Universitas Sumatera Utara 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Paradigma Kajian
Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta
– fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Paradigma menurut Bogdan dan Biklen adalah sekumpulan anggapan dasar
mengenai pokok permasalahan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian yang akan diteliti. Deddy Mulyana mendefinisikan paradigma sebagai suatu kerangka
berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis ilmuwan yang menganut suatu pandangan yang dijadikan landasan untuk mengungkap suatu fenomena
dalam rangka mencari fakta Tahir, 2011: 59. Guba dan Lincoln mendefenisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan-
keyakinan dasar basic beliefs yang berhubungan dengan prinsip-prinsip pokok. Keyakinan-keyakinan ini bersifat dasar dalam pengertian harus diterima secara
sederhana semata-mata berdasarkan kepercayaan saja, hal ini disebabkan tidak ada suatu cara untuk menentukan suatu kebenaran akhir Sunarto dan Hermawan,
2011:4. Jadi, paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta
– fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya.
Paradigma konstruktivisme adalah paradigma yang memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan
itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil
bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa
pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan
manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi
merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran Arifin, 2012: 140.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang. Paradigma konstruktivisme yang
ditelusuri dari pemikiran Guba dan Lincoln, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai
agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku, menerangkan bahwa substansi
bentuk kehidupan di masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorangan yang timbul dari alasan-alasan
subjektif. Peneliti menggunakan paradigma kontruktivisme karena peneliti ingin
mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses interpretasi suatu peristiwa. Paradigma konstruktivisme sesuai sebagai acuan untuk
melakukan penelitian ini dimana yang ingin diteliti adalah konsep diri mahasiswa dalam Instagram yang mana dalam pembentukan konsep diri baik positif maupun
negatif tidak dapat ditentukan satu fakta tertentu dan digeneralisasikan kepada semua orang, melainkan merupakan hasil bentukan dari manusia itu sendiri
dimana proses serta hasil bentukan tersebut merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti dan
tidak dapat digeneralisasikan ke semua orang.
2.2 Kajian Pustaka