Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. Teknik Menumbuhkan Motivasi

mengutamakan kegiatan mereka pada aktifitas-aktifitas akademik. Siswa dengan locus of control internal lebih termotivasi untuk meraih prestasi daripada siswa dengan locus of control eksternal. Dari teori yang dikemukakan para ahli di atas dapat diambil satu rumusan tentang LOC pada diri seseorang. Bahwa LOC mempengaruhi usaha seseorang, yaitu LOC internal cenderung lebih banyak melakukan usaha daripada mereka yang mempunyai LOC eksternal. Oleh karena itu seseorang yang mempunyai LOC internal mempunyai daya tahan tinggi dalam bekerja dan belajar termasuk mencari beberapa alternative dalam pemecahan masalah. Teori locus of control menggambarkan perbedaan-perbedaan keyakinan individual tentang control-kontrol apabagaimana dalam menghadapi kejadian- kejadian sehari-hari mereka. Orang yang mempunyai locus of control eksternal percaya bahwa tekanan-tekanan dari pihak mereka sendiri lebih mengontrol apa yang menjadi tindakan-tindakan mereka apakah hal-hal itu akan menghasilkan sebuah kegagalan atau kesuksesan. Orang yang mempunyai locus of control internal percaya bahwa mereka mengontrol diri mereka sendiri pada tindakan- tindakan mereka.

c. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

1 Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga tanpa dipelajari. Misalnya dorongan makan, minum, dorongan minum, dorongan seksual, Frandsen dalam Sadirman, 2007 : 77 memberi istilah Phsycologisal drives. 2. Motif yang dipelajari disini motif timbul karena dipelajari. Contoh dorongan untuk belajar dan mengajar. Disebut juga motif sosial sehingga diistilahkan dengan Affiliative needs. 1 Motivasi jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah adalah reflek, insting, otomatis, nafsu, sedang yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 2 Motivasi intrinsik dan ekstrinsik. 1 Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Contoh seorang siswa melakukan belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruksi, sehingga motivasi muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan yang esensial bukan sekedar simbul dan seremonial balaka. 2 Motivasi ekstrinsik adalah aktifnya atau berfungsinya motif karena adanya rangsangan dari luar. Contoh siswa belajar karena akan menghadapi ujian dengan harapan nilai baik mendapat pujian atau hadiah.

d. Teknik Menumbuhkan Motivasi

Khususnya dalam kegiatan belajar ada berbagai macam cara untuk menumbuhkan motivasi belajar antara lain : 1 Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru mencapai angkanilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada report angkanya yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimiliki kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswi yang mengingikan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung dalam Satriap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga ketrampilan dan afeksinya. Menurut Hamalik 1992 pemberian angka dalam prestasi akademik akan menimbulkan dua hal yaitu angka baik dan angka jelek. Angka jelek akan menimbulkan rasa rendah diri dan tidak semangat terhadap aktifitas-altifitas pembelajaran disekolah. 2 Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar. 3 Saingankompetisi Saingan atau kompetisi dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. Menurut Hamalik 1992 ada tiga jenis persaingan efektif yaitu kompetisi interpersonal, kompetisi kelompok dan kompetisi dengan diri sendiri. 4 Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai suatu prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan harga diri, begitu juga untuk siswa di subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. 5 Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering misalnya Satriap hari karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka, maksudnya mungkin kalau akan ulangan harus diberikan kepada siswanya. 6 Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. 7 Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik, pemberiaanya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8 Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. 9 Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingakan segal sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. 10 Minat Didepan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. 11 Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Disamping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Mungkin pada mulanya, karena ada sesuatu bentuk motivasi siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar.

e. Fungsi Motivasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA KEPERAWATAN DI PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

13 65 158

HUBUNGAN ANTARA MINAT, MOTIVASI DAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PRODI D III FISIOTERAPI POLTEKKES SURAKARTA

1 6 87

HUBUNGAN INTENSITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SI KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

0 5 121

KONTRIBUSI PENGGUNAAN BUKU AJAR DAN MINAT MAHASISWA UNTUK BELAJAR MANDIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR Kontribusi Penggunaan Buku Ajar Dan Minat Mahasiswa Untuk Belajar Mandiri Terhadap Prestasi Belajar Akunta

0 2 12

INTELEGENSIA MENENTUKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI D III KEBIDANAN

0 0 9

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN HAMIL PADA MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

0 0 10

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASKEB II MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA Hutari Puji Astuti1

0 0 7

PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 20162017

0 3 24

PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 20142015

0 3 27

HUBUNGAN MINAT MENJADI NERS DENGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN PRESTASI MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Minat Menjadi Ners dengan Kebiasaan Belajar dan Prestasi Mahasiswa Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta - DIG

0 0 15