Pemeriksaan Makroskopik dan organoleptik Pemeriksaan Mikroskopik Penetapan kadar sari larut dalam air

16

3.5 Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Pecut Kuda

Metode: Maserasi Ekstrak etanol yang digunakan merupakan hasil dari ekstraksi n-heksan dan ekstrak etilasetat. Pembuatan ekstrak etanol pecut kuda dilakukan dengan cara maserasi bertahap stepwise maceration menggunakan pelarut n-heksan, etilasetat dan etanol 96 Ditjen, POM., 1979. Ekstraksi dilakukan dengan cara sebagai berikut, sebanyak 600 g serbuk simplisi direndam dengan pelarut etanol 96, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, disaring, diperas. Ampas diremaserasi dengan etanol 96 secukupnya. Pindahkan kedalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat terlindung dari cahaya selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring. Maserat yang diperoleh dipekatkan dengan alat rotary evaporator. Kemudian diuapkan dengan freeze dryer sampai diperoleh ekstrak kental Ditjen, POM., 1979. 3.6 Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Pemeriksaan karakterisasi simplisia dan ekstrak meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Ditjen, POM., 1989.

3.6.1 Pemeriksaan Makroskopik dan organoleptik

Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik dilakukan dengan mengamati bentuk, rasa, bau, dan warna dari pecut kuda.

3.6.2 Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik terhadap simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan larutan 17 kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop. 3.6.3 Penetapan kadar air Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung dan tabung penerima. Cara penetapannya, yaitu: Pada labu bulat dimasukkan 200 ml toluen dan 2 ml air suling, didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air di dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Kemudian ke dalam labu yang berisis toluen jenuh tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes per detik hingga sebagian air tersuling. Kemudian kecepatan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Kemudian setelah semua air tersuling, destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO., 1998.

3.6.4 Penetapan kadar sari larut dalam air

Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, lalu disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai 18 kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105 o C sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes, RI., 1979.

3.6.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol