Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat homosociussocial animalzoopolticon. Sebagai akibat sifat kodrati tersebut manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari hidup bermasyarakat, berkelompok atau hidup bersama. Manusia hidup berkelompok karena kesadaran akan kepentingan bersama, meskipun dalam banyak hal dalam kehidupan masyarakat kita mengetahui banyak kepentingan yang tidak sama bahkan saling bertentangan. Sebagian besar kebutuhan hanya dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan mengadakan hubungan dengan orang lain. Hal ini terutama karena sifat keterbatasan manusia, baik keterbatasan dalam hal kemampuan untuk berfikir atau derajat intelegensi level of performance, maupun keterbatasan dalan hal kekuatan fisik Drs. Ig. Wursanto, Dasar – dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta, 2005. Becak merupakan salah satu alat transportasi yang ada di setiap kota di Indonesia, hanya saja modelnya yang berbeda–beda disetiap kota. Becak juga merupakan alat transportasi tertua di Indonesia. Di Kota Medan, yang merupakan kota terbesar peringkat tiga di Indonesia, juga terdapat alat transportasi yang disebut dengan becak. 2 Becak berasal dari bahasa Hokkien : be chia yang artinya “kereta kuda”, adalah suatu model transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia 1 Di sebagian daerah di kota Medan terdapat beberapa organisasi penarik becak, baik itu organisasi penarik becak dayung maupun organisasi penarik becak bermotor. Mereka berkelompok secara terorganisir . Kapasitas normal penumpang becak adalah dua orang dan seorang pengemudi dardiantoro, 2007. Penarik becak adalah orang yang bekerja mengemudikan becak untuk mengantarkan penumpang ke tujuannya dan mendapatkan imbalan atas upayanya mengantarkan penumpang tersebut Oslan Purba, Skripsi SI Antropologi USU, 2002. 2 1 Ada lagi pendapat lain yang mengatakan becak berasal dari kata bo chia yang artinya tidak makan. 2 terorganisir disini maksudnya, struktur kepengurusan yang sudah diakui oleh anggota dan sudah ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang sudah dimiliki oleh organisasi. Dan setiaap anggota diikat oleh aturan yang ada dalam oeganisasi, dalam hal menjalankan organisasi. , sama halnya dengan organisasi–organisasi pada umumnya yang memiliki struktur organisasi dan aturan-aturan yang disusun berdasarkan kesepakatan bersama, organisasi penarik becakpun juga sudah memiliki struktur dan aturan–aturan yang telah disusun dalam anggaran organisasi. Sejak dahulu becak dapat dikatakan memiliki peran dalam kegiatan manusia, khususnya melakukan kegiatan angkut dalam jarak tempuh yang jauh. Itu terjadi sebelum banyaknya alat transportasi. Sekarang becak menjadi masalah bagi ketertiban lalu lintas kota, karena dianggap kurang tertib dan sering kali menghambat jalannya lajur lalu lintas kendaraan lainnya. 3 Tidak dapat diketahui secara jelas kapan pertama kalinya becak ada di Indonesia. Menurut tulisan yang terdapat di Majalah Matra, kabarnya becak muncul pertama kali di kota Surabaya sekitar tahun 1940, dan siapa penemunya tidak diketahui secara pasti SS. Budi RaharjoB. Kusuma, dalam MATRA, Juli 1997. Demikian pula yang terdapat di kota Semarang, namun keberadaan angkutan ini di Indonesia dapat dirunut sejak awal abad ke–20 suaramerdeka, 2007. Sementara itu, di kota Medan sendiri berita mengenai asal mula masuk dan beradanya becak di Medan tidak diketahui dengan jelas, karena tidak adanya data- data yang terungkap dalam sejarah kota Medan mengenai keberadaan becak pertama sekali. Medan salah satu kota yang diramaikan dengan alat transportasi yang bernama becak. Hal ini menjadi keunikan yang dimiliki kota Medan, karena terdapat dua jenis becak. Becak bermotor yang dapat ditemui hampir di seluruh Medan, dan becak biasa becak dayung yang hanya terdapat di daerah–daerah atau prapatan jalan tertentu saja, yang pada umumnya jalan–jalan pinggiran kota wikipedia, 2007. Di kota Medan, kehidupan tukang becak masih menyimpan berbagai masalah. Misalnya masalah ekonomi, yang tampak jelas dengan masih banyaknya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan hasil pencarian sehari–hari yang tidak seberapa, mereka harus mencukupi kebutuhan hidup. Diantaranya membayar uang kontrakan rumah, membiayai sekolah anak–anak mereka, serta untuk kebutuhan sehari–hari. Bahkan dengan pendapatan rata–rata Rp. 30.000,- per 4 harinya, mereka juga harus membayar uang sewa becak yang digunakan. Sementar itu juga apabila ada kerusakan pada becak yang mereka gunakan, maka dana untuk memperbaikinya juga di tanggung oleh penarik becak. Kondisi ini di hadapi oleh penarik becak dayung. Lain halnya dengan becak bermotor, mereka harus membayar cicilan tiap bulannya untuk becak yang mereka pakai. Jelas pendapatan mereka berbeda dengan penarik becak dayung. Dengan kondisi yang seperti itu, tidak jarang dari mereka meminjam uang kepada “Linda” atau lebih dikenal dengan Lintah Darat mereka yang meminjamkan uang dengan menggunakan jaminan dan bunga yang cukup besar. Hanya ini satu–satunya yang dapat mereka lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup, dengan begitu merekapun harus banting tulang untuk membayar hutang kepada “Linda” tersebut, sehingga apapun mereka kerjakan, selain menarik becak bahkan para istri merekapun ikut bekerja 3 Secara tidak disadari kehidupan para penarik becak terutama becak dayung terpinggirkan, mereka adalah salah satu kelompok masyarakat yang ekonominya rendah, yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Walaupun demikian mereka tidak putus asa untuk mempertahankan hidup di tengah semaraknya pembangunan kota yang menjadi program PemKo. Kehidupan penarik becak juga berkelompok, ada beberapa kelompok penarik becak di Kota Medan. Suatu . Tetapi, tetap saja hasil yang mereka dapatkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. 3 Pekerjaan yang dilakukan para istri penarik becak selengkapnya dijelaskan pada Bab III.yang membahas mengenai pendapatan. 5 golongan sosial juga merupakan kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, bahkan sering kali ciri itu juga dikenakan kepada mereka oleh pihak luar kalangan mereka sendiri. Ini artinya di dalam suatu masyarakat ada golongan– golongan yang lahir karena adanya kesamaan–kesamaan ciri tertentu, seperti kesamaan mata pencaharian. Dari kesulitan–kesulitan yang mereka hadapi, timbullah percakapan dari para penarik becak yang sering berkumpul pada saat beristirahat di persimpangan jalan, untuk membentuk satu organisasi penarik becak. Wadah yang didasari perasaan senasib ini bertujuan untuk meringankan para penarik becak dalam mencari solusi untuk bertahan, dengan kata lain setiap masalah yang dihadapi para penarik becak, baik itu masalah ekonomi maupun sosial, dapat dipecahkan secara bersama. Dari apa yang diuraikan diatas, peneliti ingin lebih dekat menggali mengenai lebih dalam mengenai organisasi yang dibentuk para penarik becak. Pendekatan yang akan peneliti lakukan nantinya diharapkan akan memunculkan ide-ide yang ada pada penarik becak mengenai cara mereka untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi, yang tidak diketahui masyarakat, dengan begitu diharapkan pula akan melahirkan pandangan – pandangan baru mengenai penarik becak. 6

B. Ruang Lingkup Masalah