Hasil volume urin Hasil Pengujian Efek Diuretik

28 Berdasarkan hasil skrinning fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, glikosida dan steroidatriterpenoida.

4.4 Hasil Pengujian Efek Diuretik

Pengujian efek diuretik ekstrak etanol pecut kuda dengan parameter volume urin, pH urin, kadar natrium dan kadar kalium dalam urin terhadap tikus putih jantan.

4.4.1 Hasil volume urin

Pengukuran jumlah urin bermanfaat untuk menentukan adanya gangguan faal ginjal dan kelainan dalam keseimbangan cairan tubuh. Volume urin berkaitan erat dengan penggunaan diuretik karena dapat menyebabkan terjadinya diuresis. Menurut Siswandono dan Soekardjo 1995, diuretik adalah senyawa atau obat yang dapat meningkatkan volume urin. Diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan pengeluaran zat-zat terlarut dalam urin, dapat dilihat pada Tabel 4.3. 46 Tabel 4.3 Hasil pengukuran volume urin rata-rata setiap jam selama 5 jam Kelompok pengujian Rata-rata volume urin total setiap jam ml ± SD 1 p 2 P 3 p 4 P 5 P Kontrol CMC Na 0,5 0,3 ± 0,16 - 0,000 0,6 ± 0,37 - 0,000 0,78 ± 0,26 - 0,000 1,02 ± 0,37 - 0,000 1,28 ± 0,13 - 0,000 EEPK dosis 100 mgkg bb 1,3 ± 0,37 0,001 0,017 1,78 ± 0,43 0,005 0,037 2,10 ± 0,18 0,002 0,002 2,32 ± 0,21 0,002 0,000 2,56 ± 0,37 0,002 0,000 EEPK dosis 150 mgkg bb 0,9 ± 0,29 0,006 0,007 1,5 ± 0,39 0,032 0,006 1,98 ± 0,56 0,005 0,005 2,36 ± 0,52 0,001 0,001 2,8 ± 0,30 0,000 0,002 EEPK dosis 200 mgkg bb 1,20 ± 0,35 0,003 0,141 1,80 ± 0,57 0,005 0,053 2,82 ± 0,56 0,000 0,291 3,22 ± 0,58 0,000 0,316 3,96 ± 0,83 0,000 0,988 Furosemid 10 mgkg bb 1,70 ± 0,37 0,000 - 2,70 ± 0,51 0,000 - 3,42 ± 0,58 0,000 - 3,78 ± 0,46 0,000 - 4,10 ± 0,26 0,000 - Keterangan: Nilai p pada baris I dibandingkan dengan kontrol negatif Nilai p pada baris II dibandingkan dengan kontrol positif p Signifikan Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kelompok uji yang diberikan EEPK dosis 100, 150 dan 200 mgkg bb terjadi peningkatan volume urin dan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif yang diberikan CMC Na 0,5 dengan nilai signifikan p 0,05. Hal ini menunjukkan adanya efek diuretik dari EEPK. Pada kelompok uji yang diberikan EEPK dosis 100,150 dan 200 mgkg bb diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa peningkatan pemberian dosis EEPK dapat meningkatkan pengeluaran volume urin dan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok uji dengan nilai signifikan p 0,05. Pada kelompok uji yang diberikan EEPK dosis 100 dan 150 mgkg bb belum menyamai efek yang ditunjukkan oleh EEPK dosis 200 mgkg bb. Hasil 47 statistik menunjukkan bahwa EEPK dosis 200 mgkg bb tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol positif yang diberikan furosemid 10 mgkg bb dengan nilai signifikan p ≥ 0,05. Profil volume urin terhadap waktu ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Volume urin rata-rata terhadap waktu setiap jam selama 5 jam Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada jam ke-1 sampai jam ke-5, semua sediaan uji dan kelompok pembanding menunjukkan peningkatan volume urin yang artinya sudah terjadi efek diuretik. EEPK dosis 200 mgkg bb paling baik dalam pengeluaran urin. Hal tersebut sudah terlihat pada jam ke-3, dimana EEPK dosis 200 mgkg bb ini mempunyai aktivitas diuretik hampir sama dengan furosemid dosis 10 mgkg bb tetapi pada jam ke-3 sampai jam ke-5 furosemid dosis 10 mgkg bb mengalami peningkatan pengeluaran urin yang stabil. Menurut Khan 2005, bahwa furosemid memiliki waktu paruh yang singkat 15 menit dengan onset 1-2 jam setelah pemberian secara per oral serta durasi 2- 6 jam. Pada EEPK dosis 150 mgkg bb dengan EEPK dosis 100 mgkg bb sudah memberikan efek dalam pengeluaran urin pada jam ke-3, dimana EEPK dosis 100 mgkg bb mempunyai efek diuretik yang paling kecil dibandingkan dengan dosis 48 150 dan 200 mgkg bb. Pada jam ke-3 terjadi proses dimana senyawa yang ada dalam ekstrak etanol pecut kuda telah berikatan dengan reseptor sehingga menghasilkan efek diuretik. Senyawa yang berpengaruh pada aktivitas diuretik ekstrak etanol pecut kuda ini adalah alkaloid dan flavonoid. Menurut Jabar, 2011, bahwa alkaloid dan flavonoid dapat meningkatkan pengeluaran volume urin dan pengeluaran elektrolit pada tikus. Selain itu kandungan kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga pengeluaran natrium cairan meningkat, jumlah natrium rendah, tekanan darah turun. Gambar 4.2 Volume total urin pada tikus Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa volume total urin dengan rata- rata untuk kontrol negatif 1,28±0,130 ml, EEPK dosis 100 mgkg bb 2,56±0,378 ml, EEPK dosis 150 mgkg bb 2,8±0,308 ml, EEPK dosis 200 mgkg bb 3,96±0,838 ml, furosemid 10 mgkg bb 4,10±0,264 ml. Berdasarkan data volume urin total yang dihasilkan maka dapat dikatakan bahwa EEPK memberikan efek diuretika dimana terjadi peningkatan jumlah volume urin yang dikeluarkan oleh tubuh dibandingkan volume urin total kelompok kontrol negatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa pemberian EEPK dengan peningkatan dosis dapat meningkatkan pengeluaran volume urin terhadap tikus. 49 Hal tersebut sesuai dengan hasil yang diperoleh pada penelitian Idu, et. al., 2015 dan Foda, dkk., 2015 bahwa pemberian ekstrak dengan dosis yang meningkat terhadap hewan uji maka semakin banyak mempengaruhi pengeluaran volume urin. Berdasarkan hasil statistik yang diperoleh, EEPK dengan dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb, dan 200 mgkg bb menunjukkan efek diuretik terhadap volume urin. Dari ketiga dosis tersebut, EEPK dengan dosis 200 mgkg bb mempunyai efek diuretik yang paling baik terhadap volume urin dengan nilai signifikan p ≥ 0,05 dibandingkan dengan kontrol negatif. Peningkatan pemberian dosis EEPK dapat meningkatkan pengeluaran volume urin terhadap tikus. Pemberian EEPK dengan dosis 100 mgkg bb, dosis 150 mgkg bb dan dosis 200 mgkg bb mempunyai pengeluaran volume urin lebih besar dibandingkan dengan tikus kontrol negatif tetapi tidak lebih banyak daripada kontrol positif. Hal tersebut disebabkan kontrol negatif tidak mempunyai efek diuretik sedangkan furosemid menghasilkan peningkatan volume urin yang lebih besar dari semua kelompok, ini juga membuktikan bahwa furosemid merupakan obat diuretik kuat yang bertitik kerja di lengkungan henle. Furosemid bekerja dengan menghambat reabsorpsi natrium dan kalium sehingga meningkatkan ekskresi air. Peningkatan volume urin yang terjadi sesuai dengan prinsip dari diuretik yaitu obat yang dapat meningkatkan kecepatan pembentukan urin Foye, 1995. Diuretik bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit yang berhubungan dengan retensi abnormal garam dan air dalam kompartemen ekstraseluler, dapat disebabkan oleh kegagalan jantung, sirosis hati, gangguan ginjal atau akibat efek samping obat. 50 Indeks diuretik dari hasil penelitian ekstrak etanol pecut kuda dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Indeks diuretik ekstrak etanol pecut kuda Kelompok Pengujian Volume Urin Total ml Aktivitas Diuretik Indeks Diuretik Kontrol CMC Na 0,5 1,28 ± 0,13 0,31 1 EEPK dosis 100 mgkg bb 2,56 ± 0,37 0,62 2 EEPK dosis 150 mgkg bb 2,8 ± 0,30 0,68 2,18 EEPK dosis 200 mgkg bb 3,96 ± 0,83 0,96 3,09 Furosemid dosis 10 mgkg bb 4,10 ± 0,26 1 3,20 Menurut Asif 2013, bahwa nilai indeks diuretik lebih besar 1,50 adalah aktivitas diuretik kuat. Sedangkan nilai indeks diuretik mulai dari 1,00-1,50 menunjukkan aktivitas diuretik sedang dan 0,72-0,99 menunjukkan aktivitas diuretik ringan, nilai indeks diuretik lebih kecil 0,72 menunjukkan tidak ada aktivitas diuretik. Dalam penelitian ini, nilai indeks diuretik dari ketiga kelompok perlakuan adalah 2, 2,18 dan 3,09 menunjukkan bahwa ekstrak memiliki aktivitas diuretik kuat. Berdasarkan tabel diatas EEPK dosis 200 mgkg bb menunjukkan aktivitas diuretik sebesar 96 dibandingkan dengan furosemid.

4.4.2 Hasil nilai pH