ke jaringan. Dengan beberapa kali mengklik tombol mouse kita akan masuk ke lautan informasi dan hiburan yang ada di seluruh dunia.
6. Film
Dalam Teori Komunikasi Massa Vivian, 2008:159-160 dikatakan bahwa pengalaman menonton film di ruang gelap telah dinikmati orang sejak masa awal
munculnya medium ini. Ini adalah pengalaman hebat, yang membuat film memiliki kekuatan spesial dalam membentuk nilai-nilai kultural.
Film bisa membuat orang tertahan, setidaknya saat mereka menontonnya, secara lebih intens ketimbang medium lainnya. Film adalah bagian kehidupan
sehari-hari kita dalam banyak hal. Bahkan cara kita bicara sangat dipengaruhi oleh metafora film.
Dari beberapa bentuk media massa yang telah dijabarkan di atas, selanjutnya peneliti akan lebih memfokuskan pada bentuk media massa yaitu film
sesuai dengan objek penelitian ini.
2.3.2 Film Sebagai Media Massa
Gambar bergerak atau sering juga disebut film adalah bentuk dominan dari komunikasi visual di belahan dunia ini. Film lebih dahulu menjadi media hiburan
dibanding radio siaran dan televisi. Menonton film ke bioskop ini menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an
Ardianto, Komala, Karlinah, 2009:143. Dalam Undang-Undang No 33 Tahun 2009 tentang perfilman pada Bab 1
Pasal 1 menyatakan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah
sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Film merupakan kajian yang sangat relevan dengan analisis struktural atau semiotika. Menurut Van
Zoest Sobur,2004:128 mengatakan bahwa film dibangun dengan tanda-tanda. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik
untuk mencapai efek yang diharapkan. Hal yang sangat penting dalam film adalah
Universitas Sumatera Utara
gambar dan suara dimana kata yang diucapkan ditambah dengan suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar dan musik film.
Film adalah bagian dari media komunikasi dalam bentuk elektronik dan merupakan sebuah teknologi baru. Film hampir menjadi media massa yang
sesungguhnya dalam artian film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dan cepat sehingga film memiliki kekuatan dan kemampuan yang sangat potensial
dalam mempengaruhi khalayak. Sudah banyak ahli melakukan penilitian untuk melihat dampak film yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan hasilnya
menunjukkan bahwa film dan masyarakat dipahami secara linear. Artinya, film sangat berperan penting untuk mempengaruhi dan membentuk masyarakat
berdasarkan muatan pesan message. Film merupakan suatu media yang mempunyai peranan penting dalam
menyampaikan pesan dan pengaruhnya sangat kuat terhadap masyarakat. Zaman modern ini, masyarakat sangat ketagihan akan alur cerita maupun visualisasi
yang ditampilkan. Banyak khalayak datang ke bioskop hanya untuk sekedar menonton film yang menjadi favoritnya dan yang selama ini ditunggu-tunggu
sehingga tujuan khalayak menonton film ingin memperoleh hiburan. Tidak hanya hiburan saja, film juga hadir untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat
informatif, edukatif bahkan persuasif. Menurut McQuail 1987 dalam Jurnal Representasi Feminisme dalam
film sex and the city 2, film sebagai bentuk media massa memilki ide dasar mengenai tujuan media dalam masyarakat
1. Informasi
a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat
dan dunia b.
Menunjukkan hubungan kekuasaan. c.
Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan. 2.
Korelasi a.
Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi. b.
Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan. c.
Melakukan sosialisasi. d.
Mengkoordinasi beberapa kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
e. Membentuk kesepakatan.
f. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.
3. Kesinambungan
a. Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan
khusus subcultural serta perkembangan budaya baru. b.
Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. 4.
Hiburan a.
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi. b.
Meredakan ketegangan sosial. 5.
Mobilisasi a.
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala dalam bidang agama,
seni dan budaya.
2.3.2.1 Jenis-jenis Film
Dalam Vera, 2014:95, pada dasarnya film dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu
1. Film Fiksi
Film Fiksi sering juga disebut sebagai film cerita. Film fiksi atau film cerita dibuat berdasarkan kisah fiktif. Film ini dibagi menjadi dua yaitu film cerita
pendek dan film cerita panjang. Film cerita pendek berdurasi dibawah 60 menit dan film cerita panjang berdurasi 90-100 menit, ada juga film yang berdurasi
sampai 120 menit. Film fiksi atau film cerita memiliki banyak genre yaitu film drama, film laga action, film komedi, film horor, film animasi, film science
fiction , film musikal, dan film kartun.
2. Film Non Fiksi
Film Non Fiksi disebut juga dengan film non cerita. Film dokumenter merupakan contoh dari film non fiksi. Film dokumenter yaitu film yang
menampilkan dokumentasi sebuah kejadian baik alam, flora, fauna ataupun manusia.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, Erdiyanto dan Erdiyana menyatakan bahwa penting sekali mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan
karakteristiknya. Sehingga dalam Erdiyanto Erdiyana, 2004:138 yang menjadi jenis-jenis film adalah sebagai berikut
1. Film Cerita
Jenis film ini adalah film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini menjadi
film dagangan. Tema yang diangkat menjadi topik dalam jenis film ini bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi sehingga ada
unsur menarik dari segi jalan cerita ataupun gambar yang dipertontonkan 2.
Film Berita Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang
benar-benar terjadi. Film yang disajikan kepada publik megandung nilai berita news value oleh karena itu sifatnya adalah berita. Film berita ini dapat langsung
direkam dengan suaranya atau film beritanya bisu tetapi pembaca berita yang membacakan narasi.
3. Film Dokumenter
Film ini berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan. Film dokumenter merupakan hasil interpretasi pembuat film mengenai kenyataan
tersebut. Film jenis ini biasanya menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa, tokoh-tokoh atau biografi dan lokasi-lokasi yang nyata. Cara
pengemasan jenis film ini sangat sederhana agar penonton mudah untuk memahami isi dari film tersebut
4. Film Kartun
Film kartun cartoon film dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sebagian besar film kartun akan membuat para penonton tertawa karena film kartun sering
sekali menampilkan kelucuan-kelucuan dari tokoh pemainnya. Tidak jarang juga film kartun memunculkan perasaan iba pada penontonnya karena penderitaan
yang dialami tokohnya. Namun ada juga film kartun yang mengandung pesan-
Universitas Sumatera Utara
pesan pendidikan yang menunjukkan tokoh jahat dan baik dan pada akhirnya tokoh baiklah yang menang.
2.3.2.2 Genre Film
Selain Jenisnya, Film dapat diklasifikasikan berdasarkan genre. Istilah genre
berasal dari bahasa Prancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”. Menurut Pratista 2008 dalam Jurnal Representasi Feminisme dalam film sex and the city
2 di dalam film, genre diartikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola yang sama khas seperti setting, isi, dan
subjek cerita, tema, struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood
, serta karakter. Sedangkan fungsi utama dari genre adalah membantu kita memilah-milah atau mengklasifikasikan film-film yang ada sehingga lebih mudah
untuk mengenalinya Genre
adalah klasifikasi tertentu pada sebuah film yang memiliki ciri tertentu, dalam film fiksi maupun film cerita antara lain, sebagai berikut : Vera,
2014:95-96 1.
Film drama 2.
Film laga action 3.
Film komedi 4.
Film animasi 5.
Film science fiction 6.
Film musical 7.
Film kartun
2.3.2.3 Karakteristik Film
Begitu banyak media yang dijadikan sebagai alat untuk penyampaian pesan kepada khalayak, salah satunya adalah film. Film merupakan salah satu
media yang sangat digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu untuk membedakannya dengan media lain, para ahli mencoba untuk menjelaskan faktor-
faktor yang menunjukkan karakteristik film, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Layar yang lebarluas
Media yang hampir sama dengan film adalah televisi, sehingga dalam hal layar film dan televisi sama-sama menggunakannya, tetapi hal yang membedakan
diantara keduanya adalah media film menggunakan layar yang berukuran luas. Walaupun di era modern ini televisi juga dapat menggunakan layar yang luas
tetapi itu hanya digunakan pada waktu khusus saja. Layar film memberikan keleluasaan bagi penontonnya untuk melihat adegan yang ditunjukkan dalam film
2. Pengambilan Gambar
Seperti sudah dijelaskan bahwa film mempunyai layar yang lebar dan luas, hal ini berdampak dalam pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop harus
dari jarak jauh atau extreme long shot dan panoramic shot yaitu pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana
sesungguhnya, sehingga film semakin terlihat menarik. Panoramic shot dilakukan untuk memberikan suguhan gambaran yang sangat baik dan cukup tentang daerah
yang dijadikan lokasi film. 3.
Konsentrasi Penuh Bioskop merupakan tempat pertama kali dalam penayangan film-film yang
baru diluncurkan. Dalam tempat ini, penonton akan terbebas dari keramaian dan hiruk pikuk karena ruangan yang kedap suara. Layar merupakan satu-satunya
tujuan dari mata para penonton sehingga konsentrasi penonton yang sepenuhnya terhadap film membuat penonton akan terbawa suasana dalam alur cerita.
4. Identifikasi Psikologis
Pengaruh film terhadap keadaan psikologis penonton tidak hanya terjadi ketika penonton menikmati film tersebut dalam bioskop atau tidak hanya selama
penonton duduk dan menonton film, tetapi pengaruh film ini akan terjadi dalam waktu yang cukup lama, misalnya perilaku imitasi seperti cara berpakaian
maupun model rambut. Perilaku imitasi ini akan banyak dilakukan oleh anak-anak dan generasi muda, walaupun terkadang orang dewasa juga ada yang melakukan
perilaku ini.
2.3.3 Teknik Pengambilan Gambar