Universitas Sumatera Utara
anak bungsu dan satu-satunya anak perempuan membuatnya beruntung karena abang sulungnya yang sudah bekerja kerap kali memberinya hadiah berupa
barang-barang make up yang ingin di beli oleh Widya.
4.1.3 Penggunaan Instagram di Kalangan Mahasiswa
Instagram sebagai media sosial yang mengkhususkan konten pada foto, kini menjadi media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat luas bahkan sudah
memiliki 400 juta pengguna di seluruh dunia. Mahasiswa sebagai orang-orang yang peka terhadap adanya perubahan-perubahan baru, terutama mahasiswa Ilmu
Komunikasi yang memiliki ketertarikan lebih pada hal baru yang berhubungan dengan komunikasi tidak mau tertinggal akan kehadiran media sosial Instagram
ini. Peneliti telah melakukan observasi sebelum melakukan penelitian dan menemukan bahwa hampir seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara memiliki akun dan menggunakan Instagram. Keempat informan yang peneliti wawancarai,
seluruhnya adalah pengguna aktif Instagram. Berikut adalah uraian wawancara peneliti dengan informan mengenai penggunaan Instagram.
Informan 1
Mutiara Tahier menggunakan cukup banyak media sosial diantaranya Facebook, Twitter, Instagram, Path, Snapchat, dan Periscope, namun media sosial
yang paling sering ia gunakan adalah Instagram. Muti menggunakan Instagram mulai dari tahun 2011 saat ia masih duduk di bangku SMA Negeri 1 Medan.
Nama akun Instagram Muti adalah mutitahier. Ia mengetahui sendiri adanya media sosial Instagram saat melihat adanya media sosial baru di Application Store
yaitu aplikasi yang menyediakan dan memberikan ruang untuk mengunduh media sosial tersebut. Saat itu di kalangan teman-temannya belum banyak yang
menggunakan Instagram namun Muti tetap mengunduh Instagram karena ia memang ingin mencoba media sosial yang baru.
Muti memilih mengunduh Instagram karena ia tertarik dengan konsep yang ditawarkan media sosial ini yaitu ia dapat memposting banyak foto dan juga
menambahkan filter digital dimana Instagram merupakan media sosial pertama
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang saat itu menawarkan penambahan filter digital sehingga foto tersebut menjadi lebih bagus dan menarik. Seiring dengan perkembangannya, Instagram
menambah banyak fitur baru yang akhirnya membuat Muti semakin tertarik dengan media sosial ini dan menjadikannya sebagai media sosial yang paling
sering ia gunakan. Masa awal menggunakan Instagram, Muti sering sekali mebagikan fotonya di
Instagram. Ia dapat memposting fotonya setiap hari bahkan dalam satu hari ia dapat memposting beberapa foto. Hal ini ia lakukan karena ia menganggap jika
sering membagikan foto di Instagram maka pengguna Instagram lain menjadi mengetahui bahwa ia adalah pengguna yang aktif sehingga foto-foto yang ia
bagikan bisa mendapatkan banyak like ataupun comment dari pengguna Instagram lainnya. Berbeda dengan sekarang, Muti tidak lagi membagikan fotonya setiap
hari di Instagram tetapi hanya dua hari sekali. Foto yang akan dibagikan pun dipilih lebih selektif dan sudah dipersiapkan dengan baik, bisa foto yang sudah
diambil di hari sebelumnya atau jika foto yang baru diambil lebih bagus maka foto tersebut yang akan bagikan ke Instagram.
“kalo dulu-dulu sih tiap hari, cuma kalo sekarang dua hari sekali dan itu udah dipersiapkan fotonya ha ha ha. Kadang foto kemarin yang di posting, tapi kalo
yang hari itu bagus,lebih bagus dari yang kemarin, itu yang duluan di posting. Terus dulu sering posting biar banyak yang ngelike, orang jadi tahu oh orang
ini aktif. Kalo jarang-jarang posting dikirain nggak aktif, orang pasti
unfollow”. Perempuan berjilbab ini memilih untuk membatasi frekuensinya dalam
memposting foto karena ia tahu dan sadar akan aturan bahwa dengan menggunakan jilbab seharusnya tidak boleh terlalu banyak membagikan fotonya
dirinya sendiri di media sosial dan Muti bertanggung jawab dengan pilihannya sehingga dia mengurangi frekuensi untuk posting foto, selain itu dia juga tidak
ingin orang lain merasa bosan karena terlalu banyak foto yang dibagikan di akun Instagramnya karena saat ini dia sudah mendapatkan banyak followers dan like.
Banyak foto yang diposting Mutiara ke dalam Instagramnya, seperti foto diri sendiri atau selfie, foto seluruh badan, foto dengan teman-temannya, foto untuk
promosi usahanya, dan lain sebagainya. Jumlah foto yang sudah dia posting di
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Instagramnya adalah sebanyak 380 foto. Sekian banyak objek foto yang ia bagikan, foto selfie merupakan yang paling banyak diposting di Instagram. Saat
peneliti menanyakan mengapa dia lebih suka memposting foto tersebut, alasannya adalah karena setiap Muti memposting foto selfie dirinya, jumlah like yang
didapatkan bisa mencapai lebih dari 800 like, jauh lebih banyak daripada postingan foto seluruh badan atau foto dengan teman-temannya. Hal ini disadari
oleh Muti, karena itu dia lebih suka memposting foto selfie. Muti sendiri tidak mengetahui alasan pasti mengapa foto selfie tersebut yang paling banyak disukai
oleh followersnya, namun menurut asumsinya sendiri, ia mengatakan bahwa mereka lebih suka dengan foto selfie karena wajahnya yang cantik terlihat jelas
dan dekat sehingga banyak orang lebih menyukai, dan ia juga berasumsi mungkin kebanyakan yang memberikan tanda suka pada foto tersebut adalah kaum laki-laki
karena kecenderungan dari mereka yang suka melihat wajah wanita yang cantik. “karena kalo selfie like nya lebih banyak, nggak tau, bingung kenapa, tapi kalo
foto selfie pasti orang yang like lebih banyak, dibanding fotonya jauh. Mungkin kalo selfie otomatis mukanya langsung jelas, jadi orang lebih seneng,
cowok-cowok kali terutama, kalo cantik langsung like
”. Muti juga banyak di endorse oleh online shop. Endorse adalah bentuk kegiatan
promosi yang dilakukan oleh para wirausaha yang menjualkan produknya melalui media online atau online shop, dimana mereka memberikan produk yang dijual
secara gratis kepada seseorang yang terkenal agar orang tersebut mempromosikan produknya di media sosial miliknya, dengan harapan semakin banyak orang yang
menjadi tahu dan tertarik produk tersebut sehingga semakin banyak orang yang membeli produknya. Endorse bisa juga menerima bayaran dimana pemilik online
shop selain memberikan produk secara gratis juga membayar oang yang akan mempromosikan tersebut. Hal tersebut berbeda-beda pada setiap orang tergantung
persyaratan yang sudah ditetapkan dan kesepakatan mereka bersama. Pemilik online shop memilih orang-orang yang terkenal di Instagram dan memiliki banyak
sekali followers karena mereka dianggap mampu mempersuasi followersnya untuk ikut menggunakan apa yang mereka pergunakan sehingga mereka membeli
produk yang dipromosikan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Mutiara sudah diendorse lebih dari 20 online shop. Mulai dari produk makanan, pakaian, sepatu, pashmina, jilbab, dan lain sebagainya. Tetapi dia paling
banyak di endorse untuk produk pakaian muslim dan jilbab. Muti tidak menetapkan persyaratan khusus jika ingin memintanya mempromosikan produk-
produk tersebut. Hanya kesepakatan antara kedua belah pihak, jika Muti ditawarkan untuk endorse dan Muti merasa mampu untuk mempromosikan
produk tersebut maka terjadi kesepakatan. Produk yang diberikan kepada Muti bisa dia pilih sendiri atau sudah dipilihkan dari pihak online shop. Muti tidak
meminta bayaran untuk kegiatan promosi ini. Selama dia dipercayakan oleh banyak online shop untuk mempromosikan barang mereka di Instagramnya, Muti
tidak pernah mendapatkan feedback negatif ataupun keluhan, bahkan ada online shop yang sampai dua kali mengendorse barangnya kepada Muti. Hal ini berarti
Muti memberikan dampak positif bagi usaha online shop tersebut.
Informan 2
Media sosial yang digunakan Alya adalah Twitter, Instagram, dan Path. Alya juga menggunakan Facebook tetapi ia tidak lagi dapat membuk akunnya karena
ada orang yang tidak bertanggung jawab merusak atau meng-hack akun Faceooknya tersebut. Alya bukanlah seseorang yang sangat tergantung dengan
media sosial dan tidak menggunakan media sosial hanya karena trend. Terlihat dari media sosial yang ia gunakan termasuk sedikit dibandingkan dengan media
sosial yang dipakai oleh orang-orang pada zaman sekarang ini. Dia pernah menggunakan media sosial Snapchat namun hanya ia gunakan selama dua
minggu, setelah itu dia tidak lagi menggunakannya. Saat peneliti menanyakan alasannya mengapa dia tidak lagi menggunakan
media sosial tersebut, Alya menjawab karena dia tidak tertarik dengan Snapchat. Ia tidak tertarik dengan konsep dan fitur yang ditawarkan media sosial tersebut
sehingga memutuskan untuk memberhentikannya, padahal saat ini Snapchat merupakan media sosial yang baru muncul dan banyak orang-orang yang
menggunakannya. Bagi Alya, menggunakan media sosial seharusnya sesuai dengan kebutuhan penggunanya sehingga pengguna benar-benar mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
manfaat dari media sosial tersebut dan bukan hanya karena mengikuti apa yang sedang trend.
“sempet pake tapi pakenya juga baru kayak dua minggu yang lalu, tapi kayak apa ya, kayak nggak tertarik gitu. Alya bukan yang kalo semua orang pake
terus Alya pake. Buat Alya, Alya suka nggak, perlu nggak ngegunainnya gitu.
Peneliti melihat Alya memiliki prinsip yang berbeda dalam menggunakan media sosial dibandingkan dengan penggunaan media sosial oleh informan yang
lainnya. Selain menggunakan media sosial karena memang benar-benar tertarik dan bukan karena trend, ia juga memiliki frekuensi yang sama dalam
menggunakan media sosial tersebut, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil frekuensi penggunaanya baik itu pada Instagram, Path, maupun Twitter. Ia
mengungkapkan bahwa seimbangnya porsi penggunaan media sosial ini karena setiap media sosial yang dia gunakan memiliki manfaat tersendiri untuk
memenuhi kebutuhannya. Untuk Twitter misalnya dia pergunakan jika ingin mencari informasi, Instagram untuk memposting foto-fotonya, dan Path untuk
mengupdate kegiatan yang sedang ia lakukan. Alya menambahkan bahwa dia tidak ingin terlalu terikat dan berlebihan dalam menggunakan media sosial, karena
itu dia menggunakan semuanya dengan porsi yang sama dan sesuai dengan waktu jika dia membutuhkannya.
Alya menggunakan Instagram pertama sekali pada tahun 2011 saat dia masih duduk di kelas satu SMA. Nama akun Instagram Alya adalah tengkualya. Ia
mengetahui adanya media sosial Instagram karena melihat dari Application Store smartphonenya yang memasukkan Instagram sebagai salah satu media sosial yang
baru. Pada saat melihatnya, Alya merasa tertarik dan akhirnya mengunduh Instagram lalu membuat akun dan mulai menggunakannya. Saat itu belum banyak
teman-temannya yang menggunakan Instagram, namun Alya tetap menggunakan Instagram karena konsep dan fitur yang ditawarkan Instagram sangat menarik
perhatiannya dan mampu memenuhi apa yang dibutuhkan olehnya. Bagi Alya Instagram merupakan media sosial yang berpengaruh bagi banyak
orang. Alya mengatakan hal tersebut karena dia melihat orang-orang saat ini yang sangat terikat dengan Instagram, dalam satu hari bisa beberapa kali mengecek
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
akun Instagram bahkan sudah menjadikannya sebagai rutinitas untuk setiap saat mengecek Instagram. Alya mengerti hal ini karena dia juga mengakui konsep dan
fitur yang ditawarkan Instagram berhasil menarik perhatian banyak orang dimana mereka bisa memposting foto yang mereka inginkan, berbagi video, bahkan
menjadikan Instagram sebagai wadah untuk membuat usaha atau bisnis seperti online shop dan juga sebagai wadah untuk mempromosikan event atau acara yang
akan diselenggarakan. Ia juga menambahkan, setiap orang memiliki hak untuk membagikan foto apa saja di Instagram sesuai dengan keinginan penggunanya dan
hak pengguna untuk setiap saat membuka Instagram, tetapi ada baiknya jika pengguna membuat batasan agar tidak terikat dan terlalu bergantung dengan
media sosial. “Instagram itu sebenarnya salah satu sosial media yang lumayan berpengaruh
juga sih kak. Pengaruhnya gini, kalo orang kan sekarang pake sosial media itu udah banyak, nggak keharusan sih tapi udah mereka jadiin kayak rutinitas
sehari-hari buka Instagram. Bagusnya gini sih menurut Alya, kalo buat jualan bagus kan, terus juga buat informasi, kalo dia mau posting foto-fotonya aja
juga gapapa karena kan sosial media itu juga kebebasan orang buat posting
apa yang dia mau, tapi harus ada batasnya, kita harus tau batasannya”. Jumlah foto yang sudah dibagikan Alya di akun Instagramnya adalah 72 foto,
yang menunjukkan Alya bukanlah seseorang yang terlalu sering memposting fotonya di Instagram. Alya membenarkan hal tersebut. Dia tidak menetapkan
adanya waktu-waktu tertentu dalam memposting foto. Semua tergantung pada keinginannya sendiri, jika saat itu dia merasa ingin membagikan fotonya di
Instagram maka dia melakukannya, tetapi jika tidak, Alya tidak akan memposting foto bahkan sampai satu bulan. Alya juga merupakan seseorang yang sangat
selektif dalam memilih foto apa yang akan dia bagikan di Instagramnya. Foto yang diposting di Instagram haruslah foto dengan angle yang tepat, posenya
tampak bagus, pencahayaan yang baik, atau bahkan foto yang sudah dikonsep seperti foto pemotretannya. Objek foto yang paling banyak dibagikan di akun
Instagram Alya adalah foto dirinya sendiri, dan kebanyakan dari foto tersebut adalah foto yang sudah dikonsep pemotretannya misalnya foto pemotretan untuk
majalah remaja yang sudah disebutkan di atas, foto pemotretan untuk merek pakaian, pemotretan untuk barang-barang yang dia endorse.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Alya memberi penjelasan, dia lebih memilih untuk memasukkan foto-foto yang seperti itu karena sifat selektif yang dia miliki. Foto-foto pemotretan tersebut lebih
bagus daripada foto yang dia ambil sendiri karena difoto oleh fotografer profesional, ada pengatur gaya, dan pemotretan dilakukan di tempat yang sudah
dipilih sehingga mendapatkan hasil yang terbaik. Dia tidak memposting foto selfie biasa seperti yang dilakukan oleh banyak orang, karena foto selfie yang diambil
oleh diri sendiri tidak bisa menangkap keseluruhan badan dan tidak leluasa untuk berpose karena satu tangan harus memegang kamera. Inilah yang membuat Alya
merasa khawatir jika memposting foto seperti itu akan terlihat tidak bagus. “karna yang tadi Alya bilang Alya pemilih itu, kalo selfie Alya ngerasa ih
nggak apa kali ini kalo dimasukkin, jadinya pilih yang Alya benar-benar suka kali, kalo pemotretan kan udah terkonsep, difoto sama fotografer jadi pasti
lebih bagus”. Foto-foto yang dia posting lebih banyak tidak menggunakan filter digital yang
sudah disediakan Instagram melainkan hanya mengatur keterangan cahayanya saja jika foto tersebut dirasa kurang pencahayaan. Dia tidak terlalu suka
menggunakan filter tersebut karena beberapa kali dia mencoba menggunakannya ternyata tidak membuat foto tersebut semakin baik, melainkan komposisi foto
menjadi tidak seimbang. Ini sejalan dengan foto yang akan dia masukkan di Instagram kebanyakan adalah foto pemotretan yang hasilnya sudah sangat bagus
sehingga tidak lagi memerlukan penambahan atau editan. Alya juga tidak menyambungkan link foto yang dia bagikan di Instagram ke media sosial lain
seperti Facebook atau Twitter karena sesuai dengan pernyataannya di atas bahwa setiap media sosial yang dia gunakan sudah memiliki porsi dan kegunaannya
masing-masing. Alya tidak memanfaatkan Instagram sebagai wadah untuk berwirausaha,
namun ia yang dipercayakan oleh para wirausaha untuk mempromosikan produk mereka. Ia dipercayakan banyak online shop untuk melakukan promosi endorse
dan sampai ssekarang sudah lebih dari dua puluh online shop yang memberikan produk-produknya kepada Alya untuk dipromosikan di akun Instagramnya. Alya
mengakui dia termasuk kurang baik dalam urusan endorse tersebut karena ia bukanlah orang yang sering memposting foto. Hal ini membuat banyak barang-
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
barang yang sudah dikirimkan pada Alya tetapi belum dia foto dan belum dimasukkan ke Instagramnya. Beberapa online shop sampai mengutarakan
keluhan mereka dan bertanya kapan dia akan memprosmosikan produk yang sudah mereka kirimkan. Dalam hal endorse, dia tidak menetapkan persyaratan
khusus. Jika sebuah online shop meminta dirinya untuk mempromosikan produknya dan Alya menyetujui, maka terjadi kesepakatan. Perihal pembayaran,
baginya itu bukanlah sebuah keharusan. Apabila online shop tersebut tidak menanyakan pembayaran maka ia tidak meminta bayaran apapun, tetapi jika
online shop tersebut menanyakan apakah ada pembayaran maka Alya menjawab ada dan memberitahukan nominalnya. Nominal yang dia berikan masih relatif
murah yaitu Rp 50.000 lima puluh ribu rupiah dan ia menyamakan pembayaran tersebut untuk seluruh online shop baik yang dari Medan maupun dari luar Kota
Medan.
Informan 3
Media sosial yang digunakan Echa saat ini adalah Instagram, Path, Twitter, dan Snapchat. Sekian banyak media sosial yang dia punya, Instagram merupakan
media sosial yang paling sering digunakan. Ia menggunakan Instagram dari tahun 2012 saat dia duduk di kelas 2 SMA. Nama akun Instagram Echa adalah
tasyandv. Echa sebelumnya sudah mengetahui adanya media sosial baru yaitu Instagram dan saat itu sudah ada beberapa temannya yang menggunakan
Instagram bahkan adiknya sendiri sudah terlebih dahulu mempunyai akun Instagram. Dia melihat saat itu belum terlalu banyak orang yang mempunyai akun
Instagram, akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk mengunduh media sosial tersebut. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang menggunakan
Instagram dan di tahun 2012 tersebut akhirnya ia mengunduh media sosial tersebut, membuat akun dan mulai menggunakan Instagram. Echa mengakui
bahwa dirinya merupakan seseorang yang menggunakan media sosial karena trend dan melihat banyak orang yang juga menggunakannya. Jika suatu media
sosial sedang menjadi trend yang meledak di masyarakat, digunakan oleh banyak orang, maka dia akan ikut menggunakan media sosial tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
“kadang kan orang gitu kak, dia nggak buat karena masih dikit yang main, Echa mikirnya kayak gitu. Jadi karna udah rame, yaudah baru dibuat karena
saking banyaknya yang pake”. Echa mengatakan Instagram merupakan media sosial yang sudah mulai beralih
fungsi. Pertama kali ia menggunakan Instagram, dia melihatnya sebagai media sosial yang memberikan wadah bagi penggunanya untuk memposting foto-foto,
dapat menambahkan filter pada foto, dapat memberikan tanda suka atau komentar jika menyukai foto tersebut. Berbeda dengan sekarang Echa melihatnya sebagai
media sosial yang memberikan fitur lebih, dimana Instagram sudah beralih fungsi menjadi media yang memiliki nilai bisnis. Instagram kini menjadi wadah bagi
para wirausahawan untuk berjualan secara online dan mereka dapat mempromosikan produknya secara online. Akun berbasis informasi juga semakin
banyak, yaitu yang khusus memberikan informasi tentang apa yang sedang terjadi di suatu daerah atau wilayah, sehingga para pengguna Instagram bisa
mendapatkan informasi secara cepat dari akun Instagram tersebut. “media sosial yang ya ngeshare foto aja paling, tapi kan sekarang udah jadi
tempat jualan online, terus sekarang kan banyak akun-akun yang bagus gitu kayak info-info, j
adi lebih tau juga dari Instagram”. Foto-foto yang diposting Echa di Instagramnya beragam, mulai dari foto
dirinya sendiri, fotonya dengan teman-temannya, dan ada juga foto yang ditujukan untuk keperluan endorsement produk online shop. Echa juga sering memposting
video. Sebagai salah satu pendiri Medanvidgram, tidak heran bila perempuan ini juga suka membagikan video-video dirinya di Instagram. Beberapa video yang
dipostingnya adalah video saat dia sedang bernyanyi mengcover lagu atau video lucu dimana ia seolah-olah bernyanyi menggunakan suara asli penyanyinya
sambil melakukan gerakan mengikuti lagu tersebut. Objek foto yang paling sering dia posting adalah foto dirinya sendiri atau
selfie. Echa mengatakan dia lebih suka foto selfie karena dengan begitu dia bisa mengatur pose dan ekspresinya wajahnya sendiri. Dia bisa melihat apakah
ekspresi wajah maupun senyumnya sudah terlihat bagus di kamera. Berbeda jika difoto oleh orang lain, dia tidak bisa melihat bagaimana ekspresi wajahnya saat itu
apakah sudah bagus atau tidak. Echa bukanlah seseorang yang terlalu pemilih dan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
selektif dalam memilih foto apa yang akan dia bagikan ke akun Instagramnya. Dia tidak bimbang untuk menentukan foto mana yang akan dia posting. Foto yang
menurut dirinya bagus, itulah yang akan dimasukkannya ke Instagram. Dia tidak memusingkan apakah bagi orang lain foto tersebut bagus atau tidak, selama dia
merasa foto tersebut bagus dan layak untuk ditunjukkan kepada orang, maka foto tersebut akan dia masukkan ke Instagramnya.
“kalo Echa pribadi sebenarnya enggak, kalo menurut Echa bagus yaudah diposting. Kadang kan ada orang suka nanya bagus foto yang ini atau yang ini
ya, kalo Echa nggak gitu, Echa nggak bimbang, karena Echa mikir kan ini
Instagram aku, terserah aku”. Frekuensi untuk memposting foto ternyata berubah dari saat pertama kali Echa
menggunakan Instagram dengan saat sekarang. Awal penggunaan Instagram dia memposting foto sekali dalam tiga hari, tetapi sekarang ia sudah semakin jarang
membagikan fotonya di Instagram bahkan bisa sampai satu bulan sekali. Terjadinya perubahan ini dia katakan karena mulai merasa bosan jika terlalu
sering memposting foto. Ia mengatakan rasa kebosanan tersebut muncul karena jika selalu memposting foto dia akan cepat kehabisan ide dan memikirkan foto
baru yang seperti apa lagi yang akan dia bagikan ke Instagramnya, sehingga tidak heran sampai sekarang jumlah foto yang dibagikan Echa ke Instagramnya hanya
berjumlah 71. “kalo dulu sering sih kak kayak 3 hari sekali. Tapi kalo sekarang udah males,
malah kayak sebulan sekali. Itu karena bosan sih kak, kadang mikir apa lagi yang mau di share, nggak ada ide foto yang kayak mana lagi yang mau share,
gitu
”. Echa mengakui bahwa ada beberapa foto dan video yang sudah dia hapus, dan
yang dihapus adalah foto dan video yang sudah lama, saat awal dia menggunakan Instagram. Ia menghapusnya karena saat dia melihatnya kembali di masa
sekarang, Echa merasa foto dan video tersebut terlihat terlalu kekanak-kanakan dan dia sendiri merasa malu saat melihatnya kembali, akhirnya dia memutuskan
untuk menghapus foto tersebut.
Informan 4
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Widya menggunakan cukup banyak media sosial antara lain Instagram, Path, Facebook, Twitter, Tinder, Snapchat, dan Persicope. Diantara banyaknya media
sosial ini Instagram merupakan media sosial yang paling sering ia gunakan. Widya pertama sekali menggunakan Instagram pada tahun 2012 saat dia duduk di
bangku kelas 3 SMA. Nama akun Instagram Widya adalah widytarigan_. Dia mengetahui adanya media sosial Instagram dari teman-temannya yang juga
menggunakan Instagram. Tahun 2012 saat pertama sekali ia membuat akun Instagram, dia tidak terlalu aktif dalam menggunakannya bahkan sempat berhenti
beberapa bulan karena belum mengerti sepenuhnya dengan cara penggunaan Instagram.
Dia sudah mengetahui bahwa Instagram merupakan media sosial yang memiliki konsep berbagi foto dimana dia dapat memposting fotonya di akun
Instagramnya, namun ia belum sepenuhnya mengerti dengan like, kolom comment, dan bagaimana memposting video. Widya mencoba mempelajari sendiri
dan mencoba setiap fitur yang ada dalam di Instagram dan akhirnya dia mengerti dimana saat itu dia sudah mulai masuk perkuliahan. Setelah dia memahaminya,
ternyata konsep dan fitur yang ditawarkan Instagram menarik perhatiannya dan membuatnya menjadi aktif menggunakan Instagram serta menjadikannya sebagai
media sosial yang paling sering dia gunakan. “dulu sempat sih nggak beberapa bulan nggak pake karna nggak ngerti
awalnya kan, cuma upload-upload aja. Ngertinya itu makin dikotak-katik, makin dipelajari caranya,
jadinya tau sendiri”. Awal menggunakan Instagram, dia memandang Instagram sebagai media sosial
yang memberikan wadah bagi penggunanya untuk membagikan foto yang mereka suka sehingga dapat dilihat juga oleh orang lain. Pandangannya terhadap
Instagram saat ini sudah berubah, dimana ia mengatakan Instagram tetap sebagai wadah untuk berbagi foto namun saat ini yang dia lihat dari sudut pandangnya,
sudah lebih banyak orang yang menggunakan Instagram sebagai ajang pamer, baik itu memamerkan kekayaan, memamerkan barang-barang yang dimiliki,
bahkan pamer kemesraan dengan pasangannya. Ia mengerti jika terjadi perubahan seperti ini karena dengan adanya media sosial Instagram, orang-orang menjadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
memiliki ruang untuk memamerkan hal tersebut dan itu ditunjukkan melalui foto- fotonya di Instagram.
Widya memiliki sudut pandang seperti itu, namun menurutnya hal seperti itu harus bisa dimaklumi dan ia termasuk orang yang memakluminya. Dia
menambahkan bahwa Instagram merupakan media sosial yang dapat digunakan oleh siapa pun dan mereka bebas memposting foto apapun selama tidak
menyalahi aturan Instagram. Tujuan foto tersebut diposting jika memang sengaja ditujukan untuk tujuan pamer, itu adalah hak dari si pemilik akun. Sesama
pengguna hanya harus saling menghormati dan memaklumi, jika hal itu tidak dapat dilakukan maka menurutnya lebih baik tidak menggunakan Instagram.
“sebenarnya itu tergantung kita sendiri sih, kadang kita mikirnya oh dia memang kayak gitu pula orangnya, kita harus maklumlah. Kayak adalah
temenku dia memamerkan kemesraannya sama pacaranya, tapi kita nggak tau bisa ada orang yang nggak suka sama postingannya kan. Tapi ya namanya
Instagram, maklumlah orang itu mau update apa namanya media sosial. Kalo
nggak bisa maklum, ngapain pake Instagram”. Jumlah foto yang sudah dibagikan di Instagram Widya adalah sebanyak 815
foto. Dari sekian banyak foto tersebut, foto diri sendiri atau selfie merupakan objek foto yang paling banyak dia posting. Ia mengatakan lebih suka memposting
foto selfie karena dengan begitu dia dapat mengatur gaya sesuai dengan keinginannya dan melihat langsung ekspresi wajahnya apakah sudah sesuai atau
belum. Ia memiliki pengalaman saat meminta bantuan orang lain untuk mengambil fotonya, sering sekali hasilnya tidak memuaskan seperti hasil
gambarnya tidak jelas atau blur dan dia juga tidak bisa mengatur ekspresi wajahnya, karena itulah dia lebih memiliki untuk foto selfie.
Selain karena keinginannya sendiri, ternyata foto selfie tersebut juga memiliki tujuan tertentu. Salah satunya adalah karena kepentingan endorsement. Widya
sudah dipercaya oleh cukup banyak online shop di Kota Medan untuk mempromosikan produk mereka. Kebanyakan produk yang di endorse padanya
adalah produk make up dan softlens dimana produk-produk ini seluruhnya digunakan pada wajah, karena itu pengambilan foto wajahnya haruslah secara
close up agar produk yang dia gunakan terlihat dengan jelas. Widya tidak
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
membuat aturan atau persyaratan khusus untuk hal endorse. Jika online shop tersebut menawarkan dan Widya melihat barang tersebut memang berkualitas,
maka dia akan menerima endorse tersebut. Kegiatan promosi yang dia lakukan adalah secara gratis. Dia tidak meminta bayaran dan bila ditawarkan oleh pemilik
online shop dia juga tidak menerimanya karena menurutnya mereka sudah mau memberikan kepercayaan kepadanya untuk mempromosikan produknya dan
memberikannya secara gratis, hal ini sudah lebih dari cukup dan tidak perlu ada pembayaran.
Widya mengakui bahwa selain untuk kepentingan endorsement, dia memposting foto selfie dirinya menggunakan make up adalah untuk menunjukkan
kemampuannya dalam merias wajah. Kecintaannya terhadap make up membuatnya ingin saling berbagi bagaimana cara menggunakan make up kepada
orang lain, meskipun saat ini dirinya sendiri juga masih terus belajar dan melihat bagaimana teknik-teknik penggunaan make up dari para perias wajah profesional
di video Instagram ataupun Youtube. Ternyata banyak para followersnya yang tertarik dengan cara dia menggunakan make up dan ingin mengetahui produk apa
yang dia gunakan. Widya sangat senang melihat respon tersebut dan dengan senang hati ia memberitahu produk apa yang dia pakai bahkan memberitahu
apakah produk tersebut benar-benar bagus atau tidak. Ia mengatakan bahwa selama ini dia mengamati di Instagram banyak perempuan yang memakai make
up tetapi tidak memberitahukan produk apa yang dia pakai padahal ada yang menanyakannya.
“Kadang ada juga buat tunjukkan aku bisa pake make up. Bukannya aku sombong ya, banyak yang nanya itu pake apa, pake yang mana. Kadang kan
ada orang, pake make up lah dia, tapi dia nggak mau kasih tau itu kayak mana cara pakenya, itu pake apa. Aku pake make up terus upload di Instagram terus
orang nanya itu pake apa, beli dimana, aku ngasih tau, nggak mungkinlah pelit
informasi sama orang kan”. Widya memanfaatkan filter digital untuk membuat fotonya menjadi lebih
menarik. Ia menambahkan exposure dan menggunakan filter gingham. Tidak semua foto yang akan dia posting menggunakan filter, jika hasil foto sudah bagus,
pencahayaannya sudah baik, maka ia tidak melakuakan edit apapun. Tetapi ia mengakui kebanyakan fotonya menggunakan filter agar hasilnya lebih bagus dan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menarik karena bagi Widya foto yang dimasukkan ke Instagram haruslah yang terbaik.
4.1.4 Konsep Diri Mahasiswa dalam Instagram