39 reaksienzimatik tidak berlangsung lagi bila kadar air dalam simplisia memenuhi
persyaratan MMI. Penetapan kadar sari dilakukan terhadap 2 pelarut, yakni kadar sari larut
etanol dan air. Penetapan kadar sari simplisia menyatakan jumlah zat yang dapat tersari dalam etanol dan dalam air. Kadar sari larut etanol yang didapat sebesar
20,81 dan kadar sari larut air yang didapat sebesar 17,31. Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral
yang terkandung dalam simplisa serta senyawa organik yang tersisa selama pembakaran. Kadar abu total yang didapatkan adalah sebesar 7,185. Sedangkan
kadar abu tidak larut asam yang diperoleh sebesar 0,44.
4.3 Pemeriksaan Makroskopik dan Mikroskopik Rimpang Kunyit 4.3.1 Hasil pemeriksaan makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rimpang kunyit berupa irisan- irisan berbentuk bundar berwarna kuning kecoklatan, warna daging jingga,
diameter kira-kira 2-3 cm dan memiliki bau khas.
4.3.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik pada simplisia rimpang kunyit terdapat butir pati, rambut penutup dan jaringan parenkim, dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.4 Pembuatan dan spesifikasi beads alginat
Penggunaan ekstrak kunyit pada penelitian ini adalah dikarenakan kunyit sebagai sumber utama dari bahan aktif kurkumin, yang bervariasi dari 2-5
Krishnaswamy, 2009. Penambahan Tween 80 pada beads alginat
Universitas Sumatera Utara
40 memilikimanfaat sebagai surfaktan yang membantu pelarutan kurkumin yang
praktis tidak larut dalam air dan suasana asam. Campuran alginat kemudian diteteskan ke dalam larutan CaCl
2
0,15 M menggunakan spuit dengan ukuran syringe yang berbeda selama curing time 4-5 menit agar beads yang dihasilkan
tidak begitu kompak sehingga dikhawatirkan mempersulit pelepasan bahan aktif dari beads.
a
b d
e
c f
Gambar 4.1Beads alginat sebelum pengeringan. Beads dibuat menggunakan
syringe dan alginat berdasarkan keterangan: a ukuran 21G dengan viskositas 500 – 600 cP
bukuran 23G dengan viskositas 500 – 600 cP cukuran 25G dengan viskositas 500 – 600 cP
dukuran 21G dengan viskositas 80 – 120 cP eukuran 23G dengan viskositas 80 – 120 cP
fukuran 25G dengan viskositas 80 – 120 cP
Universitas Sumatera Utara
41 Hasil gelasi alginat ditunjukkan pada Gambar 4.1. Beads yang terbentuk
memiliki ukuran ± 2 mm dan tidak terdapat perbedaan ukuran yang signifikan diantara masing-masing beads berdasarkan perbedaan viskositas dan ukuran
syringe. Setelah itu, dilakukan pengeringan terhadap beads yang dihasilkan. Demikian pula beads setelah pengeringan yang ditunjukkan pada Gambar 4.2,
tidak terdapat perbedaan signifikan terlihat dari segi penampakan beads.
a
b
c d
e
f
Gambar 4.2Beads alginat setelah pengeringan. Beads dibuat menggunakan
syringe dan alginat berdasarkan keterangan: a ukuran 21G dengan viskositas 500-600 cP
bukuran 23G dengan viskositas 500-600 cP cukuran 25G dengan viskositas 500-600 cP
dukuran 21G dengan viskositas 80-120 cP eukuran 23G dengan viskositas 80-120 cP
fukuran 25G dengan viskositas 80-120 cP
Universitas Sumatera Utara
42 Alginat adalah polisakarida alami linear yang terdiri dari asam β-D-
mannuronat dan asam α-L-guluronat. Kation divalen, seperti ion kalsium dapatmengikat residu guluronat membentuk struktur “kotak telur” dan
menyebabkan gelasi Grant, et al., 1973; Smidsrod, et al., 1990.
Gambar 4.3 Gelasi larutan alginat dengan penambahan ion kalsium dan
pembentukan struktur “kotak telur” Grant, et al., 1973; Smidsrod, et al., 1990.
4.4.1 Hasil pengukuran diameter beads alginat
Pengukuran diameter beads alginat mengambil rata – rata dari 3 sisi oleh karena bentuk beads yang sferis. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan ukuranbeads berdasarkan viskositas dan ukuran syringe. Beads dengan alginat viskositas 500-600 cP memiliki ukuran beads lebih besardibandingkan
alginat viskositas80-120 cP.
Tabel 4.2 Perbandingan diameter beads berdasarkan ukuran diameter dalam
syringe dan viskositas n = 6 Ukuran
syringe Viskositas
Ukuran beads mm 21G
ɸ = 0,514 mm 23G
ɸ = 0,337 mm 25G
ɸ = 0,260 mm 500 – 600 cP
1,70 ± 0,17 1,25 ± 0,03
1,01 ± 0,05 80 – 120 cP
1,30 ± 0,05 1,16 ± 0,03
0,94 ± 0,22
Universitas Sumatera Utara
43 Semakin kental viskositas alginat yang dipakai, semakin banyak jumlah
blok G dalam strukturnya sehingga lebih mudah membentuk gel dengan adanya ion Ca
2+
Tipton, 2010. Alginat viskositas 500-600 cP lebih mudah membentukgel sehingga ukurannya lebih besar daripada viskositas 80-120 cP.
Berdasarkan ukuran syringe, semakin kecil ukuran syringe, semakin kecil pula ukuran beads yang diperoleh.
4.4.2 Hasil penimbangan berat beads alginat
Penentuan berat dilakukan dengan menimbang sebanyak 20 beads alginat. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa beads 500-600 cP lebih berat dibandingkan beads
80-120 cP. Hal ini sesuai dikarenakan alginat viskositas 500-600 cP yang lebih membentuk gel dengan Ca
2+
sehingga menyebabkan beads alginat 500-600 cP lebih berat dibandingkan beads alginat 80-120 cP. Berdasarkan ukuran syringe,
semakin besar ukuran syringe maka semakin besar ukuran beads sehingga semakin berat pula beads yang diperoleh.
Tabel 4.3 Perbandingan berat beads berdasarkan ukuran diameter dalam syringe
dan viskositas n = 6
Ukuran syringe
Viskositas Berat beads mg
21G ɸ = 0,514 mm
23G ɸ = 0,337 mm
25G ɸ = 0,260 mm
500-600 cP 38,00 ± 3,16
21,67 ± 2,06 18,50 ± 1,87
80-120 cP 29,67 ± 1,36
20,33 ± 0,52 16,33 ± 1,36
4.5 Uji pelepasan kurkumin dari beads alginat 4.5.1Hasil uji pelepasan berdasarkan perbedaan viskositas alginat dan
ukuran syringe
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pelepasan obat dari beads alginat dengan persentase lebih tinggi ditunjukkan oleh beads dari alginat viskositas 80-120 cP.
Universitas Sumatera Utara
44 Berdasarkan uji statistikIndependent Sample T Test, pelepasan kurkumin dari
beads alginat viskositas 80-120 cP berbeda signifikan dibandingkan viskositas 500-600 cP yang dapat dilihat pada Lampiran 34. Hal ini dikarenakan
alginatviskositas 500-600 cP lebih kental sehingga menghasilkan beads yang lebih padat dibandingkan alginat viskositas 80-120 cP. Kepadatan yang tinggi
menyulitkan pelepasan obat dari dalam beads.
Gambar 4.4 Grafik perbandinganpelepasan obatvs waktuberdasarkan
perbedaan viskositas alginatbeads alginat ukuran syringe 23G ɸ = 0,337 mm
Berdasarkan ukuran syringe, ditunjukkan melalui grafik pada Gambar 4.5 bahwa tidak terdapat perbedaan pelepasan kurkumin antara beads dari tiap ukuran
syringe. Berdasarkan uji statistik ANOVA, tidak terdapat pelepasan kurkumin yang signifikan dari beads alginat berdasarkan perbedaan ukuran syringe. Hasil
pengujian statistik dapat dilihat pada Lampiran 35. Hal ini dikarenakan ukuran diameter dalam syringe yang tidak berbeda jauh menghasilkan beads dengan
ukuran yang tidak berbeda jauh pula sehingga pelepasan kurkumin relatif sama.
4.5.2Hasil Uji Pelepasan Berdasarkan Perbedaan Kadar Ekstrak
1 2
3 4
5 6
5 10 15 30 45 60 90 120150180210240270300330360390420450480510540
pe le
pa sa
n o
ba t
waktu menit
500 - 600 cP 80 - 120 cP
Universitas Sumatera Utara
45 BerdasarkanGambar 4.6, dapat dilihat bahwa ada pengaruh kadar ekstrak
terhadap rata-rata kumulatif obat yang terlepas.Berdasarkan uji statistik ANOVA, tidak terdapat perbedaan AUC yang signifikan dari beads alginat
berdasarkan perbedaan kadar ekstrak. Hasil pengujian statistik dapat dilihat pada Lampiran 36. Beads alginat dengan kadar ekstrak terendah yakni 5
menunjukkan pelepasan bahan aktif yang lebih tinggi dibandingkan kadar ekstrak 10 dan 15. Ini dikarenakan semakin tinggi kadar ekstrak, semakin padat beads
sehingga memperkecil pelepasan kurkumin dari beads. Selain itu, formula dengan ekstrak 5 memiliki perbandingan 1:1 terhadap surfaktan Tween 80, sehingga
dibandingkan formula dengan ekstrak 10 dan ekstrak 15 perbandingan ekstrak banding Tween 80 2:1 dan 3:1 berurutan tidak efisien melepaskan bahan
aktif.
Gambar 4.5 Grafikperbandingan pelepasan obatvs waktuberdasarkan
perbedaan ukuran syringe beads alginat viskositas 80-120 cP
1 2
3 4
5 6
7
5 1
1 5
3 4
5 6
9 1
2 1
5 1
8 2
1 2
4 2
7 3
3 3
3 6
3 9
4 2
4 5
4 8
5 1
5 4
pe le
pa sa
n k
ur k
u m
in
waktu menit
21G ɸ 0,514 mm
23G ɸ 0,337 mm
25G ɸ 0,260 mm
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 4.6 Grafik pengaruh kadar ekstrak terhadap pelepasan kurkumin
4.6Hasil Kinetika Orde Pelepasan
Kinetika orde pelepasan dilakukan terhadap setiap beads dengan tiga model kinetika yaitu: orde nol, orde satu, dan model Higuchi. Penentuan kinetika
pelepasan dilakukan untuk mengetahui berapa persen bahan aktif yang dilepaskan dari waktu ke waktu selama pengujian dengan memplotkan hasil uji pelepasan
kurkumin dalam grafik waktu versus persen kumulatif, logaritma persen kumulatif versus waktu, dan persen kumulatif versus akar waktu maka dapat diperoleh nilai
korelasi R
2
. Kinetika pelepasan dari beads alginat dapat dilihat pada Tabel 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7. Kinetika orde pelepasan kurkumin dari semua beads alginat
mengikuti kinetika pelepasan mengikuti kinetika pelepasan Orde Higuchi.
Tabel 4.4 Kinetika pelepasan obat dari beads alginat viskositas 500-600 dengan
syringe 23G
Orde Kinetika Pelepasan Persamaan Regresi
R
2
Orde Nol y = 0,0052x + 0,4959
0,9371 Orde Satu
y = 0,0019x - 0,3172 0,7459
Higuchi y = 0,1418x - 0,2334
0,9925
Model persamaan Higuchi adalah model teoritis untuk pelepasan obat yang larut dan sukar larut dalam air dari berbagai matriks, termasuk semipadat
1 2
3 4
5 6
7
5 15
45 90 150 210 270 330 390 450 510
k um
ul a
ti f
waktu menit
kadar ekstrak 5 kadar ekstrak 10
kadar ekstrak 15
Universitas Sumatera Utara
47 dan padat. Obat yang terdispersi homogen di seluruh matriks dianggap melarut
dalam matriks polimer dan berdifusi keluar dari permukaan matriks Sinko, P. J., 2012.
Tabel 4.5 Kinetika pelepasan obat dari beads alginat viskositas 80-120 dengan
syringe 21G
Orde Kinetika Pelepasan Persamaan Regresi
R
2
Orde Nol y = 0,0147x + 1,529
0,9412 Orde Satu
y = 0,0019x + 0,1397 0,6798
Higuchi y = 0,398x - 0,52
0,9979
Tabel 4.6 Kinetika pelepasan obat dari beads alginat viskositas 80-120 dengan
syringe 23G
Orde kinetika pelepasan Persamaan regresi
R
2
Orde Nol y = 0,0083x + 1,203
0,8678 Orde Satu
y = 0,0017x - 0,0055 0,6491
Higuchi y = 0,2313x - 0,0426
0,9721
Tabel 4.7 Kinetika pelepasan obat dari beads alginat viskositas 80-120 dengan
syringe 25G
Orde kinetika pelepasan Persamaan regresi
R
2
Orde Nol y = 0,0101x + 0,7747
0,9393 Orde Satu
y = 0,0023x - 0,1964 0,6503
Higuchi y = 0,2721x - 0,6248
0,9948
4.7 Uji Bioadhesi