Konsep Gender KAJIAN PUSTAKA

dari pekerjaannya yang khas. Komoditi adalah tempat keterasingan manusia dari pekerjaannya Sindhunata, 1983.

2.4. Konsep Gender

Gender adalah perbedaan perilaku behavioral differences antara pria dan wanita yang bisa berubah-ubah dari waktu-kewaktu dan bisa berbeda dari suatu tempat ke tempat yang lainnya, maupun dari satu kelas ke kelas lainnya, yang bisa disebabkan oleh berbagai hal dan melalui proses yang panjang sebagai akibat dari konstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya pria dikenal memiliki sifat jantan, kuat, rasional dan perkasa, sedangkan wanita memiliki sifat lemah, lembut, cantik, emosional dan keibuan. Semua sifat-sifat ini sebenarnya dapat dipertukarkan antara pria maupun wanita, karena tidak bersifat secara biologis. Menurut Giddens konsep gender menyangkut “the psychological, sosial and differences between males and females”—perbedaan psikologis, sosial, dan budaya antara pria dan wanita. Macionis 1996 : 240 mendefinisikan gender sebagai “the significance a society attaches to biological categories of female and male”— arti penting yang diberikan masyarakat pada kategori biologis pria dan wanita. Sedangkan Lasswell 1987 : 51 mendefinisikan gender sebagai “the knowledge and awareness, wheather conscious or unconscious, that one belongs to one sex and not to the other”— pada pengetahuan dan kesadaran, baik sadar ataupun tidak, bahwa diri seseorang tergolong dalam suatu jenis secara kelamin tertentu dan bukan dalam jenis kelamin lain Kamanto Sunanto, 2000 : 112. Disini dapat kita lihat bahwa konsep gender tidak mengacu pada Universitas Sumatera Utara perbedaan biologis antara wanita dan pria, melainkan pada perbedaan psikologis, sosial, dan budaya yang dikaitkan masyarakat antara pria dan wanita. Dalam penggunaan sehari harinya, gender berasal dari bahasa Perancis, gendre, diambil dari bahasa latin genus, type biologis, yang menunjuk kepada perbedaan jenis kelamin diantara wanita dan pria berdasarkan segi anatomi. pria dan wanita diasumsikan kepada bentuk yang secara biologis berbeda. Pengertian seks menunjuk kepada perbedaan jenis kelamin berdasarkan aspek biologis, seperti pria dan wanita, sedangkan gender itu sendiri mempunyai maksud untuk membedakan peran secara sosial antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Gender itu sendiri tidak terlepas dari streotipe-streotipe seks yang melekat, misalnya seorang wanita lebih cocok bekerja di sektor domestik, dikarenakan ia adalah sosok yang lemah dan begitu juga sebaliknya. Untuk memahami konsep gender harus dibedakan antara kata gender dengan kata seks Fakih, 1999 : 7 Jadi, “kodrat” yang umumnya berkembang di kehidupan pria maupun wanita tidak lebih adalah streotipe gender mereka, yang diterima sebagai status yang diterima dengan mutlak. Adanya pembedaan kesempatan dan hak antara pria maupun wanita di pengaruhi oleh bias gender yaitu akibat pengaruh konstruksi sosial dan kultur yang menyebabkan perbedaan perilaku sehingga memunculkan ketidakadilan. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Fakih 1996 : 72, bahwa : “....perbedaan gender gender differences pada proses selanjutnya melahirkan peran gender gender role dan dianggap tidak menimbulkan masalah, maka tidak pernah digugat. Jadi kalau secara biologis kodrat kaum perempuan dengan organ reproduksinya bisa hamil, melahirkan, menyusui dan kemudian mempunyai peran gender sebagai perawat, pengasuh, dan pendidik anak, sesungguhnya tidak ada masalah dan tidak perlu di gugat adalah struktur “ketidakadilan ” yang ditimbulkan oleh peran gender dan perbedaan gender....” Universitas Sumatera Utara Gender tersebut pada dasarnya hanya pandangan eksternal yang telah terpola secara khusus, jadi berbias subjektif sifatnya, sehingga hidup yang mereka jalani tidak terlepas dari streotipe yang mereka terima. Secara umum streotipe adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu dan celakanya streotipe selalu merugikan dan menimbulkan ketidakadilan Fakih, 1996 : 16 Superiotas pria atas wanita bisa di runut mulai dari jaman penciptaan Adam dan Hawa, jaman filosofi yunani kuno sampai jaman modern. Pria dan wanita tidak hanya dianggap sebagai makhluk yang berbeda, tapi juga sebagai seks yang berlawanan. Sebuah pertemuan antara dunia pria dan wanita adalah “ pertemuan seks ” the battle of the sexes. Pria dan wanita dipolarisasikan dalam kebudayaan sebagai “berlawanan” dan “ tidak sama”.

2.5. Proses Sosialisasi