BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Perusahaan yang
dijadikan sampel berjumlah 18 perusahaan. Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimun, mean, dan standar deviasi. Statistik deskriptif
akan dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1 STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DER
54 .07
2.27 .8881
.61727 Ukuran Perusahaan
54 6.38
9.78 7.9696
.83775 Book to Market Ratio
54 .17
4.56 1.2685
1.00346 Momentum
54 -230.00
1395.00 146.0556
271.55738 Return Saham
54 -.58
8.26 .6657
1.32701 Valid N listwise
54
Sumber : Output SPSS, diolah oleh Peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa : 1.
Rata-rata dari debt to equity ratio adalah 0,8881 dengan standar deviasi 0,61727 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai tertinggi debt to
equity ratio adalah 2,27 sedangkan nilai terendah adalah 0,07. 2.
Rata-rata dari ukuran perusahaan adalah 7,9696 dengan standar deviasi 0,83775 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai ukuran perusahaan
tertinggi adalah 9,78 sedangkan nilai terendah adalah 6,38. 3.
Rata-rata dari book to market ratio adalah 1,2685 dengan standar deviasi 1,00346 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai tertinggi
book to market ratio adalah 4,56 sedangkan nilai terendah adalah 0,17. 4.
Rata-rata dari momentum adalah 146,0556 dengan standar deviasi 271,55738 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai tertinggi
momentum adalah 1395 sedangkan nilai terendah adalah -230.
5. Rata-rata dari return saham adalah 0,6657 dengan standar deviasi
1,32701 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai tertinggi momentum
adalah 8,26 sedangkan nilai terendah adalah -0,58. 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah
dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien Best Linear Unbiased Estimator. Pengujian asumsi klasik dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali 2005, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Berdistibusi normal. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.
Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
4.2.2.1. Uji Normalitas
Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak.
Ghozali 2005, memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov
Smirnov yang dapat dilihat dari: a nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data
adalah tidak normal, b nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data
adalah normal. Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Data residual berdistribusi normal, dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .98925580
Most Extreme Differences Absolute
.207 Positive
.207 Negative
-.175 Kolmogorov-Smirnov Z
1.523 Asymp. Sig. 2-tailed
.019 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS, diolah oleh Peneliti, 2013 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan
probabilitas = 0.019. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis
karena 0.019 0,05. Pada pengujian normalitas dengan analisis statistik dapat ketahui bahwa data yang digunakan oleh peneliti tidak berdistribusi
normal sehingga data ini tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode transformasi
data untuk menormalkan data penelitian. Menurut Gh ozali 2005:32, “data
yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal”. Salah satu trasformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan
mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10 atau logaritma natural LN. Hasil transformasi data ke logaritma natural dapat dilihat pada
lampiran. Setelah dilakukan transformasi, peneliti melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat kembali apakah data penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini telah berdistribusi normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas setelah transformasi dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.3 HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .79123521
Most Extreme Differences Absolute
.092 Positive
.092 Negative
-.081 Kolmogorov-Smirnov Z
.581 Asymp. Sig. 2-tailed
.888 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov
seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov
–Smirnov sebesar 0,581 dan signifikan lebih dari 0,05 karena Asymp. Sig. 2-tailed 0,888 dari 0,05. Nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak yang berarti data residual telah berdistribusi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini
turut dilampirkan grafik histrogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 HISTOGRAM
Sumber : Output SPSS, diolah oleh Peneliti, 2013 Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi
secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri
maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar
4.2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 UJI NORMALITAS DATA
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Menurut Ghozali 2005, pendeteksian normalitas dapat dilakukan
dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data titik menyebar di sekitar dan
mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena
secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.
4.2.2.2. Uji Multikolinieritas
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:
1 nilai tolerence dan lawannya, 2 Variance Inflatin Factor VIF.
Universitas Sumatera Utara
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerence. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence
0,10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2005.
Tabel 4.4 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -1.149
3.226 -.356
.724 DER
-.026 .146
-.021 -.180
.858 .770
1.299 Ukuran
Perusahaa n
-1.684 1.528
-.124 -1.103
.278 .794
1.260 Book to
Market Ratio
.347 .239
.207 1.451
.156 .494
2.025 Momentu
m .851
.113 .896
7.503 .000
.707 1.414
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas
dari adanya multikolinieritas. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai Tolerance atau VIF. Masing-masing
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Tolerence yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari VIFnya, bahwa
masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam variabel bebasnya.
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali 2005 menyatakan “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan
keputusannya menurut Ghozali 2005 adalah sebagai berikut: 1.
jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur
bergelombang, melebar
kemudian menyempit,
maka mengindikasikan
telah terjadi
heteroskedastisitas. 2.
jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi tingkat return saham perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu debt to equity ratio, ukuran perusahaan, book to market ratio, dan
momentum.
4.2.2.4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang
datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto 2009, untuk melihat ada tidaknya
autokorelasi dilihat dari: 1 angka D-W dibawah
–2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.5 HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .804
a
.647 .607
.83523 1.361
a. Predictors: Constant, Momentum, DER, Ukuran Perusahaan, Book to Market Ratio b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Output SPSS, diolah oleh peneliti, 2013 Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian.
Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai
Durbin-Watson D-W sebesar 1,361. Angka D-W di antara -2 sampai +2 yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari
2. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.
4.3 Analisis Regresi