ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan 3 efektifitas dan efisiensi operasi.
Suatu pengawasan intern dapat dikatakan baik apabila memiliki cirri-ciri sebagai berikut M. Guy 2002:233 :
a. Suatu struktur organisasi yang di dalamnya terdapat pemisahan
tanggung jawab fungsional yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b.
Suatu sistem yang mencakup prosedur otorisasi dan pencatatan yang sesuai agar memungkinkan pengendalian yang wajar atas harta,
hutang, pendapatan, dan biaya. c.
Cara kerja yang wajar harus digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing bagian organisasi, dan
d. Kepegawaian dengan mutu yang sepadan dengan tanggung jawabnya
sesuai dengan bidang yang dikerjakannya.
Keempat ciri diatas mempunyai peran yang sama penting. Kelemahan yang menonjol pada salah satu ciri diatas dapat menghambat terwujudnya tujuan sistem
itu sendiri. Diperlukan suatu kerja sama diantara ciri-ciri pengawasan intern tersebut. Suatu sistem yang baik pada suatu perusahaan belum tentu baik untuk
perusahaan yang lain, walaupun kedua perusahaan sejenis dilihat dari aktifitas usahanya. Banyak faktor yang menentukan bentuk pengawasan intern perusahaan
tersebut, seperti kemampuan struktur organisasi perusahaan dalam melaksanakan pengawasan intern, tingkat keahlian karyawan, yang namun semua itu memiliki
cirri-ciri yang sama dalam pengawasan intern.
2. Tujuan Pengawasan Intern
Istilah pengawasan intern banyak dibahas dalam auditing. Untuk mengetahui sistim pengawasan intern yang baik tidak hanya dapat ditinjau dari
satu sisi. Pengawasan intern atau lebih luasnya sistim pengawasan manajemen
Universitas Sumatera Utara
merupakan keseluruhan paket, metode dan prosedur yang dianut oleh manajemen dalam suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan perusahaan yang
diembannya. Defenisi sistim pengawasan intern tersebut menekankan tujuan yang
hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistim tersebut. Dengan demikian, pengertian pengawasan intern tersebut diatas berlaku baik
dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan computer.
Menurut Mulyadi 2001:163, ada empat tujuan sistim pengawasan intern, yaitu :
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
c. Mendorong efisiensi
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Ad. 1 Menjaga Harta Perusahaan Adanya pengawasan intern untuk menghindari kemungkinan
penyelewengan harta dari kekayaan perusahaan dan memisahkan harta dengan biaya-biaya lainnya. Dengan cara mempertanggungjawabkan transaksi yang
berkaitan dengan pembelian dan penjualan, melindungi harta melalui sistem pengawasan intern yang melekat dan menetapkan bagian harta yang
dikonsumsikan.
Universitas Sumatera Utara
Ad. 2 Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Tujuan dari internal check adalah untuk mencegah kesalahan dalam
pekerjaan akuntansi baik yang disengaja atau tidak disengaja. Jika suatu kesalahan dapat dihindari maka dianggap bahwa laporan akuntansi menyajikan informasi
yang dapat diandalkan. Oleh karna itu transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan dengan atau wewenang pimpinan, dan juga transaksi-transaksi
tersebut dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
Ad. 3 Mendorong efisiensi Efisiensi didalam perusahaan dapat dilakukan dengan adanya pembagian
tanggung jawab. Pada umumnya satu bagian tidak boleh bertanggung jawab untuk melaksanakan semua tahapan-tahapan transaksi. Pembagian tanggung jawab
tersebut harus memisahkan operasi, penyimpanan dan pembukuan. Maka dengan adanya pembagian tanggung jawab dapat meningkatkan kecermatan tanpa
memerlukan duplikasi atau pemborosan tenaga. Ad. 4 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Jika manajemen telah menetapkan tujuan dan menyusun organisasi yang tepat maka haruslah ada wewenang dan prosedur pembukuan yang sesuai untuk
memastikan tugas itu dilaksnakan dengan cara memuaskan. Sistem merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan
transaksi-transaksi, dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Supaya prosedur-prosedur tersebut dapat dipahami oleh karyawan
perusahaan, maka dibuat pedoman prosedur procedure manual yang
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan arus dokumen dalam prosedur, pekerjaan yang harus dilakukan dalam masing-masing prosedur dan rekening - rekening yang akan dipakai dalam
mencatat transaksi-transaksi tersebut. Audit kepatuhan Compliance audit juga merupakan salah satu tujuan
sistem pengawasan intern. Menurut William C.Boynton, Raymond N.Johnson dan Walter G.Kell 2002:6 , “audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan
atau peraturan tertentu”. Jelaslah bahwa tujuan pengawasan intern adalah untuk keandalan
pelaporan keuangan termasuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, pencurian yang dilakukan
oleh pihak didalam maupun diluar perusahaan, dan juga harus memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak sehingga memperlancar
proses audit jika dilaksanakan. Tujuan berikut adalah tercapainya efektivitas dan defisiensi organisasi perusahaan dan dipatuhinya hukum dan peraturan-peraturan
yang berlaku.
B. Unsur-Unsur Pengawasan Intern