5. Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Book to Market Ratio, dan Momentum secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat return
saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 1.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan jumlah sampel yang listing sebanyak 18 perusahaan.
2. Penelitian ini hanya menggunakan Debt to Equity Ratio, Ukuran
Perusahaan, Book to Market Ratio, dan Momentum dalam mengukur pengaruh return saham sementara masih banyak rasio-rasio keuangan
lainnya dan faktor-faktor lain dan seperti Net Profit Margin, Return On Equity, Net Interest Margin, Profitabilitas, dll yang dapat dipakai untuk
memprediksi tingkat return saham. 3.
Periode pengamatan yang hanya tiga tahun 2009-2011 menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.
5.3 Saran
Beberapa saran yang dapat dikemukakan peneliti berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain:
1. Mengingat dalam menganalisa faktor fundamental sangat penting dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan dana ke dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan maka disarankan kepada investor agar memahami dengan baik variabel atau kondisi yang mempengaruhi faktor fundamental
perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian
sejenis, dapat menambahkan variabel bebas independen yang lain seperti Net Profit Margin, Return On Equity, Net Interest Margin,
Profitabilitas, dll yang dapat dipakai untuk memprediksi tingkat return saham dan memperbanyak periode yang digunakan dalam penelitiannya
agar penelitian dapat lebih digeneralisasi dan memberikan kesimpulan yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham
Menurut Jogiyanto 2000:107, return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa :
1. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan
return ekspektasi expected return dan risiko di masa datang.
2. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return ekspektasi sifatnya
belum terjadi.
Menurut Brigham et al., 1999:192, pengertian dari return adalah “measure the financial performance of an investment”
.
Pada penelitian ini, return digunakan pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu
perusahaan.
Menurut Jones, 2000:124 “Return is yield and capital gain loss” 1 Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang
saham dalam bentuk deviden, 2 Capital gain loss, yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dan harga saham pada saat penjualan. Hal
tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan 2000: 5 yang menyatakan bahwa .return from investment security is cash flow and capital gainloss..
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham
Universitas Sumatera Utara
investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gainloss.
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk meningkatkan nilai kekayaan dengan cara memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko
yang dihadapinya. Return saham yang tinggi mengidentifikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Return saham memungkinkan seorang
investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham pada tingkatan
pengembalian yang diinginkan. Disisi lain, return pula memiliki peran yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari sebuah saham.
Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total total return, return relatif return relative, kumulatif return
return cumulative, dan return disesuaikan adjusted return. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode
tertentu. Return total yang sering disebut dengan return saja terdiri atas capital gain loss dan yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari
harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu. Untuk saham, capital gain terjadi jika harga saham pada periode tertentu lebih tinggi dari
periode sebelumnya. Sebaliknya jika harga saham pada periode tertentu lebih rendah dari periode sebelumnya maka akan terjadi capital loss, sedangkan
yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Debt To Equity Ratio
Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio
mencerminkan besarnya proporsi antara total debt total hutang dengan total shareholder’s equity total modal sendiri. Total debt merupakan total
liabilities baik utang jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri total modal saham yang
di setor dan laba yang ditahan yang dimiliki perusahaan. Menurut Darsono 2005:54
, “Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman”. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya
2.1.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total asset perusahaan. Menurut Astuti dan Zuhrotun 2007:124,
“perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi
keuangannya juga sudah stabil”. Dengan demikian, perusahaan yang besar mempunyai biaya produksi
informasi yang lebih rendah daripada perusahaan kecil.Suatu perusahaan besar dan mapan akan mudah untuk menuju ke pasar modal. Karena kemudahan
Universitas Sumatera Utara
untuk berhubungan dengan pasar modal maka berarti fleksibilitas lebih besar dan tingkat kepercayaan investor juga lebih besar karena mempunyai kinerja
operasional yang lebih besar. Perusahaan besar mampu menarik minat investor yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil karena
mempunyai fleksibilitas penempatan investasi yang lebih baik. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total
aset. Hal ini dikarenakan besarnya total aset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan
nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aset perlu diproksikan menjadi logaritma natural total aset.
2.1.4 Book To Market Ratio
Book to market ratio adalah nilai perbandingan antara nilai buku book value perusahaan terhadap nilai pasarnya market value. Book to market
ratio merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perusahaan melalui harga pasarnya. Semakin rendah nilai book to
market ratio, menandakan semakin tinggi perusahaan dinilai oleh investor Saputra dan Murtini dalam Trisnadewi, 2012.
Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi dipasar saham pada saat- saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar saham. Sedangkan nilai buku menunjukkan aktiva bersih net asset yang dimiliki oleh pemegang
saham, sama dengan total ekuitas pemegang saham. Perusahaan yang berjalan
Universitas Sumatera Utara
baik biasanya memiliki rasio book to market dibawah 1, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.
Beberapa alasan investor menggunakan book to market ratio di dalam menganalisis investasi antara lain Fitriati, 2010:
1. Book value memberikan pengukuran yang relatif stabil, untuk
dibandingkan dengan market price. Untuk investor yang tidak mempercayai estimasi discounted cash flow, book value dapat
menjadi benchmark dalam memperbandingkan dengan market price.
2. Karena standar akuntansi yang hampir sama pada setiap perusahaan,
book to market ratio bisa dikomparasikan dengan perusahaan lain yang berada pada satu sektor, untuk mengetahui apakah perusahaan
tersebut masih undervalue atau sudah overvalue.
3. Perusahaan dengan earnings negatif, sehingga tidak bisa dinilai
dengan menggunakan earning-price ratio, dapat dievaluasi dengan menggunakan book to market ratio. Perusahaan yang mempunyai
book value negatif, lebih sedikit daripada perusahaan yang mempunyai earnings negatif.
2.1.5 Momentum
Dalam investopedia, momentum diartikan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas yang merupakan kelanjutan dari tren. Investor akan
membeli saham ketika harga terus naik, dan menjual sahamnya ketika pergerakan naiknya telah melemah dan berbalik arah. Indikator yang
digunakan adalah nilai penutupan periode saat ini terhadap nilai penutupan periode sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai positif, berarti telah
terjadi kenaikan tren naik. Investor yang mengacu pada momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di bursa.
Jika saham diperkirakan akan mengalami kenaikan bullish, investor akan membeli saham dan menjualnya ketika bursa akan mengalami penurunan
bearish. Perkiraan saham akan mengalami kenaikan atau penurunan dilihat
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan pada kinerja saham tersebut di masa lalu. Perilaku ini disebut juga dengan market timing investment strategy.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Fitriati 2010 melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara distress risk, firm size, dan book to market ratio terhadap return saham. Penelitian
Fitriati tersebut mengambil sampel sebanyak 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005
– 2008. Dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa adanya pengaruh antara variabel distress risk, firm
size secara negatif terhadap return saham, serta adanya pengaruh variabel book to market ratio secara positif terhadap return saham.
Hermawan 2012 melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara debt to equity ratio, earning per share dan net profit margin terhadap
return saham. Penelitian tersebut mengambil sampel dari perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2008-2010. Dalam penelitian tersebut ditunjukkan
bahwa terdapat pengaruh antara debt to equity ratio dan earning per share secara parsial terhadap return saham, sedangkan net profit margin secara parsial tidak
berpengaruh terhadap return saham. Darusman 2012 melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara
variabel firm size, book to market ratio, price earning ratio, dan momentum terhadap return saham. Penelitian ini Darusman tersebut mengambil sampel
sebanyak 27 perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 selama periode 2009-2011. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa secara parsial return saham
dipengaruhi oleh variabel momentum. Sedangkan variabel lainnya yaitu firm size,
Universitas Sumatera Utara
book to market ratio, price earning ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Pada tahun yang sama, penelitian Syahputra 2012 yang meneliti mengenai pengaruh ukuran perusahaan, book to market ratio dan momentum
terhadap return saham pada 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009
– 2011 menunjukkan bahwa ada dua variabel independen yang berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran
perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel book to
market ratio. Selain itu, dalam penelitian ini dibuktikan juga bahwa secara simultan terdapat pengaruh ketiga variabel independennya yaitu ukuran
perusahaan, book to market ratio dan momentum secara signifikan terhadap return saham.
Tinjauan penelitian terdahulu secara lebih jelas ditampilkan pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 REVIEW PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti Judul
Variabel Kesimpulan
Ika Rosyada
Fitriati 2010
Analisis Hubungan
Distress Risk, Firm Size, Dan
Book To Market Ratio
Dengan Return Saham
Independen: Distress Risk, Firm Size, Dan
Book To Market Ratio Dependen: Return Saham
Terdapat pengaruh antara variabel
distress risk, firm size secara negatif
terhadap return saham, serta adanya
pengaruh variabel book to market
ratio secara positif terhadap return
saham.
Universitas Sumatera Utara
Dery Darusman
2012 Analisis
Pengaruh Firm Size, Book to
Market Ratio, Price Earning
Ratio, dan Momentum
Terhadap Return
Portofolio Saham
Independen: Firm Size, Book to
Market Ratio, Price Earning Ratio, dan
Momentum Dependen: Return Saham
Hanya variabel momentum yang
memiliki pengaruh terhadap return
saham, sedangkan variabel lainnya
yaitu firm size, book to market ratio,
price earning ratio tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
return saham. Hermawan
2012 Pengaruh Debt
To Equity Ratio, Earning
Per Share Dan Net
Profit Margin Terhadap
Return Saham Independen: Debt To
Equity Ratio, Earning Per Share dan Net
Profit Margin Dependen: Return Saham
Debt to equity ratio dan earning per
share secara parsial
berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan net profit margin
secara parsial tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Rizky Syahputra
2012 Pengaruh
Ukuran Perusahaan,
Book To Market Ratio
Dan Momentum
Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia Independen: Ukuran
Perusahaan, Book To Market Ratio Dan
Momentum Dependen: Return Saham
Variabel ukuran perusahaan dan
momentum secara parsial memiliki
pengaruh signifikan terhadap return
saham, sedangkan book to market
ratio tidak brepengaruh
signifikan terhadap return saham.
Secara simultan terdapat pengaruh
ukuran perusahaan, book to market
ratio dan momentum secara
signifikan terhadap return saham.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual