29
BAB III KEHIDUPAN RUMAH TANGGA PENARIK BECAK
A. Keadaan Rumah
Kediaman atau rumah yang menjadi tempat tinggal penarik becak yang terdapat di Kelurahan Timbang Deli ini, pada umumnya adalah rumah sewa yang
berada di lorong-lorong atau gang-gang. Hampir semua rumah sewa yang ditempati para penarik becak termasuk kedalam golongan bentuk permanent,
dimana bagian atasnya terbuat dari papan dan bagian bawah sekitar satu meter terbuat dari batu. Harga sewa ditentukan dengan besar, bentuk, dan kondisi rumah.
Bentuk pembayarannyapun ada dua macam, yaitu ; pertama dengan membayar sekaligus tahun, dan yang kedua dengan menyicil perbulan, semua tergantung
pada kemampuan mereka penarik becak membayarnya. Biasanya pada saat pertama sekali memasuki rumah sewa tersebut, ada
beberapa bagian rumah yang diperbaiki terlebih dahulu, karena ada kerusakan- kerusakan yang ditinggalkan oleh penyewa sebelumnya. Ukuran rumah yang
disewa penarik becak sebagai tempat tinggal mereka, rata-rata berukuran 6 x 8 meter dengan bagian-bagian sebagai berikut; satu ruang tamu yang terletak pada
bagian depan rumah, satu kamar tidur yang terletak pada bagian tengah, dan dapur yang terletak pada bagian belakang rumah. Sementara itu, untuk MCK,
kebanyakan berada di luar rumah, dengan bentuk MCK seperti MCK umum untuk
30 beberapa keluarga yang juga menyewa rumah disebelahsekitar rumah sewa yang
dihuni oleh penarik becak tersebut. Ada juga jenis rumah yang lain, yang bentuknya sedikit diatas tingkatannya
dari rumah sewa yang biasanya di huni para penarik becak, tentu dengan harga yang diatas dari biasanya. Dengan memiliki keistimewaan pada luas rumah, dan
dua kamar, serta fasilitas MCK didalam rumah, itu menjadi alasan pemilik rumah untuk menaikkan harga dari rumah-rumah lainnya.
Lokasi rumah para penarik becak terletak pada daerah yang rawan dengan banjir, karena Kelurahan Timbang Deli dan daerah yang terletak disekitar Amplas
adalah daerah yang selalu berhadapan dengan situasi banjir. Apalagi ketika hujan turun dengan derasnya secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup
lama. Keadaan ini sudah tentu menjadi bagian dari kehidupan para penarik becak, karena rumah yang mereka tempati menjadi tempat persinggahan dari banjir yang
melanda. Perumahan yang banyak dibangun diatas tanah rawa ini, sudahlah tentu menjadi “konsumen” apabila banjir datang. Para penarik becak rata-rata
menempati rumah yang dibangun diatas tanah rawa dengan ditimbun tanah yang tidak tinggi, sehingga cepat sekali digenangi air hujan. Menurut penuturan pak
Syawal : “…….kalo’ hujannya terus turun dan deras…..ya rumah kami ini airnya bisa
ampe’ mata kaki saya ini sambil menunjuk kearah mata kakinya, makanya waktu kebanjiran kayak gitu bapak ama ibu sering berpikir….ya kalo’ ada rejeki lebih
ya kita tabung untuk nimbun rumah……ya sikit-sikit dulula….”transkip wawancara dengan salah seorang informan.
31 Tempat tinggal merupakan factor yang sangat penting peranannya dalam
hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup, untuk itu para penarik becak harus tetap berusaha agar memiliki tempat tinggal, walaupun mereka harus
membayar mahal. Rata-rata uang sewa untuk rumah yang mereka tempati antara Rp. 400.000,- sd Rp. 1.200.000,- per tahun, pembayaran dilakukan dengan dua
cara yaitu; pertama, dibayar sekaligus satu tahun, dan yang kedua dibayar perbulan. Selain itu, mereka juga harus membayar iuran listrik, karena rata-rata
rumah yang ditempati para penarik becak di Kelurahan Timbang Deli ini menggunakan sumur dengan mesin pemompa air ataupun timba untuk
memperoleh air. Untuk mendapatkan rumah yang lebih baik lagi, para penarik becak tidak memiliki kemampuan yang cukup.
Rumah atau tempat tinggal dalah merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting atua kebutuhan yang mendasar primer, yang harus dipenuhi oleh
setiapindividu manusia, sehingga dengan cara apapun manusia akan senantiasa berusaha untuk memenuhinya walaupun yang diperoleh nantinya tidka sesuai
dengan harapan. Untuk itu para penarik becak ini selalu menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan pemilik rumah sewa, ini bertujuan apabila sewaktu-
waktu para penarik becak ini tidak atau belum mampu membayar uang sewa,maka harapannya mereka akan mendapatkan tenggangan waktu atau keringanan dari
sipemiliki rumah sewa. Dengan begitu, karena hubungan yang dijalin tersebut, banyak dari para penarik becak ini yang menjadi penghuni rumah selama
bertahun-tahun.
32 Keadaan umum lingkungan perumahan para penarik becak yang tinggal di
Kelurahan Timbang Deli dilihat secara fisik, sebagai berikut : • Letak rumah-rumah menumpuk antara rumah yang satu dengan rumah
yang lainnya berdekat-dekatan, sehingga banyak jalan-jalan yang tertutup. • Rumahnya tidak memiliki jarak dempet-dempet
• Rumah dibangun dengan bahan separuh batu dan separuh kayu atau triplek, atap seng, dengan kayu sembarang.
• Kamar tidur, ruang tamu, dan dapur besarnya tidak sesuai dengan jumlah penghuni rumah
• Parit dikebanyakan rumah tidak ada, dan andaipun ada tentunya sudah tidak berfungsi lagi tersumbat
• Fasilitas yang ada, listrik, sumur, dan sedikit pekarangan rumah untuk tempat bermain anak, dan memarkirkan becak pada saat makan siang atau
waktu istirahat. Tidak semua dari para penarik becak tersebut menyewa rumah, ada juga
beberapa dari mereka yang sudah mampu memiliki rumah sendiri. Namun sebagian besar adalah rumah warisan dari orang tua atau memang mereka
merupakan penduduk yang sudah lama menetap dan mengetahui banyak tentang daerah ini, ataupun mereka memilikinya dengan menyicil berawal dari tanah
kemudian membangun gubuk-gubuk, akan tetapi bentu rumah yang mereka miliki tidak jauh berbeda dengan rumah yang disewa para penarik becak lainnya.
33 Gambar 1 :
Salah satu bentuk tempat tinggal penarik becak
B. Keluarga Penarik Becak