33 Gambar 1 :
Salah satu bentuk tempat tinggal penarik becak
B. Keluarga Penarik Becak
Setiap individu sudahlah tentu berasal dari sebuah keluarga, ia hidup dan berkembang menjadi tubuh yang dewasa didlaam lingkungan keluarga. Penarik
becak bukanlah kelompok yang berbeda dengan yang lainnya, mereka sama dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang berprofesi lain dari mereka,
memiliki keluarga, istri, anak, orang tua, manantu, mertua, dan lainnya. Yang membedakan hanya satu, yaitu pekerjaan dan kondisi kehidupan mereka.
Keluarga inti nuclear family biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Berkaitan erat dengan keluarga inti adalah rumah tangga, yaitu sebuah
kesatuan ekonomi social yang mandiri Robert R.Jay:1969. Keluarga inti juga bisa ditambah dari kemanakan, kakek, nenek, mertua, atau orang tua, intinya
adalah masih dalam kesatuan ekonomi. Manusia telah mewarisi dan
34 mengembangkan cara-cara yang khas dalam kehidupan mereka dimana di dalam
kelompok ternyata memerlukan partisipasi anggota masyarakat yang sudah dewasa dari kedua jenis kelamin Haviland, William.A; 1988. Dalam bagian ini,
kita akan membahas mengenai keluarga penarik becak.
a Kebiasaan Yang Dilakukan Sebelum Berangkat “narek”
Sebelum pergi untuk mencari nafkah, penarik becak terlebih dahulu sarapan di rumah mereka. Tentunya sang istri sudah terlebih dahulu bangun untuk
mempersiapkan sarapan yang akan menjadi santapan suami dan anak-anaknya, sebelum meninggalkan rumah untuk “narek” dan anak-anaknya berangkat sekolah.
Sarapan dirumah dengan nasi merupakan kebiasaan yang wajib dilakukan oleh penarik becak, karena dengan sarapan nasi mereka sudah punya cukup stamina
untuk menaklukkan jalanan sebagai tempat mencari nafkah. Sarapan dirumah, menurut penarik becak merupakan alternative yang baik untuk mengirit
pengeluaran, dan kesehatan menjadi terjaga, selain dapat berkumpul dengan kelurga pada saat makan.
Setelah selesai makan pagi, kegiatan selanjutnya yang menjadi kebiasaan penarik becak adalah memeriksa becak mereka, sambil mengisap rokok dan
menghabiskan teh manis panas yang telah disediakan oleh istrinya. Sementara itu, bagi penarik becak yang becaknya disimpan di gudang atau tempat toke, maka
kegiatan rutin memeriksa becak sebelum berangkan akan dilakukan di gudang penyimpanan ini biasanya penarik becak tidak sampai larut malam menarek.
35 Memeriksa becak dilakukan agar apabila becak nanti digunakan untuk “narek”
mencari nafkah, maka tidak ada kendala dan melancarkan rezeki. Menurut pak Salam penarik becak yang baru saja berpindah dari becak dayung ke becak
bermotor: “……..becaknya diperiksa dulu supaya nanti kalo’ ada penumpangan tidak
ada masalah lagi, mau diantar sejauh manapun oke oke aja….rezekipun jadi lancer…..kalo’ becaknya ada yang rusak tapi kita ngagak taukan nanti dijalanan
bisa jadi masalah…..bisa jadi ngga’ narek trus dibawak juga becaknya nggak enak kan jadi malas juga narek kalo’ becaknya nggak fitlah …nggak bagus
gitu…..”Transkrip wawancara dengan salah satu informan.
Setelah selesai memeriksa becak, dan dirasa tidak ada masalah dengan becak yang akan dibawa “narek” tersebut, selanjutnya penarik becak
mempersiapkan segala keperluan yang nantinya digunakan dijalanan sebagai pendorong dalam mencari nafkah. Perlengkapan yang selanjutnya dipersiapkan
adalah ; air minum, handuk, jaket, dan topi, kalau mereka membawa becak bermotor, maka helm tidak lupa untuk dibawa. Menurut pak Syawal :
“ ………sekarang ini lagi musim-musimnya raziah…jadi kalo’ nggak bawa helm takutnya di tangkap…lagian kalo’ nggak bawa helm tiba-tiba ada
penumpang yang minta diantarkan agak jauhkan nanti jadi nggak bisa….ya rezekinya tebuangla…”Transkip wawancara dengan salah satu informan.
Ketika semuanya telah diperiksa, dan keperluan di jalananpun sudah dipersiapkan, maka penarik becak sudah siap untuk berangkat mengadu nasib
dijalanan dan bersaing dengan alat transportasi lainnya, atau bahkan dari sesame penarik becak juga. Sebelum mereka pergi “narek”, biasanya mereka berpesan
pada istrinya, jika memerlukan mereka langsung saja ke pangkalan dimana mereka
36 biasa mangkal menunggu sewa, dan kalau mereka tidak ada karena mengantar
penumpang, maka mereka meminta agar menitipkan pesan kepada teman yang lainnya yang satu pangkalan. Ketika mereka balik ke pangkalan, maka pesan itu
akan disampaikan kepada mereka. Ini mereka lakukan sebelum berangkat “narek” karena, mereka khawatir jika terjadi sesuatu dengan keluarga atau kerabat lainnya.
Jika istri mereka juga turut bekerja untuk mencukupi kebutuhan, maka mereka akan pergi lebih dulu dari istrinya, kemudian istrinya akan berpean kepada
anaknya yang paling besar, apabila lebih dulu pulang agar jangan kemana-mana dahulu, tunggu sampai ibunya pulang. Walaupun istri mereka turut bekerja, tetapi
jam kerjanya rata-rata tidak sampai sore, siang hari para istri yang bekerja sebagai buruh cuci dirumah cina atau yang lainnya sudah pulang.
Gambar 2 : tampak seorang penarik becak tengah melakukan tawar menawar ongkos dengan
calon penumpangnya.
37
b Kebiasaan Yang Dilakukan Setelah Pulang “narek”
Pada umumnya penarik becak ketika jam makan siang, mereka pulang kerumah secara bergantian meninggalkan pangkalan. Alasan makan siang dirumah
sama halnya ketika sarapan pagi, selain dapat berkumpul dengan keluarga, karena anak-anak mereka juga sudah pulang sekolah, dapat juga mengirit pengeluaran
dan kesehatan juga terjaga. Biasanya setelah selesai makan siang, mereka beristirihat terlebih dahulu dengan membawa badan berbaring dalam waktu 30 –
60 menit. Kemudian mereka kembali lagi bersiap-siap untuk berangkat “narek” lagi.
Rata-rata penarik becak berada dirumah pada pukul 18.00 Wib, menjelang maghrib. Ada juga sebagian lagi yang masih tinggal di pangkalan, bagi mereka
yang masih tinggal dipangkalan ini mulai “narek”nya pada siang hari. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mereka “narek” lagi di malam hari sebagai tambahan
pendapatan, walaupun mereka sudah pulang sore hari. Sesampainya mereka dirumah, penarik becak ini kemudian menyimpan
becak mereka di tempat yang bisa mereka simpan. Ada yang menyimpan becaknya diteras rumah atau disamping rumah, dan ada pula yang
menumpangkannya di tempat tetangga, karena tidak ada pekarangan rumah. Sebelum masuk kedalam rumah, jika mereka tidak ada niat lagi untuk “narek”,
maka mereka akan menutup becak mereka dengan rapi, agar tidak dimain- mainkan anak-anak, dan menggembokkannya, sama halnya dengan mereka yang
menggunakan becak bermotor agar lebih aman mereka menggembok becaknya
38 dengan rantai kemudian menutupnya dengan terpal. Bagi yang meletakkannya di
rumah toke, maka itupun akan dilakukan, dengan begitu tokepun akan senang, karena becak dirawat oleh penarik becak, maka keberlangsungan pekerjaanpun
akan jelas. Ketika semua sudah dianggap beres dan becak aman untuk ditinggal,
merekapun masuk kedalam rumah, dengan sambutan istri dan anak-anaknya. Kegiatan selanjutnya adalah membersihkan diri mandi dan berganti pakaian,
kemudian penarik becak ini akan meminta istrinya untuk membuatkan air minum teh manis, sambil menikmati teh manis mereka menonton siaran TV bersama
dengan anak-anaknya. Bagi mereka yang beragama Islam mereka akan mengajak keluarganya untuk sholat maghrib bersama, dengan berjama’ah.
Malam hari apabila mereka tidak “narek” lagi, mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak dan istrinya, dengan kegiatan menonton TV ataupun
mendampingi anaknya ketika belajar. Namun ketika, jadwal pengajian atau perwiritan merekapun akan pergi mengikuti perwiritan atau pengajian, karena
mereka terdaftar sebagai anggota pengajian atau perwiritan yang biasanya dilaksanakan dengan rutin setiap malan Kamis atau malam Jum’at.
Selain nonton TV bersama,dan mendampingi anak-anaknya belajar, penarik becak akan membuka pembicaraan dengan istrinya mengenai keadaan dirumah
selama mereka tinggalkan, merambat keberita-berita mengenai kerabat, tetangga, dan rencana-rencana mereka untuk kedepannya agar hidup lebih baik lagi, dan
masa depan anak-anak mereka. Para penarik becak ini lebih memilih untuk tidur
39 cepat, walaupun mungkin masih ada anggota keluarga lainnya yang belum bisa
tertidur, namun secara umum keluarga penarik becak ini tidur paling lama pada pukul 23.00 Wib. Sebelum tidur mereka akan memastikan sekali lagi becaknya,
kemudian memeriksa semua jendela dan pintu apakah sudah dikunci, kemudian mereka beristirahat hingga pagi menjelang.
c Pola Pengasuhan Anak
Peran anggota keluarga inti, terutama dalam masyarakat penarik becak yang tergabung dalam organisasi penarik becak Bersatu Mandiri dalam dilihat
dengan jelas. Dimana pada umumnya suami melakukan perannya diluar rumah mencari nafkah dan isterinya di dalam rumah mengasuh anak. Isterinya selain
mengasuh anak, juga turut memberikan peranan dalam menambah pendapatan keluarga. Kebanyakan isteri para penarik becak ini bekerja sebagai pembantu
rumah tangga, buruh cuci, menjaga bayi dan menggosokan baju orang lain untuk mendapatkan upah., atau ada sebagian yang membuka kedai warung kecil-
kecilan. Sedangkan peran suami dalam hal pengasuhan anak adalah sebagai pengawas isteri dalam mendidik anak-anak mereka dan dalam pengaturan rumah
tangga. Apabila ada anak yang melakukan kesalahan, maka ayah tidak langsung
menegur si anak, ibulah yang pertama sekali ditegur oleh ayah karena prilaku anak tersebut, baru setelah itu ayah menegur dan memarahi si anak. Sama halnya jika
anak memerlukan sesuatu untuk dibeli, mkaa anak akan mendekati sang ibu
40 terlebih dahulu untuk memintanya, kemudian sang ibu membicarakannya kepada
ayah. Dalam hal mendidik dan mengasuh anak, dapat dikatakan peran ibu cukup dominant. Hal ini mengakibatkan kedekatan antara anak dan ayah relative hanya
sekedarnya saja atau biasa-biasa saja, tidak seperti kedekatan antara anak dan ibu. Tugas utama anak adalah belajar dan membantu orang tua, bagi anak
perempuan membantu ibunya dirumah sedangkan anak laki-laki kadang-kadang membantu ibunya, kadang-kadang membantu sang ayah memperbaiki becak atau
memeriksa kerusakan-kerusakan dirumah, serta membersihkan becak sang ayah. Bahkan ada juga anak-anak yang sudah membantu kehidupan ekonomi keluarga
dengan bekerja sebagai buruh di pabrik, atau berjualan keliling. Dalam sebuah keluarga suami dan isteri memiliki peranan yang sangat penting dalam
memberikan pewarisan fisik dan psikis anak, begitu juga dengan keluarga penarik becak. Sang ibu mengandung dan memelihara sanag buah hatinya, yang akhirnya
sang anak memiliki banyak waktu untu mendapatkan kasih sayang baik itu dari ibu ataupun dari ayah, mulai dari dalam kandungan sampai masa kanak-kanak,
namun ynag memberikan kasih sayang yang lebih adalah sang ibu. Walaupun tidak bisa dipungkiri, dalam hal tertentu terkadang anak lebih
dekat dengan sang ayah, akan tetapi pada umumnya ibulah yang lebih akrab dengan anak-anaknya. Lebih jelasnya, ibu memberikan batin kapada anak, dan
ayah memberikan lahir nafkah untuk pertumbuhan fisik anak. Setiap anggota keluarga inti, dalam hubungan antar mereka, mempunyai hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan tingkah laku dan fungsinya yang disebut peran.
41 Gambar 3 :
Tampak beberapa anak-anak yang tinggal satu wilayah dengan penarik becak tengah bermain kelereng bersama
Tabel 2 Kondisi penarik becak berdasarkan Jumlah Anak
No Jumlah Anak
Jumlah Persentasi
1 Belum memiliki anak
2 10
2 Memiliki 1 orang anak
3 12
3 Memiliki 2 orang anak
5 18
4 Memiliki 3 orang anak
4 15
5 Memiliki 4 orang anak
4 15
6 Memiliki 5 orang anak
5 18
7 Memiliki diatas 5 orang
anak 3
12
Jumlah 26
100
Sumber : Data Lapangan
42
d Tingkat Pendidikan Keluarga
Pendidikan dapat dikatakan sebagai tolok ukur dari seberapa besar pendapatan yang diperoleh pada setiap keluarga, artinya jika dalam satu keluarga
seluruh anggotanta anak-anaknya mendapatkan pendidikan formal hingga sampai ke Perguruan Tinggi, maka orang disekitarnya akan memiliki pendapat
bahwa kelurga itu memiliki rezeki dalam hal ini pendapatan yang berlebih, sehingga mampu mengantarkan anak-anaknya hingga mendapatkan gelar Sarjana.
Namun sebaliknya, apabila dalam satu Keluarga tersebut tidak ada yang sampai mendapatkan gelar pada pendidikan formal, atu hanya sampai tingkatan SMP saja,
maka orang di sekitarnya akan beranggapan kalau rexeki keluarga itu hanya cukup untuk makan. Hal ini beranjak dari mahalnya biaya pendidikan sekarang ini,
semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan untuk kelancarannya.
Tingkat pendidikan yang diperoleh setiap anggota keluarga penarik becak sangat beragam, akan tetapi rata-rata dari anak-anak mereka memperoleh
pendidikan hingga tamat SMA. Karena menurut penuturan pak Riswan : “……ya kalau bisa anak-anak saya ini tidak seperti bapaknya atau ibunya,
yang cumin bisa sekolah sampai SD, kalau maunya saya yaaa..lebih pinterlah dari bapaknya..karnakan cari kerja sekarang ini juga payah, yaaaa kalau bisa minimal
tamat SMA lah, biar kerjaannya juga enak..sekarang lagi, yang tamat dari kuliahan aja susah nyari kerjanya, apalagi yang cumin tamat SMP, nggak lah biar
bapaknya ini megap-megap cari uang yang penting anak-anak bisa lanjut sekolah minimal tadi itu..yaaa tamat SMA..”transkip hasil wawancara.
43 Dari penuturan pak Riswan tersebut, ternyata pendidikan juga sangat
penting bagi para penarik becak untuk anak-anak mereka. Ini menunjukkan adanya rasa ingin mengubah hidup yang cukup kuat, walaupun mereka harus
menggantungkan harapan-harapannya kepada anak-anak mereka. Dari data yang didapat peneliti dilapangan berdasarkan jumlah informan
yang didatangi, ada 25 atau 6 anak yang belum bersekolah, yang tidak tamat SD ada 8,4 atau 2 orang anak, tamat SD ada 8,4 atau 2 orang anak, tamat SLTP
16,7 atau 4 orang anak, tamat SLTA 33,3 atau 8 orang anak, kuliah 8,4 atau 2 orang anak.
C. Pendapatan dan Pengeluaran