat-tempat tertentu.

4.5.3 Sosiokultural, Demografi dan Lingkungan


(65)

banyaknya para pekerja yang ingin beradu nasib kedaerah perkotaan untuk mendapatkan pekerjaan, tenaga kerja dari daerah-daerah tertentu sengaja dating kekota besar yang lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan khususnya di kota metropolitan seperti Medan.

Selain itu tidak hanya para pekerja yang sengaja datang dari daerah serta tinggal di kota tempat mereka bekerja, tetapi banyak juga orang-orang yang ingin menuntut ilmu pengetahuan di kota Medan. Alasan meraka memilih kota Medan, karena tingkat pembelajaran dan kurikulum yang lebih baik, peralatan dan teknologi yang lebih canggih dalam mendukung suatu pendidikan. Selain itu dilengkapi juga tenaga-tenaga pengajar yang lebih berkualitas dan berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Dengan kondisi yang demikian maka transportasi sangatlah berperan penting untuk memperlancar kegiatan para pendatang baru yang tinggal di kota Medan serta ingin kembali kekampung halaman. Transportasi adalah fasilitas atau sarana penunjang yang sangat dibutuhkan setiap orang dan setiap kalangan untuk mendapatkan kemudahan yang efisien dalam segi biaya dan efektif dalam segi waktu. Maka sarana transportasi seperti angkutan umum sangatlah dibutuhkan.

CV. Batang Pane Baru adalah salah satu moda transportasi angkutan umum berupa bus yang memiliki trayek atau melayani rute perjalanan kedaerah-daerah tertentu yang tidak dilayani angkutan umum lainnya. CV. Batang Pane Baru sangat membantu para tenaga kerja daerah yang bekerja ke perkotaan atau sebaliknya dari perkotaan ke daerah.


(66)

Selain dapat membantu para tenaga kerja, moda transportasi ini juga sangat membantu mahasiswa dan pelajar untuk memperlancar segala urusan yang ada di kampus atau sekolah guna untuk mandapatkan pendidikan yang lebih baik.

Kondisi demografi dan lingkungan CV. Batang Pane Baru dapat dikatakan sudah ideal, karena lokasinya berada di daerah strategis, dimana terdapat loket-loket transportasi jasa angkutan yang mudah ditemui oleh para pengguna jasa angkutan CV. Batang Pane Baru. Walaupun banyak terdapat beberapa loket pesaing lainnya tidak menjadi ancaman yang terlalu berpengaruh terhadap usaha jasa CV. Batang Pane Baru. Hal inilah yang mampu menimbulkan semangat dan motivasi bagi CV. Batang Pane Baru untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas bus serta ingin melakukan inovasi baru dan mampu memberikan rute perjalanan yang baru sesuai dengan permintaan masyarakat yang cukup banyak didaerah tertentu. Dengan begitu CV. Batang Pane Baru dapat mengikuti perkembangan dan melakukan pengembangan serta menjawab pertanyaan masyarakat.

4.5.4 Teknologi

Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini sangat memberikan peluang yang besar bagi perusahaan. Dilihat dari pertumbuhan masyarakat yang sangat signifikan dan pekerjaan masyarakat yang berada di luar kota ataupun di daerah membutuhkan alat transportasi yang cepat, aman, dan nyaman. Dengan adanya transportasi tersebut diharapkan mampu membantu mempermudah segala urusan masyarakat dalam menjalankan aktifitas kerjanya.


(67)

barang-Dalam alat transportasi teknologi sangat berperan untuk menciptakan suatu inovasi dan memudahkan manusia dalam perjalanan. Inovasi teknologi baru salah satunya dapat dilihat dari pelayanan ticketing serta pencatatan yang lebih modern. Salah satu contoh teknologi yang sangat dibutuhkan dalam kegitan usaha transportasi adalah penggunaan komputer atau alat pencatatan secara otomatis yang lebih memudahkan petugas pelayanan ticketing dalam menjalankan pekerjaannya.

Teknologi juga mampu memberikan manfaat dalam efisiensi biaya dan waktu serta keefektifan dalam pelayanan. Selain itu, teknologi juga mampu memberikan kenyamanan didalam bus yaitu dengan memberikan televisi, ac, serta kursi yang nyaman sebagai sarana tambahan bagi penumpang yang sedang melakukan perjalanan. Dengan didukungnya teknologi-tekonolgi baru ini diharapkan mampu menunjang kenyamanan dan keamanan para penumpang, sehingga para penumpang akan selalu ingin menggunakan alat transportasi yang disediakan oleh sebuah perusahaan atau Commanditer Venootschaap (CV).

Selain itu, dapat dilihat dari perkembangan teknologi yang ada, dimana kecepatan menjadi tolak ukur dalam suatu transportasi. Pada zaman dahulu begitu sulitnya menempuh perjalanan yang jauh pastinya membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan perkembangan teknologi yang sekarang, inovasi tercipta dan mampu menciptakan mesin-mesin bertenaga turbo yang memudahkan para penumpang sampai ke tujuan dengan cepat dan nyaman.


(68)

Dengan begitu teknologi mampu mengubah jarak tempuh yang panjang menjadi efektif, kemajuan teknologi tersebut tentunya diikuti dengan prasaran yang memadai seperti jalan yang lebih baik.

4.6 Analisis Lingkungan Industri

Analisis lingkungan industri mencakup analisis five forces daroi porter yaitu (1) Ancaman pendatang baru; (2)Ancaman produk subsitusi; (3) Daya tawar pemasok; (4) Daya tawar pembeli;(5) Persaingan antar pengusaha industri. Adapun uraian mengenai analisis lingkungan industri adalah sebagai berikut : 4.6.1 Ancaman Pendatang Baru

Dilihat dari dari prospek yang baik dan pasar domestik yang masih sangat terbuka lebar, maka banyak pengusaha yang tertarik untuk masuk kedalam industri transportasi. Industri transportasi menjadi salah satu bisnis yang sangat menjanjikan, karena dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah serta keinginan masyarakat yang membutuhkan alat transportasi yang lebih baik. Selain itu semakin banyaknya masyarakat yang berada didaerah-daerah tertentu dan belum terjangkau oleh beberapa alat transportasi yang ada saat ini. Namun, industri ini terbilang cukup mahal karena membutuhkan biaya yang cukup besar dan lokasi yang cukup lebar serta pembelian sebuah bus dan beberapa administrasi yang harus dipenuhi dalam pendirian usaha ini.


(69)

tampilan dan pelayanan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan para pengusaha mampu melihat peluang pasar yang sangat terbuka luas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman peluang baru adalah besar.

4.6.2 Ancaman Produk Subsitusi

Defenisi dari produk subsitusi adalah produk pengganti atau produk yang bisa menggantikan. Produk pengganti yang dimaksud adalah produk yang mempunyai kemampuan untuk menggantikan fungsi dari suatu produk. Produk subsitusi CV. Batang Pane Baru adalah produk yang memiliki fungsi yang sama serta kemampuan yang sama atau hampir sama dengan bus CV. Batang Pane Baru. Adapun fungsi bus CV. Batang Pane Baru adalah sebagai alat transportasi pengangkut massal untuk keluar kota ataupun kedaerah tertentu.

Dari hasil analisis dan penelitian tentang usaha CV. Batang Pane Baru, ada beberapa jenis produk subsitusi lain yaitu CV. KUPJ, CV. PMTS, CV. Taxi Kita Bersama, dan CV. SIMPATI dimana usaha-usaha tersebut menggunakan mini bus yang mengangkut penumpang lebih sedikit namun memiliki jangkauan yang lebih luas kedaerah-daerah tertentu dan ongkos biaya perjalanan yang merata. Dari perbedaan-perbedaan bentuk fisik, kemampuan dalam pengangkutan, biaya perjalanan, maupun jangkauan perjalanan, produk subsitusi belum memiliki peran begitu penting dalam industri transportasi. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa ancaman produk subsitusi bus CV. Batang Pane Baru adalah sedang.

4.6.3 Daya Tawar Pemasok

Pemasok mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelangsungan usaha suatu perusahaan. Pemasok pada usaha CV. Batang Pane Baru terbagi dua


(70)

yaitu pertama pemasok bus untuk kelangsungan atau kelancaran usaha CV. Batang Pane Baru yang akan digunakan sebagai alat transportasi penumpang, dan yang kedua yaitu percetakan yang akan mencetak tiket yang digunakan dalam mencatatat dan sebagai bukti penggunaan jasa transportasi. Dalam usaha CV. Batang Pane Baru, pemasok bus yang dibutuhkan adalah bus yang baik dan layak pakai.

Bus akan didapatkan dari luar pulau sumatera sesuai dengan kemampuan pengusaha dalam pembelian bus yang tersedia dari penyedia bus. Sedangkan pemasok tiket didapatkan dari percetakan-percetakan yang ada di daerah-daerah kota Medan dan sekitarnya. Hal ini akan memberikan kemudahan pengusaha dalam menjalankan usaha transportasi CV. Batang Pane Baru. Dari informasi tersebut dapat dilihat bahwa daya tawar pemasok adalah lemah sehingga ancamannya kecil.

4.6.4 Daya Tawar Pembeli

Pembeli merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu sistem perniagaan. Pembeli merupakan saluran terakhir dari jalur distribusi produk yang menetukan permintaan pasar, permintaan pasar tersebut yang digunakan untuk menentukan tingkat kapasitas produksi suatu produk. Pengguna jasa usaha CV. Batang Pane Baru berada didalam kota medan dan daerah-daerah lainnya hingga luar provinsi. Satu hal menjadi keunggulan CV. Batang Pane Baru adalah mampu melayani perjalanan kedaerah-daerah yang tidak mampu dilayani oleh usaha transportasi lainnya. Dalam satu hari CV. Batang Pane Baru mampu melayani 12


(71)

hari besar lainnya sangat berpengaruh dalam peningkatan perjalanan bus CV. Batang Pane Baru, dimana peningkatan penumpang yang menggunakan jasa transportasi akan melonjak drastis untuk melakukan perjalanan kedaerah tertentu baik berlibur maupun pulang kekampung halaman. Sehingga daya tawar pembeli besar, yang berarti ancaman terhadap industri adalah kecil.

4.6.5 Persaingan Antar Pengusaha Industri

Dalam persaingan usaha pada umumnya hal yang diperebutkan adalah posisi suatu perusahaan dalam pangsa pasar, penguasaan saluran distribusi dan lainnya. Dari sekian banyak usaha jasa transportasi yang berjalan, terdapat berbagai macam skala usaha maupun bentuk fisik alat transportasi. Besar kecilnya bentuk fisik alat transportasi tergantung dengan ketersediaan modal yang dimiliki. Apabila ketersediaan modal yang dimiliki cukup, maka perusahaan pesaing dapat meningkatkan kapasitas pelayanan serta memperluas wilayah pasar yang dituju.

Ada beberapa usaha jasa transportasi di kota Medan dengan bentuk fisik dan pelayanan yang sama. Dengan adanya usaha-usaha jasa transportasi bus yang lain disekitar tempat usaha CV. Batang Pane Baru, akan dapat menjadi ancaman bagi usaha CV. Batang Pane Baru. Berdasarkan keterangan uraian diatas terdapat ancaman pendatang baru dan peningkatan persaingan dalam industri transportasi yang cukup besar.

4.7 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal perusahaan dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini mencakup


(1)

Narasumber : Karyawan Pengiriman Barang 1. Sudah berapa lama Anda bekerja disini?

Jawab :

2. Bagaimana sistem penggajian yang diberikan? Sudah hampir 4 tahun.

Jawab :

3. Adakah bonus yang diberikan diluar gaji yang Anda terima? Penggajiannya setiap awal bulan.

Jawab :

4. Bagaimana hubungan Anda dengan pemilik usaha?

Ada, bonus diberikan setiap menjelang lebaran dan tahun baru saja.

Jawab :

5. Hubungan Anda dengan karyawan lain?

Hubungan kami baik, karena beliau ramah dan tidak membeda-bedakan antar karyawan yang satu dengan yang lainnya.

Jawab :

6. Sejauh ini, apakah Anda merasa nyaman bekerja disini?

Hubungan dengan karyawan lain juga baik, walaupun terkadang terjadi perselisihan pendapat.


(2)

Narasumber : Karyawan Accounting

1. Sudah berapa lama Anda bekerja disini? Jawab :

2. Bagaimana sistem penggajian yang diberikan? Sejak usaha ini berdiri.

Jawab :

3. Adakah bonus yang diberikan diluar gaji yang Anda terima? Penggajiannya setiap awal bulan.

Jawab :

4. Bagaimana hubungan Anda dengan pemilik usaha?

Ada, bonus diberikan setiap menjelang lebaran dan tahun baru saja.

Jawab :

5. Hubungan Anda dengan karyawan lain?

Hubungan kami baik, karena beliau mempunyai jiwa kekeluargaan yang besar bagi kami.

Jawab :

6. Sejauh ini, apakah Anda merasa nyaman bekerja disini?

Hubungan dengan karyawan lain juga baik dan saling membantu.


(3)

Narasumber : Karyawan Supir

1. Sudah berapa lama Anda bekerja disini? Jawab :

2. Bagaimana sistem penggajian yang diberikan? Sudah 6 tahun

Jawab :

3. Adakah bonus yang diberikan diluar gaji yang Anda terima?

Penggajiannya bagi supir disini setiap 1 kali pengantaran penumpang akan diberikan upah langsung, sekitar 40 % dari seluruh harga tiket penumpang yang diantarkan.

Jawab :

4. Bagaimana hubungan Anda dengan pemilik usaha?

Ada, bonus diberikan setiap menjelang lebaran dan tahun baru saja.

Jawab :

5. Hubungan Anda dengan karyawan lain?

Hubungan kami baik, karena beliau mempunyai jiwa kekeluargaan yang besar bagi kami.

Jawab :

6. Sejauh ini, apakah Anda merasa nyaman bekerja disini?

Hubungan dengan karyawan lain juga baik dan saling membantu.


(4)

LAMPIRAN 3

Foto Usaha CV. Batang Pane Baru

Gambar Ruang Tunggu CV. Batang Pane Baru


(5)

Gambar Pelayanan Penjualan Tiket Penumpang


(6)