24 Stokes. Satuan SI untuk viskositas m
2
per detik 104 St. Lebih sering digunakan centistokes cSt 1cSt =10
-2
St = 1 mm
2
s. Untuk analisa viskositas menggunakan metode tes ASTM D-445. Untuk pengukuran viskositas ini
menggunakan peralatan utama yaitu viskosimeter Ostwald tube tipe kapiler, viscosimeter holder
dan bath pemanas pada 37,8
o
C. Termometer yang digunakan dengan ketelitian 0,02
o
C dan menggunakan stop watch dengan ketelitian 0,2 detik.
3.5 Flowchart Penelitian
3.5.1 Prosedur Persiapan Biji Alpukat
Mulai
Biji alpukat dikumpulkan dan dikupas kulit arinya Dicuci dan dibersihkan dengan air
Dipotong-potong
Dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu ± 100
o
C.
Diayak dengan ayakan 50 mesh
Selesai Dihaluskan dengan blender
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Persiapan Biji Alpukat
25
3.5.2 Prosedur Ekstraksi Minyak Biji Alpukat
Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Ekstraksi Minyak Biji Alpukat Dirangkai peralatan ekstraksi berupa labu leher tiga, sokhlet, refluks
kondensor, penangas air, termometer, hot plate, magnetic stirrer, statif dan klem
Mulai
Bubuk biji alpukat diumpankan ke dalam ekstraktor
Ditambahkan pelarut n-heptana sesuai dengan rancangan penelitian
Dipanaskan dengan suhu sesuai rancangan penelitian selama 180 menit
Diperoleh ekstrak berupa campuran minyak biji alpukat dan pelarut n-heptana
Selesai Apakah masih terdapat
variabel lain ? Tidak
Ya
26
3.5.3 Analisis Kadar Free Fatty Acid FFA Minyak Biji Alpukat dengan
Metode Tes AOCS Official Method Ca 5a-40
Gambar 3.4 Flowchart Analisis Kadar Free Fatty Acid FFA Minyak Biji Alpukat
Mulai
Apakah larutan berwarna merah rosa?
Ya Tidak
Kadar FFA dihitung
Selesai Ditambahkan etanol 95
sebanyak 75 ml Minyak biji alpukat sebanyak 7,05 ± 0,05 gram dimasukkan ke
dalam erlenmeyer.
Campuran dikocok kuat kemudian ditambahkan indikator fenolftalein 3-5 tetes
Campuran dititrasi dengan NaOH 0,25 N
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Variabel Percobaan Pada Ekstraksi Minyak Dari Biji
Alpukat Dengan Pelarut N-heptana
Untuk mengekstrak minyak dari biji alpukat digunakan metode sokhletasi dengan pelarut n-heptana. Umumnya selama ini pelarut yang sering digunakan
untuk mengekstrak minyak dari biji-bijian yaitu heksana [2], tetapi penggunaan heksana mulai dibatasi karena isu lingkungan dan kesehatan. Menurut Conkerton
[7], heptana sifatnya sama dengan heksana namun penggunaannya tidak menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. Hal inilah yang melatar
belakangi penggunaan pelarut n-heptana pada penelitian ini. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses ekstraksi yaitu suhu, waktu, ukuran partikel,
massa sampel dan jumlah pelarut. Dari faktor-faktor tersebut maka pada penelitian ini dipilih 3 variabel bebas yaitu suhu ekstraksi T, massa biji alpukat W, dan
volume pelarut n-heptana V. Yield minyak biji alpukat yang dihasilkan dari proses ekstraksi dengan beberapa perlakuan tersesbut dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut.