4.8. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung serta wawancara dengan pembimbing lapangan di PT. Kharisma
Cakranusa Rubber Industry. Adapun data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data skunder. Data primer yang dikumpulkan seperti :
1. Data ukuran area kerja pada departemen produksi
2. Block
Layout lantai produksi awal 3.
Urutan Proses produksi 4.
Jarak Pemindahan Bahan Data skunder yang dikumpulkan yaitu berupa data kapasitas produksi pada
PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry.
4.9. Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.9.1. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan, yaitu: 1.
Penggambaran block layout awal lantai produksi Penggambaran lantai produksi dalam bentuk block layout dilakukan dengan
meninjau dari tata letak pabrik yang ada saat ini. 2.
Penentuan Jarak Antar Departemen Jarak antar departemen diukur dengan menggunakan jarak rectilinear, dimana
jarak diukur mengikuti jalur tegak lurus. Jarak departemen dihitung dengan mengambil titik pusat departemen center point of department. Dalam
pengukuran jarak rectilinear digunakan rumus sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
dij = |xi - xj| + |yi - yj| 3.
Penentuan Frekuensi Perpindahan Bahan Antar Departemen Frekuensi perpindahan ditentukan untuk memperlihatkan banyaknya jumlah
aliran perpindahan material yang terjadi dalam proses produksi. 4.
Perhitungan total momen perpindahan awal Total momen perpindahan pada lantai produksi awal dapat ditentukan dengan
mengalikan frekuensi perpindahan material dari satu departemen ke departemen lainnya dengan jarak antar departemen yang berkaitan.
5. Pembentukan Activity Relationship Chart.
ARC dibuat berdasarkan pertimbangan frekuensi aliran perpindahan material antar tiap departemen. Hubungan kedekatan antar fasilitas merupakan data
kualitatif yang diperlukan sebagai input bagi algoritma BLOCPLAN dan CORELAP dan ALDEP.
6. Pengolahan data menggunakan algoritma BLOCPLAN
Pemecahan masalah dengan algoritma BLOCPLAN dilakukan dengan menggunakan software BLOCPLAN 90 melalui langkah-langkah berikut ini :
a. Melakukan input data Departemen
Data mengenai jumlah depertemen, nama departemen, dan ukuran luas masing – masing departemen stasiun kerja dimasukkan ke input data
software BLOCPLAN b.
Melakukan input data Derajat Kedekatan antar Departemen
Universitas Sumatera Utara
Nilai derajat kedekatan yang sudah dihitung di ARC digunakan sebagai data masukkan berikut juga dengan penentuan bobot dari masing-masing
nilai kedekatan. c.
Mencari solusi layout terbaik Setelah semua data dikumpulkan maka software akan mencari alternatif
pemecahan masalah tataletak tersebut sampai maksimal 20 kali iterasi. Layout terbaik dilihat dari nilai R-score yang paling besar.
7. Pengolahan data dengan menggunakan algoritma CORELAP
Pengolahan data dengan algoritma CORELAP dilakukan dengan membuat ARC untuk melihat hubungan kedekatan dari masing-masing departemen.
Kemudian hitung TCR untuk setiap departemen. Pilih salah satu departemen dengan nilai TCR maksimum. Tentukan pengalokasian departemen
berikutnya berdasarkan hubungan kedekatan dan hitung nilai pembobotan untuk masing-masing penempatan. Pilih penempatan dengan bobot terbesar
kemudian ulangi sampai semua departementelah ditempatkan. Perhitungan momen merupakan perhitungan terakhir terhadap data yang diperoleh
sebelum dilakukan analisis. 8.
Pengolahan data dengan menggunakan Automated Layout Design Program ALDEP
Langkah-langkah dalam mengolah data dengan menggunakan ALDEP adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pemilihan
a. Memilih departemen yang masuk untuk pertama kali secara acak.
Universitas Sumatera Utara
b. Departemen kedua yang dipilih adalah departemen yang memiliki
hubungan kedekatan terkuat terhadap departemen pertama. Kemudian, pilih departemen berikutnya dari departemen yang memiliki hubungan
kedekatan yang tertinggi bernilai A dan E. pengambilan departemen tersebut dapat di lakukan melalui ARC Activity Relationship Chart.
c. Jika tidak ada departemen yang terpilih selanjutnya dipilih departemen
secara acak. d.
Prosedur dilakukan sampai semua departemen masuk kedalam tata letak.
2. Prosedur penempatan
a. Penempatan dimulai dari pojok kiri atas dan dilanjutkan kearah bawah.
b. Proses penempatan layout menggunakan vertical sweep patern pola
jalan vertikal. 3.
Perhitungan Hasil Perhitungan hasil dari setiap layout adalah menghitung hubungan
kedekatan antar fasilitas. Hasil perhitungan tersebut didapat dari konversi dari kode huruf yang digunakan
Flow chart pengolahan data dengan menggunakan algoritma BLOCPLAN
dapat dilihat pada Gambar 4.4. dengan menggunakan algoritma CORELAP dapat dilihat pada Gambar 4.5. dan Flow Chart pengolahan data dengan menggunakan
ALDEP dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Melakukan Input Data jumlah departemen yang akan disusun
Melakukan input data Nama Departemen dan luas area
Melakukan input data nilai hubungan pada masing-masing
aktivitas
Pilih Single story layout Menu
Memilih ratio untuk layout pemecahan masalah :
automatic search Memilih cara pencarian
pemecahan masalah : automatic search
Memilih cara pencarian pemecahan masalah :
automatic search Menganalisis tabel hasil
pemecahan masalah yang tersimpan
Me-review layout dengan nilai R-score tertinggi
Gambar 4.4. Blok Diagram Pengolahan Data Algoritma BLOCPLAN
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Pembuatan Activity Relationship Chart ARC
Perhitungan Total Closeness Rating untuk setiap Departemen
Pemilihan Departemen Pusat berdasarkan Derajat Kedekatan
Pengalokasian Departemen Berdasarkan Derajat Kedekatan
Perhitungan nilai departemen pada setiap penempatan
Penempatan Departemen pada bagian dengan nilai terbesar
Seluruh Departemen telah dialokasikan ?
Perhitungan jumlah momen perpindahan dari alternatif
rancangan
selesai Yes
No
Gambar 4.5. Flow Chart Pengolahan Data dengan Algoritma CORELAP
Universitas Sumatera Utara
Membuat Activity Relationship Chart ARC
Memilih jumlah departemen yang masuk untuk pertama kali
Memilih departemen kedua yang paling berhubungan
kedekatan dengan departemen pertama
Lakukan pemilihan hingga semua departemen terpilih
Lakukan penempatan layout berdasarkan
vertical sweep patern Melakukan perhitungan
kedekatan fasilitas
Gambar 4.6 . Flow Chart Pengolahan Data dengan ALDEP
4.9.2. Metode Analisis
Analisis hasil dilakukan terhadap layout awal, layout hasil rancangan dari metode BLOCPLAN, CORELAP dan ALDEP. Dari ketiga layout akan dipilih
layout terbaik dengan membandingkan fungsi tujuan yaitu minimum momen perpindahan dan jarak perpindahan, pola aliran bahan, perubahan bentuk gedung
dan ketersediaan ruang gerak yang akan digunakan material handling forklift. Moment perpindahan dihitung dengan rumus :
Momen = Jarak x Frekuensi perpindahan Dari analisis ini selanjutnya akan dihasilkan solusi untuk mengatasi permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung pada fasilitas produksi di lantai
produksi pembuatan produk karet Compound dan pre-curedtread liner di PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry dengan bantuan alat berupa meteran dan
panduan dari pembimbing lapangan. Adapun data primer yang dikumpulkan secara pengukuran langsung adalah:
1. Data ukuran pada departemen produksi. 2. Block layout lantai produksi awal, dan
3. Urutan proses produksi Selain pengukuran langsung, data juga dapat diperoleh dari dokumen
perusahaan yaitu untuk kapasitas produksi produk karet Compound dan pre- curedtread liner
.
5.1.1. Ukuran Departemen Produksi
Departemen produksi pada PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry memiliki 8 stasiun kerja yang digunakan oleh perusahaan untuk membuat produk
yang dihasilkan. Setiap bagian memiliki ukuran tersendiri dan elemen kerja tersendiri. Setiap bagian tersebut diberikan pengkodean untuk mempermudah
Universitas Sumatera Utara
dalam melihat setiap bagian. Data setiap stasiun, luas dan pengkodeannya dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut ini.
Tabel 5.1. Data Ukuran Stasiun Kerja dan Kode Stasiun Kerja Stasiun Kerja
Ukuran Area m
Luas m
2
Kode
Bahan Baku dan Pemotongan 11,13 x 7,63
84,9 A
Mesin Appolo Eksternal Mixer 22 Inch dan Internal Mixer 1
8,8 x 14,5 127,6
B1
Mesin Appolo Eksternal Mixer 22 Inch dan Internal Mixer 2
8,8 x 14,5 127,6
B2
Penggilingan Karet Keras 3,3 x 6,9
22,7 C
Penggilingan dengan Eksternal Mixer 18 Inch
5,5 x 3,8 29,9
D
Pembentukan dengan Ekstruder 1 16,2 x 3,5
56,7 E1
Pembentukan dengan Ekstruder 2 14 x 3,5
49 E2
Pengepressan dan Pembentukan UlirBunga
7,5 x 16,4 123
F
Penghalusan dengan Mesin Parut 1 10 x 1,9
19 G1
Penghalusan dengan Mesin Parut 2 10 x 1,9
19 G2
Quality Control dan Packing 1 8 x 3
24 H1
Quality Control dan Packing 2 8 x 3
24 H2
Sumber : Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Kapasitas Produksi
Produk yang diteliti merupakan produk utama PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry yang berupa Karet Compound dan pre-curedtread liner karet
dengan ulirbunga. Data Kapasitas Produksi dapat diperoleh melalui bagian pencatatan di lantai produksi. Kapasitas produksi perusahaan yaitu memiliki rata-
rata 5,4 Ton perhari dalam memproduksi karet compound dan pre-curedtread liner.
5.1.3. Urutan Proses Produksi
Data yang dibutuhkan selanjutnya yaitu data urutan proses produksi dari produk utama yaitu berupa Karet Compound. Urutan proses produksi dari
pembuatan Karet Compound dapat dilihat pada Gambar 5.1. berikut.
Universitas Sumatera Utara
2. Karet ditimbang dan dipotong
3. Karet digiling 4. Dicampur karet giling dengan carbon
blac k dan rpo
5. Dicampur masterbatch dengan belerang
6. Dibentuk karet compound, diperiksa, dan dipacking
7. Dipress karet compound menjadi pre-curedtread liner
8. Diparu tpre-curedtread liner 9.Pre-curedtread liner diperiksa dan
dipacking 10. Karet dengan Ulir
Bunga 1. Karet MentahSIR 20
Gambar 5.1. Block Diagram Proses Produksi
Sumber : PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry
Universitas Sumatera Utara
5.1.4. Tataletak Lantai Produksi Awal
Tataletak lantai produksi awal dapat digambarkan pada Block Layout. Block Layout juga dapat menggambarkan pola aliran. Block Layout PT. Kharisma
Cakranusa Rubber Industry dapat dilihat pada Gambar 5.2. berikut.
Skala 1 : 800
Gambar 5.2. Block Layout PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry
Sumber : Pengumpulan Data
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Perhitungan Titik Koordinat Block Layout Awal
Perhitungan titik koordinat berfungsi untuk mengetahui jarak antar stasiun kerja di lantai produksi. Langkah-langkah dalam perhitungan titik koordinat dapat
dilihat sebagai berikut. 1.
Gambarkan garis diagonal pada stasiun kerja 2.
Perpotongan garis diagonal tersebut menjadi titik pusat koordinat Perpotongan diagonal kemudian dihitung titik X dan titik Y dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
Koordinat X = X +
Koordinat Y = Y +
Contoh perhitungan pada stasiun kerja A : Koordinat X = X
+ = 22 +
= 27,5 Koordinat Y = Y
+ = 11,9 +
= 15,7 Titik koordinat stasiun kerja A adalah 27,5 ; 15,7
Hasil perhitungan titik koordinat untuk masing-masing stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Titik Koordinat Masing-masing Stasiun Kerja Stasiun
Kerja Koordinat
X Y
A 27,5
15,7 B
1
29,25 27,4
B
2
43,75 16,3
C 49,35
28,35 D
54,65 24,9
E
1
61,1 30
E
2
74,5 25,6
F 7,75
10,5 G
1
15,45 13,1
G
2
8 22,05
H
1
1,5 11,5
H
2
13 13,1
Universitas Sumatera Utara
Block Layout dengan titik koordinat masing-masing stasiun dapat dilihat pada
Gambar 5.3.
Skala 1 : 800
Gambar 5.3. Block Layout dengan Titik Koordinat
5.2.2. Perhitungan Jarak Antar Stasiun Kerja
Jarak antar stasiun kerja dihitung dengan menggunakan rumus jarak rectilinear
. Rumus jarak rectilinear adalah :
Contoh perhitungan jarak dari stasiun A ke B1 adalah :
Hasil perhitungan untuk jarak antar stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Jarak Antar Stasiun Kerja m ij
A B
1
B
2
C D
E
1
E
2
F G
1
G
2
H
1
H
2
A 13,45 16,85 34,5
36,35 47,90 56,9 24,95 14,65 25,85 30,20 17,10
B
1
13,45 25,60 21,05 27,90 34,45 47,05 38,40 28,10 26,60 43,65 30,55
B
2
16,85 25,60 17,65 19,50 31,05 40,05 41,80 31,50 41,50 47,05 33,95
C 34,50 21,05 17,65
8,75 13,40 27,90 59,45 49,15 47,65 64,70 51,60
D 36,35 27,90 19,50 8,75
11,55 20,55 61,30 51,00 49,50 66,55 53,45 E
1
47,90 34,45 31,05 13,40 11,55 17,80 72,85 62,55 61,05 78,10 65,00
E
2
56,90 47,05 40,05 27,90 20,55 17,80 81,85 71,55 70,05 87,10 74,00
F 24,95 38,40 41,80 59,45 61,30 72,85 81,85
10,30 11,80 7,250 7,85 G
1
14,65 28,10 31,50 49,15 51,00 62,55 71,55 10,30 16,40 15,55 2,45
G
2
25,85 26,60 41,50 47,65 49,50 61,05 70,05 11,80 16,40 17,05 13,95
H
1
30,20 43,65 47,05 64,70 66,55 78,10 87,10 7,250 15,55 17,05 13,10
H
2
17,10 30,55 33,95 51,60 53,45 65,00 74,00 7,850 2,45 13,95 13,10
5.2.3. Perhitungan Frekuensi Perpindahan Bahan Antar Stasiun Kerja
Frekuensi perpindahan bahan antar stasiun kerja pertahun diperoleh dengan menghitung volume produksi pertahun dibagi dengan kapasitas angkut
untuk sekali perpindahan. Jenis alat pemindahan yang digunakan adalah kereta sorong dan forklift. Jumlah kebutuhan bahan baku karet mentah ataupun SIR 20
yaitu 5400 kg hari. Perusahaan memiliki hari kerja selama 26 hari kerja perminggu dan 310 hari kerja pertahun. Maka, frekuensi perpindahan bahan dapat
dilihat pada Tabel 5.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Frekuensi Perpindahan Bahan untuk Produk Karet Compound
dan Pre-cured tread liner
No Stasiun
Awal Stasiun
Tujuan Produksi
Pertahun kg Kapasitas
Angkut Kg Frekuensi
Perpindahan x
1 A
B
1
837000 500
1674 2
A B
2
837000 500
1674 3
B
1
D 837000
500 1674
4 B
2
D 837000
500 1674
5 D
E
1
837000 70
11958 E
2
837000 70
11958 6
E
2
F 837000
500 1674
7 F
G
1
418500 15
27900 G
2
418500 15
27900 8
G
1
H
1
418500 15
27900 9
G
2
H
2
418500 15
27900
5.2.4. Perhitungan Total Momen Perpindahan Tata Letak Awal
Adapun total frekuensi perpindahan bahan antar stasiun kerja di lantai produksi PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Total Frekuensi Perpindahan Bahan Antar Stasiun Kerja No
Stasiun Awal
Stasiun Tujuan
Frekuensi Perpindahan x
1 A
B
1
1674 2
A B
2
1674 3
B
1
D 1674
4 B
2
D 1674
5 D
E
1
11958 E
2
11958 6
E
2
F 1674
7 F
G
1
27900 G
2
27900 8
G
1
H
1
27900 9
G
2
H
2
27900
Perhitungan momen perpindahan dilakukan dengan rumus :
Contoh perhitungan momen perpindahan dari stasiun kerja A ke stasiun kerja B
1
adalah sebagai berikut. Frekuensi perpindahan dari A ke B
1
= 6 kalitahun Jarak perpindahan dari A ke B
1
= 6,5 meter Momen perpindahan dari A ke B
1
adalah Z
A-B1
= f
A-B1
x d
A-B1
= 1674 x 13,45m
Universitas Sumatera Utara
= 22515,3 mtahun Perhitungan total momen perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat
dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Perhitungan Total Momen Perpindahan Lantai Produksi Awal
No Stasiun
Awal Stasiun
Tujuan Frekuensi
Perpindahanx Jarak
Stasiunm Momen
Perpindahan mtahun
1 A
B
1
1674 13,45
22515,3 2
A B
2
1674 16,85
28206,9 3
B
1
D 1674
27,9 46704,6
4 B
2
D 1674
19,5 32643,0
5 D
E
1
11958 11,55
138114,9 E
2
11958 20,55
245736,9 6
E
2
F 1674
81,85 137016,9
7 F
G
1
27900 10,3
287370,0 G
2
27900 11,8
329220,0 8
G
1
H
1
27900 15,55
433845,0 9
G
2
H
2
27900 13,95
389205,0 Total
2.090.578,5
Nilai total momen perpindahan awal Z adalah 2.090.578,5 metertahun.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Kondisi Awal Pada Lantai Produksi
Kondisi awal pada lantai produksi PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry cenderung memiliki banyak space pada lantai produksi. Sehingga
menggunakan ruangan sebanyak 3 bagian. Kondisi ini menyebabkan jarak perpindahan material jauh dan moment perpindahan material juga memiliki nilai
yang besar sehingga perlu dilakukan perbaikan. Sebagai contoh, kondisi pada bagian ekstruder 2 memiliki jarak perpindahan sebesar 81, 5 m, jarak tersebut
dapat mengurangi waktu proses produksi dan harus menggunakan material handling.
Jarak tersebut didekatkan agar proses produksi menjadi lebih cepat. Selain itu, pada kondisi awal lantai produksi tidak terdapat ruangan sebagai
persediaan bahan baku ataupun sebagai gudang hasil produksi. Bahan baku diletakkan pada space yang ada dan begitu juga pada hasil produksi.
Untuk membandingkan rancangan tataletak yang dipilih, digunakan total momen perpindahan sebagai acuan. Contoh perhitungan momen perpindahan dari
stasiun kerja A ke stasiun kerja B
1
adalah sebagai berikut. Frekuensi perpindahan dari A ke B
1
= 6 kalitahun Jarak perpindahan dari A ke B
1
= 6,5 meter Momen perpindahan dari A ke B
1
adalah Z
A-B1
= f
A-B1
x d
A-B1
= 1674 x 13,45m
Universitas Sumatera Utara
= 22515,3 mtahun Perhitungan total momen perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat
dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perhitungan Total Momen Perpindahan Lantai Produksi Awal
No Stasiun
Awal Stasiun
Tujuan
Frekuensi Perpindahan
x Jarak
Stasiun m
Momen Perpindahan
mtahun
1 A
B
1
1674 13,45
22515,3 2
A B
2
1674 16,85
28206,9 3
B
1
D 1674
27,9 46704,6
4 B
2
D 1674
19,5 32643,0
5 D
E
1
11958 11,55
138114,9 E
2
11958 20,55
245736,9 6
E
2
F 1674
81,85 137016,9
7 F
G
1
27900 10,3
287370,0 G
2
27900 11,8
329220,0 8
G
1
H
1
27900 15,55
433845,0 9
G
2
H
2
27900 13,95
389205,0 Total
2.090.578,5
Total momen perpindahan yang terjadi sesuai dengan kondisi awal perusahaan dapat dihitung dengan perkalian antara frekuensi permintaan dengan jarak
perpindahannya, yaitu sebesar 2.090.578,5 meterTahun.
6.2. Analisis Hasil Rancangan