2.5 Pola Hubungan Pertumbuhan dengan Produksi Metabolit Sekunder
Barz et al. 1977, hubungan pertumbuhan dengan produksi metabolit sekunder dapat dikelompokkan menjadi 5 pola, yaitu:
1. Produksi metabolit sekunder terjadi pada fase lag, misalnya produksi
antrakuinon pada kultur suspensi sel M. citrifolia. 2.
Produksi metabolit sekunder terjadi pada fase akselerasi, misalnya produksi asam sinamat pada kultur suspensi sel Daucus carota.
3. Produksi metabolit sekunder sejajar dengan pertumbuhan sel, misalnya
produksi serpentin pada kultur suspensi sel Catharanthus. 4.
Produksi metabolit sekunder terjadi setelah sel memasuki fase stasioner, misalnya produksi shikonin pada kultur suspensi sel Lithospermum.
5. Produksi metabolit sekunder berlawanan dari pertumbuhan sel, misalnya
produksi diosgenin pada kultur Dioscorea.
2.6 Elisitasi
Elisitasi adalah teknik pemberian materi abiotik maupun biotik ke dalam sel tumbuhan sehingga produksi metabolit sekunder pada tumbuhan meningkat
sebagai respon tumbuhan dalam mempertahankan diri. Menurut Namde 2007, elisitor abiotik merupakan substansi tidak hidup seperti garam anorganik, faktor
fisik seperti sinar UV, pembekuan, pemberian komponen nonessensial seperti agarose, pemberian senyawa-senyawa kimia yang dapat mempengaruhi afinitas
DNA, detergen seperti xenobiokimia, fungisida seperti butylamine benomyl, fungisida seperti acifluorofen, ion logam Cu, Cd, Ca, dan konsentrasi pH yang
tinggi yang dapat diberikan kepada tumbuhan secara eksogen. Sedangkan elisitor biotik seperti jamur, bakteri baik berupa enzim maupun fragmentasi dari dinding
sel mikroorganisme kitosan dan glukan. Pada elisitor biotik, berdasarkan letak terdapat elisitor eksogen dan
endogen. Elisitor eksogen merupakan substansi yang terdapat diluar sel seperti polisakarida pada dinding sel pektin dan selulosa, poliamin dan asam lemak.
Sedangkan elisitor endogen merupakan substansi yang terdapat di dalam sel seperti galakturonida atau hepta-
β-glukosida Kurz, 1991.
Universitas Sumatera Utara
Elisitasi merupakan teknik untuk merangsang pembentukan fitoaleksin dan meningkatkan produksi metabolit sekunder yang terakumulasi akibat
cekaman. Substansi yang dapat dijadikan sebagai elisitor dapat berupa mikroorganisme patogen, zat pengatur tumbuh ZPT, cahaya, temperatur,
prekursor, dan kondisi nutrien pada medium apabila diberikan pada konsentrasi yang sedikit pada sel hidup akan menginisiasi pembentukan komponen yang
spesifik Ariningsih dan Anggarwulan, 2002 dan Namde, 2007.
2.6 Saccharomyces cerevisiae