- Jumlah aset World Bank membagi UKM ke dalam 3 jenis dengan kriteria-kriteria UKM di
negara-negara dan lembaga asing, yaitu: 1.
Medium Enterprise, dengan kriteria: - Jumlah karyawan maksimal 300 orang.
- Pendapatan setahun hingga sejumlah Rp 150.000.000.000,00. - Jumlah aset hingga sejumlah Rp 150.000.000.000,00.
2. Small Enterprise, dengan kriteria:
- Jumlah karyawan kurang dari 30 orang. - Pendapatan setahun tidak melebihi Rp 30.000.000.000,00.
- Jumlah aset tidak melebihi Rp 30.000.000.000,00. 3.
Micro Enterprise, dengan kriteria : - Jumlah karyawan kurang dari 10 orang.
- Pendapatan setahun tidak melebihi Rp 1.000.000.000,00. - Jumlah aset tidak melebihi Rp 1.000.000.000,00.
2.2.2. Konsep Pengembangan UKM
Pembangunan dan pertumbuhan usaha kecil dan menengah UKM merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Menurut
Tambunan 2002, disebutkanbahwadi Indonesia, peran UKMbagi pembangunan ekonomi nasional sangatlah penting. Hal ini dilihat dari jumlah unit usahanya
yang sangat banyak dan terdapat di semua sektor ekonomi serta memberikan
Universitas Sumatera Utara
kontribusi yang besar terhadap kesempatan kerja dan pendapatan, khususnya di daerah perdesaan dan bagi keluarga berpendapatan rendah.
Menurut Hoselitz dalam Dwi Prasetyani 2006 menyebutkan bahwa kunci utama keberhasilan UKM dalam bertahan menghadapi berbagai krisis adalah
karena karakteristik UKM yang cenderung berbiaya rendah. Selain itu letak dan produk UKM yang spesifik juga membuat para pelaku UKM berbeda serta
memiliki pangsa pasar tersendiri. Dalam memproduksi barang maupun jasa lebih mudah beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas inilah yang
menyebabkan para pelaku mampu bertahan dalam jangka waktu yang relatif panjang.
Dari berbagai konsep mengenai pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi khususnya pemberdayaan UKM, Sriyana 2010 dalam jurnal ilmiahnya
menyatakan ada beberapa pilihan strategi yangdilakukan dalam pemberdayaan UKM, yaitu:
1. Kemudahan dalam Akses Permodalan
Bank diharapkan tidak lagi hanya memburu perusahaan-perusahaan yang telah mapan, akan tetapi juga menjadi pelopor untuk
mengembangkan potensi perekonomian dengan menumbuhkan wirausahawan melalui dukungan akses permodalan bagi
pengembangan wirausaha barudi sektor UKM. 2.
Bantuan Pembangunan Prasarana Dengan tersedianya prasarana pemasaranatau transportasi dari lokasi
produksi ke pasar, akan mengurangi rantai pemasaran dan pada
Universitas Sumatera Utara
akhirnya akan meningkatkan penerimaan petani dan pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah. Artinya, dari sisi
pemberdayaan ekonomi, maka proyek pembangunan prasarana pendukung desa tertinggal, sangatlah strategis.
3. Pengembangan Skala Usaha
Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah dilakukan dengan suatu pendekatan terhadap kelompok bukan melalui pendekatan
individual. Karena pada masyarakat ekonomi lemah, sangat sulit mencapai akumulasi kapital sehinggaharus dilakukan bersama-sama
dalam wadah kelompok atau usaha bersama. Pengelompokan dan pengorganisasian ekonomi dapat diarahkan pada kemudahan untuk
memperoleh akses modal ke lembaga keuangan yang telah ada, dan untuk membangun skala usaha yang ekonomis.
4. Pengembangan Jaringan Usaha, Pemasaran dan Kemitraan Usaha
Melakukan kontak dengan berbagai pusat-pusat informasi bisnis, asosiasi-asosiasi dagang baik di dalam maupun di luar negeri,
pendirian danpembentukan pusat-pusat data bisnis UKM serta pengembangan situs-situs UKM di seluruh kantor perwakilan baik
pemerintah di dalam negeri maupun luar negeri. 5.
Pengembangan Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai cara seperti
pendidikan dan pelatihan, seminar dan lokakarya, on the job training, pemagangan dan kerja sama usaha. Selain itu, juga perlu diberi
Universitas Sumatera Utara
kesempatanuntuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan
Hafsah, 2004. 6.
Peningkatan Akses Teknologi Strategi yang perlu dilakukan dalam peningkatan akses teknologi bagi
pengembangan usaha kecil menengah adalah memotivasi berbagai lembaga penelitian teknologi yang lebih berorientasi untuk
peningkatan teknologi sesuai kebutuhan UKM, pengembangan pusat inovasi desain sesuai dengan kebutuhan pasar, pengembangan pusat
penyuluhan dan difusi teknologi yang lebih tersebar ke lokasi-lokasi Usaha Kecil Menengah dan peningkatan kerjasama antara asosiasi-
asosiasi UKM dengan perguruan tinggi atau pusat-pusat penelitian untuk pengembangan teknologi UKM.
7. Mewujudkan iklim bisnis yang lebih kondusif
Memfasilitasi terselenggaranaya lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan dan non diskriminatif bagi
keberlangsungan dan peningkatan kinerja UKM. Selain itu perlu ada tindakan untuk melakukan penghapusan berbagai pungutan yang tidak
tepat, keterpaduan kebijakan lintas sektoral, serta pengawasan dan pembelaan terhadap praktek-praktek persaingan usaha yang tidak
sehat dan didukung penyempurnaan perundang-undangan serta pengembangan kelembagaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Pola Pemasaran