melaksanakan pengawasan Bank, dan mengenakan sanksi terhadap Bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
83
B. Bentuk Kerjasama Indonesia Dengan IMF Dalam Mengatasi Krisis
Ekonomi Global Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003.
Bentuk kerjasama ataupun perjanjian yang disepakati anatara IMF – Indonesia dilatar belakangi suau sebab yaitu krisis moneter yang bekepanjangan
di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia mengambil insiatif untuk meminta bantuan finansial dari dunai internasional melalui IMF. Upaya Indonesia untuk
mengatasi krisis moneter sebenarnya sudah dilakukan sejak rupiah digoyang dollar pada juli 1997. Kala itu, tepatnya pada Agustus 1997 Bank Indonesia
memperlebar kurs intervensinya dan akhirnya mengambangkan kurs rupiah terhadap dollar. Selain itu, pemerintah juga menerapkan kebijaksanaan uang
ketat dan menunda beberapa proyek. Pada september 1997 tarif import terhadap 150 komoditas dikurangi dan pembatasan 49 saham asing pada perusahaan
publik dihapuskan.
84
Sebagai realisasi dari program reformasi tersebut diatas, maka IMF memberikan peranannya kepada Indonesia untuk mengatasi krisis yang
menimpa Indonesia, yaitu IMF memberi bantuan dana secara bertahap kepada Indonesia sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh IMF itu sendiri,
dimana jumlah dana dari IMF keseluruhannya sebesar US 43 Miliyar, sehingga
83
http:www.bi.go.ididtentang-biuu-biDocumentsuu20bi202320th2099.pdf diakses pada tanggal 021115 jam 18.00 WIB
84
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789369511990200036.pdf diakses tanggal 19012016
Pukul. 11.17 WIB
dengan demikian Indonesia wajib memathu ketentuan-ketentuan sebagaimana telah di perjanjijkan dalam nota kesepakatan antara IMF dengan Indonesia.
85
Bentuk kerjasam ataupun paket kesepakatan yang disebut juga sebagai paket reformasi yang ditawarkan IMF untuk membantu Indonesia dalam mengatasi
krisis, terdiri dari beberapa paket yang telah disepakati antara pemerintah Indonesia dengan IMF, yaiu :
86
1. Penyehatan Sektor keuangan
a. Perbankan : perbankan swasta, pemerintah dan Bank Pembangunan
Daerah pemerintah telah melikuidasi 16 bank dan menggabungkan bank- bank pemerintah.
b. Lembaga Pembiayaan.
c. Lembaga-lembaga di pasar modal seperti reksa dana dan perusahaan efek.
2. Kebijakan Fiskal
a. Meningkatkan penerimaan negara dan berbagai pengheatan diikuti
peningkatan disiplin anggaran sehingga minimal tidak terjadi defisit anggaran belanja. Tahun 1998 sampai 1999, targentya surplus anggaran
satu persen dari Produk Domestik Bruto PDB. Pemerintah telah mengajukan RAPBN 1998-1999 sebesar Rp.133,491 trilyun, naik 32,1
dari APBN 1997-1998. b.
Mengurangi defisit transaksi berjalan pada neraca pembayaran sehingga dalam dua tahun ke depan dapat ditekan di bawah 3 terhadap PDB.
3. Kebijakan Moneter termasuk kurs mata uang
85
Ibid.
86
Ibid.
Pengendalian inflasi melalui pengendalian likuiditas perekonomian dan tingkat suku bunga. Pada satu pihak tetap merangsang kegiatan perekonomian
sekaligus menghasilkan stabilitas ekonomi. 4.
Penyesuaian Struktutal a.
Penurunan bertahap tarif bea masuk, produk kimia, besibaja, produk perikanan.
b. Pelonggaran tata niaga komoditas gandum tepung terigu, kedelai dan
bawang putih. Untuk melindungi konsumen, pemerintah tetap memberikan subsidu tepung terigu. Selain itu penetapan HPS semen akan
dihapus dalam waktu dekat. c.
Hambatan ekspor termasuk pajak ekspor akan dikurangi secara bertahap. d.
Pemerintah akan mengkaji ulang investasi dan pengeluaran sektor publik termasuk pengeluaran pemerintah untuk BUMN dan industri strategis,
privatisasi akan terus melanjutkan termasuk bank-bank pemerintah setelah penggabungan selesai.
Mekanisme bentuk kerjasama Indonesia dengan IMF yaitu IMF sebagai organisasi internasional dalam bidang ekonomi meminjamkan dana kepada
Indonesia selaku debitur, dan kemudian Indonesia menyalurkan dana tersebut ke beberapa kabinet dan pemerintah daerah yang sebagaimana bertujuan
memulihkan keadaan ekonomi di pusat maupun daerah, yang setelah itu dana tersebut digunakan oleh kabinet ataupun pemerintah daerah sesuai dengan
kebijakan yang telah diatur oleh masing-masing kabinet ataupun pemerintah daerah.
Sebagai contoh:
87
a Kementian Pndidikan Nasional.
setelah Indonesia menyalurkan dana ke beberapa kabinet seperti Kementrian Pendidikan Nasional, dana tersebut digunakan untuk
membangun ataupun menaikkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia, seperti memperbaiki gedung bangunan sekolah dan lain-lain.
b Kementrian Koperasi dan Usaha kecil Menengah
Dana yang berikan kepada kementrian keuangan digunakan seperti membantu masyarakat membuka usahanya dengan memberikan dana
pinjaman dan lain-lain c
Gubernur Untuk didaerah, pemerintah pusat memberikan dana nya tersebut kepada
pemerintah daerah masing-masing, yang mana nanti para gubernur menggunakannya sesuai kebutuhan masing-masing daerah seperti
memajukan pembangunan daerah, membantu rakyat miskin ataupun membuat para investor tertarik menginvestasikan kekayaannya kedaerah
tersebut.
C. Sasaran Kerjasama Indonesia dengan IMF Berdasarkan Instruksi