41
terhadap variabel tergantung intensi turnover. Variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linear apabila p 0,05 untuk linearity.
Hasil uji liniearitas dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Asumsi Linearitas Variabel
p Keterangan
Intensi turnover Stres Kerja
0,00 Linear
Tabel di atas menunjukkan hasil uji linearitas pada kedua variabel. Dengan nilai linearity p 0,00 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Hasil uji SPSS dapat dilihat pada lampiran 8.
C. HASIL UTAMA PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara stres kerja dengan intensi turnover. Hipotesa statistik
dalam penelitian ini adalah : H
: p 0,05, artinya tidak ada hubungan positif antara stres kerja dengan intensi turnover
H
1
: p 0,05, artinya terdapat hubungan positif antara stres kerja dengan intensi turnover
Universitas Sumatera Utara
42
Hasil uji korelasi Pearson Product Moment dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment Analisis
Pearson Correlation r Signifikansi p
Korelasi Pearson Product Moment
0,683 0,000
Dari hasil pengolahan data, didapatkan korelasi sebesar r = 0,683 dengan nilai signifikansi p = 0,000. Oleh karena itu, hasil uji korelasi
memiliki arti bahwa H0 ditolak dengan p 0,00 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara stres kerja dengan
intensi turnover. Hasil uji SPSS dapat dilihat pada lampiran 9.
D. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN
Penyebaran subjek berdasarkan kategori skor dilampirkan pada deskripsi data penelitian. Berdasarkan data yang didapatkan, perbandingan
data empiris dan data hipotetik dari variabel intensi turnover dan stres kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 9. Perbandingan Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel
Nilai Empirik Nilai Hipotetik
Min Max
Mean SD
Min Max
Mean SD
Intensi Turnover
58 147
102,46 27,433
42 210
126 28
Stres Kerja 55
130 85,08
21,136 38
190 114
25,3 Dalam penelitian ini, kategorisasi yang dilakukan menggunakan dua
jenis norma untuk variabel yang berbeda. Norma untuk stres kerja terbagi
Universitas Sumatera Utara
43
atas tiga kategori yaitu : tinggi, sedang, rendah. Sedangkan norma untuk intensi turnover terbagi atas tiga kategori yaitu : tinggi, sedang, rendah.
1. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Stres Kerja
Norma kategorisasi data penelitian stres kerja yang digunakan adalah menggunakan rumus standar deviasi sebagai berikut :
Tabel 10. Norma Kategorisasi Data Penelitian Stres Kerja Rentang Nilai
Kategorisasi
X μ -1.0 SD Rendah
μ -1.0SD ≤ X ≤ μ +1.0 SD Sedang
X μ +1.0 SD Tinggi
Berdasarkan norma di atas, kategorisasi skor stres kerja secara umum adalah sebagai berikut :
Tabel 11.Kategorisasi Data Penelitian Stres Kerja
Rentang Nilai Kategorisasi
Jumlah Persentase
88,7 Rendah
31 59,62
88,7 – 139,3
Sedang 21
40,38 139,3
Tinggi
Total 100
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat 31 responden 59,62 yang memiliki stres kerja yang rendah. Sebanyak 21 responden 40,38 yang masuk
pada kategori tingkat stres kerja sedang dan tidak ada responden yang memiliki stres kerja yang tinggi.
2. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Intensi Turnover
Norma kategorisasi data penelitian perilaku intensi turnover menggunakan rumus standar deviasi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 12. Norma Kategorisasi Data Penelitian Intensi Turnover Rentang Nilai
Kategorisasi
X μ -1.0 SD Rendah
μ -1.0SD ≤ X ≤ μ +1.0 SD Sedang
X μ +1.0 SD Tinggi
Berdasarkan norma di atas, kategorisasi skor intensi turnover secara umum adalah sebagai berikut :
Tabel 13. Norma Kategorisasi Data Penelitian Intensi Turnover Rentang Nilai
Kategorisasi Jumlah
Persentase
98 Rendah
20 38,46
98 – 154
Sedang 32
61,54 154
Tinggi
Total 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada responden 0 yang memiliki tingkat intensi turnover yang tinggi. Terdapat 20 responden 38,46
yang memiliki tingkat intensi turnover rendah dan 32 orang 61,54 memiliki tingkat intensi turnover sedang.
E. PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada karyawan Bank di Medan dengan jumlah responden sebanyak 52 orang. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel stress kerja dan intensi turnover. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan
positif yang kuat dan signifikan antara stress kerja dengan intensi
Universitas Sumatera Utara
45
turnover dengan koefisien korelasi sebesar 0,683 dan signifikansi p sebesar 0,000.
Hubungan positif artinya semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan maka semakin tinggi intensi turnover. Menurut Bickford 2005,
intensi turnover merupakan salah satu akibat dari stress kerja yang dialami oleh karyawan. Nasrin Arshadi dan Hojat Damiri 2013 juga
mengungkapkan terdapat hubungan positif antara stress kerja dengan intensi turnover. Stres kerja yang berlebihan membuat karyawan ingin
segera meninggalkan tempat dia tempat bekerja. Ada beberapa hal yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini.
Pertama, karyawan di Bank di Medan memiliki tingkat stres kerja yang rendah sehingga intensi karyawan untuk melakukan turnover juga tidak
tinggi. Hal ini dapat terlihat pada kategorisasi stres kerja. Dapat dilihat bahwa tingkat stres kerja karyawan bank berada pada kategori rendah
59,62 dan sisanya 40,38 berada pada kategori sedang. Kategori ini menunjukkan bahwa karyawan Bank di Medan tidak memiliki gangguan
psikologis, fisik dan perilaku di tempat kerja. Salah satu alasan stres kerja rendah di Bank di Medan adalah gaji yang besar. Menurut Robbins 2013,
salah satu faktor penyebab stres kerja pada karyawan adalah ketidakpastian ekonomi. Karyawan yang memiliki gaji yang rendah
mungkin takut tidak bisa mencukupi kebutuhan pokoknya. Namun, menurut salah seorang karyawan bank di Medan gaji mereka bahkan
untuk pegawai junior bisa lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
46
lainnya. Hal ini bisa menjadi faktor stres kerja yang rendah pada karyawan Bank di Medan.
Berdasarkan kategorisasi intensi turnover, sebanyak 38,46 karyawan memiliki intensi turnover rendah dan sisanya 61,54 memiliki intensi
turnover yang sedang. Tidak ada karyawan yang memiliki tingkat intensi turnover yang tinggi. Tingkat intensi turnover yang sedang bisa
disebabkan oleh faktor lain bukan hanya stres kerja. Usia bisa menjadi faktor yang mempengaruhi keinginan karyawan untuk melakukan intensi
turnover. Menurut Nitisemito dalam Saragih 2011, apabila umur semakin tinggi maka intensi turnover akan menurun. Alternatif pekerjaan yang
semakin sedikit, penghasilan tinggi dan tunjangan pensiin yang lebih menarik membuat karyawan yang memiliki usia lebih tinggi memiliki
intensi turnover yang rendah. Dari hasil kategorisasi, dapat dilihat bahwa 53,84 karyawan memiliki umur yang lebih muda yaitu sekitar 19
– 22 tahun. Faktor umur ini bisa menjadi salah satu alasan intensi turnover pada
karyawan Bank di Medan tergolong dalam kategori sedang. Karyawan yang lebih muda umumnya memiliki alternatif pekerjaan yang lebih
banyak sehingga lebih mudah untuk melakukan turnover.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dalam bentuk poin serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya dengan variabel yang serupa.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Adanya hubungan positif antara stres kerja dengan intensi turnover
yang artinya, semakin tinggi tingkat stres kerja karyawan maka semakin tinggi juga tingkat intensi turnover karyawan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat stres kerja karyawan maka semakin rendah tingkat intensi turnover karyawan.
2. Secara keseluruhan, karyawan Bank di Medan memiliki stres kerja
dalam kategori rendah yaitu 59,62 dan sisanya berada dalam kategori sedang yaitu 40,38.
3. Secara keseluruhan, karyawan Bank di Medan memiliki intensi
turnover sedang yaitu 61,54 dan sisanya berada dalam kategori rendah 38,46 .
Universitas Sumatera Utara