Faktor-faktor intensi turnover Pengukuran Intensi Turnover

11 Menurut Medina 2012, intensi turnover adalah intensi atau keinginan karyawan untuk mencari alternatif pekerjaan lain dengan seorang atasan yang baru. Dengan kata lain, intensi turnover adalah indikator awal seseorang untuk meninggalkan pekerjaan lamanya. Intensi turnover secara umum mengacu pada keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan namun belum terwujud dalam suatu tindakan nyata. Rogelberg, 2007. Karyawan akan melihat keuntungan dari alternatif pekerjaan lain. Apabila keuntungan tersebut lebih besar, maka akan timbul niat untuk berhenti dari pekerjaan lama dan pindah ke pekerjaan baru. Namun apabila alternatif yang tersedia tidak menjanjikan, hal tersebut akan mendorong karyawan untuk tetap tinggal di pekerjaan lamanya. Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa intensi turnover adalah keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaan lamanya karena terjadi ketidakpuasan dengan pekerjaannya sekarang dan oleh karena adanya alternatif yang lebih menguntungkan di perusahaan lain.

2. Faktor-faktor intensi turnover

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi intensi turnover pada karyawan, yaitu Mobley et al., 1979: 1. Komitmen organisasi, seorang karyawan yang punya komitmen terhadap organisasi akan mempengaruhinya secara kuat untuk tetap bertahan di perusahaannya. Universitas Sumatera Utara 12 2. Peluang jangka panjang, dalam hal ini bagaimana seseorang melihat masa depannya di perusahaan. Karyawan akan bertahan bila peluang pendidikan dan karir diberikan oleh perusahaan. 3. Kepuasan kerja, seorang karyawan yang mempunyai kepuasan kerja tinggi tidak akan meninggalkan perusahaan, namun juga berlaku sebaliknya. 4. Stres kerja, jika karyawan mengalami stres tinggi, maka cenderung akan meninggalkan perusahaan. 5. Keadilan, perlakuan secara adil bagi seluruh karyawan akan meneguhkan karyawan semakin loyal terhadap perusahaan dan akan tetap bertahan. Sesuai dengan faktor di atas, dapat dilihat bahwa stres kerja merupakan salah satu faktor penyebab intensi turnover. Hal ini dapat disebabkan oleh karena stres kerja merupakan faktor krusial yang mempengaruhi kepuasan kerja dan komitmen orginasasi karyawan yang kemudian menjadi prediktor turnover Mosadeghrad, 2013.

3. Pengukuran Intensi Turnover

Intensi merupakan variabel terdekat dengan perilaku nyata yang akan dilakukan seseorang Fishbein dan Ajzen dalam Novliadi, 2007. Apabila intensi dikaitkan dengan perilaku turnover, maka dapat disimpulkan bahwa intensi turnover turnover intention adalah prediktor terhadap perilaku turnover pada karyawan. Pengukuran intensi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Fishbein dan Ajzen dalam Novliadi, 2007 mengemukakan bahwa pengukuran intensi secara langsung menekankan pada isi intensi atau Universitas Sumatera Utara 13 spontanitas keinginan untuk melakukan suatu perilaku tertentu tanpa memperhatikan proses yang mendahului terbentuknya intensi tersebut. Sedangkan, pengukuran intensi secara tidak langsung berdasarkan kerangka konseptual pembentukan perilaku. Fishbein dan Ajzen 1975 menyatakan bahwa intensi memiliki 2 aspek utama, yaitu attitude towards behavior dan subjective norm. Sikap pribadi terhadap perilaku attitude towards behavior merupakan penilaian individu terhadap konsekuensi suatu perilaku. Sikap ini cenderung muncul dari dalam individu. Individu akan memiliki intensi untuk melakukan suatu perilaku apabila individu menganggap perilaku tersebut positif dan dapat menghasilkan sesuatu yang menguntungkannya. Sedangkan norma subjektif subjective norm merefleksikan pengaruh dan tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Individu akan melakukan suatu perilaku apabila individu tersebut percaya bahwa orang-orang di sekitarnya memandang perilaku tersebut layak untuk dilakukan. Ajzen 2005 kembali menambahkan aspek ketiga dari intensi, yaitu perceived behavioral control. Perceived behavioral control merupakan persepsi individu terhadap kontrol yang dimilikinya sehubungan dengan perilaku tertentu Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin favorable sikap pribadi dan norma subjektif individu terhadap perilaku turnover, maka semakin tinggi intensi individu untuk mewujudkan perilaku turnover. Universitas Sumatera Utara 14

B. STRES KERJA