KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARBITRASE

30 cara pemeriksaan sengketa. Dalam hal ini arbitrase ad hoc tunduk sepenuhnya mengikuti aturan tata cara yang ditentukan dalam perundang-undangan. 32

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARBITRASE

Pada umumnya lembaga Arbitrase mempunyai kelebihan dibandingkan dengan lembaga peradilan. Kelebihan tersebut antara lain : 1. Dijamin kerahasiaan sengketa antara para pihak; 2. Dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif; 3. Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya mempunyai pengetahuan, pengalaman, serta latar belakang yang cukup mengenai masalah yang disengketakan, jujur dan adil; 4. Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk menyelesaikan masalahnya serta proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase, dan 5. Putusan arbitrase merupakan putusan yang mengikat para pihak dan dengan melalui tata cara prosedur sederhana saja ataupun langsung dapat dilaksankan; 33 6. Sikap arbiter atau majelis arbiter dalam menangani perkara arbitrase didasarkan pada sikap yang mengusahakan win-win solution terhadap para pihak yang bersengketa. 7. Suatu perjanjian arbitrase klausula arbitrase tidak menjadi batal karena berakhir atau batalnya perjanjian pokok. 8. Di dalam proses arbitrase, arbiter atau majelis arbitrase harus mengutamakan perdamaian diantara para pihak para pihak yang bersengketa. 34 32 Rachmadi Usman.,.,Ibid,hlm.166-167 33 Penjelasan atas Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Alinea Ke-4 34 Frans Hendra Winarta.,Hukum Op.,Cit.,hlm.62 Universitas Sumatera Utara 31 Pada kenyataannya apa yang disebutkan di atas tidak semuanya benar, sebab di negara – negara tertentu proses peradilan dapat lebih cepat dari pada proses arbitrase. Satu - satunya kelebihan arbitrase terhadap pengadilan adalah sifat kerahasiaannya karena keputusannya tidak dipublikasikan.Namun demikian penyelesaian sengketa melalui arbitrase masih lebih diminati dari pada litigasi. Selain banyak kelebihan dari penggunaan Arbitrase dalam penyelesaian sengketa , dalam prosesnya terdapat beberapa kelemahan arbitrase antara lain : 1. Arbitrase belum dikenal secara luas baik oleh masyarakat bisnis, bahkan masyarakat akademis. Sebagai contoh masyarakat masih banyak yang belum mengetahui keberadaan dan kiprah dari lembaga – lembaga seperti BANI,BPSK,dll. 2. Masyarakat belum menaruh kepercayaan yang memadai, sehingga enggan memasukan perkarannya kepada lembaga – lembaga Arbitrase. Hal ini dapat dilihat dari setidaknya perkara yang diajukan dan diselesaikan melalui lembaga Arbitrase yang ada . 3. Lembaga Arbitrase dan ADR tidak mempunyai daya paksa atau kewenangan melakukan eksekusi putusannya. Kurangnya kepatuhan para pihak terhadap hasil – hasil penyelesaian yang dicapai dalam arbitrase, sehingga mereka seringkali mengingkari dengan berbagai cara, baik dengan teknik mengulur-ulur waktu, perlawanan, gugatan pembatalan dan lain sebagainya. 4. Kurangnya para pihak memegang etika bisnis.sebagai salah satu mekanisme extra judicial, Arbitrase hanya dapat bertumpu diatas etika bisnis, seperti kejujuran dan kewajaran. 35 35 Candra Irawan, Op.,Ci.t, hlm. 55 Universitas Sumatera Utara 32 5. Pada praktiknya pengakuan dan pelaksanaan keputusan arbitrase asing masih menjadi hal yang sulit. 6. Pada umumnya pihak – pihak yang bersengketa di arbitrase adalah perusahaan- perusahaan besar, oleh karena itu untuk mempertemukan kehendak para pihak yang bersengketa dan membawanya ke badan arbitrase tidaklah mudah. 36 Selain keenam hal diatas , masih ada 2 dua kelemahan arbitrase adalah : 1. Masih terjadinya tarik menarik yurisdiksi antara pengadilan negeri dan lembaga arbitrase dalam menyelesaikan sengketa bisnis yang terikat dalam perjanjian arbitrase. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidak pastian hukum dan pada akhirnya pelaku bisnis meragukan efektivitas lembaga arbitrase dalam penyelesaian sengketa bisnis, secara cepat, efektif, efesien, serta final. 2. Putusan Arbitrase tidak berlaku serta merta, namun membutuhkan fiat eksekusi dari ketua pengadilan negeri setempat. Hal ini mengesankan putusan arbitase tidak final dan non eksekutorial. 37

D. Faktor – Faktor Yang Mendorong Para Pihak Memberdayakan Arbitrase