commit to user 25
G. Rancangan Penelitian
Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau Minyak Atsiri Daun Sirih Merah
Gambar 2. Diagram Rancangan Penelitian
commit to user 26
H. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat a. Oshe
b. Cawan petri diameter 10 cm c. Standar Brown II
d. Alat pembuat sumuran hole diameter 5 mm e. Inkubator
f. Autoklaf g. Lampu spiritus
h. Penggaris i. Tabung reaksi
j. Beaker glass k. Timbangan
l. Pipet ukur dan pipet mikrometer 2. Bahan
a. Sabouraud Dextrose Agar SDA b. Biakan Candida albicans
c. Minyak atsiri daun sirih hijau d. Minyak atsiri daun sirih merah
e. Resik-V sabun sirih f. Kloramfenikol
g. Flukonazol h. Aquades steril
commit to user 27
I. Cara Kerja Penelitian
1. Tahap Persiapan a. Pembuatan minyak atsiri daun sirih dilakukan oleh Laboran LPPT
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 1 Daun sirih dibersihkan dan dipotong lalu dimasukkan ke dalam
tabung destilasi yang telah diisi air. 2 Pada tabung destilasi ditambahkan air sampai bahan terendam.
3 Dipanaskan hingga menguap. 4 Uap yang terbentuk kemudian disalurkan ke alat pendingin.
5 Minyak atsiri dan air yang terbentuk ditampung. 6 Setelah didiamkan beberapa saat, minyak atsiri dan air akan
terpisah. Minyak atsiri di bagian atas dan air di bagian bawah. 7 Minyak atsiri diambil dengan pipet.
8 Pengenceran minyak atsiri daun sirih Minyak atsiri kedua daun sirih diencerkan dengan PEG 400
polietilen glikol. PEG 400 merupakan emulgator yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara PEG dengan minyak atsiri
sehingga minyak atsiri kedua daun sirih dapat terlarut sempurna dan dapat meresap dengan baik ke dalam Sabouraud Dextrose
Agar.
commit to user 28
b. Pembuatan Sabouraud Dextrose Agar Uji pendahuluan
1 Sebanyak 5,85 gram Sabouraud Dextrose Agar dilarutkan dalam 90 ml aquades kemudian diaduk dan dipanaskan sampai larut
sempurna. 2 Pembuatan larutan kloramfenikol
Setiap 1000 ml Sabouraud Dextrose Agar cair memerlukan 400 mg kloramfenikol, maka:
Kloramfenikol yang diperlukan untuk 90 ml Sabouraud Dextrose Agar
mg mg
ml ml
36 400
1000 90
= ´
=
Setiap 250 mg kloramfenikol dilarutkan dalam 10 ml NaCl 0,9 , maka:
NaCl 0,9 yang diperlukan
ml ml
mg mg
44 ,
1 10
250 36
= ´
=
Bridson, 1998 3 Larutan kloramfenikol 36 mg yang telah dilarutkan dalam 1,44 ml
NaCl 0,9, ditambahkan pada 90 ml Sabouraud Dextrose Agar cair untuk mencegah tumbuhnya kuman kontaminan.
4 Sabouraud Dextrose Agar cair disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit. 5 Sabouraud Dextrose Agar cair sejumlah 90 ml dituang ke dalam 3
cawan petri berdiameter 10 cm, masing-masing sebanyak 30 ml, dan dibiarkan dingin.
commit to user 29
Prosedur pembuatan Sabouraud Dextrose Agar pada uji penelitian sama dengan prosedur di atas. Sabouraud Dextrose Agar yang
dibutuhkan pada uji penelitian adalah sebanyak 8 cawan petri. c. Persiapan preparat flukonazol
1 Preparat flukonazol yang dipakai adalah Diflucan. Satu kapsul Diflucan mengandung 50 mg flukonazol.
2 Satu kapsul flukonazol 50 mg dilarutkan dengan 100 ml aquades. Pengenceran ini adalah pengenceran pertama.
ó 50 mg dalam 100 ml ó 0,5 mg1 ml
ó 500 µg1 ml 3 Kemudian dengan rumus berikut:
N
1
· V
1
= N
2
· V
2
500 · V
1
= 25 · 100 V
1
= 5 ml Jadi, untuk mendapatkan kadar flukonazol 25 µg, 5 ml dari hasil
pengenceran pertama dimasukkan ke dalam 100 ml aquades V
2
. Zona sensitivitas flukonazol 25 µg berdasarkan standar yang ada
adalah sebagai berikut: Flukonazol
: ≥ 19 mm
= sensitive :
13 – 18 mm = intermediate
: ≤ 12
= resistent Barry dan Brown, 1996
commit to user 30
2. Uji Pendahuluan a. Penanaman Candida albicans pada media
Biakan dari Candida albicans dimasukkan dalam larutan NaCl 0,9 dengan menggunakan oshe steril dan dikocok supaya homogen.
Kemudian disetarakan kekeruhannya dengan standar Brown II. Sampel cair Candida albicans sebanyak 0,2 ml diinokulasikan ke dalam tiap-
tiap cawan petri yang berisi Sabouraud Dextrosa Agar. b. Pada setiap cawan petri dibuat 4 sumuran dengan diameter 5 mm. Tiap
sumuran pada tiap cawan petri diisi dengan 0,05 ml Resik-V sabun sirih; 0,05 ml flukonazol 25 µg; 0,05 ml minyak atsiri daun sirih hijau
dengan konsentrasi 6,25, 12,5, 25, 50, 100; dan 0,05 ml minyak atsiri daun sirih merah dengan konsentrasi 6,25, 12,5,
25, 50, 100. Seluruh cawan petri diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam.
c. Zona hambatan di sekeliling sumuran diukur dengan penggaris dalam satuan mm diameter sumuran sekitar 5 mm ikut terukur. Zona
hambatan yang sesungguhnya adalah rerata dari jumlah diameter terbesar dan diameter terkecil zona hambatan.
d. Tabulasi data, yang dijelaskan lebih lanjut pada Bab hasil penelitian. e. Minyak atsiri daun sirih hijau mulai menghasilkan zona hambatan
pada konsentrasi 6,25, sedangkan minyak atsiri daun sirih merah mulai menghasilkan zona hambatan pada konsentrasi 12,5. Minyak
atsiri daun sirih hijau konsentrasi 25 sudah menghasilkan zona
commit to user 31
hambatan yang sangat lebar. Jadi, untuk uji penelitian, konsentrasi minyak atsiri kedua daun sirih yang dipakai adalah konsentrasi 10,
15, 20 dan 25. 3. Uji Penelitian
a. Penentuan Besar Sampel Dihitung dengan rumus Federer Jaya, 2009
n-1 t-1 15 Keterangan:
n : besar ulangan t : jumlah kelompok perlakuan
Karena pada penelitian ini menggunakan 10 kelompok perlakuan, maka:
n-1 t-1 15
n-1 10-1 15
n-1 9 15
9n-9 15
9n 24
n 2,67
Jadi, untuk setiap kelompok perlakuan, jumlah sampel harus lebih dari 2,64. Dalam penelitian ini digunakan 3 kali ulangan dalam setiap
kelompok perlakuan. b. Pada 3 cawan petri dibuat 4 sumuran dengan diameter 5 mm, dan 5
cawan petri lainnya dibuat 3 sumuran. Tiap sumuran pada tiap cawan
commit to user 32
petri diisi dengan 0,05 ml kontrol positif flukonazol 25 µg; 0,05 ml Resik-V sabun sirih; 0,05 ml minyak atsiri daun sirih hijau dengan
konsentrasi 25, 20, 15, dan 10 serta 0,05 ml; perasan daun sirih merah dengan konsentrasi 25, 20, 15, dan 10. Seluruh
cawan petri diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam. c. Zona hambatan di sekeliling sumuran diukur dengan penggaris dalam
satuan mm diameter sumuran sekitar 5 mm ikut terukur. d. Tabulasi data tabel 1.
e. Data yang diperoleh dilakukan uji statistik.
J . Teknik analisis data
Data yang berupa diameter zona hambatan dianalisis dengan menggunakan uji statistik non parametrik, uji Kruskal Wallis dilanjutkan
dengan Mann Whitney. Uji Kruskal Wallis adalah uji untuk membandingkan data 10
kelompok sekaligus yang tidak berhubungan α = 0,05.
Hipotesis: H
: Tidak ada perbedaan efek yang bermakna antara kesepuluh kelompok perlakuan
H
1
: Ada perbedaan efek yang bermakna antara kesepuluh kelompok perlakuan.
Pengambilan keputusan: Jika probabilitas 0.05 maka H
diterima Jika probabilitas 0.05 maka H
ditolak
commit to user 33
Uji Mann Whitney digunakan untuk membandingkan rerata diameter zona hambatan antar kelompok sehingga dapat diketahui kelompok mana
yang berbeda secara signifikan atau tidak dengan kelompok lain α = 0,05. Hipotesis:
H : Tidak ada perbedaan efek yang bermakna antara kelompok yang
dibandingkan. H
1
: Ada perbedaan efek yang bermakna antara kelompok yang dibandingkan.
Pengambilan keputusan: Jika probabilitas 0.05 maka H
diterima Jika probabilitas 0.05 maka H
ditolak Data diolah dengan menggunakan Statistical Producy and Service
Solution SPSS 17,00 for Windows Budiarto, 2002.
commit to user 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian