55
B. Hubungan Berdasarkan Asal Kampung
Penarik becak yang berasal dari satu daerah atau kampung dengan penarik becak lainnya, hubungan yang tampak ketika mereka sedang menanti penumpang
di prapatan jalan tempat mereka bisa berkumpul. Kemudian mereka mulai memulai cerita dengan bernostalgia masa-masa mereka dikampung. Awalnya
hubungan terjalin ketika mereka mulai mengenal satu dengan yang lainnya sesama penarik becak dipangkalan, yang akhirnya terungkap bahwa mereka memiliki
jalinan persaudaraan, misalnya : anak uwak, atau sepupu istri dari sepupu, atau rumah mereka yang berdekatan
6
Dari asal kampung sang suami, maka istri-istri penarik becak juga menjadi akrab, biarpun mereka tinggal berjauhan, tetapi mereka saling mengunjungi.
Kalaupun ada kabar dari kampung, maka siapa yang duluan mendapatkan kabar itu dia akan mengabari pada yang lainnya, sehingga kabar itu akan diperoleh oleh
semua penarik becak yang berasak dari satu kampung. Dan kalau terjadi sesuatu dengan salah satu dari mereka yang tinggal disini yang berasal dari satu kampung,
maka teman yang lainnya akan mengabari kekampung, apakah itu kabar baik ataupun kabar buruk. Hubungan ini tetap terjalin, karena mereka tidak pernah
. Hubungan ini semakin terasa erat apabila datang hara Idul Fitri ataupun hari-hari besar lainnya, maka mereka akan janjian untuntuk
pulang kampung bersama-sama.
6
Percakapan ini hanya terjadi apabila ada waktu-waktu senggang ketika menanti penumpang. Artinya, hubungan baru dapat diungkap dalam waktu yang cukup lama.
56 memutuskan tali silaturrahmi, karena ketika dijalanpun mereka saling menanyakan
kabar keluarga masing-masing layaknya saudara kandung.
C. Hubungan Berdasarkan Kekerabatan
Peran social dalam keluarga menimbulkan hubungan-hubungan social tertentu, baik yang didasarkan pertalian darah maupun sebagai akibat pernikahan,
yang dinamakan system kekerabatan. Kekerabatan adalah lembaga yang bersifat umum dalam masyarakat dan memainkan peranan penting pada aturan tingkah
laku dan susunan kelompok, ia adalah bentuk dan alat hubungan social. Dalam hubungan kekerabatan antar penarik becak disini, tampak pada panggilan-
panggilan yang diberikan kepada sesama penarik becak berdasarkan suku, misalnya : pada suku jawa, maka apabila usianya lebih tua biasanya akan
dipanggil “lelek”
7
. Pada suku Batak misalnya, akan berlaku sapaan “lae”
8
Tetapi bagi mereka yang memang benar-benar memiliki hubungan kekerabatan secara struktur, maka hubungan itu akan tampak dengan mereka
mengikuti persatuan kekerabatan mereka. Misalnya : dari suku Batak Mandailing, ,
panggilan lae yang sering dilakukan oleh para penarik becak ini gunanya untuk mendekatkan diri dan membengun rasa solidaritas antar penarik becak yang
berasal dari suku yang berbeda antara suku jawa dan Batak, Nias dan Batak, karena perasaan senasib sepenanggungan.
7
Lelek berarti paman, adik bapak atau panggilan untuk orang yang lebih muda dari orang tua kita serta memiliki hubungan yang dekat secara emosional.
8
Lae dalam bahasa Batak berarti panggilan untuk saudara laki-laki dari istri.
57 maka mereka akan masuk kedalam arisan satu “marga”
9
9
Marga merupakan identitas dari satu bagian suku tertentu, misalnya : Nasution, lubis, dsb.
, atau di suku Jawa, mereka masuk ke dalam perkumpulan Pujakesuma, yang apabila dipanjangkan
Putra Jawa Kelahiran Sumatera. Demikian hubungan-hubungan yang terjalin dilingkungan penarik becak,
hubungan-hubungan itu tentunya menjadikan para penarik becak lebih kuat lagi dalam pengorganisasian yang mereka lakukan didalam kelompok penarik becak.
Sehingga penarik becak yang sudah masuk didalam organisasi penarik becak, hubungan tersebut akan terjalin diluar organisasi, dan tali silaturrahmi antar
mereka tetap terjaga. Apabila terjadi sesuatu pada hubungan-hubungan yang mereka bina diluar organisasi, maka akan diselesaikan didalam organisasi,
sehingga perselisihan yang terjadi tidak berlangsung lama.
58
BAB V ORGANISASI PENARIK BECAK