PERSEPSI PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MINUMAN BERSODA COCA COLA DI PERUMAHAN JOSROYO JATEN KARANGANYAR

(1)

commit to user

PERSEPSI PRODUK, HARGA, DAN PROMOSITERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MINUMAN BERSODA COCA-COLA

DI PERUMAHAN JOSROYO JATEN KARANGANYAR

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

THULUS BRAMANTYO NIM: F 1206591

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

(3)

(4)

commit to user H A L A MA N MOTTO

H e’s there in the dar k, he’s ther e in my hear t, he waits in the winds he’s gotta play apar t. T r ouble is a fr iend, yeah tr ouble is a fr iend of mine.

(L enka)

dear god the onl y thing i ask of u is to hol d her when i'm not around when i'm much too f ar away we al l need that person who can be true to u but i l ef t her when i f ound herand now i wish i'd stayed 'cause i'm l onel y n i'm tiredi'm missing u again oh no

once again.. {Avenged Sevenf ol d}


(5)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan menyebut asma Al l ah SWT kupersembahkan karya ini untuk:

Ayah dan I buku tercinta atas pengorbanan, doa, dan sel al u setia memberi kasih sayang dari kecil hingga sekarang.

I steri, Anaku, Adiku, dan teman-temanku I l ove u al l thank u f or Everithing.


(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Minuman Bersoda Coca-Cola Di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar ” untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dorongan, bimbingan, petunjuk, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Heru Purnomo, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat serta saran kepada Penulis selama ini dan sabar membimbing saya.

3. Isteri Ayu Fitri Bramantyo dan Anaku Fayola Putri Bramantyo yang memberiku semangat untuk maju.

4. Bp Drs Hendro Sutomo, MM dan Ibu Heruwati yang Sayang dan Sabar dalam mendidik saya, serta adik saya Riskha Damayanti

5. Bonus Sukarno, SE teman yang selalu ada diwaktu susah maupun senang, terima kasih Kawan


(7)

commit to user

6. Teman Seangkatan D3 angkatan 2003 dan teman S1 nonreg 2006 terimakasih semuanya atas pertemanan kita selama ini.

7. Foto kopy RISTHU, Pondok RISTHU, Peternakan RISTHU Semoga usahanya lancar dan Tambah Maju Amin.

8. Semua pihak dan teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran-saran serta kritik yang membangun dari semua pihak.

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


(8)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PROPORSI ... 6

A. Pengertian Perilaku Konsumen ... 6

B. Kesan Kualitas ... 8

C. Kualitas Pelayanan ... 9

D. Konsep Loyalitas Pelanggan ... 12

E. Kategori Loyalitas ... 14

F. Hubungan Harga, Produck, Promosi, Distribusi, Dan Public Relatition Terhadap Loyalitas Konsumen ... 20

G. Penelitian Terdahulu ... 24

H. Alur Pemikiran ... 26

I. Hipotesis ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Desain Penelitian ... 28


(9)

commit to user

C. Pengukuran Variabel dan Devinisi Operasional ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Sumber Data ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Metode Analisis Data ... 35

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Sejarah Coca-Cola ... 41

B. Deskripsi Responden ... 42

C. Deskripsi Variabel ... 45

D. Analisis Data ... 54

E. Pembahasan ... 58

BAB V. PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Keterbatasan Penelitian ... 63

C. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(10)

commit to user DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Kategori Loyalitas menurut Jacoby dan Chestnut ... 17

Tabel IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 44

Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Produk ... 46

Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Harga ... 46

Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Promosi ... 47

Tabel IV.7 Hasil Uji Validitas Kuisioner Loyalitas ... 48

Tabel IV.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 49

Tabel IV.9 Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan variabel Penelitian ... 50


(11)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar II.1 Piramida Loyalitas ... 18 Gambar II.2 Model Proses Komunikasi ... 23 Gambar II.3 Alur Pemikiran ... 26


(12)

ABSTRAK

Persepsi Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Minuman Bersoda Coca-Cola Di Perumahan Josroyo Jaten

Karanganyar Thulus Bramantyo

F 1206591

Lingkungan persaingan global yang semakin ketat dengan masuknya produk baru ke pasaran dan kondisi pasar yang jenuh untuk produk-produk tertentu, tugas mengelola loyalitas pelanggan menjadi tantangan yang tidak ringan. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah   untuk menguji faktor-faktor yang meliputi produk, harga, dan Promosi, ada tidaknya pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen pada

minuman bersoda coca-cola di perumahan Josroyo Jaten Karanganyar. 

Berdasarkan pada permasalahan penelitian diatas maka peneliti mengemukakan tiga hipotesis penelitian yaitu: 1) Adanya pengaruh antara produk terhadap loyalitas konsumen. 2) Adanya pengaruh harga terhadap loyalitas konsumen. 3) Adanya pengaruh antara promosi terhadap loyalitas konsumen.

   Sejalan dengan masalah dan hipotesis penelitian di atas, peneliti

menggunakan sampel sebanyak 100 orang. Metode pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode Non Probability Sampling.

Non Probability Sampling adalah metode pengambilan sampel yang diambil berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan mendapatkannya Adapun pengumpulan data ini dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, uji F (bersama-sama), uji koefisien determinasi (Adjusted R²) dan uji t (parsial).

Hasil analisis data pada penelitian di atas dapat diambil kesimpulan:1) variabel produk berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pada

minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.  

Dengan demikian hipotesis pertama terbukti kebenarannya. 2) Variabel harga berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti kebenarannya. 3) variabel promosi berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pada minuman bersoda

coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.   Dengan demikian

hipotesis ketiga terbukti kebenarannya.


(13)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan yang bersifat biogenik seperti rasa lapar dan haus, maupun kebutuhan yang bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan akan pengakuan, penghargaan dan rasa kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar, sedangkan keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan terhadap suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya akan menciptakan permintaan.

Oleh karena itu konsumen sangat berperan penting dalam menentukan jenis produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk lebih mengerti konsumen. Ini bukanlah tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan yang terjadi setiap saat, ditambah lingkungan persaingan global yang semakin ketat dengan masuknya produk-produk baru ke pasaran dan kondisi pasar yang jenuh untuk produk-produk tertentu, tugas mengelola loyalitas pelanggan menjadi tantangan yang tidak ringan.

Dalam menanggapi era globalisasi seperti ini PT.Coca-cola sebagai perusahaan yang memproduksi minuman bersoda coca-cola berusaha


(14)

menempatkan kepuasan konsumen sebagai tujuannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan kualitas pelayanan terbaik terhadap konsumen.

Perusahaan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi konsumen akan selalu berusaha menetapkan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Upaya untuk melaksanakan strategi tersebut dilakukan melalui suatu study atau penelitian dengan maksud mencari informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk (Kotler, 1997).

Riset Harvard Bussiness Review (2001) diketahui bahwa 65% pelanggan meninggalkan produk karena alasan attitude pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan dan 85% terjadi karena alasan produk yang tidak sesuai atau tidak memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan terjadi kesenjangan minat antara pelanggan dengan produsennya.

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk perlu dipahami oleh pemasar karena akan berpengaruh pada perilaku konsumen selanjutnya, sehingga konsumen yang loyal adalah konsumen yang puas terhadap penawaran pemasar.

Pelanggan mungkin akan mencari informasi mengenai alternatif produk dengan merk lain kemudian melakukan perpindahan merk atau bahkan dapat mempengaruhi orang lain untuk menggunakan produk yang sama.


(15)

commit to user

dianggap loyal tapi pemasar atau perusahaan tetap perlu memberikan perhatian terhadap kepuasan konsumen.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada merk-merk yang berkualitas tinggi jika produk-produk tersebut ditawarkan dengan harga yang wajar. Menurut Kotler (2002) para penjual seringkali beranggapan bahwa promosi merupakan alat yang dapat meruntuhkan loyalitas pembeli. Para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan.

Dalam penelitian ini mengemukakan persepsi produk, harga, dan promosiyang diduga turut mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek minuman bersoda. Pengaruh tersebut adalah pengaruh kualitas yang terdiri dari citra atau image, bahan baku yang digunakan, cita rasa minuman bersoda, kemasan yang digunakan, aroma dan perbandingan dengan kualitas minuman bersoda lain. pengaruh harga yang terdiri dari tingkat harga minuman bersoda Coca-cola dibandingkan dengan produk minuman bersoda merek lain, kesesuaian harga dengan kualitas dan kenaikan harga. Pengaruh promosi terdiri dari frekuensi munculnya promosi, bentuk penyajian promosi, isi promosi dan perbandingan dengan promosi produk minuman bersoda merek lain. Pengaruh saluran distribusi terdiri dari kemudahan mendapatkan dan stok yang tersedia ditempat-tempat pembelian. Berdasarkan pemaparan latar belakang dan fenomena yang berkaitan masalah diatas, maka penulis


(16)

melakukan penelitian dengan judul “PERSEPSI PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MINUMAN BERSODA COCA-COLA DI PERUMAHAN JOSROYO JATEN KARANGANYAR”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah

1. Apakah terdapat pengaruh antara produk terhadap loyalitas konsumen? 2. Apakah terdapat pengaruh antara harga terhadap loyalitas konsumen? 3. Apakah terdapat pengaruh antara promosi terhadap loyalitas konsumen?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap loyalitas konsumen. 2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap loyalitas konsumen. 3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap loyalitas konsumen.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi bagi teori-teori yang berkaitan tentang perilaku konsumen dan pemasaran.


(17)

commit to user

Khususnya pada faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap merk tertentu.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif untuk memahami karakteristik pembeli kepada perusahaan yang diteliti sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam rangka menentukan strategi perusahaan terhadap pembentukan layanan 

konsumen yang berkualitas sehingga pada akhirnya terbentuk loyalitas konsumen terhadap produk coca-cola.

b. Bagi pembaca, semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai sebuah wacana yang akan menambah pengetahuan pembaca dan dapat menjadi dasar untuk mengadakan penelitian sejenis yang lebih baik.


(18)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PROPORSI

Tujuan dari bab II ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai teori–teori yang digunakan dalam membantu proses penulisan penelitian ini. Selain itu, di dalam bab II ini juga akan diberikan gambaran hubungan antara variabel produk, harga, dan promosi dengan loyalitas konsumen.

 

A. Pengertian Perilaku Konsumen

Memahami perilaku membeli (buying behavior) dari pasar sasaran merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran agar dapat menentukan kebijakan yang efektif bagi kegiatan pemasaran perusahaannya, agar dapat menentukan kebijakan yang efektif ini maka manajemen pemasaran harus memahami terlebih dahulu perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan suatu kunci bagi perusahaan untuk merencanakan dan mengelola pemasaran perusahaan dalam lingkungan yang selalu berubah. Para konsumen sangat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera. Adalah bermanfaat bagi para pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu (Kotler, 1997).


(19)

commit to user

Blackwell dan Miniard (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan dari konsumen yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan.

Dharmamesta dan Handoko (1997) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Selain jenis produk, faktor ekonomi, faktor psikologis, faktor sosiologis dan faktor anthropologis juga menentukan perilaku pembelian seseorang. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Selain itu, keadaan keluarga dan kelompok lain juga perlu dipelajari (tentang hubungan atau interaksi diantara mereka, sikap merekam dan penyebaran informasi diantara mereka) karena hal ini sangat mempengaruhi perilaku konsumen.

Sebuah alasan mengapa orang membeli produk tertentu (product buying motive) atau membeli pada penjual tertentu (partinage motive) akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan program promosi yang efektif, desain produk, harga, saluran distribusi, dan


(20)

hubungan publik yang efektif dan beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.

B. Kesan Kualitas

David A. Aaker (1997) mendefinisikan kesan kualitas sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharap oleh pelanggan.

Mengingat kepentingan dan keterlibatan keputusan konsumen satu dengan yang lain, kesan kualitas perlu dinilai berdasarkan sekumpulan kriteria yang berbeda. Kesan kualitas mencerminkan perasaan konsumen secara menyeluruh mengenai suatu merek. Untuk dapat memahami kesan kualitas suatu merek diperlukan pengukuran terhadap dimensi yang terkait dengan karakteristik produk.

Kesan kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Kesan kualitas ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk dimata konsumen. Persepsi terhadap kualitas secara keseluruhan dari suatu produk dan jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek.


(21)

commit to user C. Kualitas Pelayanan

Goetch dan Davis (1997) mengatakan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi harapan.

Sedangkan pelayanan oleh Gasper didefinisikan sebagai aktivitas pada keterkaitan antara pemasok dan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (1997).

Definisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan, dengan kata lain kualitas pelayanan adalah hasil dari persepsi dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual pelayanan (Gronroos, et al dalam Pujawan : 1997).

Parasuraman dalam Pujawan (1997) mengemukakan bahwa kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan yang baik. Kesan kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut.

Beberapa pakar pemasaran seperti Parasuraman, Zeitam, dan Berry berhasil mengindetifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas pelayanan. Kesepuluh faktor tersebut meliputi (Parasuraman, el.al.,1 985):

1) Reliability, 2) Responsiveness, 3) Competence, 4) Acces, 5) Courtesy, 6) Comminication, 7) Credibility, 8) Security, 9) Understanding / Knowingt the Customer, 10) Tangibles.


(22)

Parasuraman ( 2000:70) menemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum hanya menjadi lima dimensi pokok. Kelima dimensi tersebut meliputi:

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi faktor fasilitas, fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3. Daya tahan (resposiveness), yaitu keinginan pada staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.

5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Sebagai alternatif lain Dabholkar, et.al, (1996) mengembangkan dimensi baru yang disesuaikan dengan karakteristik perusahaan retail namun tetap berpedoman dengan apa yang dikembangkan oleh Parasuraman et.al pada tahun 1988. Dimensi baru tersebut adalah:

1. Phisiccal aspect

Merupakan dimensi yang mencakup tentang daya tarik dari aspek fisik dan kemudahan pelanggan dalam menemukan barang yang dibutuhkan. Dimensi ini oleh Parasuraman et.al disebut dimensi tangible.


(23)

commit to user 2. Reliability

Mencakup tentang ketepatan pemenuhan janji kepada pelanggan serta penyediaan barang yang sesuai dengan keinginan pelanggan

3. Personal Interaction

Merupakan interaksi personal antara pelanggan dan karyawan, sedangkan Parasuraman et.al menyebutnya sebagai Responsiveness, Assurance, dan

Emphaty.

4. Problem Solving

Merupakan dimensi yang berkaitan dengan pemberian solusi terhadap masalah yang dihadapi pelanggan ketika sedang berbelanja atau solusi terhadap keluhan yang disampaikan oleh pelanggan atas layanan yang mereka terima.

5. Policy

Merupakan dimensi yang berhubungan dengan kebijaksanaan toko, guna merespon tuntutan atau kebutuhan pelanggan seperti penyediaan barang yang berkualitas, menerima pembayaran dengan kartu kredit, penyediaan tempat parkir, dan jam buka toko.

Sedang dalam penelitian ini, dimensi yang digunakan yaitu meliputi: 1. Harga

Kualitas layanan terhadap harga adalah kebijaksanaan perusahaan yang diberikan kepada konsumen dan retailer dalam hal harga. Salah satu


(24)

bentuk pelayanannya adalah pemberlakuan strategi MRP (Managing Retailer Price) untuk melayani segmen school channel sehingga harga yang diberlakukan berbeda dengan harga umum di pasar.

2. Produk

Merupakan kualitas layanan yang diberikan perusahaan berkaitan dengan semua atribut yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan, seperti rasa, kemasan, kualitas dan lain sebagainya. Pelayanan terhadap produk diarahkan agar produk yang diterima sesuai dengan harapan pelanggan (reliability).

3. Promosi

Adalah pelayanan kepada pelanggan yang berkaitan dengan promosi produk dan reward atau penghargaan perusahaan kepada pelanggan dan

retailer yang merupakan bukti langsung pelayanan kepada mereka (tangibles).

D. Konsep Loyalitas Pelanggan

Istilah loyalitas pelanggan sebenarnya berasal dari loyalitas merek yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu. Dalam penelitian ini kedua istilah tersebut, yaitu loyalitas pelanggan dan loyalitas merek menunjukkan hal yang sama. Terlebih dahulu akan diuraikan apa saja yang sebelumnya dianggap sebagai suatu loyalitas pelanggan padahal


(25)

commit to user

sebenarnya belum bisa dikatakan sebagai loyalitas pelanggan (Prus dan brandt, 1995).

1. Loyalitas pelanggan bukanlah kepuasan pelanggan (customer satisfaction), Kepuasan adalah satu komponen yang dibutuhkan untuk menuju suatu loyalitas. Hanya karena pelanggan puas dengan produk tertentu pada suatu saat tertentu, tidak berarti pelanggan itu akan melakukan permintaan ulang (re-order) dengan produk itu pada masa mendatang.

2. Loyalitas pelanggan bukanlah suatu tanggapan atas penawaran untuk menarik konsumen agar melakukan pembelian, misalnya discount, hadiah, bonus dan bentuk insentif lain karena jika pesaing melakukan hal yang sama, maka konsumen pun akan beralih ke pesaing.

3. Loyalitas bukanlah suatu market share yang besar karena banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan market share, termasuk performance

pesaing yang buruk atau masalah harga.

4. Loyalitas pelanggan bukanlah suatu pembelian ulang (repeat buying) atau pembelian karena kebiasaan (habitual buying). Kadang pembelian berulang dilakukan karena sudah biasa. Tetapi jika mereka mencoba mempelajari produk pesaing, mungkin mereka akan menemukan produk pesaing yang lebih murah atau kualitasnya yang lebih bagus, mereka segera berpindah ke produk pesaing.


(26)

E. Kategori Loyalitas

Loyalitas dapat dikategorikan menurut runtutan pilihan merek atau pola pembelian ulang. Pembeli dapat dibagi dalam empat kelompok status loyalitas merek (Kotler, 2000).

1. Hard-core loyals: Konsumen yang membeli satu merek untuk semua waktu

2. Splits loyal: Konsumen yang loyal pada 2 atau 3 merek.

3. Shifting loyals: Konsumen yang melakukan pergeseran dari merek satu ke merek lainnya.

4. Sweither: Konsumen yang tidak loyal pada merek apaun.

Kategori loyalitas di atas hampir sama dengan kategori loyalitas dibawah ini. Jika A, B, C, D, E, dan F merupakan merek-merek dalam sebuah kelompok tertentu, loyalitas merek dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Loyalitas yang tak terpisahkan (undivided loyalty), dapat ditunjukkan

dengan runturan AAAAAA,

2. Loyalitas yang terpisahkan (divided loyalty), dapat ditunjukkan dengan runturan ABABAB,

3. Loyalitas tak stabil (unstable loyalty), dapat ditunjukkan dengan runturan AAABBB,


(27)

commit to user

Klasifikasi seperti ini disebut klasifikasi Brown dan dapat dimodifikasi seperti yang ditunjukkan oleh Mowen dan Minor (1998, dalam Dharmmesta, 1999 : 82) sebagai berikut:

1. undivided loyalti (loyalitas yang takterpisahkan) yang ditunjukkan dengan runturan AAAAAAAA,

2. divided loyalti (loyalitas yang terpisahkan) yang ditunjukkan dengan runturan AAABBAABBB,

3. occasional switch (sesekali berpindah merek) yang ditunjukkan dengan runturan AABAAACAADA,

4. switch loyalti (loyalitas yang terpisahkan) yang ditunjukkan dengan runturan ABDCBACD,

5. brand indifference (tidak teguh pada merek tertentu) yang ditunjukkan dengan runturan ABDCBACD.

Dengan menggunakan definisi loyalitas merek dapatlah diidentifikasi besarnya persentase rumah tangga yang berada pada masing-masing kategori. Pendekatan seperti ini banyak dipakai dalam penelitian dan telah didukung dengan menggunakan panel-panel agenda harian konsumen lainnya. Pengukuran ini memerlukan data pembelian karena memfokuskan pada pola pembelian ulang.

Merek yang kuat sebenarnya mewakili sekelompok pelanggan setia. Aaker membedakan sikap pelanggan terhadap merek dari tingkat terendah sampai paling tinggi, yakni:


(28)

1. Pelanggan yang akan mengganti merek, terutama karena alasan harga. 2. Pelanggan puas dan tidak alasan untuk berganti merek.

3. Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti merek.

4. Pelanggan menghargai merek tersebut dan menganggapnya sebagai teman. 5. Pelanggan terikat pada merek tertentu.

Ekuitas merek sangat berkaitan dengan seberapa banyak pelanggan suatu merek berada dalam kelas (tingkat) 3, 4, dan 5 (Kotler, 1997).

Jacoby dan Chestnut (1978 dalam Dharmmesta, 1999) membagi loyalitas menjadi empat, yaitu:

1. Loyalitas merek fokal sesungguhnya (true focal brand loyalty), Loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minatnya.

2. Loyalitas merek berganda yang sesungguhnya (true multi brand loyalty), termasuk merek fokal.

3. Pembelian ulang (repeat purchasing) merek fokal dari non loyal.

4. Pembelian secara kebetulan (happenstance purchasing) merek fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal merek lain.

Pembelian secara kebetulan mencakup runtutan pembelian ulang yang berkaitan dengan faktor-faktor selain loyalitas psikologis, seperti tidak tersedianya merek favorit, pembelian yang bersifat mewakili merek favorit (surogate purchasing), dan kendala-kendala sementara. Pola-pola tersebut dapat dilihat pada Tabel II.1 :


(29)

commit to user Tabel II.1

Kategori Loyalitas Menurut Jacoby dan Chestnut Pembelian

ulang pada

Loyalitas Psikologis pada 

Merek fokal Merek

ganda

Merek lain Tidak

satupun Merek vokal Loyalitas

sesungguhnya Loyalitas merek ganda Pengulang nonloyal Pembeli secara kebetulan

Merek lain Pembeli

merek lain secara kebetulan Loyalitas ganda Loyal merek lain Pembeli secara kebetulan

Sumber:Dharmamesta, 1999 : 76

Dalam tabel tersebut terlihat bahwa pola pembelian ulang merek fokal dan merek vokal itu merupakan loyalitas psikologisnya, maka yang terjadi adalah loyalitas yang sesungguhnya, loyalitas pada merek total. Dalam penelitian diperlukan dukungan data pembelian ulang pada merek fokal. Kategori loyalitas inilah yang selalu diharapkan oleh pemasar pada pelanggannya. Pendeteksian adanya loyalitas merek tunggal yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan menguji:

1. Struktur keyakinan (cognitif), artinya informasi merek yang dipegang oleh konsumen (yaitu keyakinan konsumen) harus menunjuk pada merek fokal yang dianggap superior dalam persaingan,

2. Struktur sikap (afektif), artinya tingkat kesukaan konsumen harus lebih tinggi dari pada merek saingan, sehingga pada preferensi afektif yang jelas pada merek fokal, dan


(30)

 

3. Struktur niat (konatif) konsumen terhadap merek fokal, artinya konsumen harus mempunyai niat untuk membeli merek fokal, bukannya merek lain, ketika keputusan beli dilakukan.

Adapun tingkat loyalitas konsumen yang tergambar pada piramida loyalitas adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2002 : 61).

Gambar II.1 Piramida Loyalitas

Berdasarkan piramida di atas dapat dijelaskan :

1. Tingkat yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali Berpindah-pindah peka terhadap

perubahan harga, tidak ada loyalitas merek Pembeli yang puas,

tidak ada masalah untuk beralih Pembeli yang puas dengan biaya peralihan

Commited


(31)

commit to user

demikian mereka memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka berpindah-pindah merek atau disebut konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).

2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang merasa puas dengan produk mereka gunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Para pembeli tipe ini bisa disebut sebagai pembeli tipe kebiasaan (habitual type).

3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan, (switching cost), baik dalam waktu, uang, atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut sebagai konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan pergantian ke merek lain. para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.

4. Tingkat keempat adalah konsumen yang benar-benar menyukai merek tersebut. Pilihan terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian, pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Terdapat penggunaan emosional dalam tipe konsumen ini.

5. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting baginya baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya (commited buyer).


(32)

F. Hubungan Harga, Produk, Dan Promosi, terhadap Loyalitas Konsumen 1. Harga

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada merek-merek yang berkualitas tinggi jika produk-produk itu ditawarkan dengan harga yang wajar (Dharmamesta, 1991). Selain itu kepekaan pembeli terhadap harga berkurang jika produk dianggap lebih bermutu, lebih bergengsi dan lebih eksklusif (Kotler, 1996).

Berdasarkan hal di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembeli atau konsumen akan tetap loyal pada merek-merek yang berkualitas, bergengsi, atau ekslusif apabila ditawarkan dengan harga yang wajar. Selain itu terdapat tipe konsumen yang loyal pada produk dengan harga yang murah. Seperti contoh sebuah keluarga yang membeli pasta gigi merek tertentu hanya karena harganya yang murah. Namun setelah ada merek lain dengan harga yang lebih murah ia akan melakukan perpindahan ke merek tersebut.

2. Produk

Kotler (2000) mendefenisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan keinginan atau konsumen. Produk yang ada di pasar terdiri dari barang-barang fisik (phisical goods), jasa (service), kepemilikan (properties), organisasi (organitation), informasi (information), dan gagasan (ideas). Produk itu mempunyai lima karakteristik:


(33)

commit to user

a. Mempunyai keistimewaan tertentu

Merupakan komponen individual suatu produk yang dapat ditambahkan atau dikurangi tanpa mengubah bentuk atau kualitas produk.

b. Bentuk atau gaya

Pemberian penampilan atau ‘sentuhan” yang berbeda pada suatu produk atau jasa.

c. Kualitas

Adalah tingkat persepsi penampilan produk sehingga konsumen merasa dapat terpuaskan apabila menggunakan produk itu.

d. Kemasan

Tempat atau bungkus produk atau jasa tertentu, kemasan yang baik dapat menambah persepsi nilai produk itu sendiri.

e. Pemberian merek

Sebagian besar produk mempunyai merek yang berupa nama, istilah, tanda, simbol, desain dan kombinasinya, diidentifikasinya sebagai “milik” pemasar dan membedakannya dari penawaran pesaing-pesaing. Pemberian merek juga dapat menguntungkan pemakai, membantu pemakai mengenali suatu produk, lebih dulu mengenali kualitasnya, dan sebagainya (Kotler &Anderson, 1995).


(34)

Konsumen pada awalnya tertarik membeli produk apabila produk tersebut mampu memuaskan kebutuhannya. Setelah mereka mengetahui kualitas produk tersebut maka konsumen akan membuat keputusan pembelian ulang atau perpindahan merek. Salah satu faktor penting yang dapat membuat puas adalah kualitas. Ini dapat digunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya. Pemasar yang kurang atau tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen. Jika pemasar sangat memperhatikan kualitas, loyalitas konsumen pada merek yang ditawarkan akan mudah untuk diperoleh. Kualitas ini merupakan faktor kunci untuk menciptakan loyaliats jangka panjang.

3. Promosi

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada suatu tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Dharmmesta, 1999). Para penjual seringkali beranggapan bahwa promosi penjualan merupakan alat untuk meruntuhkan loyalitas pembeli terhadap merek barang tersebut (Kotler, 2000). Jadi pada dasarnya periklanan adalah bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran atas produk yang ditawarkan perusahaan. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai


(35)

commit to user Gambar II.2

Model Proses Komunikasi Sumber: Tjiptono, 1997:188 dalam Tugiono, 2002.

Respon penerima komunikasi dan respon audien meliputi: menyadari (awareness), akan keberadaan dan mafaat produk yang ditawarkan, menyukai (intersest) serta berusaha mengetahui lebih lanjut, mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya, mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli, dan tindak lanjut (follow-up) membeli kembali atau beralih merek.

Gagasan 

Pengirim 

Pemahaman 

Encode

Decode 

Response

 

Penerima 

Pemahaman

           

Pesan 


(36)

G. PENELITIAAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan oleh Riana iswari dan Retno Tanding Suryandari dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen, 200 381-93, mengenai “Analisis Pengariuh Citra Supermarket Terhadap Loyalitas Konsumen”, Penelitian ini diadakan di Matahari Supermarket Singosaren di Solo. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel accidental. Variabel independent pada penelitian ini adalah Citra Supermarket yang terdiri dari dimensi harga, dimensi pelayanan, dimensi kualitas dimensi lingkungan fisik sedangkan untuk variabel depedenya adalah loyalitas konsumen yang diukur dari keinginan untuk membeli ulang dan merekomendasikan ke orang lain. Varabel-variabel tersebut dapat diukur dengan skala Linkert. Instrumen dalam pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner. Metode pengujian mencakup uji validitas dan uji realitibitas dari kuisioner yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis Factor untuk menguji item pertanyaan, dan analisis Regresi Berganda, Sedangkan dalam pengujian hipotesis menggunakan uji Analisis Regresi Berganda, Uji F, dan Uji t.

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dimensi harga, dimensi pelayanan, dimensi kualitas, dimensi lingkungan fisik mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa dimensi harga mempunyai pengaruh paling besar terhadap loyalitas konsumen.


(37)

commit to user

Pada peneletian lain dilakukan oleh Muhammad Arifin yang berjudul “Pengaruh Marketing MixTerhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra Bayar IM3 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Stain Surakarta)” penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel harga, variabel produk, variabel distribusi, variabel promosi dan variabel public relation mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dari hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel distribusi mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap loyalitas konsumen.

Beberapa penelitian di atas mempunyai beberapa kesamaan dengan penelitian ini, antara lain mengenai topik penelitian. Kedua penelitian tersebut berusaha untuk mengetahui factor yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Namun ada perbedaan dengan penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu mengenai subyek penelitian, obyek penelitian serta jumlah sampelnya


(38)

H. ALUR PEMIKIRAN

Untuk lebih mudah melakukan peneletian, maka kita menggunakan alur pemikiran atau kerangka pemikiran untuk mencapai suatu kesimpulan. Alur pemikiranya sebagai berikut:

Gambar II.3 Alur Pemikiran

Sumber: Muhammad Arifin, 2007:18

Keterangan:

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi variabel independent adalah produk, harga, dan promosi. Sedangkan yang menjadi variabel dependent adalah loyalitas konsumen.

Persepsi Produk

Persepsi Harga

Persepsi Promosi

Loyalitas Konsumen


(39)

commit to user HIPOTESIS

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Adanya pengaruh antara produk terhadap loyalitas konsumen. 2. Adanya pengaruh antara harga terhadap loyalitas konsumen. 3. Adanya pengaruh antara promosi terhadap loyalitas konsumen


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey terhadap warga perumahan Josroyo Jaten yang pernah melakukan pembelian produk minuman bersoda Coca-cola, hal ini diketahui dengan melakukan wawancara secara langsung(konsumen minuman bersoda Coca-cola).

B.Populasi, Sampel dan teknik sampling 1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang karakteristiknya hendak diketahui. Populasi dari penelitian ini adalah warga josroyo jaten karanganyar. Dalam hal ini populasi tidak dapat diketahui jumlahnya karena populasi di sini menyangkut karakteristik masing individu.

2. Besar sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Non Probability Sampling. Non Probability Sampling

adalah metode pengambilan sampel yang diambil berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan mendapatkannya (Cooper; 1997). Dalam Non Probability Sampling para peneliti atau pekerja lapangan bebas memilih siapa saja dari populasi yang mereka temui.


(41)

commit to user

Alasan menggunakan metode Non Probability Sampling adalah karena jumlah populasinya tidak diketahui, serta adanya pertimbangan masalah biaya dan waktu.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik dalam pengambilan sampel menggunakan salah satu metode

Non Probability Sampling, yaitu Convenience Sampling, dimana anggota populasi dapat dengan mudah dipilih sebagai sampel. Sampel pada penelitian ini adalah warga perumahan josroyo jaten karanganyar. Karena pengambilan sampel dengan menggunakan metode Convenience Sampling maka penentuan yang dibutuhkan dalam penelitian ini dengan menggunakan formulasi yang dikemukakan oleh Aaker dan Day (1995) dan perkiraan sebesar 100 sampel yang diperkirakan bahwa jumlah tersebut dapat mewakili populasi. Apabila suatu dugaan proporsi dengan menggunakan sampel random dengan tingkat keyakinan tertentu dan besarnya error (E), maka menurut formulasi Aaker dan Day untuk tingkat kepercayaan 95% adalah :

Eα2 P(1−P)/n


(42)

α/2 adalah 5%/2 = 2,5% → daerah 50%-2,5% = 47,5% dimana daerah 0,475 terletak pada baris 1,9 dan kolom 0,06. Jadi Zα/2 = 1,96.

Dari formulasi diatas maka untuk mencari besarnya n adalah :

2 2 ) 1 ( ) 96 , 1 ( E p p

n= × −

dimana :

n = Ukuran sampel E = Error

P = Proporsi populasi

Karena besarnya proporsi populasi tidak diketahui secara pasti, maka nilai p(1-p) akan maksimum jika turunan pertamanya (p1) = 0, jadi nilai p(1-p) akan maksimum pada p = 0,5 sehingga p(1-p) = 0,25. Berdasarkan formulasi diatas maka besarnya sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dengan tingkat kesalahan (error) 10% adalah :

2

2 0,25

) 96 , 1 ( E

n= ×

n = 96,04

Jadi besarnya sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 96 atau dalam penelitian ini dilakukan pembulatan hingga 100 sampel.


(43)

commit to user

C. Pengukuran Variabel dan Devinisi operasional 1. Teknik Pengukuran Variabel

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup. Skala untuk mengetahui perilaku responden melibatkan serangkaian pertanyaan sikap responden apakah setuju atau tidak setuju terhadap suatu pernyataan. Skala ini merupakan skala ordinal, skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya. Format jawaban tipe Likert dengan menggunakan skala empat tingkat yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju untuk variabel independen dan setuju, tidak setuju untuk variabel dependen.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang bersifat memberikan arti kepada suatu variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional ini akan memberikan batasan atau ciri suatu variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut. Jadi dalam definisi operasional ini harus dirinci ciri-ciri yang akan diteliti dan bagaimana mengamatinya. Sebelum definisi operasional dibuat, terlebih dulu menjelaskan variabel secara konseptual.


(44)

a. Harga adalah sebuah tawaran atau sebuah eksperimen untuk mengukur denyut nadi pasar, untuk mengadakan pertukaran barang atau jasa digunakan satuan sebagai ganti atas barang atau jasa yang diperolehnya yang dikenal dengan istilah harga. Atribut yang hendak diteliti adalah tingkat harga perbandingan dengan mutu produk. Perbandingan harga minuman bersoda coca-cola dengan produk lain.

b. Produk adalah faktor yang ada dalam suatu produk yang meneyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan tujuan produksi, kegunaan atau fungsinya termasuk di dalamnya, kenyamanan, warna, bentuk, kemasan, bahan, dan sebagainya (Handoko, 1992). Atribut yang diteliti adalah keamanan produk, rasa, kemasan dan kualitas produk.

c. Promosi adalah segala usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen, membujuk mereka agar mau membeli produk mereka. Atribut yang akan diambil meliputi frekuensi promosi penjualan, materi promosi penjualan, materi promosi penjualan, dan kreatifitas promosi.

d. Loyalitas konsumen: suatu komitmen yang mendalam untuk membeli kembali dan berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang. Ukuran loyalitas konsumen dalam penelitian ini adalah pengulangan pembelian di produk


(45)

commit to user

minuman bersoda coca-cola oleh konsumen dan merekomendasikan kepada orang lain untuk memakainya.

D.Instrumen penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh responden dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dimana dalam kuesioner sudah disediakan altenatif jawaban dari tiap item pertanyaan. Dalam pelaksanaan pengisian nantinya responden hanya diminta untuk memilih satu satu jawaban yang sekiranya cocok dengan keadaan yang dialami.

Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan yang terdiri dari harga, produk, dan promosi serta untuk mempermudah pengambilan kesimpulan dari tanggapan konsumen yang diperoleh dalam pembagian kuesioner, maka digunakan skala Likert 4 tingkat. Alternatif jawaban disesuaikan dengan skala likert yang dibuat menjadi 4 alternatif jawaban. Skala Likert melibatkan serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan sikap. Responden diminta menyatakan “ setuju” atau “tidak setuju” untuk setiap pertanyaan. Jawabannya diberi nilai yang akan merefleksikan secara konsisten sikap responden. Nilai total seluruh pernyataan dihitung untuk setiap responden. Untuk setiap jawaban akan diberi skor 1-4 yang dapat dijelaskan sebagai berikut :


(46)

b. Skor 3 untuk jawaban Setuju (S)

c. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

d. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

E. Sumber Data a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang diteliti melalui interview yang dilakukan secara langsung oleh peneliti tentang respon konsumen terhadap minuman bersoda Coca-cola.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi pustaka, majalah, koran, hasil penelitian sebelumnya, buku literatur yang ada relevansinya dengan proses dari penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Bentuk pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya secara sistematis.

2. Interview

Dengan mengadakan wawancara secara langsung kepada obyek untuk memperoleh data-data yang diperlukan sesuai dengan kuesioner yang


(47)

commit to user G. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskritif

Berisi tentang bahasan secara deskriptif mengnai jawaban yang diberikan responden pada kuesioner, analisa deskriptif dilakukan terhadap usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan serta tanggapan mereka terhadap atribut produk, harga, produk, dan promosi.

2. Analisis Data a. Uji Validitas

Analisi validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukur. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya. Validitas ditunjukkan oleh korelasi yang signifikan antara skor item pertanyaan dengan skor totalnya, skor total diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor totalnya harus signifikan, hal ini ditunjukkan oleh ukuran statistik tertentu yaitu angka korelasi. Angka korelasi yang diperoleh harus lebih besar dari critical value yang disyaratkan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

( ) ( )( )

( )

{

∑ − ∑

}

{

∑ −

( )

}

∑ − ∑ ∑ = 2 2 2

2 x N y y

x N y x xy N xy r


(48)

Dimana rxy= korelasi antara skor item pertanyaan dan skor tiap

responden

N = Jumlah sampel x = skor item

y = skor tiap responden

Σx = Jumlah total skor item

Σy = Jumlah total skor tiap responden

Taraf sinifikansi ditentukan 5%, jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar dari r tabel, berarti butir pertanyaan tersebut valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukur reliabilitas akan digunakan alat analisis alpha cronbach’s. Apabila angka alpha cronbach’s mendekati 1, maka semakin tinggi tingkat reliabilitasnya (Sekaran, 2000).


(49)

commit to user ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = 2 t σ 2 t σ 1 1 k k rtt

(Suharsini Arikanto, 1996) Keterangan :

rtt = reliabilitas instrumen

σt2 = variabel total

Σσt2 = σ variabel butir

K = banyaknya butir pertanyaan atau Σ soal

c. Uji regresi berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh atribut produk yang terdiri dari harga, kualitas produk, promosi, dan distribusi serta public relation.

Rumus yang digunakan

ei b

b b

b

Y = 0 + 1X1+ 2X2 + 3X3 +

Dimana :

b0 : Konstanta

X : Atibut harga X2 : Atribut produk


(50)

X3 : Atribut promosi

ei : Variabel pengganggu

Y : Loyalitas konsumen terhadap merek Coca-cola b1,b2 ,b3 Koefisien regresi untuk X1,X2 ,X 3

d. Uji t

Digunakan untuk mengetahui apakah independen variabel mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung semakin besar menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin besar.

Hipotesis yang diuji :

Ho : bi = 0

Ho : bi ≠ 0

1) Kriteria pengujiannya adalah dengan melihat nilai signifikansi dengan probabilitasnya (Santoso, 2001).

2) Apabila signifikansi yang diperoleh (probabilitas) lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu.

3) Apabila signifikansi yang diperoleh (probabilitas) lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel independen


(51)

commit to user

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu.

e. Uji F

Dilakukan untuk membuktikan apakah secara statistik keseluruhan variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Hipotesa yang akan diuji dengan tahapan sebagai berikut:

1) Membuat formulasi hipotesis Ho : b1 = b2 = b3 = 0

Berarti variabel independen (X) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

atau variabel bebas (Y).

Ha : b1≠b2 ≠b3≠ 0

Berarti variabel independen (X) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Y).

2) Level Signifikansi 5%, V1-k, V2-n-k-1 Mencari F-hitung dengan rumus:

(

)

(

)

(

n k

)

R 1

1 k R hitung

F 2

2

− −

− =


(52)

Keterangan: R = Koefisien determinasi

N =Jumlah sampel 3) Keputusan

Apabila F hitung tabel ≤ F tabel maka Ho: b - b = 0 diterima yang berarti veriabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila F hitung tabel ≥ F tabel maka Ho: b - b = 0 ditolak yang berarti veriabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

f. Uji Koefisien determinasi (R2)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui proses atau prosentase total variasi dalam variabel dependen yang diterangkan oleh variabel independen secara bersama-sama. R2 menggambarkan ukuran kesesuaian yaitu sejauh mana garis regresi sampel mencocokkan data. Rumusnya:

(

)

( )

( )

∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ −∑ ∑ = 2 2 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n R (Gujarati, 1999)


(53)

commit to user BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Cola-cola

Coca-cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, America Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup caramel yang kemudian dikenal sebagai coca-cola. Frank M Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian dia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal didunia.

Dr. Pemberton menjual ciptaanya dengan harga 5 sen per gelas diapotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman Cuma-Cuma, Pada tahun tersebut dia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjua hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.

Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi dilokasi penjualan penting berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian


(54)

cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.

Upaya mengiklankan merk Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong pengguanaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk\membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut “Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong produk dengan kata lain”. Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

B . Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah bagian dari keseluruhan pembeli minuman coca-cola yang telah memenuhi kriteria sampel. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 100 kuesioner yang disebarkan maka responden digolongkan ke dalam beberapa kelompok yang didasarkan atas jenis kelamin, usia dan pekerjaan.

1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin konsumen minuman merek coca-cola dapat dikelompokkan menjadi pria dan wanita. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa dari 100 responden, jumlah


(55)

commit to user

responden pria sebanyak 67 orang (67%) dan responden wanita sebanyak 33 orang (33%).

Tabel IV.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) Pria 67 67 % Wanita 33 33 % Jumlah 100 100 % Sumber : Data primer diolah

2. Karakteristik Berdasarkan Usia

Usia responden menunjukkan usia pelanggan pada saat penelitian dilakukan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan usia konsumen pembeli minuman merek coca-cola.

Tabel IV.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 23-29 7 7 % 30-36 35 35 % 37-43 15 15 % 44-50 13 13 % 51-58 19 19 % 59-65 11 11 % Jumlah 100 100 % Sumber : Data primer diolah


(56)

Dari tabel diatas berdasarkan usia, jumlah yang terbesar adalah berusia 30-36 tahun yaitu sebesar 35 orang (35%), usia antara 51-58 tahunn sebesar 19 orang (19%), usia antara 37-43 tahun sebesar 15 orang (15%), usia 37-43 tahun sebesar 13 orang (13%), usia 59-65 tahun sebesar 11 orang (11%) dan yang terkecil jumlahnya adalah responden yang berusia antara 23-29 tahun yaitu sebesar 7 orang (7%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dalam penelitian ini jenis pekerjaan responden dikelompokkan menjadi 6 kategori yaitu PNS atau POLRI, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Pelajar atau Mahasiswa dan lain-lain.

Tabel IV.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) Pegawai Negeri Sipil 17 17 % TNI atau POLRI 16 16 % Pegawai Swasta 14 14 % Pelajar atau Mahasiswa 5 5% Wiraswasta 25 25 % Lain-lain 9 9 % Jumlah 100 100 % Sumber : Data primer diolah


(57)

commit to user

Berdasarkan tabel IV.3 diatas dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai wiraswasta memiliki jumlah yang terbesar sebanyak 25 orang (25%) sedangkan responden yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa memiliki jumlah yang terkecil sebanyak 5 orang (5%)

Dengan demikian gambaran responden dalam penelitian ini secara umum adalah berjenis kelamin pria (67%) berusia 30-36 tahun (35%) dan jenis pekerjaan wiraswasta (25%).

C. Deskripsi Variabel

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana uji dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Uji validitas dilaksanakan terhadap masing-masing butir pertanyaan untuk mengetahui apakah butir pertanyaan tersebut mempunyai hubungan terhadap nilai satu skor total. Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah product moment. Berikut ini adalah hasil uji validitas untuk setiap item pertanyaan berdasarkan jawaban responden dengan menggunakan program SPSS 12 adalah:


(58)

Tabel IV.4

Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Produk

Jumlah rhitung Rtabel Keterangan 1 0.774 0,196 Valid 2 0.719 0,196 Valid 3 0.749 0,196 Valid 4 0.774 0,196 Valid 5 0,689 0,196 Valid Sumber : data primer yang diolah, 2010

Dari hasil validitas di atas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung) setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel produk dinyatakan valid karena r hitung > r tabel yaitu sebesar 0,196 dengan N=100, α = 0,05.

Tabel IV.5

Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Harga

Jumlah Rhitung Rtabel Keterangan 1 0.694 0,196 Valid 2 0.745 0,196 Valid 3 0.670 0,196 Valid 4 0.785 0,196 Valid 5 0.681 0,196 Valid Sumber: data primer yang diolah, 2010


(59)

commit to user

Dari hasil uji validitas diatas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung) setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel Harga dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel, yaitu sebesar 0,196.

Tabel IV.6

Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Promosi

Jumlah rhitung Rtabel Keterangan 1 0.748 0,196 Valid 2 0.699 0,196 Valid 3 0.733 0.196 Valid 4 0.798 0.196 Valid 5 0.598 0.196 Valid Sumber: data primer yang diolah 2010

Dari uji validitas diatas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung)

setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel iklan dinyatakan valid karena r hitung> rtabel, yaitu sebesar 0,19


(60)

Tabel IV.7

Hasil Uji Validitas Kuisioner Loyalitas

Jumlah rhitung Rtabel Keterangan 1 0.874 0,196 Valid 2 0.821 0,196 Valid 3 0.804 0,196 Valid 4 0.803 0,196 Valid 5 0.338 0,196 Valid Sumber : data primer yang diolah, 2010

Dari uji validitas diatas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung)

setiap item pertanyaan pada kuisioner variabel loyalitas dinyatakan valid karena r hitung> rtabel, yaitu sebesar 0,196.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat, stabil dan konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali dengan subjek yang sama. Dalam uji reliabilitas menggunakan rumus alpha croncbach. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 12 maka dapat diketahui reliabilitas setiap variabel.


(61)

commit to user

Tabel IV.8 Hasil Uji Reliabilitas

Jumlah r alpha rtable Keterangan Produk 0.7887 0,196 Reliabel Harga 0.7606 0,196 Reliabel Promosi 0.7610 0,196 Reliabel Loyalitas 0.8015 0,196 Reliabel Sumber : data primer yang diolah, 2010

Dari tabel IV.9 dapat diketahui bahwa r hitung > r tabel (0,196) pada taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa pertanyaan yang merupakan dimensi dari variabel produk, harga, iklan, dan loyalitas adalah reliabel, dan dapat dinyatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi karena r hitung > 0,60.

3. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan variabel penelitian

Deskripsi jawaban setiap item pertanyaan variabel pada dasarnya untuk melihat jumlah responden yang menjawab setiap alternative jawaban yang telah disediakan. Dari hasil jawaban responden yang telah diperoleh, maka dapat diketahui masing-masing jawaban yang diberikan oleh responden, disamping itu juga dapat diketahui jawaban yang pada umumnya dipilih oleh responden. Hasil dari distribusi frekuensi jawaban responden dikelompokkan pada masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(62)

Tabel IV.9

Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan variabel Penelitian

Variabel Item Pertanyaan

Jawaban Resoponden

1 2 3 4 Jml % Jml % Jml % Jml % Produk P1

P2 P3 P4 P5 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5% 36 11 17 16 24 36% 11% 17% 16% 24% 45 56 42 60 51 45% 56% 42% 60% 51% 19 33 41 24 20 19% 33% 41% 24% 20% Harga H1

H2 H3 H4 H5 1 3 0 1 3 1% 3% 0 1% 3% 10 12 15 19 19 10% 12% 15% 19% 19% 56 58 42 41 51 56% 58% 42% 41% 51% 33 27 43 39 27 33% 27% 43% 39% 27% Promosi I1

I2 I3 I4 I5 0 2 0 1 0 0 2% 0 1% 0 21 31 52 17 58 21% 31% 52% 17% 58% 41 45 52 52 58 41% 45% 52% 52% 58% 38 22 36 30 24 38% 22% 36% 30% 24%


(63)

commit to user

Loyalitas L1 L2 L3 L4 L5 2 5 2 1 0 2% 5% 2% 1% 0 24 38 25 18 3 24% 38% 25% 18% 3% 37 29 50 48 28 37% 29% 50% 48% 28% 37 28 23 33 69 37% 28% 23% 33% 69% Sumber : Data Primer yang diolah 2010

Dari tabel di atas, pada variabel produk dapat diketahui bahwa pada indikator (P1) sebanyak 64% responden menyatakan setuju dengan kemasan minuman bersoda coca-cola sederhana tapi menarik. dan sebanyak 36% menyatakan tidak setuju dengan kemasan minuman bersoda coca-cola. Pada indikator (P2), sebanyak 89% responden setuju dan akan tetap membeli minuman bersoda coca-cola walaupun ada orang yang mengatakan bahwa terdapat produk lain yang lebih enak dan 11% yang menyatakan tidak setuju tetap membeli minuman bersoda coca-cola. Pada pernyataan (P3), sebanyak 83% responden menyatakan setuju dan yakin bahwa minuman bersoda coca-cola terbuat dari soda yang berkwalitas sisanya sebanyak 17% menyatakan tidak setuju. Kemudian pada item pernyataan (P4), sebanyak 84% responden menyatakan setuju bahwa setiap hendak menghilangkan dahaga, maka akan meminum minuman bersoda coca-cola sedangkan 16% responden menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan (P5) sebanyak 71% responden menyatakan setuju bahwa minuman bersoda coca-cola mempunyai rasa yang segar dan enak


(64)

sedangkan 26 menyatakan tidak setuju bahwa minuman bersoda coca-cola mempunyai rasa yang segar dan enak.

Karakteristik jawaban responden item pertanyaan Harga (H1) sebanyak 89% menyatakan setuju bahwa ia membeli minuman bersoda coca-cola karena harganya murah dan 11% menyatakan tidak setuju..

Pada item H2 diketahui bahwa sebanyak 85% responden menyatakan setuju bahwa minuman bersoda coca-cola memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan minuman bersoda kemasan merek lain. Dan sebanyak 15% menyatakan tidak setuju. Pada item pernyataan H3 dapat diketahui sebanyak 85% responden menyatakan setuju bahwa harga minuman bersoda coca-cola naik, ia akan tetap membelinya, dan 15% tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada item pernyataan H4 sebanyak 80% responden menyatakan setuju jika ada yang mengatakan bahwa ada merek lain dengan harga yang lebih murah, maka ia akan tetap membeli minuman bersoda coca-cola dan ia tahu bahwa minuman bersoda coca-cola sering menaikkan harganya, sedangkan 20% menyatakan tidak setuju. Pada item pernyataan H5 sebanyak 78% menyatakan setuju bahwa kenaikan harga minuman bersoda coca-cola tidak terlalu tinggi, dan sisanya 22% menyatakan tidak setuju.

Karateristik jawaban responden berdasarkan item pernyataan pada variabel Promosi yaitu faktor 1 (I1) dapat diketahui bahwa sebanyak 79% responden menyatakan setuju bahwa minuman bersoda coca-cola sering


(65)

commit to user

menayangkan iklanya di berbagai media.  Dan 21% menyatakan tidak setuju. Pada item pertanyaan I2, 67% menyatakan setuju bahwa promosi minuman bersoda coca-cola sangat kreatif dan menarik dan 33% menyatakan tidak setuju. Faktor I3 88% responden menyatakan setuju setelah melihat dan mendengar promosi minuman bersoda coca-cola, saya merasa yakin untuk membelinya, dan 12% menyatakan tidak setuju.

Item pertanyaan I4 , 82% menyatakan setuju bahwa isi promosi minuman bersoda coca-cola sangat menarik sehingga bisa membangkitkan minat saya untuk membeli minuman bersoda coca-cola, sedangkan sisanya 18% menyatakan tidak setuju. Item pertanyaan I5 sebesar 82% menyatakan setuju bahwa ia membeli minuman bersoda coca-cola karena promosinya sangat menarik. Dan 18% menyatakan tidak setuju.

Item pernyataan pada variabel loyalitas pada faktor 1 (L1 ) sebesar 74% responden menyatakan setuju bahwa ia lebih suka membeli minuman bersoda coca-cola dibandingkan dengan membeli minuman bersoda merk lain, dan sisanya sebesar 26% tidak setuju. Faktor (L2) sebesar 57% responden menyatakan setuju bahwa ia berniat melanjutkan pembelian minuman bersoda coca-cola di waktu yang akan datang, sedangkan sisanya sebesar 43% tidak setuju. Pada pernyataan (L3) responden sebesar 73% menyatakan setuju bahwa ia akan terus membeli minuman bersoda coca-cola meskipun terdapat banyak merek lain yang ditawarkan di pasaran, dan 27% menyatakan tidak setuju. Pada faktor (L4) responden sebesar 82%


(66)

menyatakan setuju bahwa ketika ia mempunyai suatu kebutuhan akan minuman bersoda coca-cola ia hanya akan membeli minuman bersoda coca-cola, sedangkan 18% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dan pada faktor (L5) sebanyak 97% responden menyatakan setuju ia akan menyarankan orang kepada orang lain untuk membeli minuman bersoda coca-cola, sedangkan sisanya sebesar 3% tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

D. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor produk, harga, dan iklan terhadap loyalitas maka digunakan fungsi linear yaitu regresi linear berganda.


(67)

commit to user

Tabel IV.10

Hasil Analisis Data Regresi Linear Berganda

Variabel Koefisien Regresi T hitung T tabel Signifikan Produk 0,286 3,871 1,960 0,000 Harga 0,283 3,006 1,960 0,003 Promosi 0,177 2,378 1,960 0,019 Constanta 2,761

Adj. R square 0,730 R square 0,743 R 0,862 F hitung 54,398

Sumber: data primer yang diolah 2010

Berdasarkan persamaan linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (-2,761).

Konstanta bernilai negatif menunjukkan bahwa apabila tidak ada faktor produk (X1), harga (X2), promosi (X3) distribusi (X4) dan public relation (X5) maka loyalitas (Y) akan menurun.

b. Koefisien Produk

Nilai positif menunjukkan bahwa adanya hubungan searah yang signifikan antara faktor produk terhadap loyalitas (Y). Artinya apabila produk


(68)

coca-cola semakin baik, maka loyalitas terhadap produk minuman coca-coca-cola mengalami peningkatan.

b. Koefisien regresi faktor Harga

Koefisien regresi pada faktor harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas, yang berarti apabila harga semakin murah maka loyalitas pembeli minuman coca-cola semakin tinggi.

c. Koefisien regresi faktor Promosi

Koefisien regresi linier pada faktor iklan menunjukkan nilai positif, yaitu terdapat hubungan searah yang signifikan antara faktor iklan terhadap variabel loyalitas pada minuman merek coca-cola, dalam hal ini isi iklan minuman bersoda coca-cola sangat menarik sehingga bisa membangkitkan minat pembeli, yang berarti jika iklan semakin menarik maka loyalitas terhadap minuman coca-cola akan meningkat.

2. Analsisi Uji t

a. Pengujian pengaruh faktor produk terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola. Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 3,871 > t tabel 1,960 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor produk (X1) terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola.

b. Pengujian pengaruh faktor harga terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola.


(69)

commit to user

Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 3,006 > t tabel 1,960 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor harga (X2) terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola.

c. Pengujian pengaruh faktor promosi terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola.

Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 2,.378 > t tabel 1,960 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor promosi (X3) terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola.

4. Analisis Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel produk, harga, dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola. Dengan menggunakan α 5% dan tingkat keyakinan sebesar 95% maka besarnya F tabel adalah 2,29. Bedasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diketahui F hitung sebesar 54,398 maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa faktor produk, harga, dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pada minuman merek coca-cola.


(70)

5. Uji koefisien Determinasi (R square)

Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel dependent yang diterangkan oleh variabel independent secara bersama-sama, dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel lain tidak dapat dijelaskan. Hasil dari perhitungan R square adalah 0,743 dan koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0,730 hal ini berarti 73,00% loyalitas pada minuman merek coca-cola dipengaruhi oleh faktor produk, harga, dan promosi sedangkan sisanya sebesar 27,00% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Misalnya place (tempat penjualan), pengaruh faktor biaya perpindahan dan keluhan konsumen, mengacu pada teori dari Fornell, C.(1992) mengatakan bahwa Tse dan Wilton juga menemukan bahwa ada pengaruh langsung dari

perceived performance terhadap kepuasan pelanggan. Pengaruh perceived performance tersebut lebih kuat daripada expectations didalam penentuan kepuasan pelanggan. Oleh karena kepuasan akan menimbulkan loyalitas pelanggan, maka loyalitas sebagai variabel endogenous disebabkan oleh suatu kombinasi dari kepuasan, rintangan pengalihan (switching barrier) pemasok, dan keluhan.

E.Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan, diketahui bahwa faktor produk, harga, dan promosi bertanda positif, hal ini


(71)

commit to user

berarti setiap terjadi kenaikan faktor produk, harga, dan promosi maka loyalitas akan mengalami kenaikan atau mengalami perubahan secara searah.

1. Pengaruh produk terhadap loyalitas.

Hasil penelitian, produk terhadap loyalitas menunjukkan ada pengaruh yang signifikan. Konsumen pada awalnya tertarik membeli produk apabila produk tersebut mampu memuaskan kebutuhannya. Setelah mereka mengetahui kualitas produk tersebut maka konsumen akan membuat keputusan pembelian ulang atau perpindahan merek. Salah satu faktor penting yang dapat membuat puas adalah kualitas. Ini dapat digunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya. Pemasar yang kurang atau tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen. Jika pemasar sangat memperhatikan kualitas, loyalitas konsumen pada merek yang ditawarkan akan mudah untuk diperoleh. Kualitas ini merupakan faktor kunci untuk menciptakan loyaliats jangka panjang. Hal ini sesuai dengan teori oleh Parasuraman et.al pada tahun 1988 yang mengatakan bahwa produk merupakan kualitas layanan yang diberikan perusahaan berkaitan dengan semua atribut yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan, seperti rasa, kemasan, kualitas dan lain sebagainya. Pelayanan terhadap produk diarahkan agar produk yang diterima sesuai dengan harapan pelanggan (reliability), yang mengarah pada loyalitas pelanggan.


(72)

2. Pengaruh Harga terhadap Loyalitas

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas, karena kualitas layanan terhadap harga adalah kebijaksanaan perusahaan yang diberikan kepada konsumen dan

retailer dalam hal harga. Salah satu bentuk pelayanannya adalah pemberlakuan strategi MRP (Managing Retailer Price) untuk melayani segmen school channel sehingga harga yang diberlakukan berbeda dengan harga umum di pasar. Hal ini didukung oleh Dharmamesta, 1991 yang mengatakan beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada merek-merek yang berkualitas tinggi jika produk-produk itu ditawarkan dengan harga yang wajar . Berdasarkan teori tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembeli atau konsumen akan tetap loyal pada merek-merek yang berkualitas, bergengsi, atau ekslusif apabila ditawarkan dengan harga yang wajar. Selain itu terdapat tipe konsumen yang loyal pada produk dengan harga yang murah.

3. Pengaruh Promositerhadap loyalitas.

Hasil regresi menunjukkan bahwa iklan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas. Menurut Dharmamesta promosi atau iklan adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada suatu tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan menurut Kotler, (2000) Para penjual seringkali beranggapan bahwa promosi penjualan


(73)

commit to user

merupakan alat untuk meruntuhkan loyalitas pembeli terhadap merek barang tersebut. Jadi pada dasarnya periklanan adalah bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran atas produk yang ditawarkan perusahaan.


(74)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data mengenai Persepsi Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Minuman Bersoda Coca-Cola Di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pada konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.

2. Faktor harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pada konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.

3. Faktor promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pada konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.

4. Berdasarkan hasil perhitungan, pada nilai Adjusted R Square untuk pengujian pengaruh variabel produk, harga, iklan, distribusi dan public relation dengan variabel loyalitas konsumen sebesar 0,730 hal ini berarti 73,00% loyalitas pada minuman merek coca-cola dipengaruhi oleh faktor


(75)

commit to user

produk, harga, dan promosi sedangkan sisanya sebesar 27,00% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

B. Keterbatasan Penelitian

Dengan adanya keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga penelitian ini dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah akan diteliti. Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dikarenakan jumlah responden penelitian hanya 100 responden, yang diperoleh dari konsumen minuman bersoda coca-sola maka data yang diperoleh hanya berlaku pada konsumen minuman bersoda coca-cola di perumaahan Josroyo Jaten Karanganyar, belum dapat menggambarkan kondisi pasar secara luas. Sehubungan dengan masalah tersebut disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan responden dalam jumlah yang lebih besar dan dalam wilayah yang lebih luas agar dapat diperoleh gambaran kondisi pasar yang lebih nyata dan berarti bagi perusahaan.

2. Penelitian ini hanya meneliti tiga faktor, yaitu produk, harga, dan promosi. Dikarenakan masih ada beberapa variabel-variabel di luar penelitian yang mempengaruhi kesetiaan terhadap merek, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel-variabel yang mempengaruhi kesetiaan terhadap merek, contohnya seperti variabel


(76)

switching cost dan keluhan ke dalam penelitiannya, sehingga diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen.

C. Saran

1. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel produk merupakan variabel yang paling dominan, oleh karena itu disarankan kepada perusahaan coca-cola untuk memperhatikan faktor produk kepada pelanggan, misalnya dengan menjaga rasa, keamanan produk, kemasan dan kualitas produk pada minuman coca-cola

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan antara masih adanya variabel-variabel di luar penelitian yang mempengaruhi loyalitas konsumen, karena akan memperbaiki generalisasi hasil penelitian serta memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi dan dari aspek sampling jumlah responden penelitian hanya sebesar 100 responden maka data yang diperoleh belum dapat menggambarkan perilaku konsumen secara luas sehingga disarankan bagi penelitian yang akan datang untuk menambah sampel secara luas agar dapat diperoleh gambaran kondisi pasar yang lebih nyata dan berarti bagi perusahaan.


(1)

commit to user

berarti setiap terjadi kenaikan faktor produk, harga, dan promosi maka loyalitas akan mengalami kenaikan atau mengalami perubahan secara searah.

1. Pengaruh produk terhadap loyalitas.

Hasil penelitian, produk terhadap loyalitas menunjukkan ada pengaruh yang signifikan. Konsumen pada awalnya tertarik membeli produk apabila produk tersebut mampu memuaskan kebutuhannya. Setelah mereka mengetahui kualitas produk tersebut maka konsumen akan membuat keputusan pembelian ulang atau perpindahan merek. Salah satu faktor penting yang dapat membuat puas adalah kualitas. Ini dapat digunakan oleh pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya. Pemasar yang kurang atau tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen. Jika pemasar sangat memperhatikan kualitas, loyalitas konsumen pada merek yang ditawarkan akan mudah untuk diperoleh. Kualitas ini merupakan faktor kunci untuk menciptakan loyaliats jangka panjang. Hal ini sesuai dengan teori oleh Parasuraman et.al pada tahun 1988 yang mengatakan bahwa produk merupakan kualitas layanan yang diberikan perusahaan berkaitan dengan semua atribut yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan, seperti rasa, kemasan, kualitas dan lain sebagainya. Pelayanan terhadap produk diarahkan agar produk yang diterima sesuai dengan harapan pelanggan (reliability), yang mengarah pada loyalitas pelanggan.


(2)

2. Pengaruh Harga terhadap Loyalitas

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas, karena kualitas layanan terhadap harga adalah kebijaksanaan perusahaan yang diberikan kepada konsumen dan retailer dalam hal harga. Salah satu bentuk pelayanannya adalah pemberlakuan strategi MRP (Managing Retailer Price) untuk melayani segmen school channel sehingga harga yang diberlakukan berbeda dengan harga umum di pasar. Hal ini didukung oleh Dharmamesta, 1991 yang mengatakan beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada merek-merek yang berkualitas tinggi jika produk-produk itu ditawarkan dengan harga yang wajar . Berdasarkan teori tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembeli atau konsumen akan tetap loyal pada merek-merek yang berkualitas, bergengsi, atau ekslusif apabila ditawarkan dengan harga yang wajar. Selain itu terdapat tipe konsumen yang loyal pada produk dengan harga yang murah.

3. Pengaruh Promosi terhadap loyalitas.

Hasil regresi menunjukkan bahwa iklan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas. Menurut Dharmamesta promosi atau iklan adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada suatu tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan menurut Kotler,


(3)

commit to user

merupakan alat untuk meruntuhkan loyalitas pembeli terhadap merek barang tersebut. Jadi pada dasarnya periklanan adalah bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran atas produk yang ditawarkan perusahaan.


(4)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data mengenai Persepsi Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Minuman Bersoda Coca-Cola Di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas

pada konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.

2. Faktor harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas

pada konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.

3. Faktor promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas

pada konsumen pada minuman bersoda coca-cola di Perumahan Josroyo Jaten Karanganyar.

4. Berdasarkan hasil perhitungan, pada nilai Adjusted R Square untuk

pengujian pengaruh variabel produk, harga, iklan, distribusi dan public relation dengan variabel loyalitas konsumen sebesar 0,730 hal ini berarti 73,00% loyalitas pada minuman merek coca-cola dipengaruhi oleh faktor


(5)

commit to user

produk, harga, dan promosi sedangkan sisanya sebesar 27,00% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

B. Keterbatasan Penelitian

Dengan adanya keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga penelitian ini dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah akan diteliti. Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dikarenakan jumlah responden penelitian hanya 100 responden, yang

diperoleh dari konsumen minuman bersoda coca-sola maka data yang diperoleh hanya berlaku pada konsumen minuman bersoda coca-cola di perumaahan Josroyo Jaten Karanganyar, belum dapat menggambarkan kondisi pasar secara luas. Sehubungan dengan masalah tersebut disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan responden dalam jumlah yang lebih besar dan dalam wilayah yang lebih luas agar dapat diperoleh gambaran kondisi pasar yang lebih nyata dan berarti bagi perusahaan.

2. Penelitian ini hanya meneliti tiga faktor, yaitu produk, harga, dan promosi.

Dikarenakan masih ada beberapa variabel-variabel di luar penelitian yang mempengaruhi kesetiaan terhadap merek, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel-variabel yang mempengaruhi kesetiaan terhadap merek, contohnya seperti variabel


(6)

switching cost dan keluhan ke dalam penelitiannya, sehingga diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen.

C. Saran

1. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel produk merupakan variabel yang paling dominan, oleh karena itu disarankan kepada perusahaan coca-cola untuk memperhatikan faktor produk kepada pelanggan, misalnya dengan menjaga rasa, keamanan produk, kemasan dan kualitas produk pada minuman coca-cola

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan antara masih adanya variabel-variabel di luar penelitian yang mempengaruhi loyalitas konsumen, karena akan memperbaiki generalisasi hasil penelitian serta memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi dan dari aspek sampling jumlah responden penelitian hanya sebesar 100 responden maka data yang diperoleh belum dapat menggambarkan perilaku konsumen secara luas sehingga disarankan bagi penelitian yang akan datang untuk menambah sampel secara luas agar dapat diperoleh gambaran kondisi pasar yang lebih nyata dan berarti bagi perusahaan.