22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu Perkebunan PTP Nusantara IV Sidamanik kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Dengan pertimbangan
bahwa Pekebunan Sidamanik merupakan perkebunan teh yang memiliki luas lahan yang paling luas dari perkebunan teh lainnya yang terdapat di PT Perkenunan Nusantara IV.
Dari data yang diperoleh dari PTP Nusantra IV, luas lahan perkebunan teh Sidamanik adalah 2.027,92 Ha, pekebunan teh Bah Butong adalah 1.599,64 dan
perkebunan teh Tobasari adalah 1.083,52.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada respmden, sedangkan
data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Sidamanik. Data –data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
- Data produksi daun teh kering perkebunan Sidamanik tahun 2007-2009. - Data tenaga kerja perkebunan Sidamanik tahun 2007-2009.
- Data pupuk dan obat-obatan di perkebunan Sidamanik tahun 2007-2009. - Data tenaga listrik yang digunakan di perkebunan Sidamanik tahun 2007-2009.
Data yang dikumpulkan adalah data time series. Data yang digunakan adalah data bulanan dari tahun 2007 sampai tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
23
Tabel 2. Metode Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber Data
Metode Pengumpulan Data Observasi
Wawancara Lain-Lain
1 Penentuan
daerah penelitian
Kantor PTPN IV Sidamanik
√
2 Karakteristik
usahatani sampel
Responden data primer
√
3 Data
produksi daun teh
kering. Kantor PTPN
IV Sidamanik √
√
4 Data tenaga
kerja Kantor PTPN
IV Sidamanik 5
Data pupuk dan obat-
obatan. Kantor PTPN
IV Sidamanik √
√
6 Data bahan
bakar dan listrik.
Kantor PTPN IV Sidamanik
√ √
3.3. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi dan selanjutnya dianalisis.
Identifikasai masalah, 1 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan melihat luas lahan tanaman teh yang masih dipertahankan di PT Perkebunan
Nusantara IV. Identifikasi masalah 2, untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
produksi daun teh kering digunakan metode deskriptif. Identifikasi masalah 3, tingkat efisiensi harga merupakan suatu upaya dimana
nilai produksi marginal untuk suatu input harus sama dengan harga input tersebut Soekartawi, 1994 atau dapat dianalisis dengan:
Universitas Sumatera Utara
24 EH =
xi x
P NPM
=
i x
x y
P PM
P
= 1
Dimana: EH
= Tingkat efisiensi inputharga PM
x
= Produk marginal input X
i
Kgha. P
y
= Harga rata-rata daun teh kering Kgha. P
xi
= Harga rata-rata input X
i
KgHa. Jika NPM
x
P
x
1; artinya penggunaan input X belum efisien. Untuk mencapai efisien, input x harus ditambah dan;
Jika NPM
x
P
x
1; artinya penggunaan input X tidak efisien. Untuk menjadi efisien, maka penggunaan input x perlu dikurangi.
Produksi marginal PM diperoleh dari penamaan fungsi produksi total. Produksi marginal dianalisis dengan menggunakan regresi yang diturunkan dengan metode
kuadrat terkecil Ordinary Least squareOLS. Ada beberapa tahapan kerja dalam mengaplikasikan metode OLS yang dapat dilihat dalam bagan berikut :
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 2. Bagan tahapan metode OLS.
1. menentukan variabel terikat dan bebas yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu
tenaga kerja tanaman, tenaga kerja pabrik, pupuk Urea, obat Kleen up ,obat Repcord dan listrik, dimana nilai-nilai parameter tersebut selnajutnya akan diduga, adapun
fungsinya menjadi: 1. Penentuan fungsi
umum
4. Uji asumsi klasik 3. Spesifikasi model
Uji Linieritas 4a. Autokolinieritas
4b. Multikolinieritas 2. Membersihkan data
dari outlier
5. uji Estimasi regresi metode enter
6. Interpretasi hasil
7. Fungsi produksi daun teh kering
Universitas Sumatera Utara
26 Y = f X
1
, X
2
,X , X
4
, X
5
, X
6
β, µ Dimana :
Y = produksi daun teh kering kgha
X
1
= tenaga kerja tanaman orangha X
2
= tenaga kerja pabrik orangha X
3
= pupuk Urea Kgha X
4
= obat kleen up literha X
5
= obat repcord literha
X
6
= listrik kwhha
X
7
= Cangkang kgha X
8
= Pupuk NPK Mutiara 25-7-7 kgha β
= Koefesien Regresi µ
= Random Eror 2. Data dibersihkan dari outlier dengan menggunakan scatter plot untuk memperkecil
varians data sehingga tidak menggangu hasil estimasi akhir. 3. Melakukan uji spesifikasi model dengan menggunakan uji linieritas dengan melihat
nilai F sehingga didapat model yang digunakan bersifat linier atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah bila F
hitung
F
tabel
bentuk hubungan linier. 4. Untuk memperoleh model regresi yang terbaik ada beberapa asumsi klasik yang
harus dipenuhi yaitu sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
27 a.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dimasksudkan untuk menhindari adanya hubungan yang linier
antara variabel bebas. Menurut Gujarti 1994, Multikolinieritas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan melihat:
• Jika nilai Tolenransi atau VIF variance Inflation Factor kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10
• Terdapat koefesien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8 jika nilai F- hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antara variabel bebas Sujianto,2009.
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel itu sendiri, pada pangamatan yang berbeda waktu dan individu. Uji autokorelasi dapat deperoleh dari
dinilai Durbin-Watson. 5. Selanjutnya dilakukan estimasi pada model dengan metode enter sehingga didapat
nilai R square dan nilai F.
Tingkat efisiensi teknik ET dianalisis dengan membandingkan besaran produksi dilapangan dengan besaran produksi yang dapat dicapai didaerah tersebut Soekartawi,
1994 atau dapat dituliskan: ET =
i
Y
Y
i
Dimana: ET
= Tingkat efisiensi teknik Y
i
= Besarnya produksi output di daerah penelitian.
Y
i
= Besarnya produksi yang dapat dicapai di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
28 Jika efisiensi teknik ET tidak sama dengan 1 maka produksi tidak dikatakan efisien.
Akan tetapi jika ET = 1 maka produksi dikatakan efisien.
Tingkat efisiensi ekonomi dianalisis dengan melakukan perkalian antara tingkat efisiensi teknik dengan tingkat efisiensi harga. Menurut Soekartawi, 1994 mencari nilai
efesiensi ekonomi dapat dituliskan sebagai berikut: Efisiensi ekonomi EE = efisiensi teknik ET x efisiensi harga EH
Diamana : EE
= tingkat efisiensi ekonomi ET
= tingkat efisiensi teknik EH
= tingkat efisiensi harga Jika hasil perkalian antara efisiensi teknik dengan efisiensi harga sama denga 1, maka
efisiensi ekonomi bisa dikatakan efisien.
Universitas Sumatera Utara
29
3.4. Definisi dan Batasan Operasional 3.4.1 Definisi