Setelah petani membuat kumbung, petani mulai membuat media jamur tiram. Adapun teknis budidaya jamur tiram di daerah penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Pengadukan
Bahan baku utama yang digunakam oleh petani di daerah penelitian untuk pembuatan media jamur tiram adalah serbuk kayu gergaji, dedak , dan kapur
dengan komposisi yang berbeda-beda. Bahan lain yang menjadi tambahan dalam membuat media jamur tiram adalah tepung jagung. Serbuk kayu yang digunakan
harus steril dari bahan kimia. Serbuk kayu yang digunakan oleh petani adalah serbuk hasil gergajian.
Sebelum bahan-bahan tersebuk diaduk, serbuk gergaji terlebih dahulu disaring dengan menggunakan ayakan. Tujuannya adalah untuk diperoleh serbuk
gergaji yang halus. Serbuk gergaji yang halus dicampurkan dengan bahan media jamur tiram yang lain dan kemudian diaduk dengan sekop hingga merata.
Bahan-bahan tersebuk harus diaduk dengan rata agar pertumbuhan jamur seragam dan mengurangi resiko kegagalan produksi.
Gambar 3. Pengadukan Media Jamur Tiram
Universitas Sumatera Utara
2. Pengomposan
Bahan media jamur tiram yang telah diaduk dengan rata, ditambahkam air dan diaduk kembali. Petani jamur tiram di daerah penelitian tidak memiliki
takaran khusus dalam menentukan berapa banyak air diberikan. Patokan petani di daerah penelitian dalam menentukan takaran air adalah ketika bahan adukan
tersebut dikepal dengan tangan, tidak ada air yang menetes dan bahan tersebut menyatu membentuk gumpalan. Setelah itu bahan media jamur tiram didiamkan
selama beberapa hari. Lama pengomposan yang dilakukan petani di daerah penelitian adalah 1 sd 5 hari. Tujuannya adalah untuk menguraikan bahan
tersebut agar lebih mudah dicerna oleh jamur sehingga pertumbuhan jamur akan lebih baik.
Gambar 4. Pengomposan Media Pembuatan Jamur Tiram
3. Pembungkusan
Setelah pengomposan, petani di daerah penelitian memasukan serbuk kayu ke dalam plastik yang dipadatkan. Setelah dipadatkan ujung plastik diikat dengan
karet menggunakan cincin jamur atau pipa paralon. Bahan-bahan yang
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan kedalam plastik harus benar-benar padat karena media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal karena media cepat
busuk sehingga produktifitas akan rendah. Plastik yang digunakan oleh petani di daerah penelitian adalah polipropilen PP, karena plastik polipropilen relatif
tahan terhadap panas pada proses sterilisasi. Ukuran plastik polipropilen yang digunakan bervariasi yaitu 18 cm x 30 cm, 17 cm x 40 cm, dan 20 cm x 35 cm.
Gambar 5. Pekerja Memasukkan Campuran Serbuk Kedalam Plastik Polipropilen.
4. Sterilisasi