14
B. STRES KERJA
1. Definisi Stres Kerja
Stres  adalah  suatu  kondisi  yang  bersifat  dinamis  dimana  individu dihadapkan dengan kesempatan,  yang berhubungan dengan apa  yang individu
inginkan  dan  hasil  yang  didapatkan  dipersepsikan  sebagai  sesuatu  yang  tidak pasti  dan  penting.  Arti  singkatnya  adalah  stres  merupakan  proses  psikologis
yang tidak menyenangkan yang terjadi karena adanya tekanan dari lingkungan Robbins, 2013
Beehr  dan    Newman  1978  mendefinisikan  stres  kerja  sebagai  suatu kondisi  yang  muncul  karena  adanya  interaksi  antara  individu  dengan
pekerjaannya, yang dikarakterisasikan dengan adanya perubahan pada individu yang membuat individu berperilaku tidak normal.
French,  Rogers,    Cobb  dalam  Wijono  2010  mendefinisikan  stres kerja  sebagai  berikut  :
“a  misfit  between  a  person’s  skill  and  abilities  and demands  of  the  job  misfit  in  term  of  person’s  needs  supplied  by  the  job
environment.”  Kemudian  mereka  bersama  Van  Harrison  dan  Pinneau  1975 membuat  definisi  baru  menjadi
“any  characteristic  of  the  job  environment which process a threat to the individual.
” Sementara  Keenan  dan  Newton  dalam  Wijono  2010  menyatakan
bahwa  stres  kerja  adalah  hasil  dari  kekaburan  peran,  konflik  peran  dan  beban kerja yang berlebihan, Hal-hal ini dapat mengganggu prestasi dan kemampuan
individu dalam bekerja. Menurut Kavanagh, Hurst dan Rose dikuti dari Wijono
Universitas Sumatera Utara
15
2010,  stres  kerja  juga  merupakan  salah  satu  bentuk  ketidakseimbangan persepsi individu terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan.
Dari  definisi  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  stres  kerja  merupakan keadaan psikologis  yang tidak menyenangkan yang disebabkan karena adanya
tekanan dari lingkungan kerja dan adanya ketidakselarasan antara kemampuan individu dengan tuntutan pekerjaan yang dimilikinya.
2. Faktor-faktor stres kerja
Menurut  Robbins  2013  ada  beberapa  faktor  penyebab  stres  dalam pekerjaan, yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Robbins  2013  menjelaskan  bahwa  adanya  ketidakpastian lingkungan  akan  mempengaruhi  desain  dari  struktur  organisasi  dan
kemudian ketidakpastian tersebut akan mempengaruhi tingkat stres pada karyawan  yang  ada  di  organisasi  tersebut.  Terdapat  3  tipe  utama  dari
ketidakpastian lingkungan, yaitu : a.
Ketidakpastian Ekonomi Siklus  bisnis  yang  selalu  berubah  dapat  menimbulkan  terjadinya
economic uncertainties atau ketidakpastian ekonomi. Ketika keadaan ekonomi  sedang  tidak  stabil  karyawan  cenderung  terus  khawatir
akan pekerjaan mereka. Gaji yang diterima oleh  karyawan mungkin saja tidak cukup untuk membiayai kebutuhan pokok karyawan.
Universitas Sumatera Utara
16
b. Ketidakpastian Politis
Batasan  politik  menjadi  salah  satu  sumber  stres  yang  berhubungan dengan pekerjaan. Karyawan akan merasa tertekan atau stres apabila
karyawan merasa ada ancaman terhadap perubahan politik. c.
Ketidakpastian Teknologis Inovasi  baru  dapat  membuat  ketrampilan  dan  pengalaman  seorang
karyawan  akan  menjadi  sia-sia  dalam  waktu  yang  sangat  pendek oleh karena itu ketidakpastian teknologi merupakan tipe ketiga yang
dapat  menyebabkan  stres,  komputer,  robotika,  otomatisasi  dan ragam- ragam lain dari inovasi teknologis merupakan ancaman bagi
banyak organisasi yang menyebabkan stres pada karyawan. 2.
Faktor Organisasi Menurut  Robbins  2013  menjelaskan  banyak  sekali  faktor  dalam
organisasi  yang  dapat  menimbulkan  stres.  Tekanan  untuk  menghindari kekeliruan  atau  menyelesaikan  tugas  dalam  suatu  kurun  waktu  yang
terbatas,  beban  kerja  yang  berlebihan,  sehingga  dikategorikan  faktor- faktor  ini  di  sekitar  tuntutan  tugas,  tuntutan  peran  dan  tuntutan  antar
pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi dan tingkat hidup organisasi.
a. Tuntutan Tugas
Menurut  Robbins  2013  tuntutan  peran  merupakan  faktor  yang dikaitkan  pada  pekerjaan  seorang.  Faktor  ini  mencakup  desain
pekerjaan  individu,  kondisi  kerja,  dan  tata  letak  fasilitas  kerja.
Universitas Sumatera Utara
17
Keadaan  kerja  yang  tidak  sesuai  dengan  karyawan  dapat menyebabkan stres kerja.
b. Tuntutan Peran
Menurut Robbins 2013 tuntutan peran diberikan kepada seseorang sebagai  suatu  peran  yang  harus  dilaksanakan  dalam  organisasi.
Tuntutan peran  yang terjadi dapat berupa konflik peran, peran  yang berlebihan dan ambiguitas peran
c. Tuntutan Antar Pribadi
Menurut  Robbins  2007  tuntutan  antar  pribadi  diciptakan  oleh karyawan lain di perusahan. Kurangnya dukungan sosial dari kerabat
kerja  dan  hubungan  interpersonal  yang  sangat  minim  dapat menyebabkan  stres  terutama  pada  karyawan  yang  memiliki
kebutuhan sosial yang tinggi. 3.
Faktor Individual Robbins 2013 menjelaskan bahwa faktor personal pada karyawan
yang  menimbulkan  stres  kerja  adalah  masalah  keluarga,  masalah finansial dan karakteristik kepribadian individu.
Menurut  McShane  dan  Van  Glinow  2009,  stres  kerja  dapat disebabkan oleh beberapa jenis stressors, yaitu :
1. Harassment and Incivility
Salah  satu  sumber  stres  yang  paling  cepat  berkembang  dalam lingkungan kerja adalah penganiayaan secara psikologis. Penganiayaan
Universitas Sumatera Utara
18
secara psikologis di dalamnya termasuk komen secara verbal, perilaku dan  gesture  yang  mempengaruhi  harga  diri  karyawan  dan  intergritas
fisik  dan  psikologis  karyawan  yang  dapat  membuat  lingkungan  kerja menjadi tidak nyaman untuk karyawan tersebut.
2. Work Overload
Ilmuwan  pada  dulunya  memprediksi  bahwa  perkembangan  teknologi akan  membuat  jam  kerja  karyawan  akan  berkurang.  Namun,  hal
tersebut  belum  terwujud.  Banyak  karyawan-karyawan  yang  bekerja lebih  dari  50  jam  per  minggu.  Kerja  yang  berlebihan  atau  work
overload  dapat  mengakibatkan  burnout  pada  karyawan.  Hal  ini  juga dapat memicu terjadinya konflik rumah tangga, karena karyawan yang
bekerja  secara  berlebihan  memiliki  waktu  yang  sedikit  untuk menemani keluarganya.
3. Low Task Control
Efek  dari  stres  kerja  tergantung  pada  job  resources  individu.  Job resource  merepresentasikan  aspek  pekerjaan  yang  membantu
karyawan dalam mencapai  tujuan, meringankan  job  demand, danatau menstimulasi perkembangan personal individu.
Salah  satu  job  resource  yang  penting  adalah  otonomi  atau  kontrol terhadap  kecepatan  atau  langkah  di  tempat  kerja.  Low  task  control
meningkatkan  paparan  karyawan  terhadap  ancaman  burnout  karena karyawan  menghadapi  beban  kerja  yang  tidak  mampu  mereka  atasi.
Universitas Sumatera Utara
19
Yang  menjadi  stressor  utama  dari  low  task  control  adalah  beban  dan tanggung jawab yang harus ditanggung oleh karyawan.
3. Dampak Stres Kerja