16 bahan mukoadhesif dalam formulasi bisa mengubah permeabilitas jaringan
mukosa atau membran sehingga membantu adsorpsi makromolekul, seperti peptida. Lebih lanjut, interaksi antara formulasi mukoadhesif dan permukaan
mukosa memberikan potensi untuk memperpanjang waktu tinggal dari bentuk sediaan pada tempat pemakaian, karenanya menurunkan frekuensi pemberian
dosis dan meningkatkan kepatuhan pasienYu, et al., 2014. Mukoadhesi dan kekuatan interaksi dapat dipengaruhi oleh struktur
polimer dan gugus fungsional. Saat ini, polimer mukoadhesif yang umum digunakan tersusun atas gugus fungsi polar seperti gugus hidroksil -OH,
karboksil -COOH, amida -NH
2
, dan sulfat -SO
4
yang bisa berinteraksi dengan glikoprotein musin. Interaksi antara polimer dan musin termasuk
keterkaitan fisik dan interaksi sekunder utamanya ikatan hidrogen. Kontribusi dari kekuatan tersebut memfasilitasi pembentukan jaringan cross-linked yang menguat
dan selanjutnya menjadi mukoadhesiYu, et al., 2014.
Tabel 2.4 Polimer adhesi yang umum digunakanYu, et al., 2014
Jenis Polimer yang umum
Polimer anionik Carbopol®, Polycarbophil®, Natrium
alginat, Natrium karboksimetilselulosa Polimer kationik
Kitosan Polimer nonionik
Hidroksipropilselulosa, Hidroksipropilselulosa, Metilselulosa,
Polietilen glikol, Polivinilpirolidon, Hidroksietilselulosa
Polimer stimuli-sensitif Poloxamer
2.4 Natrium Alginat
Alginat adalah polisakarida linear yang dihasilkan oleh alga laut dan bakteri genus Pseudomonas dan Azetobacter. Viskositas larutan alginat beragam
berdasarkan komposisi polimer dan ukurannya, dan dengan adanya ion
Universitas Sumatera Utara
17 logam
divalen larutan alginat dapat membentuk gel. Sifat fisikokimia dari alginat dimanfaatkan secara luas sebagai bahan tambahan dalam industri makanan,
hingga menarik minat peneliti bagian medis Tipton, 2010. Asam alginat tidak larut dalam air. Oleh karena itu, umumnya yang
digunakan dalam industri adalah dalam bentuk garam natrium dan kalium. Salah satu sifat natrium alginat mempunyai kemampuan membentuk gel dengan
penambahan larutan garam-garam kalsium seperti kalsium glukonat, kalsium tartrat, dan kalsium sitrat. Pembentukan gel dengan ion kalsium disebabkan oleh
adanya ikatan silang membentuk khelat antara ion kalsium dan anion karboksilat pada blok G-G melalui mekanisme antar rantai. Natrium alginat mempunyai
rantai poliguluronat menunjukkan sifat pengikatan ion kalsium yang lebih besar Morris, et al., 1980.
Ada dua unit monosakarida yang berbeda dalam alginat, yakni β- D- mannuronat M dan α-L-guluronat G. Kedua unit ini bergabung melalui ikatan
1,4-glikosidik, polimernya tidak bercabang, memanjang hingga ratusan residu, dan memiliki berat molekul beragam dari 100.000 hingga 500.000. Jumlah relatif
M dan G dan pola distribusinya dalam polimer beragam pada alginat dari sumber yang berbeda. Alginat dari laut tersusun atas struktur blok terdiri dari deretan
panjang residu M berurutan blok M, residu G blok G, dan residu M dan G bergantian blok MG. Alginat dari bakteri umumnya memiliki kandungan M
lebih tinggi Tipton, 2010. Karena merupakan poli–ol yang mengandung karboksilat, alginat
berkoordinasi dengan ion logam. Struktur dari gel Ca
2+
alginat telah menjadi subjek dari beberapa spekulasi, misalnya model ‘kotak telur’. Dalam model kotak
Universitas Sumatera Utara
18 telur, residu G berdekatan dalam 1 rantai polimer membentuk kantong tempat
Ca
2+
berkoordinasi; akan tetapi pembentukan gel terjadi ketika deretan G paling sedikit 20 berkoordinasi dengan Ca
2+
Tipton, 2010.
2.5 Tukak Lambung