3.5.4 Elisitasi
Kalus yang dielisitasi merupakan kalus hasil subkultur kedua. Elisitasi dilakukan dengan cara menambahkan 1 ml ekstrak Saccharomyces cerevisiae
konsentrasi yang sudah ditentukan 0; 0,25; 0,50; 1,00; 2,00; 4;00 kedalam 10 mL medium induksi medium MS + 1 mgL 2,4-D + 1 mgL kinetin sebagai
media perlakuan, perlakuan kontrol ditambahkan akuades steril. Pemanenan dilakukan satu minggu setelah elisitasi. Selanjutnya kalus ditimbang berat basah
dan berat keringnya.
3.5.5 Analisis Kandungan Katekin
1. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan sifat dua cairan yang tidak saling campur bila ditambahkan zat yang dapat larut dalam keduanya,
maka zat tersebut akan terdistribusi dalam kedua sistem dengan perbandingan yang tetap pada suhu tertentu. Ekstraksi kalus dilakukan dengan cara kalus
ditimbang sebanyak 0,5 g, dihaluskan dengan menggunakan mortar dan ditambah akuabides panas dengan suhu 70-80ºC, didiamkan selama ±30 menit. Setelah
dingin disaring, lalu dimasukan ke dalam labu ukur 50 mL. Ampas kalus teh dibilas dengan 10 mL air panas sebanyak 2 kali, didiamkan ±30 menit kemudian
disaring. Hasil ekstrak kedua dan ketiga dikumpulkan pada labu ukur yang sama, kemudian ditambahkan akuabides sampai 50 mL. Larutan ekstrak teh diambil
sebanyak 25 mL kemudian dikocok pelan dengan 25 mL kloroform di dalam corong pisah maka akan terbentuk fase air diambil lapisan atas, dari fase air
yang didapat, diambil sebanyak 25 mL kemudian diekstraksi dengan 25 mL etil asetat sebanyak 3 kali terbentuk fase etil asetat diambil lapisan bawah. Fase etil
asetat dirotarievaporator pada suhu 70 C
hingga kering, maka akan diperoleh ekstrak katekin dari fraksi etil asetat. Ekstrak katekin dilarutkan dalam 5 mL
etanol Sutini, 2009.
2. Identifikasi Kandungan Katekin dengan HPLC
Fase gerak yang digunakan terdiri dari air : etanol : etil asetat = 75: 20 : 5, sedangkan larutan standar katekin yang digunakan terdiri dari beberapa variasi
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi 50; 100; 150; 200; 250; 300; 350; dan 400 mgL, masing-masing konsentrasi disuntikkan pada perangkat HPLC sebanyak 100
μL. Optimalisasi perangakat HPLC seperti; suhu 30-35
C, panjang gelombang antara 270-280 nm, kecepatan aliran 1 mLmenit. Setelah kondisi optimal, larutan katekin standar
disuntikkan pada HPLC sehingga diperoleh kromatogram yang terdiri dari profil puncak komponen sampel Lampiran 8, halaman 39. Berdasarkan kromatogram
tersebut diperoleh data waktu retensi dan luas area Lampiran 8, halaman 39. Waktu retensi tR yaitu waktu yang diperlukan sampel mulai saat disuntikkan
hingga keluar dari kolom dengan sinyal yang terdeteksi oleh detektor Sutini, 2009.
3.6 Variabel Pengamatan 3.6.1 Berat Basah Kalus