Konsep Diri Mahasiswa dalam Instagram

Universitas Sumatera Utara menarik karena bagi Widya foto yang dimasukkan ke Instagram haruslah yang terbaik.

4.1.4 Konsep Diri Mahasiswa dalam Instagram

Instagram tidak hanya memberikan penggunanya wadah untuk dapat membagikan foto, tetapi sesama penggguna juga bisa memberikan respon pada foto yang dibagikan tersebut, baik berupa memberikan tanda suka atau like dan juga memberikan komentar di kolom comment yang sudah disediakan. Fitur-fitur ini ternyata memiliki arti tersendiri bagi keempat informan. Mereka memiliki banyak jumlah followers, mendapatkan banyak jumlah like dan komentar baik itu komentar positif maupun komentar negatif. Pada penelitian ini hal tersebutlah yang ingin dikaitkan dengan konsep diri. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman- pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan hanya sekadar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian individu terhadap dirinya. Inilah yang diteliti oleh peneliti, bagaimana setiap informan menanggapi jumlah like yang banyak, menanggapi komentar yang mereka dapatkan baik itu positif ataupun negatif, dan bagaimana hal-hal tersebut memberikan efek bagi diri mereka apakah menjadikan diri mereka ke arah yang lebih positif atau negatif. Informan 1 Jumlah followers yang dimiliki oleh Mutiara Tahier adalah sebanyak 14.000 orang. Ini termasuk angka yang sangat besar dan tidak mudah untuk dimiliki oleh seseorang yang bukanlah seorang artis atau public figure, melainkan seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi, dan tidak menggeluti profesi seperti artis atau model yang dalam hal tersebut adalah wajar untuk disukai oleh banyak orang, memiliki ribuan followers Instagram karena ia terkenal di tengah-tengah masyarakat. Peneliti menggali lebih lagi, apa yang membuat dia mendapatkan banyak sekali followers dan bagaimana dia menyikapi banyaknya jumlah followers tersebut. Jumlah followers yang sangat banyak tersebut bagi Muti merupakan berkah bagi dirinya, ia merasa senang bisa memiliki banyak followers di Instagram. Ia berpendapat bahwa banyaknya jumlah followers berarti banyak orang yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara senang dengan dirinya, dengan persona diri yang dia tampilkan melalui foto- fotonya di Instagram, dan dia sangat bersyukur dengan hal tersebut. Muti juga sangat merasa bahagia karena dengan banyaknya jumlah followers yang ia miliki, berarti semakin banyak orang yang mengetahui produk perawatan wajah yang dia jual. Hal ini sangat menguntungkan baginya karena biaya promosi dapat ditekan dan tidak lagi menguras banyak waktu dan tenaga karena dia tahu paling tidak sudah ada 14.000 orang yang sudah mengetahui produk miliknya. “ya Alhamdullilah dapat segitu, ya seneng, bersyukur aja, berarti banyak yang seneng, mau liat foto-foto yang di posting. Berpengaruh juga apalagi kan ini jual skincare juga, jadikan orang lebih banyak yang tahu”. Jumlah like pada rata-rata foto yang dibagikan Muti ke akun Instagramnya mencapai 500 sampai 700an. Muti sangat senang dengan pencapaian ini karena bagi dirinya jumlah like merupakan hal yang sangat penting dalam Instagram, bahkan lebih penting daripada komentar-komentar yang diberikan orang kepada fotonya. Ia mengatakan jika seseorang memberikan tanda suka pada foto yang dia posting berarti orang tersebut menyukai fotonya. Semakin banyak orang yang memberikan tanda suka, berarti semakin banyak orang yang menyukai foto yang dia posting. Muti juga menambahkan, ia merasa senang dengan banyaknya jumlah like tersebut karena hal itu menunjukkan banyak orang yang mengapresiasi fotonya, dimana objek yang paling banyak adalah foto selfie dirinya, berarti banyak orang yang mengapresiasi dan menyukai wajah cantiknya. Pentingnya jumlah like ini membuat Mutiara akhirnya menentukan standar untuk dirinya sendiri berapa minimal jumlah like yang harus didapatkan pada sebuah foto yang dia posting ke Instagram, sehingga foto tersebut dapat dia kategorikan sebagai foto yang disukai dan diterima oleh banyak orang. Standar minimal yang dia tetapkan adalah sebanyak 200 likes. Menurutnya, jika fotonya sudah mendapatkan minimal di angka 200 berarti foto tersebut memang layak untuk dibagikan di Instagram karena banyak orang yang menyukainya, namun jika foto tersebut tidak mendapatkan 200 tanda suka, ia beranggapan bahwa foto tersebut tidak bagus karena orang kurang menyukainya dan dia kerap kali berpikir untuk menghapus foto tersebut karena tidak ingin foto yang tidak banyak di apresiasi orang berada di akun Instagramnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “like penting kalo comment nggak penting. Gimana ya, kalo like nya banyak berarti banyak orang yang suka sama itu foto, tapi kalo misalnya like nya dikit berarti orang nggak suka, pinginnya di delete sebenarnya. Minimal likenya di atas 200 sih, kalo dibawah itu berarti orang-orang nggak tertarik, kalo diatas itu berarti orang udah banyak yang suka ”. Mendapatkan jumlah like yang sangat banyak tersebut membuat ia merasa senang dan bersyukur dengan banyaknya orang yang menyukai foto yang dia bagikan di akun Intagramnya sehingga menambah kepercayaan dirinya. “ya like banyak sih bikin jadi bersyukur aja, berarti ya orang memang seneng dan mau ngelike, nambah percaya diri ada, berarti ya orang seneng ngeliat fotonya ”. Selama menggunakan Instagram, Muti ternyata pernah mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan, dimana ada orang yang tidak bertanggung jawab membuat akun Instagram palsu mengatasnamakan dirinya dan juga memposting foto-foto Muti yang diambilnya dari Instagram aslinya milik Muti. Awalnya dia tidak mengetahui adanya akun palsu tersebut, ia mengetahuinya dari temannya. Saat mengetahui hal tersebut, dia langsung mengecek dan sangat terkejut melihat ternyata apa yang diberitahukan temannya adalah benar. Orang yang membuat akun palsu tersebut memang tidak mengedit foto Muti menjadi yang tidak benar dan bisa membahayakannya, namun dia sangat khawatir karena usaha yang dimilikinya. Ia khawatir jika orang yang tidak bertanggung jawab tersebut mengambil keuntungan dengan menipu konsumennya. Muti pernah mendapatkan pertanyaan dari konsumennya yang bertanya mengapa kontak Blackberry Messanger atau BBM produk perawatan wajah Muti tidak lagi aktif dan sudah hilang, sedangkan kontak BBM nya masih aktif dan dia tidak pernah menggantinya. Hal ini membuat Muti berasumsi, berarti orang yang membuat akun palsu tersebut sudah pernah memberikan kontak BBM palsunya dan mengatasnamakan produk skincare yang dijual oleh Muti. Mutiara langsung memberitahukan di akun Instagram aslinya bahwa ada orang yang sengaja membuat akun palsu dirinya, agar teman-temannya, followers, dan juga konsumen produk skincarenya mengetahui dan tidak tertipu dengan akun palsu tersebut. Setelah pemberitahuan yang dilakukan Muti, akun palsu tersebut tidak lagi aktif dan memposting foto Muti, namun yang diherankan oleh Muti adalah followers Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara akun tersebut bukannya berkurang tetapi bertambah dari 100 menjadi lebih dari 200 followers. Muti sampai saat ini masih belum mengetahui siapa orang yang membat akun palsu tersebut. Saat ini ia tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut karena akun palsu tersebut sudah tidak lagi aktif, namun ia tetap berhati-hati dan waspada agar tidak ada lagi kejadian seperti ini dikemudian hari. Muti juga mendapat banyak komentar pada foto Instagramnya baik berupa komentar positif dan komentar negatif. Ia lebih banyak mendapatkan komentar positif dibandingkan komentar negatif. Komentar positif yang dia terima diantaranya seperti : “Kakak cantiknyaa “, “Geulis pisan atuh kak”, “Udah cantik, soleha lagi”, “MashaAllah cantik bangettt ” Komentar positif yang dia dapatkan hampir seluruhnya berupa pujian mengagumi kecantikan Muti. Komentar tersebut tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata atau huruf yang sengaja dipanjangkan untuk menekankan pujian mereka, tetapi mereka juga menggunakan simbol-simbol seperti gambar hati untuk menegaskan ekspresi pujian mereka kepadanya. Pujian tersebut diberikan baik dari orang yang ia kenal seperti keluarga, sahabat, temannya, dan juga orang- orang yang tidak dia kenal baik perempuan maupun laki-laki. Kebanyakan laki- laki yang tidak dia kenal dan memberikan pujian juga meminta kontak yang bisa dihubungi seperti nomor handphone, pin BBM maupun Line, namun Muti menghiraukan mereka dan tidak membalas komentar tersebut. Muti mengatakan bahwa dia jarang membalas komentar pujian dari laki-laki yang tidak dia kenal karena dia takut jika mereka nantinya menganggap Muti memberikan ruang bagi mereka untuk mendekatinya, karena itu dia lebih memilih untuk tidak membalas komentar laki-laki yang tidak dia kenal. “kalo balas komentar cowok takutnya dikira PHP pemberi harapan palsu, ntar jadi baper, serba salah jadinya. Pernah dibales, cuma bilang Alhamdullilah makasih, tapi jadinya bertingkah minta Line, BBM gitu” Berbeda dengan komentar pujian dari perempuan, baik yang dia kenal maupun tidak dikenal Muti membalas komentar tersebut. Peneliti mengamati bahwa di Instagramnya, ada perbedaan cara menjawab komentar yang dilakukan Muti Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara antara perempuan yang dia kenal dengan yang tidak dia kenal. Muti mengakui hal ini, dia memang membuat perbedaan dalam hal menjawab komentar antara yang dia kenal dan yang tidak dia kenal. Jawaban yang diberikan Muti kepada perempuan yang tidak dia kenal dan memberikan pujian, jawabannya lebih singkat. Muti menambahkan bahwa dia melakukan perbedaan seperti ini karena menurutnya hal ini adalah wajar. Membalas komentar ibarat berbicara langsung dengan orang tersebut. Kepada seseorang yang dikenal baik maka percakapan yang terjalin akan lebih panjang dan hangat, sedangkan untuk seseorang yang tidak dikenal percakapan yang terjadi akan lebih singkat namun tetap harus memberikan respon yang sopan. Berikut adalah beberpa jawaban tersebut untuk yang tidak dikenal oleh Muti : “Alhamdulillah makasih ya ”, “Terima kasih yaaa ” Berbeda jika yang memberikan komentar positif adalah teman atau keluarganya, Muti memberikan jawaban yang lebih panjang dengan menyebut nama mereka, atau memberikan panggilan sayang bagi sahabatnya, serta menambahkan lebih banyak simbol seperti simbol tanda hati ada jawaban komentar tersebut. Berikut adalah beberapa jawaban yang diberikan Muti : “Alhamdulillah makasih sayangku “, “Makasih geulisnya aku  ”, Alhamdulillah makasih cantik- cantikku”, “Makasih kakakku sayang, miss you” Ada komentar positif, ada pula komentar negatif. Komentar negatif ini jumlahnya jauh lebih sedikit dari komentar positif yang ia dapatkan, namun hal tersebut mengganggu pikiran Muti. Ia mengatakan bahwa komentar negatif yang ia dapatkan kebanyakan saat ia memposting fotonya di Instagram dimana saat itu dia belum menggunakan jilbab. Sebelum mengenakan jilbab, Muti mengakui sering menggunakan pakaian yang agak terbuka seperti celana pendek atau baju yang agak terbuka. Ia mendapatkan banyak komentar positif, tetapi ada pula yang memberikan komentar negatif. Orang-orang yang memberikan komentar negatif tersebut banyak yang mengkritik cara berpakaian Muti yang terlalu mini dan seksi, bahkan beberapa laki-laki memberikan komentar yang tidak sopan yaitu membicarakan bagian Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tubuh Muti yang tidak sepantasnya dibicarakan. Komentar-komentar tersebut tidak ada satu pun yang dibalasnya, bahkan komentar laki-laki yang tidak sopan tersebut langsung dia hapus dari kolom comment Instagramnya. Muti tidak membalas komentar tersebut, namun dirinya memikirkan komentar-komentar negatif yang diberikan tersebut. Saat dikomentari bajunya yang terlalu mini dan seksi, dia menjadikannya sebagai momen untuk mengintropeksi dirinya sendiri dan akhirnya memakai pakaian yang lebih sopan. Setelah Muti menggunakan jilbab, ternyata masih saja ada komentar negatif yang dia dapatkan. Komentar negatif tersebut tidak lagi mengarah kepada fisik ataupun cara berpakaian Muti, namun komentar tersebut membandingan kecantikan Muti dengan kecantikan perempuan lain yang mengatakan bahwa Muti tidak lebih cantik dari perempuan tersebut. Ada pula yang mengatakan Muti sok cantik. Komentar negatif tersebut seperti : “cantikan yang ini nama akun lain, kalo ini mah nggak ada apa-apanya”, “ah, sok cantik, biasa aja pun”. Ia tidak membalas komentar-komentar ini tetapi dia tidak memungkiri bahwa itu mengganggu pikirannya. Komentar yang membandingkan dirinya dengan orang lain dia anggap sebagai hal yang biasa dan tidak mempengaruhi dirinya atau membuatnya sedih karena dia menganggap mungkin orang yang memberikan komentar tersebut memang lebih menyukai perempuan yang menjadi bandingannya tadi. Tetapi komentar yang mengatakan dia sok cantik mengganggu pikirannya. Muti berpikir mengapa dia mendapatkan perkataan seperti itu, apakah memang ada yang salah dengan cara atau pose dia berfoto. Tetapi jumlah komentar negatif seperti itu jauh lebih sedikit dibandingan dengan jumlah orang yang memberikannya komentar positif sehingga tidak mempengaruhi kepercayaan dirinya dan tidak lagi memikirkan komentar negatif tersebut. Begitu banyak pujian yang diterima oleh Muti memberi efek positif bagi dirinya yaitu menambah kepercayaan dirinya, namun tidak membuatnya menjadi over confident atau terlalu percaya diri. Ia senang dengan semua pujian yang dia terima namun tidak membuatnya lantas angkuh. Beragam respon positif yang dia terima baik dari teman-temannya maupun orang lain yang tidak dikenalnya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ternyata memiliki porsi yang berbeda dalam hal mana yang lebih menyenangkan hatinya. Muti merasa lebih senang jika diberi komentar pujian oleh orang-orang yang tidak dikenalnya. Ia merasa jika seseorang yang tidak dikenal mampu memberikan pujian berarti pujian yang diberikan itu lebih jujur. “kalo dari orang lain berarti bener, nggak tau deh kalo temen. Kalo orang lain, dia nggak kenal, nggak pernah ketemu tapi mau kasih komen yang muji gitu berarti jujur. Kalo temen kadang bener, cuma ada yang jarang ngobrol tapi tiba-tiba komen, jadi mikir kenapa ya”. Muti mendapatkan banyak komentar positif dan pujian melalui like dan comment, namun ternyata ada seseorang yang sangat mengagumi Muti sampai dia membuat akun Instagram yang khusus memposting foto-foto Muti dan nama akun Instagram tersebut adalah mutitahierfans. Nama akun tersebut sudah menjelaskan bahwa orang yang membuatnya adalah orang yang mengidolakan Muti. Foto-foto yang dia bagikan di Instagram tersebut dia ambil dari akun Instagram asli Muti. Pemilik akun fans ini juga kerap kali memberikan komentar pujian pada Muti di foto yang diposting oleh Muti. Akun Instagram fans ini diketahui Muti pada bulan Januari 2016. Orang tua Muti yang akhirnya mengetahui adanya akun fans itu menanyakan melalui Instagram siapa pemilik akun tersebut dan yang membuatnya masih berumur 14 tahun, namun tiba-tiba saja akun tersebut hilang, tidak dapat lagi ditemukan di Instagram. Awal bulan Maret 2016 akun Instagram fans Muti tersebut kembali muncul dan mulai memberikan komentar pada foto-foto Muti di Instagram. Muti membalas komentar yang dia berikan dengan senang hati. Ia tidak keberatan dengan adanya akun tersebut asalkan foto yang dibagikan adalah foto yang baik dan tidak merugikan dirinya. Muti sendiri juga memantau aktifitas akun fans tersebut sehingga tidak disalahgunakan. Muti merasa terharu dengan adanya akun Instagram mutitahierfans tersebut. Dirinya sendiri tidak menyangka ada seseorang yang sampai membuat akun fans tersebut karena Muti menyadari bahwa dirinya bukanlah artis atau public figure. Tetapi dia tetap mensyukuri hal itu karena menandakan bahwa dirinya disukai dan disenangi oleh orang lain. Peneliti menggali lebih dalam lagi apa arti kehadiran seseorang yang membuat akun tersebut terhadap diri Muti. Ia menjawab bahwa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dia menganggap seseorang tersebut sebagai orang yang mengidolakannya. Adanya akun tersebut tidak membuatnya serta merta merasa terlalu percaya diri saat bersosialisasi dengan orang-orang disekitanya. Muti hanya berharap dia bisa memberikan lebih lagi inspirasi positif bagi orang-orang yang menyukainya. “nanggepinnya agak terharu kok sampe ada mutitahier fans, artis juga bukan gitu. Ngeliatnya ya sebagai orang yang mengidolakan sih, ya mudah-mudahan terinspirasi ke arah baik- baiknya.” Instagram memiliki banyak orang yang terkenal seperti Muti. Bukan berprofesi sebagai artis, model, public figure, atau seseorang yang tampil di media massa tetapi memiliki banyak followers di Instagramnya dan juga mendapatkan banyak like dan komentar positif bahkan bisa lebih terkenal daripada Muti. Ia menyadari hal ini dan juga sering melihat keberadaan mereka di Instagram. Menanggapi hal tersebut Muti merasa mereka memang memiliki lebih banyak jumlah followers dan jumlah like, namun mengesampingkan hal itu, Muti merasa dirinya setara dengan orang tersebut. Ia tidak merasa lebih rendah tetapi sama, sehingga tidak membuatnya minder atau kurang percaya diri. Seluruh paparan konsep diri Muti dalam merespon banyaknya jumlah like, komentar positif, dan komentar negatif yang ia dapatkan serta efek yang ia terima dari hal-hal tersebut menunjukkan bahwa Muti memiliki konsep diri positif. Instagram membawa efek positif pada dirinya, banyaknya jumlah like dan komentar pujian yang ia dapatkan pada foto yang dibagikannya di Instagram membuat dirinya semakin percaya diri, dan Muti tidak mudah goyah saat menerima komentar negatif, dirinya tetap kuat dan menjadikannya sebagai bagian dalam mengintropeksi diri. Hal ini merupakan ciri konsep diri positif sehingga disimpulkan bahwa Muti memiliki konsep diri positif. Informan 2 Alya memiliki banyak followers yaitu berjumlah 12.600 orang. Menanggapi followers sebanyak ini, Alya merasa senang karena banyak orang yang menyukai apa yang dia posting di Instagramnya sehingga mereka mau mengikuti dan menjadi followers Alya. Saat ini dirinya berkiprah di dunia model dan merupakan finalis Gadis Sampul, namun hal tersebut tidak membuatnya merasa bahwa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara followers adalah fans dan lantas membuatnya angkuh, tetapi ia melihatnya sebagai sesuatu yang ia syukuri karena mereka menyukai Alya melalui foto-foto dirinya yang ia masukkan ke Instagram. “hmm gimana ya kak, lebih ke berarti yang ngefollow itu suka postingan Alya, buat mereka itu menarik. Kalo fans sih belum ada kepikir kak, cuma ya seneng sama bersyukur aja”. Alya memiliki pandangan tersendiri mengenai comment dan like di Instagram. Baginya, sebuah komentar itu penting dilihat dari isinya. Isi komentar bernada positif yang dapat memberikan efek postif ataupun komentar berisi masukkan untuk membuat dirinya ke arah yang lebih baik, maka komentar tersebut penting. Komentar yang berupa ejekan atau hinaan yang bertujuan untuk menjelek- jelekkan, baginya itu adalah komentar yang tidak penting dan tidak perlu dipusingkan. Berbeda dengan like, ia tidak memandang like sebagai sesuatu yang terlalu penting, hanya sebagai tanda untuk melihat apakah seseorang menyukai foto yang diposting atau tidak. Dirinya sendiri tidak terlalu memikirkan apakah foto tersebut akan mendapatkan banyak like atau tidak karena ia menyadari memberikan tanda like adalah hak setiap orang sesuai dengan keinginan orang yang memberikan tanda suka apakah ia menyukai foto tersebut atau tidak. Rata-rata foto yang Alya posting di akun Instagramnya mendapatkan tanda suka sebanyak 900 sampai 1000 lebih. Hal ini menunjukkan banyaknya orang yang menyukai foto-foto yang dibagikan oleh Alya meskipun dia jarang memposting foto, tetapi setiap dia membagikan foto di Instagramnya, foto tersebut mendapatkan respon yang sangat baik dari banyak orang. Alya menanggapi banyaknya jumlah like tersebut dengan dua pandangan yang berbeda. Pada satu sisi ia merasa senang karena berarti banyak orang yang menyukai dan mengapresisasi foto-foto yang dia posting ke Instagram, tetapi di sisi yang lain dia menganggap mungkin saja beberapa orang yang memberikan tanda suka tersebut tidak benar-benar mengapresiasi fotonya, hanya sekedar memberi tanda like bahkan kepada seluruh foto yang dia lihat di Instagram lalu melewatkannya, yang menandakan foto tersebut tidak benar-benar dilihat dan diapresiasi tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa pengguna tersebut aktif di Instagram. Alya memiliki Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pandangan seperti itu, namun ia tetap merasa senang dengan banyaknya jumlah like yang ia dapatkan dan akhirnya menambah kepercayaan dirinya. “ya berarti orang mengapresiasi, suka sama foto Alya. Kadang nggak suka juga sih, karna kan bisa jadi ada yang asal-asal pencet gitu, memang semua foto di like. Tapi dapat like gitu seneng sih kak, berarti mereka suka sama foto Alya, hmm gimana ya bilangnya, foto Alya berarti bagus gitu. Kalo nambah percaya diri lumayan sih kak tapi nggak berlebihan”. Selama menggunakan media sosial Instagram, ternyata Alya pernah mendapatkan pengalaman tidak menyenangkan. Ada orang yang tidak bertanggung jawab membuat sebuah akun Instagram dimana foto-foto yang dia bagikan seluruhnya adalah foto Alya tetapi nama akun tersebut bukanlah nama Alya melainkan nama orang lain. Ia mengetahui adanya akun palsu ini dari teman yang memberitahukan kepadanya. Alya merasa khawatir jikalau orang yang tidak bertanggung jawab ini menggunakan fotonya untuk hal-hal yang tidak baik. Suatu kali salah satu followersnya memberikan komentar di Instagramnya dan bertanya apakah akun palsu itu adalah juga akun asli milik Alya, karena pemilik akun palsu tersebut sudah melakukan interaksi dengan followers tersebut yaitu chatting via media sosial. Alya langung melaporkan Instagram palsu tersebut kepada pihak Instagram dengan melakukan block dan report, setelah itu Alya mengecek kembali dan akun tersebut sudah tidak ada lagi yang berarti sudah di hapus oleh pihak resmi Instagram. Kejadian ini dijadikannya sebagai pengalaman agar lebih berhati-hati dan memantau agar tidak ada lagi orang yang melakukan hal yang serupa kepada dirinya. Alya mendapatkan banyak komentar pada foto Instagramnya, tetapi ada hal yang unik dimana hampir seluruh komentar yang ia dapatkan adalah komentar positif. Beberapa komentar positif yang diberikan followersnya pada Alya adalah seperti : “manisnya senyumannya”, “cantiknyaaa “, “ya ampun cantiknyaaa Alya ”, “luar biasa kamu Alyaaa” Komentar positif yang didapatkan Alya kebanyakan adalah pujian untuk kecantikan Alya, senyumannya, dan beberapa diantaranya juga memuji hasil foto yang diposting Alya di Instagram sangat bagus. Tidak hanya dengan kata-kata, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tetapi juga dengan simbol seperti simbol hati, wajah yang tersenyum, dan yang lainnya untuk menguatkan pujian mereka dengan ekspresi tersebut. Seluruh foto yang dibagikannya di Instagram mendapatkan komentar dan hampir seluruhnya komentar bernada positif. Pujian tersebut diberikan baik dari orang-orang yang dia tidak kenal dan dia kenal seperti sahabat, saudara, dan teman-temannya. Ada perbedaan cara yang dilakukan Alya dalam menjawab pujian tersebut. Pujian yang diberikan oleh laki-laki yang tidak dia kenal tidak akan dibalasnya karena takut jika laki-laki tersebut akan memiliki persepsi berbeda seakan Alya memberinya harapan pada jawaban tersebut. Pujian dari laki-laki yang dia kenal seperti teman atau saudara dia akan membalasnya, dan jika dari perempuan ia akan membalas seluruhnya baik yang dia kenal atau tidak dia kenal. Kepada orang yang tidak dia kenal, Alya membalasnya seperti : “terima kasih ya ”, “iya, thankyou ya” Berbeda jika jawaban tersebut adalah kepada sahabat, teman, atau saudaranya, dia menjawab seperti : “wah, terima kasih kakak, i miss you kak “, “makasih cantik-cantikku”, “ terima kasih kakak senior kesayangan” Sekian banyak komentar yang Alya dapatkan, ternyata dia tidak pernah mendapatkan komentar yang bernada negatif seperti mengejek, menghina fisik, menunjukkan rasa iri, atau membandingkan dirinya tidak lebih baik dengan orang lain. Komentar selain pujian yang dia dapatkan antara lain tawaran endorse, online shop yang mempromosikan produknya. Sekali waktu ada seseorang yang memberinya masukkan agar Alya tampil dengan wajah yang natural tanpa harus menggunakan make up agar tidak terlihat lebih tua dari umurnya. Alya tidak membalas komentar ini, namun dia menerimanya dengan baik dan mengatakan dia memang tidak terlalu suka memakai make up kecuali jika ada pemotretan. Komentar-komentar yang telah ia dapatkan ternyata ada mempengaruhi dirinya, dimana seluruhnya bernada positif dan pujian, ia mengakui hal tersebut semakin menambah kepercayaan dirinya. Menurutnya orang-orang yang memberikan pujian tersebut berarti menyukai dirinya dan foto-foto yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dibagikannya ke akun Instagramnya. Alya juga menambahkan bahwa dia lebih senang jika diberikan pujian dari orang yang tidak dia kenal dibandingkan dengan pujian dari teman-temannya. Ia mengatakan alasannya karena jika seseorang yang tidak dikenal mampu memberikan pujian kepadanya, padahal mereka tidak saling kenal dan tidak pernah berjumpa, berarti seseorang tersebut memberikan pujian yang lebih tulus. Itulah yang membuatnya lebih percaya diri jika diberikan pujian dari yang tidak dia kenal. “ya ngerasa seneng karena mereka mau kasih compliment mereka buat foto kita kan, lumayan nambah percaya diri juga. kalo komen lebih seneng dari orang yang nggak dikenal sih kak, ngerasanya kayak mereka yang nggak kenal mau ngasih komentar positif gitu, Alya ngerasa itu lebih jujur”. Alya menyadari bahwa bukan banyak orang lain yang memiliki eksistensi di Instagram bahkan melebihi dirinya. Alya tidak merasa tidak percaya diri karena fisik atau kecantikan atau karena mereka memiliki lebih banyak followers, tetapi Alya merasa tidak percaya diri jika seseorang tersebut memiliki lebih banyak prestasi dan talenta. Dirinya juga berbakat dan memiliki prestasi, namun baginya prestasi tersebut tidak belumlah cukup karena itu ia merasa kurang percaya diri melihat orang lain yang terkenal di Instagram dan memiliki banyak prestasi. Seluruh paparan konsep diri Alya dalam merespon dan efek yang ia terima dari banyaknya jumlah like, komentar positif, atau komentar negatif yang ia dapatkan, maka dapat disimpulkan Alya memiliki konsep diri positif. Alya memang memiliki satu ciri konsep diri negatif dimana ia merasa tidak percaya diri dalam berkompetisi dengan orang lain, tetapi ciri konsep diri positifnya lebih dominan dimana ia lebih banyak mendapatkan efek positif dari Instagram melalui jumlah like dan komentar pujian yang ia dapatkan yang dapat menambah kepercayaan dirinya, sehingga tetap disimpulkan ia memiliki konsep diri positif. Informan 3 Echa memiliki followers yaitu mencapai 8443 orang. Meskipun tidak sebanyak jumlah followers yang dimiliki informan pertama dan kedua, namun jumlah yang dimiliki Echa terbilang banyak karena tidak mudah untuk mendapatkan followers sebanyak itu. Sesuai dengan survey yang di lakukan peneliti bahwa sangat sedikit Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU yang memiliki followers sejumlah 8000 ke atas, dan Echa adalah satu dari sedikit orang yang mendapatkan banyak followers tersebut. Echa merasa senang dengan banyaknya jumlah followers yang dia miliki. Berbeda dari beberapa informan sebelumnya yang menganggap followers hanya sebagai orang yang menyukai dan mengapresiasi mereka, gadis berambut panjang ini menganggap followers adalah sebagai teman-temannya. Memiliki banyak followers adalah sebuah keuntungan bagi Echa karena dengan begitu dia bisa mendapatkan teman baru, bisa berinteraksi bahkan bertemu dengan orang-orang baru, dan juga memperluas pergaulannya. “ya paling kayak senang gitu kak, bisa dikenal orang, terus kan jadi makin banyak orang yang Echa kenal, jadi makin banyak link gitu kak, nggak cuma di dunia nyata, tapi di dunia maya juga. Anggapnya ya kayak kawan-kawan gitu kak, nambah teman baru”. Kerap kali saat berjalan-jalan di mall, dia disapa oleh seseorang yang tidak dia kenal seperti “hai kak Echa”. Echa tidak mengenali siapa orang tersebut namun dia tetap membalas sapaan tersebut dengan ramah. Beberapa kali ada juga yang menanyakannya seperti “ini kak Echa yang di Medanvidgram kan?”. Medanvidgram telah memberikan banyak sekali keuntungan baginya sehingga banyak orang yang mengenalinya, namun begitu, dia tidak memandang mereka sebagai fans, tetapi sebagai teman-teman dan dia sangat senang bisa memiliki banyak teman. Like bukanlah hal yang terlalu penting baginya, tetapi comment adalah hal yang sangat penting bagi Echa. Dia akan bertanya-tanya jika foto yang dia posting tidak mendapatkan komentar apapun meskipun foto tersebut sudah mendapatkan jumlah like yang banyak. Ada hal yang menarik, karena hal ini hanya berlaku untuk postingan foto dirinya sendiri atau foto selfie. Dia tidak memikirkan adanya komentar atau tidak jika foto yang dia masukkan ke Instagram adalah foto dengan teman-temannya, karena di foto tersebut tidak hanya ada dia sendiri tetapi ramai dengan temannya. Berbeda jika foto yang ia posting adalah foto selfienya, dia akan sangat memikirkan jika tidak ada yang memberi komentar pada foto selfienya itu. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Ia memiliki pandangan seperti ini karena bagi Echa, jika seseorang hanya memerikan tanda suka, berarti foto tersebut tidak sepenuhnya diperhatikan. Dia menganggap jika hanya memberikan tanda like, berarti orang tersebut hanya sekedar memberi like dan langsung melewatkan fotonya. Berbeda jika seseorang memberikan komentar, jika seseorang memberikan komentar pada fotonya, berarti orang tersebut benar-benar memperhatikan foto yang diposting oleh Echa dan dia lebih senang dengan hal itu. Echa menambahkan, dia tidak menuntut untuk dikatakan cantik, tetapi dengan orang memberi komentar baik itu pujian maupun masukan, dia lebih menghargainya karena apa yang dia bagikan di Instagramnya benar-benar diperhatikan dan diberikan respon oleh followersnya. “like nggak penting, tapi comment penting. Echa ngerasa aneh gitu kak kalo fotonya nggak ada komen. Echa bukan minta dibilang cantik, tapi misalnya kayak Echa posting foto, ada like tapi nggak ada yang komen, berarti orang itu kayak yang udah sekedar lewat aja, kalo di komen kan berarti dia liat kan fotonya Echa, berarti dia tau Echa ngeposting foto”. Rata-rata jumlah like yang didapatkan Echa pada foto-foto yang dia posting di Instagram adalah sebanyak 700 sampai 1000 lebih, dan benar saja foto-foto yang mendapatkan like sejumlah itu adalah foto selfie Echa. Ia sudah memaparkan sebelumnya bahwa baginya like bukanlah hal yang sangat penting. Menanggapi jumlah like yang sangat banyak tersebut, dia akui merasa senang, namun bukan perasaan senang yang berlebihan sampai membuatnya merasa bangga. Jumlah like yang banyak tersebut juga tidak ada mempengaruhi kepercayaan dirinya. Beralih kepada pembahasan yang lebih spesifik tentang komentar, Echa menunjukkan dirinya lebih tertarik akan bahasan ini. Echa mendapatkan banyak komentar baik positif maupun negatif, berasal dari orang yang dia kenal dan yang tidak dia kenal. Ia mendapatkan lebih banyak komentar positif dibandingkan komentar negatif. Komentar positif yang dia terima berisi pujian akan kecantikannya, keindahan rambutnya yang hitam dan tebal, dan memuji keindahan suaranya pada video bernyanyi yang dia posting di Instagramnya, seperti: “cantiknyaa kak Echa”, “cantikkk kali Echa, gak kuat ”, “Duh, si cantik dengan ram but terbadai”, “Bagus banget Echa suaranya ” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Baik pujian itu dikatakan oleh orang yang dia kenal maupun tidak dia kenal, dari laki-laki ataupun perempuan, Echa membalas komentar tersebut. Dia mengakui ada perbedaan cara menjawab yang dia lakukan untuk orang yang dia kenal dan tidak dia kenal. Echa membalas komentar yang diberikan oleh orang yang tidak dia kenal seperti berikut : “makasih yaa ”, “iya, thankyou ya ” Berbeda jika pujian tersebut diberikan oleh teman-teman atau sahabatnya, maka dia akan membalasnya lebih panjang bahkan menyambung ke pertanyaan lainnya, seperti : “makasih kakaku yang cantik”, “makasih ya Sa, kapan kita ketemu? ”, “makasih cantikku, miss you ” Berbagai pujian yang diterima Echa di foto-foto yang dibagikannya di akun Instagramnya, diantara banyaknya komentar positif tersebut ternyata ada beberapa komentar negatif yang ia terima. Jumlah komentar negatif ini sedikit namun menganggu pikirannya, seperti : “iih, jerawatan”, “iih, kok bisa jerawatan” Echa mengakui dahulu wajahnya memang tidak mulus dan jerawatan, tetapi dengan dikomentari seperti itu dia merasa terhina dan kesal ditambah lagi mereka menggunakan kata „iih‟ yang seakan menekankan wajah Echa yang jerawatan tidak cantik. Ia tidak membalas komentar tersebut, ada yang dia biarkan ada juga yang dia hapus karena sangat kesal. Dia memang tidak membalas secara langsung di Instagram karena dia tidak ingin membuat keributan dan jika dia mengutarakan marahnya di kolom komentar tersebut, dia tidak ingin orang lain melihatnya sebagai seseorang yang pemarah. Peneliti menanyakan lebih lagi, bagaimana sebenarnya perasaan Echa dan seandainya dia membalas komentar tersebut, bagaimana dia ingin membalas mereka. Echa mengatakan dia sangat kesal, marah, dan dalam hatinya ingin membalas apa yang salah dengan jerawatan, semua orang juga pernah jerawatan. Saat wawancara ia menyatakan ekspresi kesalnya seperti ini : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “ih siapa memangnya kau, kayak nggak pernah jerawatan aja” Komentar negatif yang pernah ia dapatkan itu ternyata menganggu pikirannya bahkan sampai membuatnya tidak percaya diri pada saat itu. Dia merasa sangat sedih, di satu sisi merasa memang benar apa yang di katakan bahwa dia sedang jerawatan tetapi di sisi lain dia juga kesal karena merasa dihina. Hal tersebut sampai mempengaruhi dirinya dan membuat dia mengurungkan niatnya memposting foto selfienya di Instagram. Beruntung teman-temannya sangat baik dan memberinya semangat agar tidak berlarut dalam kesedihannya, meyakinkan Echa bahwa dia bebas memposting foto apapun di Instagram dan jangan merasa jatuh karena komentar negatif orang lain. Setelah itu semangatnya bangkit dan ia kembali pada prinsipnya bahwa dia bebas memposting foto dirinya dan memasukkannya ke Instagram. Echa merupakan seseorang yang lebih memperhatikan komentar daripada jumlah like dan ia mengakui bahwa banyaknya komentar positif yang ia terima memberi efek positif padanya yaitu menambah kepercayaan dirinya namun tidak membuatnya overconfident atau terlalu percaya diri dan menjadi angkuh. “ngerasa lebih percaya diri gitu pasti ada kak, tapi yang nggak sampe kepedean kali gitu, ya sekedar percaya diri dan senang aja sih”. Banyaknya pujian yang ia dapatkan memiliki arti yang berbeda bagi dirinya tergantung dari siapa yang memberikan pujiannya. Echa merasa jika pujian tersebut berasal dari orang yang tidak dia kenal, dia merasa pujian tersebut tidak sepenuhnya tulus. Ia mengatakan hal seperti ini karena dia dan orang yang memberi pujian tersebut belum pernah bertemu dan melihat wajah masing-masing secara langsung. Dia juga khawatir jika orang yang tidak dia kenal itu bertemu dengannya di suatu tempat dan merasa bahwa Echa tidak secantik yang difoto. Berbeda jika pujian tersebut berasal dari sahabat, teman, atau keluarganya. Echa merasa pujian yang diberikan oleh orang dekatnya tersebut lebih tulus karena mereka sudah bertemu dengan Echa dan mengenali dirinya seperti apa sehingga pujian yang mereka berikan membuatnya merasa lebih senang dan percaya diri. “Echa nggak terlalu senang komentarnya dari orang yang nggak kenal, karena Echa mikirnya gini, nanti kalo misalnya dia ngeliat langsung dia mikir aku nggak secantik yang difoto. Tapi kalo misalnya kawan Echa yang udah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kenal, kan dia udah tau muka aslinya kayak mana, jadi lebih senang kalo dikomen sa ma kawan Echa yang udah kenal”. Instagram saat ini memiliki banyak sekali orang-orang terkenal, meskipun bukan artis atau public figure, tetapi mereka memiliki banyak sekali followers, mendapatkan banyak jumlah like, bahkan memiliki fans yang akhirnya disebut dengan selebgram. Echa juga melihat akun Instagram mereka. Echa mengenali beberapa diantara mereka bahkan merupakan teman dekatnya. Menanggapi hal itu dia tidak merasa berbeda atau menjadi tidak percaya diri dengan temannya tersebut. Banyak juga yang tidak dia kenal dan menanggapi orang-orang terkenal Instagram tersebut pada awalnya Echa merasa tidak percaya diri. Ia melihat foto mereka dan merasa mereka memang lebih cantik dari dirinya bahkan ada satu orang yang dikagumi Echa. Suatu hari dia bertemu dengan selebgram yang dia kagumi, saat itu dia melihat langsung dan merasa ternyata tidak secantik yang di foto Instagram. Fotonya di Instagram mampu membuat Echa sampai merasa sangat kagum dengan kecantikannya, tetapi saat bertemu langsung dan ternyata tidak secantik yang di Instagram, ekspresi kagum tersebut hilang. Hal ini yang akhirnya membuat dirinya sadar bahwa tidak seharusnya dia merasa rendah diri dan sekarang menanggai orang-orang yang terkenal di Instagram tersebut Echa menjadi lebih percaya diri. Instagram ternyata memberikan banyak efek positif dan keuntungan bagi Echa dimana ia mendapatkan banyak teman baru. Ia juga mendapatkan banyak jumlah like, komentar positif, atau komentar negatif pada foto yang ia bagikan. Menanggapi hal ini ia mengakui bahwa kepercayaan dirinya bertambah, meskipun sempat jatuh saat mendapatkan komentar negatif tetapi ia tetap bangkit dan menjadi lebih kuat. Melalui paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Echa memiliki konsep diri positif. Informan 4 Jumlah followers yang dimiliki Widya adalah 9337 orang. Jumlah ini tidak sebanyak yang dimiliki oleh informan pertama dan kedua, tetapi untuk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mendapatkan jumlah sebanyak ini tidaklah mudah. Menanggapi followers tersebut, Widya mengatakan dirinya merasa senang karena dengan banyaknya followers tersebut ia dapat menambah teman baru dan memperluas pergaulannya. Tidak jarang ia bertemu dengan followersnya secara langsung. Beberapa followers yang ia jumpai secara langsung adalah yang sering memberi komentar atau menanyakan tentang produk make up pada foto yang dia bagikan di Instagram sehingga ia mengenali siapa orang tersebut. Saat bertemu mereka berkenalan secara langsung, mengobrol, dan akhirnya mendapatkan teman baru. “misalnya awalnya aku nggak kenal, tapi temannya itu temanku juga, dia nge follow aku, ya gapapa aku follow back istilahnya kayak nambah-nambah teman baru. Kayak kemarin aku nggak kenal dia, tpi dia temannya temanku, terus dia comment tanya „Widya ini beli dimana sepatunya?‟. Aku balas dimana belinya, terus jadi komen-komenan, terus pas jumpa jadi ya say hi gitu, ya senanglah jadi nambah kawan baru” Widya juga senang dengan banyaknya jumlah followers yang ia miliki karena, selain untuk menambah teman baru, dengan begitu ia bisa membantu orang lain untuk mempromosikan sesuatu. Hal ini terkait dengan endorsement, dengan jumlah followers yang banyak tersebut berarti semakin banyak orang yang melihat produk yang ia promosikan dan dapat membantu online shop yang sudah mempercayakannya untuk endorse tersebut. Beberapa temannya juga kerap kali meminta bantuannya untuk mempromosikan acara yang akan mereka selenggarakan di Instagram miliknya, dan Widya dengan senang hati membantu promosinya karena dia yakin akan banyak yang melihat dan mengetahui acara tersebut dari Instagramnya. Ia pernah mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan di Instagram. Ada seseorang yang membuat akun Instagram palsu mengatasnamakan dirinya. Foto yang diposting adalah foto-foto dirinya yang diambil dari Instagram aslinya. Ia mengatakan ada sekitar lima foto yang dimasukkan dan caption yang diberikan pada setiap foto bernada ejekan untuk Widya yang mengatakan make up nya tidak bagus, dirinya tidak cantik. Dia mengakui saat melihat akun palsu tersebut dirinya merasa kesal dan juga khawatir jika foto dirinya akan disalahgunakan, namun ia tidak membalas dengan memberikan komentar bernada marah di akun tersebut. Menghadapi hal ini, ia langsung melaporkan Instagram palsu ini kepada pihak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Instagram dengan me-report akun tersebut. Tidak lama akhirnya akun Instagram palsu tersebut dihapus oleh pihak Instagram. Bagi Widya like bukanlah hal yang terlalu penting. Ia tidak memusingkan apakah foto yang ingin dia posting akan mendapatkan banyak like atau tidak. Menurutnya itu adalah hak setiap orang untuk memberikan tanda suka, karena itu dia tidak mengharapkan atau bahkan membuat standar berapa minimal jumlah like yang harus ia dapatkan pada setiap foto yang ia bagikan di Instagramnya. Widya tidak memikirkan jumlah like, tetapi pada kenyataannya ia mendapatkan banyak tanda suka yaitu sejumlah 400 sampai 600 lebih. Menanggapi hal ini, ia merasa senang karena dengan mendapatkan banyak like berarti banyak orang yang menyukai gaya berpakaian, tatanan rambut, dan cara ber-make up yang dia tunjukkan melalui fotonya di Instagram. Jumlah like ini ternyata menambah kepercayaan dirinya untuk lebih mengekspresikan dirinya. “dapat like banyak senang sih, berarti kan banyak yang senang sama postingan itu, suka cara pakaian aku kayak gitu, cara make up aku, rambut aku kayak gitu, berarti kan mereka suka dengan cara mereka ngelike fotonya, ya ada lah nambah percaya diri. Kalo mereka nggak suka kan mereka nggak akan ngelike”. Widya mendapatkan cukup banyak komentar pada foto-foto yang dia posting di Instagramnya, baik komentar positif maupun komentar negatif. Komentar tersebut diberikan oleh sahabatnya, teman-teman, keluarga, bahkan orang yang tidak dia kenal. Ia lebih banyak mendapatkan komentar positif bernada pujian yang memuji kecantikannya. Ada juga komentar berupa pertanyaan yang menanyakan produk make up ataupun softlens yang dia gunakan dan bagaimana cara ia merias wajah, seperti : “cantik kali kak ”, “cantiknya nande tigan ini ”, “kak wid softlensnya bagus, merek apa?”, “foundationnya merek apa wid?” Widya bukan orang yang suka menunda membalas komentar yang diberikan pada foto Instagramnya, jika dia melihat ada notifikasi komentar baru di Instagram, maka dia langsung membalasnya baik dari orang yang dia kenal seperti orang terdekatnya maupun yang tidak dia kenal. Peneliti memperhatikan saat membicarakan tentang komentar positif ini, Widya tampak sangat antusias Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terlebih saat memberitahukan apa saja contoh komentar positif yang ia dapatkan. Ia juga sampai menunjukkan salah satu foto yang mendapatkan komentar pujian dimana dirinya dikatakan mirip dengan seorang penyanyi terkenal yaitu Adelle. “komentar positif ya biasa kayak cantik kali kakak, make up nya beli dimana, kadang pake emoji love love, makin cantik, makin kurus, hmm apalagi ya, oh bagus kali, cetar kali alisnya, terus kayak kemarin, yang foto ini, temenku komen „Adelle?‟ aku jawab „iya Adelle Tarigan‟ gitu”. Widya membuat perbedaan dalam membalas komentar, antara balasan kepada orang yang dia kenal dengan yang tidak dia kenal. Komentar dari orang yang tidak dia kenal akan dia balas lebih singkat, seperti : “makasih yaa”, “iya thankyou ya ” Komentar dari orang yang ia kenal akan dibalas lebih panjang, memanggil dengan sebutan seperti sayang, cantik untuk perempuan, dan bro untuk laki-laki, memberikan simbol-simbol seperti simbol hati dan senyum, dan ada pula jawaban yang menyambung kepada percakapan lagi, seperti : “makasih adek sayang ”, “bujur kakakku yang cantik, kapan ketemu kak? ”, “thankyou my bro ” Banyaknya komentar pujian yang dia terima baik dari orang yang tidak dikenal maupun yang dia kenal, Widya mengatakan dirinya merasa lebih senang saat mendapatkan pujian dari orang yang tidak dia kenal. Sama seperti informan 1 dan 2, menurutnya jika seseorang yang tidak dikenal dan belum pernah bertemu secara langsung mampu memberikan komentar pujian, maka pujian tersebut dirasa lebih tulus dan jujur. Selain itu, dari komentar tersebut ia bisa mendapatkan teman baru, dimana hal ini memang sudah terbukti. Orang yang tidak dikenal tersebut sering memberikan komentar positif pada beberapa foto Widya di Instagram, akhirnya mereka berkenalan dan menjadi teman baik sampai sekarang. “komentar positif lebih senang dari orang yang nggak dikenal. Ya alasannya karena orang yang nggak kenal kita pun memperhatikan kita lah istlahnya kan, kasih komen „cantik kali‟ terus pake emoji padahal kan nggak kenal, jadinya kayak lebih jujur gitu. Bisa jadi kenal juga karena komen itu, nambah kawan ya kan. Kayak temen deketku sekarang, dulu kenal pertama karna dia suka komen komen gitu, eh sekarang jadi akrab kali”. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Widya juga pernah mendapatkan komentar negatif. Ia tidak mengenali siapa yang memberikan komentar negatif tersebut. Komentar bernada miring itu berisi ejekan kepada fisiknya, iri, dan juga membandingkan dirinya dengan perempuan lain, seperti : “kak kok gendut kali”, “ah lebih cantik si pun daripada ini”, “kak hidungnya kok besar kali?” Widya mengakui dirinya sedih dan kesal saat mendapatkan komentar negatif seperti ini, tetapi dia menyadari inilah dunia media sosial, bahwa setiap orang dengan bebas mengutarakan pendapatnya baik itu yang yang positif maupun negatif seperti komentar di atas. Ia tidak membalas komentar negatif tersebut dan hanya membiarkannya saja atau jika sudah sangat kesal akan langsung dia hapus dari kolom komentar. Dahulu ia masih sangat memikirikan komentar negatif tersebut sampai menurunkan kepercayaan dirinya, namun dengan dukungan dari sahabatnya yang mengatakan bahwa dia seharusnya tidak jatuh dengan ejekan tersebut dan harus tetap percaya diri, ia pun kembali bangkit. Ia juga melihat banyak orang-orang terkenal di Instagram yang juga mendapatkan komentar negatif namun mereka tidak membalasnya dan tetap memposting foto terbaiknya di Instagram tanpa terpengaruh dengan komentar tersebut. Itulah yang membuat dirinya tidak lagi terpengaruh dengan komentar negatif sampai sekarang. “dulu pernah mikir kok sibuk kali lah dia komen yang nggak penting, sempat nggak pede juga karena komen negatifnya ke fisik kan. Kawan-kawan aku bilang „ngapain kau kayak gitu, Instagram punyamu kok, terserahmu mau buat apa‟, terus aku liat di Instagram beauty blogger ada satu orang dia gendut, sering dapat komen negatif kayak „percuma cantik tapi gendut‟, tapi nggak dibalasnya, pasti diliatnya kan, tapi dia nggak peduli, dalam hatiku oh berarti kayak gitu, yaudahlah aku juga nggak peduli, kalo ada komen gitu tingal delete ”. Widya mengetahui dan melihat bahwa di Instagram banyak orang lain yang memiliki eksistensi dan terkenal bahkan melebihi dirinya, memiliki lebih banyak followers, jumlah like, serta mendapatkan banyak sekali pujian. Melihat hal ini Widya tidak menjadi kehilangan kepercayaan dirinya. Ia menjadikan orang-orang yang terkenal di Instagram ini sebagai inspirasi dan referensinya baik dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara memilih pakaian, make up, dan berpenampilan. Ia tidak menjadi iri, namun memberinya banyak ide untuk bisa berpenampilan lebih baik. Konsep diri Widya seperti yang sudah dipaparkan di atas disimpulkan sebagai konsep diri positif. Banyaknya jumlah like dan komentar positif yang ia dapatkan mampu menambah kepercayaan dirinya, meskipun komentar negatif sempat menjatuhkan, tetapi ia kembali bangkit dan tidak menjadikan dirinya terpuruk karena kata-kata negatif tersebut, bahkan membuat dirinya menjadi lebih kuat. Tetapi sikap antusiasme yang berlebih saat membicarakan tentang pujian yang ia dapatkan tidak dapat dia sembunyikan, terlihat jelas ia sangat antusias. Hal ini adalah ciri konsep diri negatif, namun tidak dominan, sehingga tetap dikatakan bahwa konsep diri Widya adalah positif.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Path Dan Pengungkapan Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Media Sosial Path sebagai Sarana Pengungkapan Diri Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara)

6 82 136

Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

12 111 94

Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 3 89

Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 8

Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 1

Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 1 8

Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 2 17

Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 2 2

Path Dan Pengungkapan Diri (Studi Deskriptif Kualitatif Media Sosial Path sebagai Sarana Pengungkapan Diri Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara)

0 0 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

0 0 6