dimasukkan kedalam plastik harus benar-benar padat karena media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat
busuk sehingga produktifitas akan rendah. Plastik yang digunakan oleh petani di daerah penelitian adalah polipropilen PP, karena plastik polipropilen relatif
tahan terhadap panas pada proses sterilisasi. Ukuran plastik polipropilen yang digunakan bervariasi yaitu 18 cm x 30 cm, 17 cm x 40 cm, dan 20 cm x 35 cm.
Gambar 5. Pekerja Memasukkan Campuran Serbuk Kedalam Plastik Polipropilen.
4. Sterilisasi
Bahan media jamur tiram yang telah selesai dibungkus baglog kemudian disterilisasikan dengan menggunakan alat kukusan kurang lebih 8 jam. Alat
kukusan yang digunakan petani di daerah penelitian adalah yang terbuat dari drum yang dimodifikasi, beton dan plat. Tujuan dari pengukusan adalah agar bakteri
dan mikroba-mikroba liar akan mati. Petani jamur tiram didaerah penelitian banyak menggunakan drum yang dimodifikasi dibandingkan dengan menggunan
beton karena harganya yang terjangkau oleh petani.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Alat Sterilisasi yang Dimodifikasi Petani Jamur Tiram.
5. Pendinginan
Setelah disterilisasi dikukus, baglog jamur tiram harus didinginkan terlebih dahulu. Pendinginan dilakukan kurang lebih satu hari. Tujuan
dilakukannya pendinginan adalah agar bibit jamur tiram yang diinokulasi kedalam baglog tidak mati karena kepanasan.
Gambar 7. Pendinginan Baglog sebelum Inokulasi Bibit.
Universitas Sumatera Utara
6. Inokulasi Bibit
Baglog jamur tiram yang telah didinginkan siap untuk diisikan bibit. Bibit yang digunakan oleh petani di daerah penelitan adalah bibit F2 jagung, padi dan
serbuk. Dalam 1 botol bibit F2 dapat dihasilkan 35 baglog. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan inokulasi harus steril. Petani di daerah penelitian
menggunakan alkohol dan spirtus untuk mensterilkan alat-alat pada kegiatan inokulasi.
Gambar 8. Inokulasi Bibit F2.
7. Inkubasi
Baglog yang sudah diisikan bibit diletakkan didalam ruang inkubasi dengan posisi berdiri. Ruang inkubasi harus dalam keadaan bersih dan steril. Suhu
dalam ruang inkubasi berkisar 22
o
C-28 C. Tujuannya adalah agar misellium
tumbuh.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Inkubasi Baglog.
8. Penumbuhan
Setelah miselium tumbuh merata memenuhi media tumbuh jamur, maka media pun sudah siap untuk dilakukan penumbuhan. Penumbuhan dilakukan
dengan cara membuka plastik media yang sudah dipenuhi miselium. Ada dua cara yang dilakukan petani di daerah penelitian untuk membuka media yaitu dengan
membuka penutup baglog dan dengan membuat sayatan yang berbentuk huruf V.
Gambar 10. Baglog yang Sudah Dipenuhi Misellium dan Siap untuk produksi Jamur Tiram
Universitas Sumatera Utara
9. Pemeliharaan